Anda di halaman 1dari 17

Pembelajaran

Placer Mining (Tambang Alluvial)

1. TUJUAN KHUSUS

Setelah mempelajari materi ini , peserta diharapkan dapat menjelaskan


secara rinci beberapa hal sebagai berikut:

a. Apa yang dimaksud dengan Placer Mining (Tambang Alluvial)


b. Macam-macam tambang alluvial

2. PLACER MINING

Penambangan dengan cara tambang terbuka secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga bagian berdasarkan kepada macam/sifat bahan galian:

1. Untuk menambang deposits yang tidak terkonsolidasi (loose


unconsolidated deposits) seperti alluvial gravel, pasir, gold, diamond
2 .Untuk menambang deposit yang berbentuk lapis (bedded deposit) seperti
batubara dimana arah penambangan mendatar (lateral)
3. Untuk menambang massive deposit dimana pada umumnya arah
penambangan bisa kebawah , keluar dan melebar.

Placer mining dilakukan terhadap endapan mineral hasil dari pada erosi yang
ditransport ke bawah oleh aliran sungai dan diendapkan kembali tetapi
syaratnya mineralnya tidak mudah pecah dan tidak mudah larut dan harus
mineral keras, contoh: gold (emas), diamond, bijih timah.putih, titanium
(rutile), platinum, tungsten (scheelite), chromite, magnetite.

54
Ada tiga macam kegiatan penambangan placer mining yaitu:

1. Panning , Sluicing dan Rocking


2. Hydraulic mining
3. Dredging

3. PANNING (PENDULANGAN)

Penambangan dengan memakai dulang (panning) adalah merupakan suatu


kegiatan pencarian golds secara tradisional untuk mencara gold dalam placer
deposit dimana air cukup tersedia; dan ore yaitu gold , silver, batu-batu mulia
(precious stones) terkonsentrasi berbentuk lapisan-lapisan (layers) dan
kantong-kantong.

Panning hanya bisa dilakukan apabila mineral berharganya lebih berat dari
pada ganguenya, bila tidak produksi akan sangat terbatas. Panning akan
berguna untuk maksud “sampling” dan digunakan pada kegiatan eksplorasi,
tracing placer deposit menuju sumbernya / vein.

Pan (alat dulang) tidak dimaksudkan sebagai alat produksi pada tambang
placer/alluvial, oleh karena berkapasitas sangat kecil, akan tetapi dipakai
secara luas/ekstensip untuk tujuan pencarian emas pada suatu lapisan
alluvial yang diduga banyak mengandung emas.

Caranya yaitu (gb. A) sejumlah gravel ditaruh dalam pan (dulang) dan
dibenamkan dalam air, bongkah-bongkah yang besar yang mengandung
lempung (clay) dipecahkan terlebih dahulu dengan tangan, dan batu-batu
yang besar disingkirkan . Kemudian pan (dulang) diputar dalam air agar
supaya emas dan begberapa mineral berat berharga mengendap ke bawah,
setelah itu dulang dimiringkan dan diputar agar supaya material-materrial
ringan terbuang . Sebentar-sebentar dulang hendaknya digetarkan untuk
mengendapkan emas.

55
4. SLUICING DAN ROCKING

Sluicing dilakukan pada waktu dahulu untuk mendapatkan gold, pada saat ini
telah digantikan dengan suatu metoda penambangan dengan produksi lebih
besar. Air dan sluice box dipakai dalam pemisahan ore dari waste.
Kemiringan dari sluice diperlakukan sedemikian rupa agar air dapat mengalir
sambil membawa material melalui sluice box.

Alat pencuci ini berbentuk bak ( sluice box ; gb. B ) dapatdigunakan juga
untuk pencucian gravel sebagaimana pan (dulang) , akan tetapi dengan
kapasitas yang lebih besar. Untuk keperluan pencucian dengan sluice box, air
yang cukup peerlu disediakan. Bila air tidak mencukupi, sebuah “rocker” (alat
pemecah / pemberai batuan) dapat juga dipakai (gb.C).

56
Mekanisme pemecahannya dilakukan dengan cara menggoyang “rocker” ke
depan dan ke belakang. Gravel yang berukuran kasar akan tertahan pada
screen (saringan) yang kemudian akan dibuang secara periodik, sehingga
hanya material-material halus saja yang dapat lolos menuju riffle-riffle
(penyekat). Walau rocker memiliki kapasitas yang lebih kecil dari “sluice”
namun lebih cepat dibandingkan dengan pan (dulang).

57
5. HYDRAULIC MINING
(Hydraulic giant dan Ground sluice)

5.1. Hydraulic Giant


Penambangan ini biasa ada pada suatu placer deposit yang luas dan
mengandung gravel dan boulders. Untuk membongkar batuan yang
mengandung mineral (deposit) diperlukan air dengan jumlah besar
bertekanan tinggi, melalui pipa-pipa dan “nozzles” (giants).

