PENDAHULUAN
Maksud
Maksud dari pembuatan laporan dengan judul Pola dan Arah Pemboran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pemboran
Pemboran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam
suatu proses peledakan. Kegiatan pemboran ini bertujuan untuk membuat
sejumlah lubang ledak yang selanjutnya akan diisi dengan sejumlah
bahan peledak untuk diledakkan.
Kegiatan pemboran untuk penyediaan lubang ledak pada
umumnya dilakukan dengan mesin sistem mekanik (perkusif, rotari, dan
rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan kemampuan, tergantung
pada kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan pula pada
pertimbangan teknis dan ekonomi, sistem pemboran secara mekanik
lebih applicable dari pada sistem pemboran yang lain. Oleh sebab itu
maka sangat penting untuk mengetahui produktivitas alat bor untuk
pembuatan lubang ledak untuk masing-masing jenis batuan,sehingga di
peroleh hasil yang maksimal dalam proses produksi.
Terdapat faktor yang mempengaruhi kemampuan pemboran dan
peledakan, diantaranya adalah :
Sumber :www.google.co.id/image
Foto 2.1
2.2
Pola Pemboran
Pola pemboran adalah suatu pola dalam pemboran untuk
menempatkan lubang lubang ledak secara sistematis. Pola pemboran
dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
a. Pola pemboran sejajar (parallel pattern)
Pola pemboran sejajar adalah pola pemboran dengan penempatan
lubang ledak dengan baris (row) yang berurutan dan sejajar dengan
burden
b. Pola pemboran selang-seling (staggered pattern)
Pola pemboran selang-seling merupakan pola
pemboran
yang
Sumber :www.google.co.id/image
Gambar 2.1
Pola Pemboran Bujur Sangkar
Terdapat keuntungan dan kerugian dari pola pemboran bujur sangkar ini,
diantaranya adalah :
Keuntungan
Untuk menentukan lubang yang akan dibor lebih mudah karena ukuran
burden sama dengan ukuran spasi (B = S)
Pada baris yang sama dan baris yang berlainan dibuat sejajar dengan
lubang yang akan dibor sehingga waktu untuk menempatkan alat bor
lebih cepat
Pengaturan waktu tunda (delay) peledakan pada pola ini adalah
berbentuk
tertentu
Kerugian
Volume batuan yang tak terkena pengaruh penyebaran energi bahan
peledak lebih banyak sehingga memungkinkan terjadinya bongkahan
Sumber :www.google.co.id/image
Gambar 2.2
Pola Pemboran Persegi Panjang
c. Pola zig-zag
Pola zig-zag (staggered pattern), yaitu antara lubang bor dibuat zig-zag
yang berasal dari pola bujur sangkar maupun persegi panjang.
S
B
Sumber :www.google.co.id/image
Gambar 2.3
Pola Pemboran Zig-Zag
Keuntungan
Dapat memberikan keseimbangan tekanan yang
baik, sehingga
digunakan sama
Kerugian
Waktu untuk menempatkan alat bor pada titik yang akan dibor lebih
lama, karena ukuran burden tidak sama dengan ukuran spacing dan
lubang bor yang akan dibuat tidak sejajar dengan baris yang berlainan
Batuan hasil peledakan akan menyebar karena peledakannya serentak
pada baris yang sama dan beruntun pada baris berikutnya
2.3
Arah Pemboran
Arah pemboran dalam proses peledakan dapat dibedakan menjadi
2 (dua) bagian, yakni arah lubang bor vertical, dan arah lubang bor
miring. Dari kedua jenis arah pemboran tersebut memiliki keuntungan dan
kerugian. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai arah lubang bor baik
vertikal maupun miring.
Sumber :www.google.co.id/image
Gambar 2.4
Arah Lubang Bor Vertikal
Keuntungan
Pada ketinggian jenjang yang sama, maka kedalaman lubang bor vertikal
lebih pendek dari pada lubang bor miring, sehingga waktu pemboran
yang diperoleh lebih cepat. Untuk menempatkan alat pada titik atau posisi
batuan yang akan dibor tidak memerlukan ketelitian yang cermat
sehingga waktu untuk melakukan manuver lebih cepat. Kecepatan
penetrasi alat bor akan lebih cepat karena kurangnya gesekan yang
timbul dari dinding lubang bor terhadap batang bor. Dan pelemparan
Sumber :www.google.co.id/image
Gambar 2.5
Arah Pemboran Miring
Keuntungan
Memperkecil bahaya longsor pada jenjang
Memperbaiki fragmentasi batuan
Hasil peledakan mempunyai permukaan yang lebih rata
Kerugian
Kemungkinan terjadinya pelemparan batuan yang lebih jauh
Pada ketinggian jenjang yang sama maka kedalaman lubang bor yang
dibuat lebih panjang dari pada lubang bor vertikal, sehingga
membutuhkan waktu pemboran yang lebih lama
titik
atau
posisi
dengan
kemiringan
tertentu,
sehingga