Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI

PERMODELAN DAN ESTIMASI CADANGAN

Disusun Oleh :
Age Parma Kesuma (710016043)

Adyanata Wardana (710016018)


Deni Rolansyah (710016039)
Nur Aliyudin (710016013)
Igede Hendri Yudi (710016026)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN

PERMODELAN DAN ESTIMASI CADANGAN

2018/2019

Dibuat Sebagai Persyaratan Memenuhi Kurikulum Mata Kuliah Permodelan dan


Estimasi Cadangan Pada Semester V Tahun Akademik 2018/2019 Jurusan Teknik
Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Oleh :

Age Parma Kesuma(710016043)


Adyanata Wardana(710016018)
Deni Rolansyah(710016039)
Nur Aliyudin(710016013)
I Gede Hendri Yudi(710016026)
Alif Saputra(7100160
Yogi Triprasetyo(7100160

Yogyakarta, Desember
2018

Menyetujui
Dosen Mata Kuliah
Permodelan Dan Estimasi Cadangan

(A.A Inung Arie Andyano, S.T., M.T,)


NIK :19730248
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah
Permodelan dan Estimasi Cadangan.

Penulis tentu menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk Laporan ini, supaya
Laporan ini nantinya dapat menjadi Laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada Laporan ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Bapak A.A Inung Arie Andyano, S.T., M.T, selaku dosen pengampu mata
kuliah Permodelan dan Estimasi Cadangan. yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini.dan juga Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak
lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Yogyakarta, Desember 2018

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................
2
1.3. Batasan Penulisan................................................................................
2
1.4. Tujuan Penulisan.................................................................................
1.5. Manfaat Penulisan...............................................................................
BAB II MODEL GENETIKA ENDAPAN
2.1. Deskripsi Umum Endapan Bauksit Laterit..........................................
3
2.2. Model Ganesa Endapan.......................................................................
4
2.3. Bentuk Endapan Bauksit Laterit…………….....................................
5
BAB III VERIFIKASI DATA DASAR
3.1. Verifikasi Data Dasar.........................................................................
11
3.2 Deskripsi
Statistik............................................................................... 11
BAB IV DATA OLAHAN
4.1. Peta Topografi.....................................................................................
15
4.2. Kontur Kadar.......................................................................................
4.3 Kontur
Ketebalan.................................................................................
BAB V SUMBERDAYA
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
17

.
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertambahan penduduk yang cepat mengakibatkan dampak pada berbagai bidang.


Bertambahnya penduduk yang cepat ini mengakibatkan tekanan pada sektor
penyediaan fasilitas tenaga kerja yang tidak mungkin dapat ditampung dari sektor
pertanian. Maka untuk perluasan kesempatan kerja, sektor industri perlu
ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas.peningkatan secara bertahap di
berbagai bidang industri akan menyebabkan secara berangsur-angsur tidak akan
lagi tergantung kepada hasil prodiksi luar negeri dalam memenuhi kebutuhan
hidup. Dalam pencarian bahan galian yang akan dilakukan kegiatan
penambangan, maka harus melakukan kegiatan yang paling awal yaitu kegiatan
eksplorasi. Kegiatan eksplorasi ini bertujuan untuk mengetahui bahan galian yang
ada di daerah tersebut yang nantinya akan dilakukan kegiatan penambangan.
Dalam tahap-tahap kegiatan eksplorasi ini ada beberapa kegiatan yang
harus dilakukan agar memastikan keberadaan bahan galiannya, kegiatan yang
dilakukan dalam tahap eksplorasi adalah: pemetaan bahan galian yang bertujuan
untuk mengetahui keberadaan bahan galian dengan metoda 1,2 dan 3 titik.
Pembuatan parit uji dan sumur uji yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan
bahan galian baik secara horizontal maupun vertikal dengan cara membuat sumur
ataupun parit uji. dan dilakukan pengeboran agar mengetahui keberadaan bahan
galian yang lebih pasti dan dapat diketahui dalam kedalaman yang lebih dalam.
Setelah melakukan tahap-tahap eksplorasi, maka dapat dihitung atau diestimasi
berapa jumlah cadangan dan sumber daya yang ada di daerah sekitar
1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah, yaitu:


1. Bagaimana Proses Penambangan Bauksit Laterit ? ?
2 .Bagaimana cara perhitungan menggunakan metode permodelan dan estimasi
cadangan?
3. Bagaimana cara memilih metode yang tepat agar hasilnya optimal?

