Studi Kasus:
“Analisis Mine Dewatering Pada Tambang Terbuka Batubara PT. Allied Indo
CoalJaya, Desa Salak Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto
Oleh:
Roy olivera
BP. 2009/98011
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
Barat dengan luas areal 372,40 hektar di sebagian wilayah Ex. PKP2B PT.
PT. Allied Indo CoalJaya yaitu kawasan pinjam pakai kawasan hutan antara
Hutan Reboisasi.
tambang terbuka (Open Cut Mine) skala kecil dengan produksi ± 4.000 ton per
4
Kegiatan tambang terbuka dilakukan dengan mengupas lapisan tanah
dan lapisan batuan penutup secara berjenjang membentuk teras. Lapisan tanah
setebal 40 cm serta pengupasan lapisan tanah (sub soil / tanah merah) sampai
pengambilan batubara.
untuk mendapatkan kualitas dan ukuran butir yang diinginkan. Setelah melalui
proses (sizing & blending), batubara diangkut dengan dump truck ke PLTU
Sijantang, Talawi.
B. Deskripsi Proyek
1. Lokasi dan Kuasa Eksplorasi
Secara geografis wilayah KP PT. AIC Jaya berada pada posisi 100 0 46’48” -
100048’47” BT dan 000 35’34” – 000 36’59” LS, dengan batas lokasi kegiatan
sebagai berikut:
Sebelah Utara: Wilayah desa Batu Tanjung dan desa Tumpuak Tangah,
Sebelah Timur : Wilayah Jorong Bukit Bua dan Koto Panjang Nagari
Kota
Sawahlunto
Sebelah Barat : Wilayah desa Salak dan desa Sijantang Koto, Kecamatan
Provinsi Sumatera Barat. Dari kota Padang kurang lebih berjarak ± 100 km ke
Untuk lebih jelasnya lokasi kesampaian wilayah Kota Sawahlunto dapat dilihat
0 LS
0 35 km
Gambar 1. Peta Kesampaian Wilayah KP PT. Allied Indo Coaljaya
(pH) setiap lapisan berkisar antara 4,4 hingga 4,8(Pemetaan Tanah dan
tanah yang bereaksi asam. Tanah tersebut relatif berat mengalami erosi
akibat hubungan yang erat antara sifat-sifat tanah dengan topograi dan
mengetahui tingkat pencemaran kualitas air maka secara rutin PT. AIC Jaya
pada umumnya memiliki daya hantar listrik yang relatif tinggi mengandung
unsur penurut khususnya Hg, Pb, dan Cr. Daya hantar listrik memberi
petunjuk bahwa air bawah tanah merupakan lingkungan yang baik untuk
aktifitas biologis. Diperkirakan bakteri akan sangat mudah berkembang di
air bawah tanah tidak digunakan sebagai sumber air minum. Adanya nitrat
dan pH yang rendah pada air bawah tanah dapat juga berbahaya terhadap
iklim tropis basah (tropical humid climate) serta mempunyai dua musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada saat curah hujan berada pada
tambang tidak dapat dilalui kendaraan, atau material yang akan di crusher
menjadi basah. Data curah hujan dapat dilihat pada lampiran B dan C.
3 Penyaliran tambang
Area penambangan pada PT. Allied Indo Coal Jaya telah mencapai
seluruh aliran air tersebut masuk ke dalam pit. Hal ini tentu saja menjadi
kecil.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibuat sump di
PEMBAHASAN
A. Perumusan Masalah
Tambang terbuka merupakan salah satu metode penambangan, dimana
bebas. Elemen-elemen dari pengaruh cuaca atau udara bebas itu diantaranya
adalah hujan, panas, tekanan udara dan sebagainya yang dapat mempengaruhi
kondisi tempat kerja, kondisi alat kerja dan pekerja itu sendiri yang selanjutnya
banyaknya air yang terdapat di sekitar front penambangan. Air yang terdapat di
sekitar front penambangan ini berasal dari air hujan dan air tanah. Di samping
menggenangi lokasi kerja air juga membuat jalan menjadi licin sehingga alat
Untuk dapat mengetahui cara pengendalian air yang benar tentu harus
mengetahui sumber dan perilaku air terlebih dahulu karena tambang akan
pada masalah air. Penanganan masalah air di dalam tambang terbuka dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu mine drainage dan mine dewatering. Mine
36
drainage merupakan usaha untuk mencegah masuknya air ke dalam tambang,
mengeluarkan air yang telah masuk ke areal penambangan. Pada saat ini PT.
