BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan
Dalam suatu kegiatan penambangan baik tambang terbuka maupun
tambang bawah tanah dalam melakukan pembongkaran atau pemberaian atau
produksi dapat dilakukan dengan menggunakan alat mekanis maupun dapat
dilakukan peledakan. Dari suatu kegiatan peledakan akan lebih efisien terhadap
waktu dibandingkan dengan menggunakan alat mekanis dan juga dapat lebih
mengatur fragmentasinya.
Pada suatu peledakan memerlukan sebuah lubang ledak dimana lubang
ledak disiapkan dengan menggunakan alat jack lag atau jumbo drill. Dimana
lubang ledak yang disiapkan akan ada suatu pola dalam menentukan peledakan
yang baik, dari pola tersebut dibuat akan bergantung pada faktor yang
mempengaruhi dari peledakan.
Sumber: Anonim.2015
Gambar 2.1
Pembuatan Lubang Ledak
Pada kegiatan pengeboran ini harus memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja dari alat bor itu sendiri, sehingga dapat dilakukan
pemilihan pada alat bor yang dapat digunakan. Dimana faktor-faktor yang akan
mempengaruhi yaitu:
1. Kekerasan batuan,
2. Resistensi batuan,
3. Struktur,
4. Cepat rambat gelombang seismik, dan
2
3
5. Abrasivitas.
Selain dari itu hal yang harus diperhatikan dari proses pengeboran untuk
lubang ledak ini yaitu tentang pola serta arah dari pemboran lubang ledak
tersebut.
Sumber: Faisal.2015
Gambar 2.2
Pembuatan Pola Pemboran
Dimana pada pola pemboran ini dapat dilakukan dengan 3 bentuk atau
pola, yaitu sebagai berikut:
1. Pola Bujur Sangkar (Square Pattern)
Dalam pola ini dibuatlah pola pemboran dengan posisi dari lubang bor
atau burden dengan spasi memiliki jarak yang sama. Pada pola bujur
sangkar dengan bentuk square ini memiliki keuntungan dalam
penggunaannya, yaitu sebagai berikut:
a. Dapat lebih mudah menentukan lubang yang akan dilakukan
pengeboran, hal tersebut dikarenakan jarak dari spasinya yang
sama dengan burden.
b. Pengaturan untuk waktu delay yang berbentuk V sehingga fragmen
dari proses peledakan terkumpul pada tempet tertentu.
Selain itu terdapat pula kerugian apabila menggunakan pola bujur
sangkar square ini, yaitu:
3
4
Sumber: Faisal.2015
Gambar 2.3
Pola Pemboran Square
2. Pola Bujur Sangkar (Rectangular Pattern)
Pada pola pemboran ini ialah pola dari proses pemboran yang memiliki
ukuran spasi yang dalam satu baris lebih besar dari jarak burden, yang
mana akan membentuk pola persegi panjang.
Sumber: Faisal.2015
Gambar 2.4
Pola Pemboran Rectangular
3. Pola Zig-Zag (Stanggered Pattern)
Pada pola pemboran ini dilakukan dengan menempatkan lubang ledak
yang posisinya saling selang-seling pada setiap kolomnya yang mana
akan membentuk segitiga. Biasanya pada pola seperti ini daerah yang
tidak terkena pengaruh dari energi ledakan cukup sedikit sehingga
memiliki keuntungan, yaitu:
a. Memberikan keseimbangan untuk tekanan yang seimbang.
b. Penggunaan dari delay tidak terlalu banyak.
Akan tetapi memiliki kerugian untuk penggunaan pola ini, yaitu sebagai
berikut:
4
5
a. Waktu yang diperlukan untuk penempatan dari alat bor yang akan
semakin lama.
b. Fragmentasi hasil peledakan yang akan menyebar.
Dalam penggunaan pola stanggered ini dapat dikombinasikan dengan
pola bujur sangkar yang square ataupun rectangular.
Sumber: Faisal.2015
Gambar 2.5
Pola Pemboran Stanggered Square dan Rectangular
5
6
Akan tetapi arah dari pemboran tegak atau secara vertikal ini memiliki
kerugian, yaitu
a. Dapat mengakibatkan adanya bongkahan akibat dari energi yang
kurang merata.
b. Dapat saja mengakibatkan terjadinya longsoran pada jenjang.
c. Akan mengakibatkan tonjolan pada lantai jenjangnya.
6
7
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
1. Menggambarkan pola peledakan corner cut dengan pola pengeboran
staggered square yang burden dan spasinya 3 m.
2. Menggambarkan pola peledakan V-cut dengan pola pengeboran
staggered rectangular yang burden 4 m dan spasi 6 m dan arah
pengeboran miring 800
3. Menggambarkan pola peledakan V-cut dengan pola pengeboran square
yang burden dan spasinya 4,5 m dan arah pengeboran miring 850
4. Menggambarkan pola peledakan box cut dengan pola pengeboran
rectangular staggered yang burden 4 m dan spasi 5 m
3.2 Pembahasan
1. Menggambarkan pola peledakan corner cut dengan pola pengeboran
staggered square yang burden dan spasinya 3 m.
Gambar 3.1
Corner Cut
7
8
Dimana menggunakan pola peledakan corner cut apabila ada dua free
face sehingga arah lemparan aka nada dua arah.
2. Menggambarkan pola peledakan V-cut dengan pola pengeboran
staggered rectangular yang burden 4 m dan spasi 6 m dan arah
pengeboran miring 800
Gambar 3.2
V-cut
Dimana menggunakan pola peledakan v-cut apabila hanya ada satu free
face dan mengumpulkan di satu titik atau tempat hasil dari peledakannya,
dimana pola pengeboran menggunakan zig-zag yang memperhatikan
fragmentasi karena penyebaran kekuatan ledakannya merata.
3. Menggambarkan pola peledakan V-cut dengan pola pengeboran square
yang burden dan spasinya 4,5 m dan arah pengeboran miring 850
Dimana menggunakan pola peledakan v-cut apabila hanya ada satu free
face dan mengumpulkan di satu titik atau tempat hasil dari peledakannya,
dimana pola pengeboran menggunakan square karena tidak terlalu
memperhatikan fragmentasinya seperi over burden.
8
9
Gambar 3.3
V-cut
4. Menggambarkan pola peledakan box cut dengan pola pengeboran
rectangular staggered yang burden 4 m dan spasi 5 m
Gambar 3.4
Box Cut
9
10
BAB IV
ANALISA
10
11
BAB V
KESIMPULAN
11
12
DAFTAR PUSTAKA
12