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Penulis hanya membahas tentang endapan Bauksit Laterit

2. Pembuatan peta topograpi menggunakan Milimeter Block berukuran A2 dan


A3)

1.4. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari permodelan dan estimasi cadangan.


2. Dapat mengetahui Model genetik endapan.
3. Dapat mengetahui Perhitungan dasar statistik dari permodelan dan estimasi
cadangan.
4. Dapat mengetahui mengolah data olahan (peta topografi, kontur, kadar
ketebalan).
5. Dapat mengetahui Konsep dari Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan.

1.5. Metodologi Penulisan


Metode yang kami gunakan dalam mengerjakan laporan ini adalah dengan
menggunakan bantuan studi literature dan metode skunder yang dimana datanya
diberikan oleh dosen pengampu saat menjalani kuliah Metode Perhitungan
Cadangan serta literatur pendukung dari internet dan buku.
1.6. Manfaat Penulisan
1. Tujuan dari mempelajari permodelan estimasi cadangan.
2. Dapat menghitung dasar statistic dari permodelan dan estimasi cadangan.
3. Menguraikan data yang ada menjadi data olahan.
4. Dapat membuat peta topografi, menghitung kadar kadar, serta ketebalan.
5. Mengetahui model dari endapan bauksit laterit.

1.7.
BAB II
MODEL GENETIK ENDAPAN

2.1. Deskripsi Umum Endapan Bauksit Laterit


Perlu dipahami bahwa bauksit adalah batuan, bukan mineral tunggal.
Menurut definisinya, bauksit terdiri dari tiga dominan mineral aluminium hidrat
(gibsit, boehmite dan diaspora) yang terasosiasi dengan mineral lempung (kaolin),
kuarsa, bijih Fe, bijih Fe-Ti dan beberapa mineral lainnya. Bauksit terbentuk dari
berbagai batuan, di India, bauksit terbentuk dari batuan basaltik, tapi di
Queensland, deposit bauksit terbentuk dari kaolin. Singkatnya, batuan yang kaya
unsur alumina, rendah silika dan Fe dapat menghasilkan deposit bauksit yang
bernilai ekonomis.
Dalam perkembangan selanjutnya, bauksit laterit didefinisikan sebagai
endapan residual yang berkadar aluminium relatif tinggi, kadar besi rendah, dan
sedikit atau tidak mengandung kuarsa (SiO2) bebas. Sehingga, bauksit laterit
adalah material heterogen dengan komposisi mineral gibsit (Al(OH)3),
boehmit (AlO(OH)), dan diaspore (AlO(OH)). Sebagian besar bauksit laterit
di dunia ditemukan dalam bentuk gibsit yang merupakan bauksit laterit
trihidrat, dan sebagian kecil dalam bentuk boehmit ataupun diaspore yang
disebut juga bauksit laterit monohidrat.

2.2 Genesa Model Genesa Endapan


Batuan seperti nepheline, syenite, granidorite, dan lain-lain, adalah batuan
yang cocok untuk membentuk mineral aluminium hidrat. Batuan asal tersebut
selanjutnya akan mendapatkan proses lateritisasi karena proses perubahan
temperatur secara terus menerus, sehingga pada kondisi ini batuan akan mudah
lapuk dan hancur. Pada musim hujan, air akan dan membawa elemen yang mudah
larut, tetapi untuk elemen yang tidak larut akan tinggal di batuan yang selanjutnya
membentuk residu, jika residu tersebut kaya aluminium maka inilah yang disebut
bauksit laterit. Proses pengendapan bauksit membutuhkan daerah yang stabil,
dimana proses erosi vertikal tidak aktif lagi. Kondisi ini biasanya terjadi di daerah
"peneplain", tetapi tetap harus memerlukan sirkulasi air tanah untuk mengangkut
elemen tersebut.