menggunakan pompa, maka dari itu penulis ingin mengamati dan menganalisa
apakah sistem mine dewatering sekarang ini sudah bisa dikatakan dapat
menyelesaikan masalah air yang ada pada tambang atau belum dilihat dari
Seperti yang telah dijelaskan tersebut di atas maka penulis mencoba untuk
mengkaji lebih dalam permasalahan tersebut yang akan penulis tuangkan dalam
Terbuka Batubara PT. Allied Indo CoalJaya, Desa Salak Kecamatan Talawi
dari data curah hujan dan juga debit air tanah sehingga didapatkan debit air
yang membentuk daur. Secara umum daur hidrologi terjadi karena air yang
menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut akan terkondensasi dan
kembali jatuh ke bumi. Kejadian ini disebut presipitasi yang dapat berbentuk
hujan , salju, atau embun. Peristiwa perubahan air menjadi uap air dan
penguapan air dari tanaman disebut transipirasi. Jika kedua proses ini terjadi
1) Presipitasi
Presipitasi adalah istilah umum untuk menyatakan uap air
berbentuk cair disebut hujan dan jika berupa padat disebut salju.
Sumber : Hidrogeologi Umum oleh Prof.Dr.Ir. Deny Juanda Puradimaja,
dan kemampuan tanah untuk dapat dirembes air disebut daya rembesan
(permeability).
3) Limpasan (Run off)
Limpasan adalah semua air yang mengalir akibat hujan yang
bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang paling rendah
Tabel 1.
tambang
Sumber : Diktat Kuliah Penyaliran Tambang oleh Dr.Ir. Rudy Sayoga
tanah (di bawah permukaan), air tersebut berada di bawah ruang pori
antara butir dan di dalam rekahan-rekahan batuan (air celah). Uap air
yang tipis karena kapilaritas. Uap air akan ditahan pada celah-celah
tanah terhadap gaya grafitasi oleh gaya yang disebut tegangan
1) Akuifer tertekan
Adalah akuifer yang seluruhnya bersifat jenuh air dan
saja bersifat jenuh air dilapisi oleh lapisan kedap air dan batas
atasnya adalah muka air tanah. Air tanah tak tertekan disebut
dialasi oleh lapisan kedap air ataupun oleh lapisan semi lulus
meluluskan air.
c) Aquiclude
Aquiclude adalah lapisan batuan atau tanah yang dapat
Pengaruh atau efek tidak langsung dari air tambang (air tanah maupun
ini diuraikan efek langsung maupun tidak langsung dari air terhadap aktifitas
lainnya.
2) Longsoran lereng akibat resapan air dapat menghentikan aktifitas
penanganan material.
2) Menambah waktu dan biaya perawatan (maintenance) alat, ban, atau
suatu daerah tambang akan mempengaruhi besar kecilnya air yang masuk
ke daerah tambang.
Curah hujan merupakan data yang paling utama dalam perencanaan
kegiatan penirisan tambang terbuka. Data curah hujan dapat diukur dengan
alat pengukur curah hujan, ada dua jenis alat pengukur curah hujan, alat
ukur manual dan otomatis. Alat pengukur curah hujan ini harus diletakkan
di tempat terbuka agar air hujan yang jatuh tidak terhalangi oleh pepohonan
ataupun bangunan. Satuan curah hujan adalah milimeter (mm) yang berarti
jumlah air hujan yang jatuh pada satuan luas tertentu, jadi 1 mm curah
hujan berarti pada luas 1 m2 area jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 1
liter.
1) Daerah Tangkapan Hujan (catchment area)
Daerah tangkapan hujan (catchment area) adalah luas permukaan
dimana jika terjadinya hujan, maka air hujan tersebut akan mengalir ke
daerah yang lebih rendah dan menuju titik pengaliran. Air hujan yang
terisi maka terjadi air limpasan dan akan mengalir ke tempat yang
penggunungan.
2) Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan adalah besar curah hujan (mm) yang terjadi
Curah hujan
Keadaan hujan
1 jam 24 jam
Hujan sangat ringan <1 mm <5 mm
Hujan ringan 1-5 mm 5.20 mm
Hujan normal 5-10 mm 20.50 mm
Hujan lebat 10-15 mm 50.100 mm
Hujan sangat lebat > 20 mm
>100 mm
Sumber : Diktat Kuliah Penyaliran Tambang oleh Dr.Ir. Rudy Sayoga
(Juanda, 2004)
atau hujan yang turun dalam waktu n tahun. Jika suatu data curah hujan
Person.
