1. TUJUAN PEMBORAN
Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam
suatu operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat
sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan
peledak untuk diledakkan. Bukan hanya untuk pembuatan lubang ledak tetapi
pemboran memiliki fungsi lain seperti pengumupulan data sebaran cadangan.
Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi
menjadi 8 (delapan) macam yaitu :
1. Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif
2. Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan
3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi
4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi
5. Kimiawi : microblast, disolusi
6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis
7. Seismik : sinar laser
8. Nuklir : fusi, dan fisi
3. Pola Pemboran
Keberhasilan suatu peledakan salah satunya terletak pada ketersediaan
bidang bebas yag mencukupi. Pola pemboran merupakan suatu pola pada
kegiatan pemboran dengan mendapatkan lobang-lobang tembak secara
sistematis. Pola pemboran yang bisa diterapkan pada tambang terbuka
bisaanya ada tiga macam pola pemboran yaitu:
a) Pola Bujur Sangkar (square pattern)
Pola pemboran ini adalah dimana jarak antara burden dan spasinya
sama panjang yang membentuk bujursangkar.
3. Pahat Diamond
Pahat Diamond merupakan sejenis bahan yang mempunyai kekerasan
yang sama dengan intan (intan industri) dipakai apabila pahat biasa
sudah tidak dapat menembus formasi, umumnya untuk lapisan-lapisan
yang keras.
Gambar 1.6 Pahat Diamond
4.PELAKSANAAN PENGEBORAN
I. TAHAP PERSIAPAN
1. Pekerjaan Mobilisasi
a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.
b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.
c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi
lapisan tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi yang mudah
runtu.
d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa
Lumpur beserta selang-selangnya.
e. Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.
Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :
Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap
pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).
Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut
menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam
lubang bor dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam
lubang elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor.
Sebagian arus kembali ke elektroda di permukaan dengan arus yang telah mengalami
penurunan. Penurunan inilah yang diukur.
Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan
diameter konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap
pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah)
tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah
6 inchi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing
dan saringan (sreen) serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).
Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan
gambar konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan
(screen) harus didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.
Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari
pemahaman aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang
dihasilkan mampu memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan
kapasitas yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah
sekitar pemboran.
Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk
menyaring masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan
mencegah masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen).
Adapun cara penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan
sirkulasi (spulling) air yang encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat
tersusun dengan sempurna pada rongga antara konstruksi pipa casing dengan dinding
lubang bor.
Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud
untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari
partikel hlus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga
ar tanah dapat mengalir kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.
Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :
1. Water Jetting
Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang
mempunyai 4 lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-
tiap interval saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa bor
yang dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang
memompakan air bersih kedalam sumur dalam.
Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-
mutar pipa penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).
2. Air Lift
Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur
dalam dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini
dilakukan mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga
ke dasar sumur dalam.
- Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing
melalui saringan (screen).
Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui
kondisi akuifer dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis
serta kapasitas pompa ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.
Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap.
Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan,
pertengahan dan akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air
adalah untuk pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari
sumur dalam tersebut memenuhi standar air minum yang diizinkan.
Kualitas air yang dianalisa adalah :
- PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.
- Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.
- Jumlah zat pada terlarut (TDS).
X. TAHAP FINISHING
5.PENGOLAHAN DATA
KEADAAN ENDAPAN
Lapisan batubara yang dijumpai di lapangan terdiri dari 4 lapisan
(seam) yakni A1, A2, B1 dan B2. Secara
umum penyebaran batubara tersebut dari Barat ke Timur dengan kemiringan
ke arah Selatan (24 - 410).
Dari keempat lapisan batubara (coal seam) yang terdapat dalam areal Studi,
semua dianggap layak untuk
ditambang, karena semua lapisan tersebut menunjukkan ketebalan lebih dari 2
meter.
Batubara yang terdapat di daerah penyelidikan tergolong batubara muda (sub-
bituminus atau lignite) dengan
kadar air yang tinggi (moisture content) yang tinggi, namun kadar abu dan
belerang rendah,
SUMBERDAYA BATUBARA
Perhitungan sumberdaya batubara pada Blok Prospek dihitung dengan
menggunakan Klasifikasi
Perhitungan Sumberdaya USGS tahun 1983 dengan metoda perhitungan
seam by seam, sedangkan untuk
perhitungan potensi batubara yang dapat ditambang menggunakan Metoda
Penampang.