2.3 Bentuk Endapan Bauksit Laterit


Beberapa unsur yang sangat penting dalam endapan laterit bauksit adalah
Al, Fe, Si dan Ti. Perbandingan antara nilai Al dan Si merupakan patokan
keekonomisan tambang bauksit. Pada iklim tropis, Ca, Ni, Si dan Ti mengalami
pelindian terlebih dahulu dan lebih mobile dibanding dengan Al dan Fe.Pelarutan
dan penguraian plagioklas, alkali feldspar, besi, aluminium dan silika dalam
larutan akan membentuk suspensi koloid. Pada larutan, besi akan bersenyawa
dengan oksida dan mengendap sebagai ferri hidroksida. Akhirnya endapan ini
akan menghilangkan air dengan membentuk mineral geothit FeO(OH), hematit
(Fe2O3), dan kobalt (Co) dalam jumlah kecil, sedangkan Al akan mengendap
menjadi endapan bauksit Al2O3.2H2O (dalam hal ini bauksit secara umum).
Pengendapan dikontrol pH sebagai penetralisir reaksi kimia oleh tanah. Jika
konsentrasi air berkurang pada saat pengendapan laterit bauksit, maka buhmit dan
diaspor dapat terbentuk.
BAB III
VERIFIKASI DATA DASAR

3.1. Verifikasi Data Dasar


Dalam pembahasan ini kami menjelaskan metode yang kami
gunakan dalam perhitungan permodelan estimasi sumberdaya dan
cadangan yang di mana bertujuan menghindari kesalaha ndalam
pemahaman berikut kami berikan gambaran umum data yang diperlukan
sebleum proses pengolahan data yang digunakan atau dapat dikatakan
sebagai langkah-langkah untuk pengerjaan yang sesuai berdasarkan tugas
individu dan kelompok yang diberikan oleh dosen pengampu.

3.2 Analisis Statistik

Data-data dasar yang digunakan

a. Jurnal
b. Busur magmatic di Indonesia
c. Data control Geologi
d. Data gamma ray
e. Data Koordinat BoreHole
f. Data perhitungan Kadar komposit
g. Data kelompok pembuatan jenjang

BAB IV

DATA OLAHAN
BAB V

SUMBERDAYA

Istilah resources (sumberdaya) diartikan sebagai komoditi mineral


potensial yang dapat dieksploitasi. Reserves (cadangan) didefinisikan sebagai
jumlah kuantitas terhitung dari bijih yang ekonomis untuk ditambang berdasarkan
segi teknologi dan kondisi ekonomi dan aspek lingkungan saat ini. Jika kita
menggunakan istilah cadangan berarti endapan mineral tersebut harus sudah
mineable (baik tambang terbuka atau tambang bawah tanah) dan bankable
(berdasarkan potensi kekayaan yang dimiliki untuk mencari modal dari bank).
Sumberdaya (resources) dapat menjadi cadangan (reserves) dengan
melakukan studi kelayakan tambang yang meliputi studi ekonomi (cth. harga
komoditi dalam 10– 15 tahun terakhir), penambangan (ongkos dan metoda
penambangan, biaya infrastruktur). Metalurgi (ongkos pengolahan), pemasaran
(kondisi pasar), peraturan/hukum (kontrak harga, kerjasama, kebijakan
pemerintah, lingkungan dan sosial.

5.1 Cara Poligon


Metoda poligon disebut juga metoda daerah pengaruh (area of influence)
Pada metoda ini semua faktor ditentukan untuk suatu titik tertentu pada endapan
mineral, diekstensikan sejauh setengah jarak dari titik di sekitarnya yang
membentuk suatu daerah pengaruh. Batas daerah pengaruh terluar dari poligon ini
bisa hanya sampai pada titik-titik bor terluar saja (included area), atau
diekstensikan sampai sejauh setengah jarak (extended area).Untuk perhitungan
cadangan cara poligon dapat dilakukan sebagai berikut:
 Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh
yangdibentuk oleh garis-garis berat antara titik tersebut dengan titik-
titik terdekat di sekitarnya.
 Masing-masing daerah atau blok diperlakukan sebagai suatu polygon
yang mempunyai kadar dan ketebalan yang konstan yaitu sama
dengan kadar dan ketebalan titik bor di dalam poligon tersebut.
 Cadangan endapan diperoleh dengan menjumlahkan seluruh tonase
tiapblok/poligon,. sedangkan kadar rata-ratanya dihitung memakai
pembobotan tonase.
Prinsip Penglarinan Udara Serta Kebutuhan

Metode poligon sebenarnya merupakan contoh penerapan dari aturan nearest


point. Metode poligon adalah suatu metode perhitungan dengan konsep dasar
yang menyatakan bahwa seluruh karakteristik endapan suatu daerah diwakili oleh
satu titik tertentu. Jarak titik bor di dalam poligon dengan batas poligon sama
dengan jarak batas poligon ke titik bor terdekat. Di dalam poligon nilai kadar
diasumsikan konstan sama dengan kadar pada titik bor di dalam poligon
(Hustrulid & Kuchta, 1995).