Rumus metoda Log person yaitu:
Log Rt = Log + Gx . Si (Juanda, 2004)
Dimana:
Log Rt = Curah hujan rancangan metode Log Person
Log xi = Curah hujan maksimum rata-rata selama tahun
pengamatan
Gx = Kala ulang
Si = Harga simpangan baku
Cs = (Juanda, 2004)
Si = (Juanda, 2004)
c. Penyaliran Tambang
Penyaliran tambang adalah upaya atau kegiatan penataan air yang
Penanganan air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu mine drainage dan mine dewatering. Mine drainage adalah
mine dewatering adalah upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk
air hujan ataupun air tanah yang masuk ke daerah tambang sebelum air
unit atau lebih. Kapasitas pompa harus disesuaikan dengan debit air
luar tambang.
b. Sistem penyaliran terpusat
Pada sistem penyaliran terpusat dibuat sump-sump pada
dibuat untuk jangka waktu yang cukup lama. Sump jenjang ini
tambang terbuka sistem open cut. Saluran horizontal yang dibuat dari
pada setiap jenjang. Pembuangan air dengan sistem adit sangat mahal,
d. Pompa
1) Pengertian Pompa
Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan air
di daerah tambang, baik itu air tanah maupun air bawah tanah. Jenis
kapasitasnya besar.
Dalam pemilihan pompa, kita harus menyesuaikan dengan beberapa
faktor, yaitu:
1) Lokasi Pemindahan air
Dalam pemilihan pompa, lokasi pemindahan air tambang
yang tinggi dengan PH 5-7, biasanya berasal dari air resapan yang
jenis pompa.
6) Kapasitas pompa
Kapasitas pompa yaitu jumlah volume air yang dapat di
aksesoris lainya.
pipa (m).
Keterangan:
Hf = Head kerugian gesekan pada pipa (m)
f = Faktor kekasaran
L = Panjang pipa aliran (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan (m/detik)
g = Gravitasi (m/detik2)
c) Hv merupakan head kecepatan keluar (m).
Keterangan:
V = Kecepatan (m/dt)
g = Gravitasi (m/dt2)
d) Hsv merupakan kehilangan energi akibat fitting-fitting dan
a. Pemecahan Masalah
Dalam penyaliran tambang, kegiatan yang dilakukan adalah
ini meliputi air limpasan permukaan seperti air sungai, rawa, danau,
berasal dari air permukaan dan air tanah. Air yang tergenang pada sump
berupa tanah gundul. Air dari catchment area akan langsung masuk ke
lokasi tambang dalam bentuk limpasan. Air yang masuk ke dalam area
penambangan PT. Allied Indo CoalJaya adalah air permukaan, dimana air
tanah ini berupa air hujan dan juga air tanah yang dapat berupa mata air
adalah pompa sentrifugal Tenar S1115 dengan sistem seri, pompa yang
digunakan 2 unit dengan satu pompa utama yang diletakan didekat sump
dan satu lagi sebagai Booster yang artinya pompa kedua digunakan
sebagai penerus air setelah dipompakan dari pompa utama yang kemudian
sungai.
Lokasi Penambangan
Dalam penghitungan debit air yang masuk ke catcment areal pada
dalam perhitungan debit air yang masuk ke area tersebut di atas adalah:
a. Perhitungan nilai log xi dari data curah hujan
b. Perhitungan log xi rata-rata
c. Perhitungan nilai
d. Perhitungan nilai
e. Perhitungan simpanan baku (Si)
Si = (Juanda, 2004)
Cs = (Juanda, 2004)
Perhitungan Log Rt
Log Rt = Log xi + Gx.Si (Juanda, 2004)
Perhitungan nilai tc
tc = 0,0195 x L 0,77 x S -3,85 (Juanda, 2004)
dimana:
tc = Waktu konsentrasi (menit)
L = Panjang aliran (m)
S = Kemiringan
g. Perhitungan nilai curah hujan (I)
(Juanda, 2004)
Debit air tanah = luas sumur uji x tinggi kenaikan air rata - rata
menganalisis tentang head statis, head friction, head kecepatan keluar dan
buang (m).
Hs = h1 – h2 (Sularso, 1983: 26)
Dimana:
h1 = Elevasi pipa buang
h2 = Elevasi pipa hisap
b. Hf (head friction) yaitu kerugian energi akibat gesekan pada pipa (m).
Keterangan:
Hf = Head kerugian gesekan pada pipa (m)
f = Faktor kekasaran
L = Panjang pipa aliran (m)
D = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan (m/detik)
g = Gravitasi (m/detik2)
c. Hv merupakan head kecepatan keluar (m).