Bila persediaan air mencukupi dan pembuangan tailing tidak bermasalah,


maka metoda penambangan “hydraulic giant dan ground sluice” dapat
digunakan.

Hydraulic giant (pipa penyemprot) merupakan sebuah alat penyemprot air


bertekanan tinggi yang dapat berputar. Bila sejumlah air yang berada pada
ketinggian yang cukup (memiliki “head” yang cukup tinggi terhadap pipa
semprot), maka air yang keluar dari “nozzle” (mulut pipa) akan bertekanan
tinggi dan akan dapatmemecahkan lapisan tanah yang kemudian mengalir
menuju “sluice box”. (gb. D)

Sand, gravel dan mineral-mineral berharga diambil oleh pompa gravel yang
kemudian dialihkan kembali menuju sluice atau alat pemisah.

Penanganan solid yang tersuspensi dalam pipa-pipa disebut “hydraulic


transport”. Monitor mampu bekerja pada ketinggian face dari 5 - 20 meter
bahkan sampai 50 meter masih dapat dilakukan dengan menggunakan
remote controlled monitors.

Kemiringan / slope dari bedrock diperlukan melebihi 2% dan 5% untuk coarse


material. Produksi tergantung kepada tersedianya air dan pressure head
yang cukup, ketebalan deposit, ukuran boulder, dan kemiringan bedrock

58
5.2. Ground Sluice

Pada penambangan dengan metoda ground sluice , aliran air dengan tekanan
tinggi diarahkan pada daerah penggalian (lapisan yang menuruni suatu
kemiringan) untuk menggali material berharganya menuju sluice box (gb.E).
Sejumlah air dikumpulkan terlebih dahulu (dibagian hulu) dan dengan tiba-tiba
dialirkan dalam satu waktu hingga membentuk satu aliran yang kuat.
Terkadang lapisan yang akan ditambang dengan caraini diberaikan terlebih
dahulu dengan menggunakan peledakan.

Gambar F
(a) menunjukkan ground sluicing
(b) menunjukkan pemompaan menuju elevated sluices
(c) menunjukkan hydraulic monitor (giant)

Gambar G
Front kerja tambang semprot

Gambar F

59
60
6. DREDGING

Dredging adalah kegiatan penambangan didalam air pada suatu placer


deposit dari detritus type rock material. Deposit biasanya low grade, tapi
mempunyai daeerah yang luas dan juga ketebalan yang besar.

Dredge (kapal keruk) mengapung di atas air melalui “pontoon” dan menggali
lapisan yang berada di bawahnya dengan menggunakan rangkaian ember
yang berputar (endless string of buckets) gb. A dan B.

Gambar A

61
Gambar B

62
Gravel sebagai hasil galian ditumpahkan ke dalam “hopper” yang kemudian
dituangkan ke dalam “washing plant” (alat pemroses). Material dari hopper
dialirkan menuju saringan putar (trommel) , dengan ukuran lubang bukaan
bervariasi antara ¼ “ hingga 5/8 “. Air disemprotkan kedalam saringan untuk
memecahkan bongkahan lempung dan mencuci batuan. Material-material
kasar akan dikeluarkan dan ditampung ke dalam belt conveyor yang disebut
stacker, dan ditumpahkan pada suatu tempat di luar dredge (kapal). Material-
material halus akan lolos masukkedalamsluice yang dilengkapi dengan
sejumlah penyekat (riffles) dimana mineral berharga seperti gold (emas) akan
tertampung. Tailing yang keluar dari sluice akan diendapkan dibelakang
kapal dan membentuk seperti dam (bendungan) yang berfungsi untuk
menampung air. Air yang diperlukan akan diambil / dipompa dari air
penampungan tersebut; walaupun air tersebut agak kotor, namun tidak akan
memberikan pengaruh pada pendapatan / hasil yang diperoleh.

Pada beberapa kapal keruk (dredge), beberapa peralatan tambahan


dipergunakan untuk mendapatkan emas atau mineral berharga lainnya.
Sebuah pelat tembaga yang dilapisi “mercury” (air raksa) merupakan suatu
perangkap bagi emas yang berukuran halus. Jig (alat konsentrasi) yang
banyak dipakai disejumlah pabrik pengolahan bisa juga dipergunakan untuk
memperoleh emas dan mineral berat berharga lainnya.

Saringan Trommel

63
6.1. Menjangkarkan Dredge

Posisi kapal keruk harus stabil, agar supaya penambangan dapat dilakukan
secara effektive. Hal ini diperoleh dengan cara memasang kabel yang terikat
pada mesin derek yang ada pada kapal terhadap jangkar yang dipasang pada
“bank” (tepi daratan) lihat gb. D dan E.