Gambar 2.4. Metode Poligon

Perhitungan volume dengan rumus berikut :


V=A.t dimana V = volume
A = luas poligon
t = tebal lapisan batubara di titik contoh

5.2 Prosedur perhitungan

Adapun prosedur perhitungan dalam metoda polygon, yaitu :

1. Poligon-poligon dikonstruksikan yang mencakup semua titik bor .

2. Luas masing-masing poligon dihitung. Pembuatan poligon dan


perhitungan luas ini dilakukan secara manual
3. Tonase untuk horizon top soil dan horizon bauksit masing-masing lubang
bordihitung dengan mengalikan luas poligon dengan tebal horizon dan SG
(specific gravity) nya serta geological losses

4. Tonase sumberdaya top soil adalah total tonase horizon tersebut dari
semua lubang bor. Begitu juga untuk tonase sumberdaya horizon bauksit.

5. Kadar rata-rata untuk Al2O3, Fe2O3 dan SiO2 pada masing-masing


horizon dihitung dengan menggunakan pembobotan tonase.

5.3 Hasil Perhitungan


BAB VI

CADANGAN

6.1 Metode triangular

Metode triangular dilakukan dengan konsep dasar menjadikan titik yang


diketahui menjadi titik sudut suatu prisma segitiga. Prisma segitiga diperoleh
dengan cara menghubungkan titik-titik yang diketahui tanpa berpotongan.

3
3 2
2 4
4
1
1 8
5
8
5
6
7
6
7

Layout dari segitiga-segitiga Prisma-prisma


trianguler
2
3
1
Volume = ( t1 +1t2 + t3 ) S
t2 3 t3

S = Luas Segitigat 123


1

t1, t2, t3 = Ketebalan endapan pada


masing-masing titikGambar 6.1. Metode Triangular

6.2 Metode Isoline


Metode isoline adalah suatu metode yang menggunakan prinsip dasar isoline.
Isoline adalah kurva yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai
kuantitatif sama. Metode ini digunakan dengan asumsi nilai yang berada di antara
2 buah titik kontinu dan mengalami perubahan secara gradual. Volume dapat
dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur,
kemudian menggunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.

Gambar 6.2. Metode Isoline

6.3 Metode NNP


6.4 Hasil Perhitungan
Metode Triangular
Al2O3 (Top Soil) Fe2O3 (Bauksit )

Luas = 4528 m2 Luas = 4528 m2

Volume = 5822,192 m3 Volume = 31506,950 m3

Total = 146607,80 gr Total = 496228,23 gr

Tonase = 6986,630 ton Tonase = 59863,205 ton

Fe2O3 (Top Soil )


Luas = 4528 m2
Volume = 5822,192 m3
Total = 165971,13 gr
Tonase = 6986,630 ton
SiO2 ( Bauksit )
Luas = 4528 m2
Volume = 31732,750 m3
Total = 66161,49 gr
Tonase = 60292,225 ton
Si02 (Top Soil )
Luas = 4528 m2
Volume = 5802,958 m3
Total = 13486,66 gr
Tonase = 6963,550 ton
Ai2O3 ( Bauksit )
Luas = 4528 m2
Volume = 31719,917 m3
Total = 1355230,63 gr
Tonase = 60267,842 ton
Metode Isoline
Al2O3 (Top Soil) Fe2O3 (Bauksit )

Luas = 3043,983 m2 Luas = 1542,0353 m2

Volume = 30160,61416 m3 Volume = 11111,863 m3

Total = 804094,7041 gr Total = 185360,45 gr

Tonase = 36192,737 ton Tonase = 65696,354 ton

Fe2O3 (Top Soil )


Luas = 2918,6297 m2
Volume = 4814,2221 m3
Total = 152337,67 gr
Tonase = 5777,0666 ton
SiO2 ( Top Soil )
Luas = 1714,2341 m2
Volume = 2606,1288 m3
Total = 62742,02 gr
Tonase = 3127,3545 ton
Si02 (Bauksit )
Luas = 1790,2538 m2
Volume = 15233,611 m3
Total = 275219,07 gr
Tonase = 24233,168 ton
Ai2O3 ( Bauksit )
Luas = 24462,954 m2
Volume = 159321,69 m3
Total = 7814638,2 gr
Tonase = 302711,22 ton
BAB VII
PEMBAHASAN