Keterangan:
V = Kecepatan (m/dt)
g = Gravitasi (m/dt2)
d. Hsv merupakan kehilangan energi akibat fitting-fitting dan
BAB III
ANALISA DATA
1. Data
Data yang penulis gunakan dalam analisa perhitungan debit hujan total
Tabel 3.
Menghitung Curah Hujan Rancangan
Rata-Rata 1,789
Log =
= 1,789
b) Perhitungan simpangan baku (Si)
Si =
= 0,08347
c) Koefisien skew (cs)
Cs =
= 0,2267
Karena nilai koefisien 0,2267 dimana 0,2267 terletak diantara 0,2 dan 0,3
maka,
0,3 = 1,309
0,1= -0,004
= 1,301 +0,00214
= 1,30314
Gx = 1,309+ x -0,008
= 1,309 + (-0,00586)
= 1,30314
= 1,789 + 0,10877
= 1,8977
R10 = 79,026 mm
L = 215 (m)
S = beda elevasi / panjang aliran
= 50 m / 957 m = 0,0522
= 3,29 x 3,43
= 11,3 mm/jam
sumur uji dan kenaikan tinggi air pada sumur uji. Data pengukuran
Tabel 4.
Data Pengukuran Kenaikan Air Tanah
3 30 s.d 45 40,7
4 45 s.d 60 39,6
15,7 m/jam.
= (1 m x 1 m) x 15,7 m/jam
= 1 m2 x 15,7 m/jam
= 15,7 m3/jam
Diketahui:
a. Hs (head statis) yaitu perbedaan elevasi pipa hisap dengan elevasi pipa
buang (m).
Hs = h1 – h2
= 350 – 300 = 50 m
b. Perhitungan head akibat tekanan potensial (Δ Hp).
Δ Hp = Hp1 – Hp2
= 9,967 m
= 9,908
= 9,967 m – 9,908 m
= 0,059 m
c. Hf (head friction) yaitu kerugian energi akibat gesekan pada pipa (m).
A = ¼ πD2
= ¼ x 3,14 x (0,69)2
= 0,374 m2
V = Q/A
=
= 4,1 m/detik
f = 0,020 +
= 0,020 +
= 0,00001449
Dimana :
f = 0,00001449
L = 215 m
D = 0,69 m
V = 4,1 m/detik
g = 9,8 m/det2
0,00001449
= 0.4 m
d. Hsv (kehilangan energi akibat fitting-fitting dan pemasangan
= 0,1704 m
f. Penghitungan head total pompa.
HT = Hs + Hf + Hv + Δ Hp + Hsv
= 50 m + 0,4 m + 0,1704 m + 0,059 m + 0,244 m
= 50,9 m
d. Jumlah Pompa Yang Dibutuhkan
pompa yaitu:
Jumlah pompa :
: 10,22 ~ 10 unit
pompa yang ada 540 m3/jam maka untuk dapat mengatasi debit air yang
masuk dapat diatasi dengan 10 unit pompa saja dalam satuan waktu (jam).
e. Analisa Akhir
adalah 54,0774 Ha. Debit air yang masuk berasal dari air hujan dan air
Debit air total yang masuk ke catcment area menuju sump adalah
= 5520,32 m3/jam
= 1,53 m3/dt
2) Rencana sistem pemompaan
Pemompaan bertujuan untuk mengeluarkan air dari dalam tambang
sesuai dengan yang ada karena masih kekuranagan dari jumlah maksimal
pompa yang dibutuhkan. Dengan mengacu pada kondisi tambang yang telah
jumlah pompa yang digunakan. Debit air yang masuk ke catchment area
unit pompa.
Selain sistem pemompaan terhadap genangan air, pengendalian
untuk itu pengerukan lumpur juga harus dilakukan secara berkala pada area
sump.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan analisis mengenai sistem
mine dewatering pada tambang batubara PT. Allied Indo CoalJaya, maka
dahulu perhitungan debit air tanah dan debit air hujan. Jumlah debit air
3. Dari hasil analisis tersebut maka pompa yang ada sekarang belum cukup
DAFTAR PUSTAKA
Sibwanto. 1991. Parameter Akuifer Dan Aliran Air Tanah. Bandung: Departemen
Pertambangan dan Energi
LAMPIRAN C
Ket : mm (B) = tinggi curah hujan bulanan mm (HH) = tinggi curah hujan ( hujan harian maksimum ) hh = hari hujan
LAMPIRAN G
Settling Pond
45 m Settling Pond
Pompa 2
54 m Sungai
Sump Pompa 1
300 mdpl
LAMPIRAN K
Spesifikasi Pompa