LANDASAN TEORI
3.1. Hidrologi
Air yang berada di bumi, langsung ataupun tidak langsung berasal dari air hujan.
Ada dua syarat yang harus dipenuhi untuk terjadinya proses pembentukan hujan :
- tersedianya udara lembab
- tersedianya sarana, keadaan yang dapat mengangkat udara tersebut ke atas
sehingga terjadi kondensasi
Udara lembab biasanya terjadi karena adanya gerakan udara mendatar, terutama sekali
yang berasal dari atas lautan.
S
XT X (YT Yn )
Sn
dimana :
XT = nilai curah hujan rencana yang diramalkan
X = nilai curah hujan rata-rata dari data/sampel
YT = nilai variasi reduksi dari variabel yang diramalkan
Yn = nilai variasi reduksi rata-rata dari jumlah data/sample
S = simpangan baku dari populasi atau data/sample
Sn = simpangan baku dari variasi reduksi rata-rata
T = perioda ulang (tahun)
(n 1) m
Yn ln ln
n 1
dimana :
n = jumlah data
m = 1,2,3,,n = urutan
NO Yn NO Yn
1 3.42 16 0.32029204
2 2.71 17 0.22950138
3 2.28 18 0.1403686
4 1.98 19 0.0522616
5 1.74 20 -0.0354559
6 1.54 21 -0.1234577
7 1.36 22 -0.2124972
8 1.21 23 -0.3034661
9 1.07 24 -0.3974847
10 0.94 25 -0.4960537
11 0.82 26 -0.601333
12 0.71 27 -0.7167137
13 0.61 28 -0.8481724
14 0.51 29 -1.0082645
15 0.41 30 -1.233722
Yn
Y n
n
16.087
Yn = 0,536
30
Sn Y n Yn
n 1
16.087 0.536
Sn
30 1
Sn = 0.732
m
( X T ) 24 24
I
24 t
Dimana:
I : Intensitas hujan untuk waktu t (mm/jam)
XT : Curah Hujan 24 jam atau harian (mm)
m : Faktor konversi, untuk Indonesia digunakan 2/3
Harga Intensitas yang digunakan adalah dalam waktu satu jam
Q = 0.278 CIA
Dimana,
Q = debit (m3 /S)
C = Koefisien Limpasan
I = Intensitas Hujan
A = Luas Daerah (km2)
Beberapa asumsi yang dapat digunakan dalam penggunaan rumus ini adalah :
- frekuensi hujan adalah sama dengan frekuensi limpasan
- hujan terdistribusi merata di seluruh daerah
- debit maksimal/debit puncak merupakan fungsi intensitas hujan dan tercapai pada
akhir waktu konsentrasi