Dalam bab ini kami menjelaskan beberapa metode yang kami gunakan,
seperti, Metoda poligon sendiri merupakan metoda sederhana dalam penentuan
jumlah sumberdaya. Perhitungan jumlah sumberdaya berdasar dari pengaruh
luasan pengaruh titik bor dengan ketebalan lapisan bedasarkan data bor.
Kekurangan perhitungan sumberdaya dengan metoda poligon adalah nilai kadar
yang berada di pusat daerah pengaruh belum cukup akurat untuk diasumsikan
mewakili keseluruhan daerah pengaruh dan bisa terjadi kemungkinan bahwa
bentuk endapan tidak sesuai daerah pengaruh karena pada metoda poligon posisi
titik data dan bentuk endapan belum diperhitungkan hanya berdasarkan luas
daerah pengaruh.
Metoda penampang merupakan metoda tradisional. Metoda ini mudah
untuk dimodifikasi, mudah untuk dipahami, mudah untuk dikoreksi, dan butuh
proses pengerjaan yang cukup memakan waktu. Pada metoda penampang, lintasan
penampang ditentukan berdasarkan peta distribusi lubang bor dan penampang
dikontruksikan sesuai lintasan penampangnya yaitu lintasan Utara–Selatan. Dalam
mengkonstruksi penampang, hal yang menjadi perhatian adalah ketebalan tiap
horizon. Pemilihan rumus perhitungan berdasarkan variasi dimensi antara kedua
penampang. Dalam metoda poligon, volume didapatkan dengan mengalikan luas
poligon dengan tebal horizon. Sedangkan dalam metoda penampang volume
didapatkan dengan mengalikan rata-rata luas dua penampang dengan jarak antar
penampang.
Hasil perhitungan yang didapatkan dengan menggunakan metoda poligon
dan penampang memang berbeda. Faktor utama perbedaan ini adalah hal
interpretasi dataUntuk metode poligon kita dapat menginterpretasikan bahwa
daerah pengaruh tersebut ke segala arah, namun pada metode penampang kita
hanya dapat menginterpretasikan perhitungan searah dengan lintasan pada metode
yang kita buat.

BAB VIII

JURNAL

BAB IX

PENUTUP
9.1 Kesimpulan

Metoda Poligon dan Penampang dapat digunakan dalam perhitungan


sumberdaya bauksit laterit. Dari kedua metoda ini didapatkan jumlah sumberdaya
top soil dan juga bauksit. Hasil perhitungan yang didapatkan dengan
menggunakan metoda poligon dan penampang memang berbeda. Faktor utama
perbedaan ini adalah hal interpretasi data. Interpretasi data yang digunakan dalam
kedua metoda ini berbeda dan memiliki karakteristik.
Pada metode poligon kita dapat menginterpretasikan bahwa daerah
pengaruh tersebut ke segala arah, namun pada metode penampang kita hanya
dapat menginter pretasikan perhitungan searah dengan lintasan..Hal-hal yang
berpengaruh dalam penghitungan sumber daya antara lain: metoda perhitungan
yang digunakan, kondisi geologi, jenis bahan galian dan pengalaman dalam
menghitung sumber daya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/juanzah/tugas-besar-bauxite2015-kelompok-8

https://www.google.com/search?
q=tugas+akhir+laporan+estimasi+sumberdaya+dan+cadangan&rlz=1C1CHZL_en
ID760ID760&oq=tugas+akhir+laporan+estimasi+sumberdaya+dan+cadangan+&
aqs=chrome..69i57.16505j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.scribd.com/document/322801996/Estimasi-Sumberdaya-Mineral-
Dan-Cadangan-i
https://www.academia.edu/17492688/Perhitungan_Sumberdaya_Terukur_Bauksit
_Dengan_Menggunakan_Metode_Poligon_dan_Penampang

https://muktiarsandi.wordpress.com/category/permodelan-dan-estimasi-
cadangan/page/2/

https://muktiarsandi.wordpress.com/2016/01/18/makalah-endapan-bauksit-laterit-
lengkap/

https://www.researchgate.net/publication/323335552_PEMODELAN_GEOLOGI
_DAN_ESTIMASI_SUMBERDAYA_URANIUM_DI_SEKTOR_LEMAJUNG_
KALAN_KALIMANTAN_BARAT

https://www.youtube.com/watch?v=DAKuLqtHavg

https://mail.google.com/mail/u/0/#inbox

Anda mungkin juga menyukai