Dengan penempatan jangkar secara tepat dan ketegangan kabel yang cukup,
maka kapal dapat diposisikan disebarang tempat dengan baik di atas air.
Untuk dapat menggali lapisan yang berada disudut, maka perlu dipasang
pivot/spuds (pasak/poros) ke dalam lapisan di bawah air uang berfungsi
sebagai jangkar, dengan demikian kapal akan dapat berputar dengan mudah
(gb. C). Rangkaian sketsa C, D dan E memperlihatkan bagaimana kapal
bergerak di atas air.

64
Rangkaian sketsa C.D.E

6.2. Dua Tipe Dredge

A. Tipe “bucket ladder” yang terdiri dari ladder seperti “truss” (tiang
penunjang) dimana padanya dipasang “endless chain” dengan ember-ember
(bucket). Dredge ini merupakan pabrik yang mengapung di atas “pon toon”
dilengkapi dengan peralatan gravity concentration yaitu jigs, tail stacker yang
berguna untuk pembuangan waste.

B. Suction cutter dredge, sama seperti bucket ladder mengapung di atas


pon toon dilengkapi dengan pompa dipasang di atas, yang menggali material
dan menghisapnya dan membawa material ketempat penampungan atau ke
bagian konsentrasi. Di sini suction pipe dilengkapi dengan cutter head untuk
membantu penggalian material. Beach sand deposit yang mengandung
rutile, ilmenite, dan zircon biasanya ditambang dengan cara ini.

65
Bucket ladder dredge dapat dipakai pada air dengan kedalaman 4-30 meter
dan pernah dicoba pada penambangaan timah (tin mining) sampai pada
kedalaman 48 m.

Suction dredge dapat beroperasi di atas “pond” dengan kedalaman sampai


9m, pada kedalaman yang lebih besar pompa penghisap perlu dibantu
dengan jetting.

66
Gambar F
Bucket Dredge

Suction cutter Dredge

67
7. RANGKUMAN

Placer mining adalah suatu kegiatan penambangan yang dilakukan terhadap


endapan mineral sekunder sebaga hasil dari erosi yang ditransport ke bawah
oleh aliran air sungai dan diendapkan kembali dengan persyaratan bendanya
tidak mudah pecah, tidak mudah larut dan harus mineeral keras; contoh gold,
diamond, bijih timah putih.

Letak endapan tersebut dekat dengan permukaan biasanya berbentuk tabular


yang luas dapat berada di darat dan di bawah air.

Salah satu alat konsentrasi pada placer mining yaitu dulang (pan); yang lebih
cocok dipakai untuk maksud - maksud eksplorasi dari pada produksi oleh
karena kapasitasnya yang tidak besar.

Bila endapan cukup luas dan mengandung gravel dan boulder maka cocok
dipakai sistem “hydraulic mining”; pada sistem ini keberadaan air sangat
diperlukan dan pembuangan tailing bukan menjadi suatu masalah. Produksi
akan sangat tergantung kepada tersedianya air dengan “pressure head” yang
cukup, ketebalan deposit, ukuran boulder dan kemiringan bedrock.

Untuk deposit yang terletak di bawah air sistem penambangannya dengan


menggunakan “dredge” (kapal keruk) yang mengapung di atas pontoon, tipe
deposit yang cocok bagi penambangan ini yaitu “detritus rock”.

68
8. SOAL-SOAL LATIHAN

Berikanlah tanda (x) pada jawaban yang saudara anggap benar

1) Alluvial deposit adalah:

a. Hasil erosi yang ditransport ke bawah dan diendapkan kembali untuk


semua jenis mineral
b. Hasil erosi yang ditransport ke bawah dan diendapkan kembali tetapi
syaratnya bendanya tidak mudah pecah, tidak mudah larut dan harus mineral
keras; contoh tembaga , seng , cobalt.
c. Hasil erosi yang ditransport ke bawah dan diendapkan kembali tetapi
syaratnya bendanya tidak mudah pecah, tidak mudah larut dan harus mineral
keras; contoh gold, diamond, bijih timah putih, titanium, platinum, magnetite.

2) Mana di bawah ini yang termasuk dalam kegiatan penambangan placer.


a. strip mining
b. quarry
c. cut & fill
d. panning, hydraulicking, dredging

3) Sebutkan beberapa metoda penambangan placer mining.

4) Pilih salah satu metoda di atas (butir 3) yang saudara ketahui dan jelaskan
secara singkat.

5) Pada tambang semprot (giant)/monitor) , persyaratan apakah yang harus


dipenuhi.

69
9. KEPUSTAKAAN

1. Howard L. Hartman, Introductory Mining Engineering

2. P.Pfleider, Eugene, Surface Mining

3. Koehler S. Stout, Mining Method & Equipment

70

Anda mungkin juga menyukai