Anda di halaman 1dari 10

MODUL IX

POLYGON

Tujuan :
Agar praktikan dapat menerapkan penggunaan alat Theodolit dalam pembuatan kerangka
dasar pemetaan.
Peralatan yang diperlukan :
1. Theodolit

1 buah

2. Unting-unting

1 buah

3. Jalon

2 buah

4. Paying

1 buah

5. Meteran

1 buah

6. Patok

1 buah

7. Statif

1 buah

Teori
Polygon merupakan serangkaian garis lurus khayal yang menghubungkan titik-titik di
permukaan bumi. Setiap titik dalam rangkaian tersebut akan menjadi acuan bagi penentuan
koordinat titik-titik disekitarnya. Pengukuran Polygon bias digunakan untuk menentukan
kerangka dasar mendatar pengukuran situasi.
Pada pengukuran situasi, Theodolit diletakkan pada titik-titik Polygon. Jika tidak terdapat
titik di antara titik-titik polygon sebagai titik acuan, maka harus dilakukan pengikatan ke
belakang (dari titik pertama polygon ke titik acuan).
Pengukuran Polygon mengikuti pengukuran sudut mendatar dan jarak mendatar antara
titik-titik Polygon. Dari selisih antara dua sudut mendatar pada satu titik, diperoleh sudut dalam
polugon pada titik tersebut.

Ada dua cara pengukuran Polygon, yaitu :


a. Cara Polygon tertutup (satu titik acuan)
b. Cara Polygon terbuka (dua titik acuan)
Koordinat VR

diketahui

Sudut-sudut Polygon S0 , S1 , , S6

diketahui

Bila :

Rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan :


12 = VR S0
23 = 12 + 1800 S2
34 = 23 + 1800 S3
45 = 34 + 1800 S4

Titik 1
X1 = XR + dR sin VR
Y1 = YR + dR cos VR
Dimana dR = jarak dari titik 1 ke VR

Titik 2
X2 = X1 + d12 sin 12
Y2 =Y1 + d12 cos 12
Dimana jarak d12 = jarak titik 1 ke 2
Titik 3
X3 = X2 + d23 sin 23
Y3 =Y2 + d23 cos 23
Demikian juga untuk titik 4, 5 dan 6
Untuk mendapatkan hasil yang cukup teliti, maka diadakan koreksi-koreksi. Ada 2 macam
koreksi, yaitu :
1. Koreksi sudut f ()
S1 + S2 + S3 + S4 + S5 + S6 + f () = 7200 (jumlah sudut dalam segi enam)
Atau :
(n - 2) x 180
f () = 7200 - S1
f () merupakan koreksi sudut
f () dibagi-bagi pada S1, S2, S3, , S6
2. Koreksi jarak
a.

( )

( )

Karena titik awal dan akhir berhimpit, maka :


Xakhir Xawal = 0
( )

f(x) = koreksi x
b.

( )

Karena titik awal dan akhir berhimpit, maka :

Yakhir Yawal = 0

( )

f(y) = koreksi y

Maka :
Absis Xi diberi koreksi sebesar :
Ordinat Yi diberi koreksi sebesar :

( )
( )

Cara kerja :

Membuat sketsa titik-titik Polygon

Memasang Theodolit pada titik awal

Tanpa membuka kompas, melakukan pembacaan sudut

Membidik Theodolit ke titik acuan dan melakukan pembacaan sudut, membuka kompas
dan melakukan pembacaan sudut mendatar

Membidik titik ke 2 dan melakukan pembacaan sudut, mengukur dengan pita ukur jarak
antara 2 titik tersebut

Memindahkan Theodolit pada titik ke 2

Membidik titik yang ditinggalkan

Membidik titik ke 3 dan melakukan seperti pada titik ke 2 dan memindahkan Theodolit
sampai mendapatkan sejumlah titik yang diinginkan.

Mengulangi kegiatan tersebut dimulai dari titik terakhir hingga kembali menuju tutuk
awal (titik ke 1)

Memeriksa kesalahan penutup sudut

Bila Polygon tertutup maka titik awal dan titik akhirnya berimpit, sedangkan Polygon
terbuka maka titik awal dan titik akhirnya tidak berimpit

Pengolahan Data

Titik
alat
A
B
C
D
E

Titik
bidik
B
E
A
C
B
D
C
E
D
A

BA

BT

BB

VA

HA

158,5
157
116
114
154,5
143
119
147,5
130
142

148,5
148
110,5
100,5
144,5
136
111,5
138
121
134

138,5
138
97
90,5
135
128,5
104,5
129
112
123,5

90
90
90
90
90
90
90
90
90
900

000000
833045
000000
1190830
000000
1040655
0000000
1105850
000000
1223815
54002315

Jumlah

HA
83,512
119,141
104,115
110,98
122,637
540,387

Tinggi alat
130
129
120
130,5
136

Jarak Optis dan KR

Jarak optis (titik sebelum)


=[(157-138)+(116-110,5)+(154,5-135)+(119-104,5)+(130-112)
=19+5,5+19,5+14,5+18
=76,5 m
Jarak optis (titik setelah)
=[(158,5-138,5)+(114-90,5)+(143-128,5)+(147,5-129)+(142-123,5)]
=20+23,5+14,5+`18,5+18,5
=95 m
Keliling
= AB+BC+CD+DE+EA
= 19,78+19,51+14,19+18,7+18,67
= 90,85 m

Kesalahan relative (titik sebelum)

Kesalahan relative (titik sesudah)

jarak titik
19,78
18,67
19.78
19,51
19,51
14,19
14,19
18,7
18,7
18,67

Koreksi sudut
Poligon segi n
Ra = (n-2) x 1800 = .0
Ra = 5400

Maka, sudut setelah koreksi


Titik
A
B
C
D
E

Sudut dalam sebelum dikoreksi


833045
1190830
1040655
1105850
1223815
54002315

Sudut dalam setelah dikoreksi


852945
1204515
1054340
1123535
1241500
540

Sudut jurusan dan jarak XY


Sudut jurusan dan jarak XY
titik Lij (m)
ij (sudut jurusan)
A-B 19,78
E 601515 E
B-C 19,51
E 60 30' 0" S
C-D 14,19
W 44 46' 20" S
D-E 18,7
W 67 49' 15" S
E-A 18,67
W 34 15' 0" N

dij (x)
19,78
-14.8982864
4.65
2.75473
-2.0288025

dij (y)
0
-32.33266247
1.098478
22.4314837
-22.70955

A. Analisa Percobaan
a. Analisa alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Theodolit, jalom, patok, rambu, unting
unting, payung, statif. Theodolit digunakan untuk membaca rambu serta untuk
mengukur sudut horizontal dan vertikal, statif untuk meletakkan Theodolit, unting
unting untuk mempermudah agar Theodolit posisinya mendatar karena pada praktikun ini
letak Theodolit dipindah pindah pada tiap titik polygon, jalom dan patok untuk
menandai titik yang akan diukur, rambu untuk membaca benang atas, tengah dan bawah,
serta payung untuk melindungi Theodolit dari cahaya matahari karena alat sensitif
terhadap cahaya. Praktikum dimulai dengan menyiapkan semua alat yang diperlukan,
setelah semua alat disiapkan kemudian dibuat sketsa lapangan berupa polygon.
Kemudian tiap titik ditandai dengan patok, mulai dari titik A sampai titik G. Setelah
itu alat diletakkan di titik A diukur tinggi alat dan diusahakan agar alat benar benar
mendatar terhadap acuan dengan menyetel nivo dan unting - unting, kemudian dilakukan
penembakan ke titikk G dan B, diperoleh sudut dalam GAB, kemudian alat dipindah ke
titik B, dilakukan penyetelan alat seperti pada titik A kemudian dilakukan penembakan
ke titik A dan C maka diperoleh sudut dalam ABC. Demikian dengan titik yang lain
sampai ke titik G.

b. Analisa praktikum
Praktikum dimulai dengan menyiapkan semua alat yang diperlukan, setelah
semua alat disiapkan kemudian dibuat sketsa lapangan berupa polygon (dengan 6 titik) di
mana jarak tiap titik bervariasi (dalam satuan meter),
Kemudian dalam menyiapkan alat theodolit pastikan buble pada tabung nivo
berada di tengah-tengah dengan memutar leveling screw. Yang menandakan bahwa
posisi teodolit pada tempat yang mendatar. Dalam praktikum ini praktikan tidak
mempunyai titik acuan yang telah diketahui koordinatnya sehingga dalam penembakan
titik dilakukan dua kali, yaitu menembak titik dari belakang kemudian ke depan. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan sudut dari tiap titik polygon (sudut dari titik belakang
merupakan 00)

Pada praktikum polygon ini juga dilakukan pengukuran jarak optis dengan
melihat angka pada rambu saat penembakan titik patok. Dalam penembakan ini dilakukan
penglihatan dan pencatatan nilai benang atas, tengah, dan bawah. Untuk mendapat jarak
pembandingnya, dilakukan juga pengukuran jarak dengan menggunakan meteran.

c. Analisa pengolahan data


Maka, sudut setelah koreksi:
Titik
A
B
C
D
E

Sudut dalam sebelum dikoreksi


833045
1190830
1040655
1105850
1223815
54002315

Sudut dalam setelah dikoreksi


852945
1204515
1054340
1123535
1241500
540

Dari pengolahan datapercobaan yang diuraikan di atas dapat dianalisis bahwa


dalam pengukuran percobaan polygon dihitung pula kesalahan relatif dari perhitungan
jarak optis saat penembakan titk dan koreksi sudut dari polygon. Hal ini bisa saja terjadi
karena pada saat percobaan letak rambu tidak tepat pada posisi patok yang telah
ditentukan. Selain itu pembacaan garis skala rambu pada lensa theodolit mungkin kurang
akurat karena perbedaan pembacaan benang rambu.
Dalam percobaan ini dilihat apakah polygon yang diukur menggunakan theodolit
ini merupakan polygon tertutup atau terbuka. Dari sketsa yang dibuat diawal percobaan
yang diukur adalah polygon tertutup. Namun dalam pengolahan data terlihat bahwa
polygon yang ada adalah polygon terbuka sehingga terdapat jarak penutup. Oleh karena
itu, dihitunglah nilai kesalahan relative dari jarak optis dan koreksi sudut penutup.

B. Kesimpulan
Dari percobaan polygon ini dapat disimpulkan bahwa penerapan penggunaan alat theodolit
dalam pembuatan kerangka dasar pemetaan dilakukan dengan menggunakan polygon, sehingga
didapat data jarak(baik jarak optis maupun jarak horizontal.Sudut (dalam atau luar). Olehkarena
polygon yang terukur tidak tertutup sempurna yang kemudian dihitung pula nilai koreksi jarak
optis dan sudut dari polygon. Sedingga diperoleh polygon hasil koreksi yang menutup.

C. Daftar Pustaka

Pedoman praktikum ilmi ukur tanah. Laboratorium survey dan pemetaan.


Departemen teknik sipil Fakultas teknik Universitas Indonesia

Anonim.2007. Artikel : http ://geodesy. Gdb.itb.ac.id

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL


MODUL III.4
ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

KELOMPOK 24
Afimonika

(0806338506)

Hendri Faldi

(0806329256)

Krisman Sinaga

(0806329363)

Piawai Said

(0806329520)

Qi Yahya

(0806329533)

Syifa Rahma Ayu

(0806338941)

Tanggal praktikum

: 04 October 2009

Asisten praktikum

: KEMAL

Tanggal disetujui

Nilai

Paraf asisten

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2009

Anda mungkin juga menyukai