Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RAEDELWEISS BONAVARTE MONALU

NIM : 710016159
TUGAS MK GENESA BAHAN GALIAN

PROSES TERJADINYA BATUAN BAUKSIT

Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan


tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt,
hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-
batuan tersebut mengalami pelapukan, mineral yang mudah larut akan
terlarutkan, seperti mineral mineral alkali, sedangkan mineral mineral yang
tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.

Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar alumunium


nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2)
bebas atau tidak mengandung sama sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau
tanah liat dan kadang-kadang berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit
berbentuk amorf. Kekerasan bauksit berkisar antara 1 3 skala Mohs dan berat
jenis berkisar antara 2,5 2,6. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar
tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.
Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat
dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida
alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung
terus dalam waktu yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan
menghasilkan endapan lateritik.Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal
bukan merupakan syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih
penting adalah intensitas dan lamanya proses laterisasi.

A. KONDISI-KONDISI UTAMA YANG MEMUNGKINKAN TERJADINYA ENDAPAN


BAUKSIT SECARA OPTIMUM
Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya
alumunium
Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan
terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN BAUKSIT


Beberapa faktor yang mempengaruhi pengendapan bauksit seperti yang
disebutkan oleh Alcomin (1974), adalah sebagai berikut:
Sumber batuan yang kaya akan unsur-unsur Al.Wilayah Sub tropis dengan
lingkungan penguapan yang tinggi.Suhu harian rata-rata >25C.Topografi
bergelombang.Daerah Stabil (old continental/stadium tua).Formasi batuan yang
berada diatas mata air permanen.
Beberapa faktor eksternal juga dapat mempercepat proses pelapukan seperti
struktur geologi, frekuensi curah hujan dan suhu harian yang tinggi (daerah
subtropis), dan juga asam organik. Yang terakhir ini berasal dari tanaman yang
akan menurunkan pH tanah menjadi <4. Pada pH <4 dan pH>9 elemen Al2O3
akan dilepaskan, tetapi SiO2 hanya akan terlepas pada pH> 9 - pH 10. Karena pH
normal air tanah adalah 7 maka pada kedalaman tertentu akan terjadi pelepasan
Al2O3 dan SiO2, hal ini sudah tentu terkait dengan topografi yaitu pada kondisi
slope yang pendek.

C. CARA PENAMBANGAN BAUKSIT


Perlu melakukan eksplorasi kembali beberapa daerah yang pernah di
tambang sampai kedalaman maksimal yang masih mengandung endapan
bauksit sehingga daerah tersebut layak tambang mencapai 5 (lima) meter
kedalaman.
Tetap menggunakan metoda yang sama dalam perhitungan cadangan,
akan tetapi sumur uji untuk percontohan perlu dirapatkan.
Perlunya pendistribusian air bersih dari perusahaan kepada masyarakat
sekitar tambang, tidak hanya lingkungan kompleks tambang saja.
Tanah penutup yang kondisinya asam, perlu dilakukan netralisir dengan
ditaburi kapur/dolomit sehingga mudah ditanami serta memilih tanaman
yang mudah daunnya lapuk.
Mineral ikutan seperti; Rutil, Zirkon dan lainya dapat dimanfaatkan sebagai
nilai tambah untuk dipergunakan dalam keperluan teknologi tinggi.
Kolam-kolam sedimentasi hanya berfungsi sebagai pengendapan pasir dan
lumpur, sedangkan air hasil pencucian yang dibuang kelaut perlu dipantau
secara periodik, karena bisa mencemari laut sekitar.
Penataaan kembali lahan bekas penambangan pasir darat dan granit di
wilayah Bintan Timur dan bisa dimanfaatkan sebagai tempat obyek wisata,
tempat penampungan air bersih dan kolam ikan darat.
Agar dilakukan sosialisasi Rencana PenutupanTambang, serta meng
antisifasi dampak langsung terhadap masyarakat dan pemerintah daerah.
Harus kerjasama antar intansi terkait (antara lain Dinas Pemukiman dan
Prasarana Wilayah) mengenai kondisi tanah agar aman mendirikan
bangunan dan tidak membahayakan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai