Sejak bangun tidur dan bahkan selama tidur pun orang memerlukan atau tidak
dapat lepas dari barang, peralatan atau keperluan, yang sebagian atau
seluruhnya terbuat dari bahan galian industri.
Rumah, peralatan rumah tangga, sabun mandi, tapal gigi, bedak, kertas, plastik,
cat, semen, dan lain-lain adalah terbuat dari bahan galian industri. Tanpa kita
sadari bahwa kehidupan kita sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari bahan galian
industri. Dengan kata lain kita tidak dapat hidup tanpa bahan galian industri
atau hasil olahannya.
2. Komunikasi dua arah antara industri hulu (pemasok) dan industri hilir
(pemakai) belum terjalin dengan baik.
4. Data dan informasi bahan galian industri di Indonesia belum lengkap dan
belum tersebar luas, baik mengenai jenis endapan, jumlah cadangan, mutu,
kegunaan, pengolahan dan pemasarannya.
5. Kelembagaan penanganan bahan galian industri di Indonesia belum
mantap. Hal ini terkaitnya beberapa departemen dalam perijinan dan
pengusahaan bahan galian industri, misalnya Departemen Pertambangan
dan Energi, Departemen Kehutanan, Departemen Transmigrasi, Depertemen
Perindustrian, Menteri Negara KLH dan lain-lain.
7. Rencana untuk tata ruang (RUTR) daerah atau wilayah belum memadai
karena data dan informasi bahan galian di wilayah bersangkutan belum
lengkap. Kadang-kadang penataan ruang tersebut berdasarkan inventarisasi
bahan galian yang tidak sempurna, karena dilakukan oleh orang atau instansi
yang tidak professional.
Meskipun beberapa jenis bahan galian industri berlimpah di Indonesia dan
mutunya cukup baik, namun untuk memenuhi kebutuhan berbagai industri di
dalam negeri sebagian besar masih diimpor dari luar negeri, baik dalam bentuk
mentah maupun hasil olahannya.
Hal ini disebabkan bahan galian industri atau hasil olahannya tersebut
menggunakan nama dagang yang beraneka ragam serta tidak mencerminkan
bahan asalnya, sehingga baik konsumen maupun importer dan pengusaha tidak
sadar bahwa bahan tersebut terdapat berlimpah di negeri sendiri.
Keadaan demikian dapat terjadi karena kurangnya informasi atau harga beli dari
luar negeri lebih murah daripada biaya produksi di dalam negeri, yang lebih
menyedihkan bila hal itu terjadi karena “luar negeri minded” atau hal-hal yang
terselubung.
2. Dibentuk suatu badan, lembaga atau panitia terpadu yang memantau semua
permasalahan yang terkait dengan bahan galian industri, antara lain
mengenai situasi pemasaran di dalam dan luar negeri, perubahan spesifikasi
kegunaan, penentuan teknologi baru, baik teknologi kegunaan dan
pengolahan, maupun teknologi penambangan dan eksplorasi.
3. Dijalin komunikasi dua arah yang baik antara industri hulu (penghasil dan
pemasok) dengan industri hilir (pengelola dan pemakai), misalnya dengan
jalan tukar munukar data dan informasi secara berkesinambungan.
Sifat fisik, ukuran, warna, kadar, derajat keputihan Persyaratan konsumen biasanya kadar
18 Onik,
19 Pasir laut,
20 Pasir pasang,
21 Pasir non-logam,
22 Pasir urug,
23 Sirtu,
24 Tanah liat,
25 Tanah urug,
26 Tanah timbunan ,
27 Tras,
28 Urukan tanah stempat,
29
30
A. BAHAN GALIAN BAHAN BANGUNAN
Bahan Bangunan,
Yaitu, Bahan galian batuan yang banyak dipakai dalam industri bangunan,
konstruksi dan ornament,
Contoh, Andesit,
Basalt,
Batu apung,
Diorit,
Granit,
Marmer,
Obsidian,
Onik,
Pasir,
Sirtu,
Tras.
Contoh-contoh Bahan Bangunan
No BAHAN BANGUNAN No BAHAN BANGUNAN
1 Andesit, 16 Marmer,
2 Basalt, 17 Obsidian,
3 Batu Apung, 18 Onik, Andesit Basalt
Obsidian
1. Andesit
Ganesa Andesit
Keterdapatannya dapat berupa retas, Sill, aliran permukaan atau lahar gunung
api.
Batu Andesite adalah batuan beku yang mempunyai kandungan silica lebih
tinggi dibandingkan dengan batuan basalt, dan mempunyai kandungan silika
lebih rendah dibandingkan dengan batuan rhyolite atau felsite.
Jenis batuan Andesite ini berbentuk kristalin. Bagian-bagian kecil yang berwarna
hitam disebut mineral biotite dan yang berwarna putih disebut potassium
feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-mineral gelap lainnya yang
terdapat pada batuan Andesite.
Batuan Andesite mempunyai lebih dari 20 persen kandungan kuarsa dan yang
terbanyak adalah mineral plagioklas, walaupun mineral-mineral ini kadang hanya
terlihat di bawah mikroskop. Batuan Andesite mempunyai kesamaan
pembentukannya secara letusan dengan batuan diorite.
Kristal terbesar dinamakan phenocryst, terbentuk jauh sebelum lava terletuskan
dan membeku, dan kristal-kristal tersebut dari bentuknya dapat menceritakan
sejarah dari proses perjalanan magma. Lava yang seperti ini yang mempunyai
banyak phenocrysts, dinamakan bertexture porphyritic.
Ciri-ciri Andesit,
Tekstur Porfiritik sampai Afanitik,
Tersusun dari senyawa kimia SiO2, Fe2O3, MgO,
Mineral utama Andesit adalah Plagioklas, Hornblende, Biotit dan Pyroksin,
Umumnya berwarna abu-abu gelap sampai hitam,
Strukturnya kompak, keras, masif, rekah-rekah dan sedikit berpori,
Berat jenis = 2,3 – 2,7,
Kuat tekan antara 600 – 2.400 kg/cm,
Andesit adalah jenis batu alam yang mempunyai tingkat kekerasan cukup tinggi.
Kegunaan Andesit
Andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan
piramida.
Perkakas-perkakas pada zaman prasejarah banyak memakai Andesit, misalnya,
sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll.
Kegunaan bahan galian andesit ini terutama untuk bahan bangunan (agregat)
dan batu hias (ornamental stone).
Zaman sekarang Batu Andesit dapat diaplikasikan pada dinding maupun lantai
baik untuk interior maupun exterior.
Tempat Terdapat Andesit,
Batu Andesit tersebar cukup luas di indonesia, mengikuti rangkaian pegunungan
mulai dari Sumatera, Jawa, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku sampai Irian Jaya.
Andesi yang potensial terdapat di Bobo, Dokiri, dan Soadara (Pulau Tidore)
dengan cadangan yang menyebar berupa lava andesit yang umumnya
membentuk perbukitan.
Di Sumatera Utara, Andesit umumnya terdapat di daerah pemukiman,
perkebunan, perladangan dan hutan di Kecamatan Berastagi (Berastagi),
Kecamatan Kabanjahe (Kabanjahe) dan Kecamatan Simpang Empat (Surbakti).
2. Basalt
Basalt merupakan batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan
magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi, biasanya
membentuk lempeng samudera di dunia dan mempunyai ukuran butir yang
sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam.
Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt
yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabro.
Type Basalt,
Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
Basalt Alkali,
Basalt Tholeitik.
Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan
K2O.
Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, Basalt Alkali memiliki kandungan Na2O dan
K2O lebih tinggi daripada Basalt Tholeitik.
Basalt tholeitik khas dijumpai di lantai samudera atau sebagai lava ekstrusi yang
sangat besar, sehingga membentuk plateau di kerak benua,
Contoh, terdapat Deccan Trap di India.
Komposisi Kimiawi
Al2O3,
SiO2,
TiO2,
K2O,
MnO2,
MgO,
CaO
Ciri Basalt,
Secara petrografi,
Basalt Alkali mengandung fenokris olivin, titanium-augit, plagioklas dan
oksida besi, serta nephelin.
Basalt Tholeitik mengandung plagioklas-Ca, augit subkalsik, pigeonit
(piroksin miskin Ca), gelas antar kristal (interstitial glass) dan struktur
saling tumbuh kuarsa-feldspar.
Basalt tholeitik adalah tipe basalt yang lewat jenuh (oversaturated) dengan
silika, sedang basalt alkali bersifat underaturated dengan silika yang
ditunjukkan dengan kehadiran nepheline.
Pembentukan Basalt,
Basalt alkali khas dijumpai di daerah kerak benua yang terangkat berbentuk
kubah (updomed continental crust) dan kerak benua yang mengalami rifting
(rifted continental crust), dan pulau-pulau oseanik seperti Hawai.
Kegunaan Basalt,
Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri, yaitu,
Abrasibe (poles),
Bahan bangunan atau pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)
Agregat pada kontruksi jalan
Lokasi Basalt,
Madiun,
Mojokerto,
Pasuruan,
Malang,
Probolinggo
3. Batu Apung
Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang mengandung silika
tinggi dan mempunyai sifat titik berongga-rongga.
Batu apung berasal dari magma asam yang muncul ke permukaan dan
bersentuhan dengan udara luar, dimana ada kebebasan gas yang terkandung di
dalamnya untuk keluar sehingga “buih gelas alam” tadi membeku dengan tiba-
tiba.
Batu apung umumnya terdapat sebagai fragmen yang dilemparkan pada letusan
gunung api dengan ukuran dari kerikil sampai bongkah.
Umumnya batu apung terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan, bahan
lepas dan fragmen dalam breksi gunung api.
Batu gunung di pasaran dikenal dengan nama Agregat adalah material batuan
yang didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit bumi yang keras dan
kenyal (solid),
Agregat dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu Agregat kasar dan
agregat halus.
Agregat kasar,
Yaitu, Agregat dengan ukuran terkecil yang tertahan di atas saringan no. 8
(2,38 mm) atau partikel yang lebih besar 4,75 mm menurut ASTM, lebih
besar dari 2 mm menurut AASHTO (Silvia Sukirman, 1992: 42).
Agregat kasar berfungsi untuk memberikan kekuatan pada
campuran.
Agregat halus,
Yaitu, Agregat dengan ukuran terkecil yang tertahan di atas saringan no. 200
(0,074 mm) dan lolos saringan no. 8 (2,36).
Agregat halus mempunyai fungsi untuk meningkatkan stabilitas
campuran melalui saling pengunci (interlocking) antar butir dan
pengisi ruang antar butir agregat kasar.
Bahan ini dapat terdiri dari butir-butir pecahan batu atau pasir alam
maupun campuran kedua-duanya.
Lapis Pondasi Agregat Kelas A (lapis pondasi atas atau base course),
Yaitu, Agregat yang terletak tepat di bawah permukaan perkerasan, maka
lapisan ini menerima pembebanan yang berat dan untuk mencegah
terjadinya keruntuhan akibat tegangan yang terjadi langsung di bawah
permukaan, lapis pondasi atas harus terdiri dari bahan bermutu tinggi.
Lapis pondasi agregat kelas B (pondasi bawah atau subbase course),
Yaitu, Pondasi bawah atau subbase terletak antara base dan subgrade,
karena letaknya di bawah base maka syarat-syaratnya agak longgar dari
syarat-syarat untuk base.
Batu kali,
Yaitu, Bongkahan batu yang umumnya ukurannya tidak beraturan yang
didapatkan dari sungai ataupun gunung yang digunakan sebagai bahan
pondasi bangunan rumah, gedung, dan lain-lain
Batu kali merupakan salah satu bahan bangunan yang penting untuk
membangun rumah dan bangunan, yaitu sebagai pembuatan fondasi rumah atau
bangunan. Batu kali dipasang bersama mortar (campuran semen, pasir, dan air)
sebagai konstruksi awal pembuatan dinding rumah.
Batu kali juga merupakan bahan bangunan yang tahan terhadap kondisi
lingkungan seperti hujan dan panas, sehingga sampai saat ini penggunaannya
sebagai fondasi rumah masih belum tergantikan dengan bahan buatan.
Batu kali merupakan jenis batuan yang tedapat di alam yang dapat berasal dari
jenis batuan, yaitu,
Batu andesit, merupakan jenis batuan beku vulkanik yang terbentuk dari
pembekuan lava yang keluar ke permukaan bumi saat letusan gunung berapi
Batuan Beku (Igneous Rock), merupakan Jenis batuan yang terbentuk dari
pembekuan lava yang keluar ke permukaan bumi (Ekstrusif) saat letusan
gunung berapi dan pembekuan magma yang menerobos lapisan tanah di
bawah permukaan bumi atau yang di kenal dengan Intrusif.
Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks), merupakan jenis batuan yang
terbentuk dari proses pengendapan atau sedimentasi lapisan-lapisan tanah
dan zat-zat kimia yang dihanyutkan oleh air.
Batuan metamorf, merupakan batuan yang terbentuk karena perubahan
tekanan dan suhu yang tinggi atau panas bumi.
6. Batu Keprus
Batu keprus adalah jenis batu gamping bio-klasik (terumbu) lunak yang yang
secara megaskopis berwarna putih atau putih kekuningan sampai putih keabuan,
terdiri dari cangkang-cangkang fosil moluska, koral dan foraminifera, serta
berbutir sedang sampai kasar (0,2 mm – 0,5 mm), dengan tekstur nonklastik,
struktur masif, komposisi mineral karbonat dan mengandung algae.
Endapan batu kerpus yang telah diketahui antara lain terdapat di daerah Gunung
Kidul (Yogyakarta), Pracimantoro (Wonogiri), dan tempat-tempat lainnya.
7. Diorit
Diorit adalah batuan beku intrusive yang mengandung plagioklas feldspar, biotit,
hornblende, dan piroksen dan abu-abu gelap dengan massa jenis 2,8 – 2,9
gram/cm³,
Batu Diorit adalah salah satu jenis batuan yang bersifat asam dan terbentuk dari
proses pembekuan magma di dalam bumi.
Tanah Serap merupakan sejenis tanah diatomae atau diatomit atau tepung fosil
(Johnstone & Johnstone, 1961 dan Hoeve, 1984).
Tanah Serap adalah suatu batuan sedimen silika, yang secara geologi terbentuk
dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka diatomea (fosil tumbuhan
air atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal) dan terendapkan di
danau atau non marin.
Salah satu kandungan Fullers Earth atau diatomea earth adalah mineral opal
(SiO2 n H2O), Opal merupakan suatu mineral biasa dan jenisnya bermacam-
macam.
Tanah serap terjadi apabila adanya penumpukan cangkang diatom yang telah
mati, protoplasma sel dan pectin dari dinding selnya terdekomposisi dan terpisah
dari lapisan silika, karena cangkang tersebut mengandung silika, cangkang ini
akan tetap utuh walaupun tertimbun selama berabad-abad, selanjutnya silika
mengendap di dasar air dan menjadi tanah diatom.
Tanah serap mempunyai berat jenis rendah (±0,45), oleh sebab itu agar diatome
yang mati dapat membentuk endapan maka pengaruh arus air harus kecil, sifat
diatome yang lain selain berat jenis yang rendah adalah kemampuan daya serap
air 25 - 45%, warna putih hingga coklat tergantung kontaminasinya, kemampuan
daya hantar listrik atau panas rendah, di lapangan memberikan kenampakan
seperti lembaran tipis dan mudah dipisahkan.
Gabro adalah batuan beku intrusif, berwarna gelap, dan tersusun atas kristal-
kristal mineral yang berukuran kasar (coarse-grained), yang terjadi dari proses
pembekuan magma yang bersifat ultra basa,
Batuan ini selalu berwarna hitam gelap, hijau gelap atau hijau kehitaman hingga
hitam legam karena mineral utamanya adalah plagioklas dan piroksen.
Gabro adalah batuan yang paling melimpah pada kerak samudera, sebaran
bantuan ini di Indonesia umumnya menempati daerah bagian timur kepulauan
Indonesia seperti pulau Sulawesi, Kalimantan, Kepulauan Halmahera, Pulau
Timor dan Irian.
Granit merupakan salah satu dari jenis batuan beku dalam (plutonik), yang
terbentuk melalui pendinginan magma yang terjadi dalam bumi. Batu granit
memiliki sifat yang asam. Selain itu batu granit memiliki tekstur yang kasar,
terutama terdiri atas mineral-mineral feldspar dan kuarsa.
Batu granit yang meleleh akibat panas dari magma berubah menjadi batu riolit.
Batu riolit memiliki tekstur hampir sama dengan granit, yang membedakan
adalah riolit memiliki tekstur lebih halus, terang, dan terbentuk di permukaan
bumi, sehingga termasuk batuan beku luar atau batu vulkanik.
Proses Pembentukan Batu Granit,
Batu granit termasuk dalam batuan beku dalam. Oleh karena itu, batu granit
terbentuk di dalam bumi, melalui proses intrusi magma. Instrusi magma
adalah proses naiknya magma ke permukaan bumi, dan menyusup diantara
celah-celah batuan. tetapi, karena tenaga yang kecil, magma tidak pernah
sempat keluar dari dalam bumi, dan mengalami pendinginan di dalam bumi.
batu granit terbentuk melalui pendingan magma yang terjadi di dalam bumi,
dengan tempo yang lama.
Akibat pendinginan yang lama, tekstur batu granit cenderung kasar. Magma
yang mengalami pendinginan membentuk butiran mineral yang besar. Butiran
mineral yang besar ini, kemudian bersatu, dan menjadi batu granit. Batu
granit juga dapat ditemukan di permukaan bumi. hal ini dapat terjadi jika
lelehan lava yang merayap di permukaan bumi mengandung unsur batu
granit. Struktur dari batu granit adalah 20 hingga 60 persen batu grannit
terdiri dari kuarsa dan fieldspar, dengan rincian 10 persen kuarsa, 30 hingga
60 persen fieldsparkalium, 0 hingga 35 persen plagioklas natrium dan mineral
mavis 30 hingga 35 persen.
Manfaat Batu Granit
Batu granit adalah salah satu batu di bumi yang banyak dimanfatkan untuk
kebutuhan manusia. Karena kuat, batu granit sering dipakai sebagai bahan
konstruksi. Selain itu batu granit yang berbentuk lembaran, banyak dipakai
sebagai ornamen dinding.
Batu granit yang tahan air, juga dipakai sebagai tekel untuk lantai. Sisa- sisa
ptongan batu granit, juga bisa dipakai sebagai teraso. Tidak hanya dipakai di
bidang konstruksi, batu granit juga dipakai sebagai alat pengukur koordinat.
Alat pengukur ini bernama Coordinate Measuring Machine. Alat ini
memanfaatkan batu granit yang tahan air.
11. Grano Diorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam (intrusif kasar) yang mengandung kuarsa
(20 %) dan plagioklas (65 sd 90 %) sebagai mineral utama, dan memiliki
komposisi di antara granit dan diorite, mineral sisa dari granodiorit adalah
Natrium dan Kalsium.
Diorit merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang terbentuk
dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction
zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu
gunung didalam cordilleran (subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti
pada deretan pegunungan), terdapat emplaces yang besar berupa batholiths
(banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada
permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite.
Diorit berwarna Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih dengan
massa jenis 2,8 – 2,9 gram/cm³.
Penambangannya sama seperti andesit, umumya penambangan granidiorit
dilakukan di quarry (Kuari). Cara mengambilnya dengan cara blasting
(peledakan) atau jika ada rekahan maka akan diambil dengan alat berat
langsung
Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik)
daripada labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan
gabro. Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang
lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit.
Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot.
Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu
gelap hijau keabu-abuan.
15. Laterit
Salah sata dari beberapa elemen penyusun bumi yang utama selain batuan
adalah tanah.
Tanah laterit merupakan tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang rendah
karena unsur hara yang terdapat didalamnya telah tererosi oleh derasnya
intensitas air hujan yang tinggi dan kemudian terbawa oleh aliran air sehingga
menyebabkan kandungan mineral dan hara dalam tanah ikut hilang.
Tanah jenis ini tidak cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan karena kondisi
dan kandungan tanahnya tidak mendukung pertumbuhan akar dan
perkembangan tumbuhan yang tumbuh diatasnya.
Tanah laterit merupakan lapisan tanah dari hasil pelapukan akhir dari proses
desintegrasi dan dekomposisi, tanah laterit terbentuk dari pemindahan silika
secara kimiawi yang keluar dari solum tanah sehingga konsentrasi Fe dan Al
meningkat secara relative, prosesnya sendiri terbentuk pada daerah tropis
dimana intensitas curah hujan dan suhu yang tinggi dimana menyebabkan
kandungan Si mudah terlarut dan membentuk tanah oksisol yang meliputi tanah
laterit dan latosol.
Ciri-ciri Lterit berdasarkan struktur kandungan yang ada di dalamnya,
yaitu,
Terdapat di daerah tropis dan sub-tropis, karena di wilayah ini intensitas
hujan sepanjang tahunnya sangat tinggi,
Pelapukan batuan basa dan ultrabas sangat tinggi, pelapukan ini disebabkan
karena proses kimiawi pada saat terjadinya hujan dengan intensitas yang
tinggi menyebabkan degradasi lapisan basa dan ultrabasa yang sangat
tinggi.
Mengandung mineral lempung relatif tinggi, mineral lempung ini meliputi
lapisan illite dan montmorilonite yang memiliki potensi kerusakan lapisan
tanah yang sangat besar.
Profil tanah yang mudah menyerap air, letak tanah laterit yang sangat dalam
dari permukaan tanah menyebabkan tanah ini mudah untuk menyerap air
yang terjadi pada saat terjadi turunnya hujan yag deras. Selain itu, tanah
laterit juga terdapat pada genangan-genangan air.
Memiliki kadar pH yang tinggi, kadar pH yang ada pada kandungan tanah
laterit cenderung bersifat asam karena lapisan basa dan ultrabasnya sudah
hilang karena terbawa aliran air.
Tekstur tanah yang kokoh dan padat, tekstur ini merupakan ciri dari tanah
laterit karena pada jenis tanah ini kandungan lempung atau liatnya sangat
tinggi.
Memiliki kandungan mineral tanah yang cukup, kandungan mineral tanah
yang ada dalam lapisan tanah laterit adalah zat besi, timah, zirkon, kwarsa,
aluminium, nikel, oksida titanium dan lainnya.
Memiliki warna merah agak kekuning-kuningan, tanah laterit merupakan
tanah yang sudah berusia tua dan terdapat di lapisan bawah.
Memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah, tanah laterit yang sudah
kehilangan unsur haranya tidak dapat lagi dipergunakan untuk media
bercocok tanam karena sudah tidak produktif lagi.
Pemanfaata laterit adalah,
bahan baku pembuatan batu bata dan genting,
bahan baku pembuatan gerabah dan tembikar,
bahan baku industri semen,
bahan baku dalam pengerasan jalan raya,
media penampung cadangan air,
media tanam padi tadah hujan dan palawija, dan
bahan baku campuran pembuatan tembok.
16. Marmer
Marmer berasal dari batu gamping yang kompak berwarna atau bermotif
menarik, yang belum atau sudah mengalami ubahan, baik dipoles dan
diperdagangkan sebagai marmer.
Dalam istilah dagang (umum) marmer adalah segala jenis batuan yang apabila
digosok (dipoles) menjadi mengkilap, batuan tersebut bisa berupa batu gamping,
marmer (marble), basalt, granit dan sebagainya.
Marmer dalam istilah geologi adalah batu gamping atau dolomit yang mengalami
metemorfosa kontrak ataupun regional.
Batu gamping atau dolomit bisa diterobos oleh batuan beku akan mengalami
perubahan fisik yang berupa penghabluran mineral kalsit atau dolomit dengan
tekstur gula pasir (sacharoidal texture) dan membentuk marmer.
Mineral-mineral lain sebagai pengikat atau pengotor antara lain kuarsa, granit,
hematit, limonit, pirit, mika diorit, termolit, wolastonit diopsit dan hormblende,
meskipun dalam jumlah kecil, dapat mempengaruhi warna dan mutu marmer.
Pada umumnya marmer murni berwarna putih mengkilap, sedangkan warna-
warna lainnya tergantung kepada mineral pengotor yang terkandung di
dalamnya, contohnya,
Abu-abu muda sampai hitam karena adanya mineral grafit,
Hijau karena adanya mineral khlorit,
Merah muda sampai merah kerana adanya limonit, atau mangan.
Batuan Marmer berwarna abu-abu gelap dan agak kemerahan, keras, kompak,
masif, sebagian terkekarkan kuat, terisi mineral kalsit dan oksida besi, umumnya
tidak menunjukkan suatu perlapisan, ketebalannya 5 - 10 meter.
Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung
api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga
akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan.
Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan
sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Cara terjadinya obsidian sama dengan perlit, namun tanpa dipengaruhi oleh
faktor tekanan dan suasana basa. Keterdapatannya juga berkaitan dengan
rangkaian gunung api tersier dan kuarter.
Endapan oniks terdiri dari mineral klasit yang berlapis-lapis, umumnya berwarna
putih kekuningan dan agak bening sehingga tembus pandang.
Oniks terendapkan pada rongga atau rekahan batu gamping yang berasal dari
larutan kalsium karbonat (panas atau dingin).
Sirtu adalah singkatan dari pasir batu, karena komposisi ukuran butir yang tidak
seragam.
Sirtu terjadi karena akumulasi pasir dan batuan yang terendapkan di daerah-
daerah relatif rendah atau lembah.
Komposisi kimia batu pasir (Sirtu) adalah,
SiO2
Fe2O3
CaO
MgO
Sirtu umumnya berasal dari pasir, batuan gunung api dan sering bercampur
dengan pasir batu apung, yang merupakan hasil rombakan dari batuan asal yang
tidak terkonsolidasi.
Sirtu tersebar luas di Indonesia, terutama di sekitar daerah gunung api dan
umumnya ditemukan pada aliran sungai.
Umumnya sirtu ditemukan sebagai endapan aluvium, sedangkan endapan
kegiatan gunung api berupa lahar akan menghasilkan sirtu (pasir dan batu).
Sirtu adalah nama singkatan dari pasir dan batu, hal ini di pertimbangkan di
pergunakan karena sirtu mempunyai komposisi mineralogi dan ukuran yang
sangat beragam, para akademisi tidak dapat menyebutkan komposisi mineralogi
dan ukurannya apabila belum mengetahui batuan asal pembentuk sirtu, oleh
sebab itu penanaman sirtu lebih bersifat praktis bukan nama akademis.
Sirtu merupakan hasil kegiatan gunung api yang tak teruraikan, tercampur dari
beberapa ukuran mulai dari ukuran pasir sampai bongkah, berada di dataran
rendah sekitar gunung api baik yang proses erupsinya terjadi pada zaman tersier
atau kuarter, sesuai dengan konsep transportasi dan pemilihan makin jauh dari
sumbernya makin seragam komposisi mineralogi dan ukuran butirnya (Sutidja,
2001).
Sirtu di dapatkan di daerah rendah lereng sekitar gunug api. Oleh sebab itu di
Indonesia sirtu di dapatkan menyebar di sepanjang jalur gunug api, ataupun
merupakan endapan sungai dan pantai.
Manfaat Sirtu,
Bahan bangunan,
Sektor konstruksi bangunan perumahan, pertokoan, perkantoran dan
jembatan,
Fondasi jalan.
24. Tanah Liat
Tanah liat (lempung) adalah salah satu komoditi yang tergabung dalam bahan
galian industri yang mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia dan
termasuk mineral komoditi yang dapat juga mendatangkan keuntungan, baik
untuk para pengusaha maupun bagi negara sebagai suatu sumber devisa.
Tanah liat terdiri dari kumpulan mineral-mineral silikat hidrous yang mengandung
unsur-unsur alumina, besi, alkali, dan alkali tanah. Secara megaskopis lempung
menunjukkan kenampakan warna abu-abu kekuningan sampai coklat dan
memiliki ukuran butir yang sangat halus.
Rumus kimia SiO2 Al2O3, Fe2O3 TiO2 terdapat di Pulau Mare dengan cadangan
yang menyebar Lempung atau tanah liat telah dimanfaatkan oleh penduduk
setempat untuk membuat genteng dan bata merah. Bahan galian ini tersebar di
beberapa tempat seperti Desa Cihonje, Sukabandung, Banyuresmi dan
Sukarame.
Istilah tanah liat atau sebagian orang yang menyebutnya pula dengan nama
“lempung” mempunyai arti dan pengertian yang sangat luas.
Bagi orang awam nama lempung dipakai untuk menerangkan jenis tanah yang
mempunyai sifat plastis (liat) tanpa membedakan jenisnya baik untuk
perdagangan maupun geologi.
Dalam dunia perdagangan, istilah tanah liat untuk menyebutkan jenis endapan
mineral industri yang mempunyai partikel halus dengan diameter lebih kecil dari
2 mikron (0,002 mm) yang mempunyai sifat plastis bila diberi air.
Para ahli tanah meng-gunakan istilah lempung untuk menyebutkan suatu jenis
yang terdiri dari mineral atau partikel yang berdiameter kurang dari 2 mikron
tanpa menghiraukan komposisi mineral penyusunnya.
Para ahli tanah membagi tanah menjadi tiga kelompok yaitu,
Pasir kasar (diameter partikel dari 0,2 - 2,0 mm),
Pasir halus (diameter partikel dari 0,02 - 0,2 mm),
Geluh (diameter partikel dari 0,002 - 0,02 mm),
Lempung (diameter partikel dari 0,002 mm).
Menurut ahli geologi, istilah lempung dipakai untuk menyebutkan suatu jenis
batuan sedimen lepas yang mempunyai partikel berdiameter lebih kecil dari
0,004 mm (4 mikron), tanpa menghiraukan komposisi mineral penyusunnya.
27. Tras
Tras terjadi bila partikel gunung api, khususnya yang berkomposisi andesitik,
mengalami pelapukan dan tercampur dengan kapur dan air pada suhu kamar,
maka akan mengeras.
Bahan galian ini berwarna putih kekuningan hingga putih kecoklatan, kompak
dan padu dan agak sulit digali dengan alat sederhana.
Pada saat ini, Tras belum dimanfaatkan secara optimal, namun secara lokal
telah dimanfaatkan penduduk untuk pembuatan batako.
Kegunaan trass ini biasanya digunakan sebagai bahan campuran pada industri
yaitu,
Pembuatan semen,
Pembuatan batako,
Pembuatan beton,
Campuran plester dan tanah urug.
Potensi bahan galian tras di Indonesia sangat luas mengikuti jalur rangkaian
pegunungan, yaitu,
Sumatera,
Bali,
NTB,
NTT,
Sulawesi,
Maluku.
Lembang, Negrek dan Cicurug (Jawa Barat),
Situbondo (Jawa Timur).
B. BAHAN GALIAN MINERAL INDUSTRI
11 26
12 27
13 28
14 29
15 30
1. Diatome
Diatomea adalah sejenis tanaman air yang tak berbunga termasuk plankton atau
ganggang yang cangkangnya terdiri dari asam silikat SiO2.
Bahan Keramik,
Yaitu, Bahan galian batuan yang banyak dipakai dalam industri keramik,
refraktori, gerabah, dan gelas.
Contoh, Ball clay,
Feldspar,
Kaolin,
Kuarsit,
Lempung,
Magnesit,
Pasir kuarsa,
Perlit,
Pirofilit,
Toseki, dan
Trakhit.
Keramik,
Yaitu, Suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran
(keramik berasal dari bahasa Yunani yaitu keramikos)
Yaitu, Sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari
tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya (kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an),
Saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat, pengertian keramik
terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang
berbentuk padat.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia
dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah
felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air.
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya, oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan
geologi dimana bahan diperoleh, secara umum strukturnya sangat rumit dengan
sedikit elektron-elektron bebas.
Keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi
konduktor panas yang jelek, di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh,
keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik
dibanding kekuatan tariknya.
Material yang digunakan untuk membuat keramik ini biasanya digali dan
dihancurkan hingga menjadi bubuk. Produsen seringkali memurnikan bubuk ini
dengan mencampurkannya dengan suatu larutan hingga terbantuk endapan
pengotor. Kemudian endapan tadi disaring dan bubuk material keramik
dipanaskan untuk menghilangkan impuritis dan air. Hasilnya, bubuk dengan
tingkat kemurnian tinggi dan berukuran sekitar 1 mikrometer (0.0001 centimeter).
Klassifikasi Kramik
Keramik dapat digolongkan menjadi dua kelompok berdasarkan jenis bahan, metode
pembuatannya dan jenis penggunaannya, yaitu,
Keramik Konvensional
Berdasarkan fungsinya dikenal ada 4 tipe, yaitu,,
Keramik Berstruktur,
Keramik jenis ini mempunyai sifat mekanik yang baik, terbuat dari alumina,
silicon karbida, silicon nitrida, komposite, biasanya digunakan di dalam mesin
diesel sebagai piston pada ruang pra pembakaran, turbo charge, turbin gas,
sebagai bahan penyekat ruang pembakaran bersuhu tinggi dan mata pahat
potong logam (Cutting tool).
Keramik Putih,
Keramik jenis ini biasanya berwarna putih dan mempunyai tekstur jaringan
yang halus, terbuat dari bahan dasar lempung kualitas terpilih dan fluks
dalam jumlah bervariasi yang dipanaskan pada suhu 1.200-1500°C di dalam
tanur (kiln).
Contoh, keramik tanah, porselin, keramik china, ubin keramik putih,dsb.
Keramik Refraktori,
Keramik yang biasanya digunakan untuk menahan pengaruh termal, kimia
dan fisik. Keramik refraktori dijual dalaam bentuk bata tahan api, bata silica,
magnesit,dsb.
Keramik Listrik,
Keramik ini berfungsi sebagai electromagnet, optic dan juga fungsi kimia
yang berkaitan dengan penggunaannya secara langsung.
Keramik ini digunakan sebagai bahan penyekat, magnet, tranducer, dan
pensemikonduksi.
Keramik Termaju
Dikenal ada empat jenis berdasarkan bahan dasarnya, yaitu
Keramik oksida, Alumina, zirkonia, titania, barium titanat.
Keramik bukan oksida, Silikon karbida, silicon nitrida, borida dll
Keramik komposit, Fiber reinforced composite, whisker-reinforced composite.
Keramik kaca, Silika, natrium oksida, kalium oksida, kalsium oksida, kobalt
oksida dll.
Contoh-contoh Mineral Keramik
No MINERAL KERAMIK
1 Perlit,
2 Pumice,
3 Slate,
4 Toseki,
5 Trakhit,
6
7
8
9
10
1. Perlit
Pelit terbentuk karena pembekuan tiba-tiba dari magma asam yang mengandung
masa gelas berupa sill, retas, lelehan atau aliran.
Endapan perlit selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api berumur sampai
tersier, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi, Maluku.
Adalah batuan yang terbentuk oleh lava riolit. Pada waktu lava mengalir, bagian
bawahnya bersentuhan dengan media air dan akibat beban diatasnya dan aliran
lava yang tertahan akan terjadi pendinginan sangat cepat, maka terbentuklah
perlitisasi. Batuan ini berwarna abu-abu kehijauan hingga abu-abu kehitaman
dan mempunyai sifat yang khas, apabila dipanaskan akan mengembang antara
4 hingga 20 kali, serta batuan ini tahan terhadap api.
2. Punice (batu apung)
Purnice (batu apung) merupakan hasil material erupsi gunung api yang
membeku ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat
titik berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
Purnice berwarna putih dan coklat muda dengan massa jenis dibawah 1
gram/cm³ dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap
api, kondensi, jamur dan panas.
Dalam sektor industri lain, batu apung digunakan sebagai bahan pengisi (filler),
pemoles/penggosok (polishing), pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif,
isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
Pumice atau Batu apung umumnya terdapat sebagi fragmen yang terlemparkan
pada saat gunung berapi dengan ukuran dari kerikil sampai bongkah.
Pumice dapat pula dibuat dengan cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya
keluar. Pemanasan obsidian memerlukan suhu sekitar 880°C untuk merubahnya
menjadi batu apung.
3. Slate
Batu Slate lebih dikenal dengan nama batu sabak di kalangan masyarakat
umum.
Batu Slate merupakan batuan dari jenis batu malihan atau batuan metamorf.
Batu Slate atau batu sabak ini merupakan batu yang berasal dari proses
metamorfosis batuan sedimen Shale atau Mudstone (lebih dikenal dengan nama
batu lempung) ketika berada pada suhu dan temperatur yang rendah.
Batu slate atau batu sabak memiliki struktur foliasi dan juga tersusun atas butiran
yang sangat halus. Batu sabat tersusun atas berbagai mineral seperti Quartz,
Muscovite dan Illite.
Batu sabak atau slate merupakan batu yang cukup populer dan banyak
digunakan oleh masyarakat. Bahkan pada zaman dahulu batu sabak digunakan
sebagai alat tulis ketika belum ditemukan kertas.
Proses Pembentukan Batu Slate
Batu slate atau sabak dapat berwujud hingga menyerupai batu setelah
mengalami proses yang terbilang panjang. Terlebih lagi batu slate ini masuk
ke dalam golongan batuan metamorf.
Batu metamorf sendiri merupakan transformasi dari batuan lainnya yang
telah mengalami perubahan wujud. Proses pembentukan batu slate atau
sabak ini berasal dari metamorfosis Shale dan batu lempung atau Mudstone.
Toseki atau batuan kuarsa-serisit terbentuk dalam zona ubahan filik, yakni pada
temparatur pembentukan 220oC dan kondisi pH netral.
Komposisi mineral pembentukannya terdiri dari kuarsa 59% - 70%, serisit 15%-
30%, koalinit 7%-12%, felspar 1%-3%.
5. Trakhit
Batuan trakhit yaitu jenis bantuan baku yang kekurangan unsur silika (SiO2),
kaya akan unsur kalium (K2O) dan berstektur afanitik.
Bantuan ini terdapat sebagai retas, aliran permukaan, bongkahan, debu dan
breksi gunung api. Sebarannya merupakan suatu jalur rangkaian pegunungan
yang dikenal dengan nama Mediteranian Type, yang di Indonesia dikenal
sebagai jalur gunung api busur dalam, mulai dari sebelah timur Sumatera-pantai
utara Jawa – Bawean – terdapat di Gunung Muria (Jawa Tengah) dan Danau
Toba (Sumatera Utara) dan bentuk tufa yang berkomposisi riolit – dasitik.
D. BAHAN GALIAN BATU PERMATA
Dalam dunia perdagangan, batu mulia digolongkan kedalam tiga jenis, yaitu,
Batu permata (precious stones),
Batu setengah/semi permata (semi-precious stones) dan
Batu hias (omamental stones)
Di Indonesia, khususnya intan, sudah ditambang/digali oleh rakyat sejak abad VI.
Pemerintah Hindia Belanda mengefektifkan usaha penggalian intan primer di
Kalimantan Selatan.
Batu mulia adalah batu permata (batu aji), tidak ada batasan yang baku
mengenai pengertian atau definisi dari batu mulia.
Sujatmiko dalam dokumen presentasinya yang berjudul "Potensi Batu Mulia
Indonesia Yang Terlupakan," mengartikan bahwa,
Batu mulia adalah setiap jenis batuan batuan, mineral , dan bahan mentah alam
lainnya yang setelah diolah atau diproses memiliki keindahan dan ketahanan
yang memadai untuk dipakai sebagai barang perhiasan.
Sedangkan dalam buku Pesona Batu Mulia yang ditulis A.F.Chandra, bahwa batu
mulia adalah semua mineral atau batu yang dibentuk hasil proses geologi,
dimana unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia.
Contoh-contoh Bahan Bangunan
1 Agat, 16 Topas,
2 Amethyst, 17
3 Andalusit, 18
Amethyst Andalusit
4 Batu Sabak, 19
5 Chert, 20
6 Gamet, 21
7 Giok (Jade), 22
8 Jasper, 23
9 Kalsedon, 24 Opal
10 Kayu terkersikan, 25
11 Krisoprase, 26
12 Kristal kuarsa, 27
13 Opal, 28
Di indonesia orang sering menyebut kata “batu akik” untuk semua jenis batu.
Istilah “batu akik” sendiri berasal dari istilah untuk bebatuan jenis “agate” yang
kemudian diplesetkan menjadi “akik”.
Hal ini tidak lain untuk memudahkan dalam hal berkomunikasi karena cukup
banyak sekali jenis bebatuan sehingga agar lebih sederhana maka batu apapun
disebut sebagai “batu akik”.
Sejarah Agate
Agate adalah cryptocrystalline silica, terutama kalsedon.
Batu ini ditandai dengan warnanya yang cerah dengan beragam corak dan
kehalusannya. Namun tidak ada satupun Akik yang memiliki corak sama. Itulah
yang menjadi keistimewaannya.
Agate dapat ditemukan di berbagai batuan, namun yang paling utama adalah
vulkanik dan metamorf tertentu. Batu mulia jenis ini paling banyak
diperdagangkan di Indonesia dan harganya cukup terjangkau meski ada pula
yang cukup mahal.
Ciri-ciri Agate,
Bentuk, Bongkah batu.
Warna, Putih, biru, merah, hijau, kuning, oranye, brown (Cokelat),
pink, ungu, gray (abu-abu) black, banded, warna-warni.
Kandungan, Jenis kuarsa dengan komposisi kimia SiO2,
Indeks Bias, 1,530 – 1,540.
Berat Jenis, 2.58 – 2.64.
Kekerasan, 6,5 – 7.
Salah satu budaya di indonesia adalah mengkoleksi batu mulia atau batu akik.
Amethyst nama lainnya adalah batu kecubung atau,
Kecubung atau Amethyst adalah batu mulia berwarna ungu sampai merah
muda, yang merupakan mineral dari kuarsa.
Batu kecubung umumnya memiliki corak yang diakibatkan oleh tekanan
berjuta tahun didalam bumi.
Memiliki tingkat kekerasan 7 Mohs, sehingga sering disebut sebagai batu
permata kelas II. Meski demikian telah sejak lama para anggota kerajaan
mempergunakan kecubung untuk perhiasannya.
Sejarah Amethyst,
Kecubung dalam bahasa Inggris disebut Amethyst, yang diambil bahasa
Yunani kuno yang berarti tidak beracun.
Konon orang-orang Yunani kuno mengenakan batu kecubung agar terhindar
dari bahaya keracunan atau mabuk berat akibat minuman keras.
Dahulu harga batu kecubung sama mahalnya dengan batu rubi, sebab
sangat langkah. Sejak abad ke-19, setelah ditemukannya sumber batu
kecubung yang cukup banyak di Brazil, harganya menjadi lebih murah.
Ciri-ciri Amethyst,
Bentuk, Kristal, tergantung pemolesan.
Warna, Ungu.
Kandungan, Kuarsa dengan komposisi kimia SiO2.
Indeks Bias, 1,544 – 1,553.
Berat Jenis, 2,66.
Kekerasan, 7.
Nama Andalusite berasal dari Andalusia, yang merupakan nama wilayah otonom
di Spanyol di mana batu ini pertama kali ditemukan.
Andalusite adalah Aluminum Silicate, dan terkait erat dengan Silimanite dan
Kyanite, ketiga mineral tersebut adalah Polymorphs, yang berarti mereka
memiliki komposisi kimia yang sama, namun memiliki struktur kristal yang
berbeda.
Batu Andalusite adalah permata yang sangat indah, tetapi sayang sebagian
besar masyarakat umum tidak mengetahuinya dan dianggap sebagai salah satu
jenis permata yang kurang begitu dikenal dalam perdagangan.
Batu Andalusite memiliki kombinasi warna yang berbeda-beda, dan tingkat
Pleochroism-nya sangat jelas, yang menghasilkan warna yang berbeda bila
dilihat dari sudut pengamatan yang berbeda.
Kebanyakan batu Andalusite adalah buram tidak tembus cahaya, sampai dengan
Translucent (tembus cahaya tapi tidak transparan), yang benar-benar transparan
sangatlah langka.
Andalusite memiliki tingkat kekerasan dan daya tahan yang baik, sehingga cocok
untuk semua jenis aplikasi perhiasan. Daya tarik dari Andalusite berasal dari
permainan warnanya, yang bisa dilihat melalui perubahan sudut pengamatan.
Efek serupa juga bisa terlihat ketika cahaya masuk dari arah yang berbeda.
Setiap batu memiliki dua warna yang berbeda intensitasnya, dan sering kali
warnanya terlihat saling berbaur, terutama pada batu dengan bentuk potongan
persegi dan bulat.
4. Batu Sabak
Batu sabak merupakan batuan malihan yang berasal dari lempung atau serpih
yang telah mengalami metamorfosa regional, bercirikan adanya bidang belah
(clevage) yang sejajar yang berkembang baik yang disebabkan oleh rekristalisasi
atau pembentukan Kristal mika.
Batu sabak tersusun oleh mineral kuarsa (30%), ilit (27%), serisit (10%), kalsit
(10%), plagioklas (6%), khlorit (5%), dolomite (5%), pirit (4%), grafit (2,5%) dan
rutil (0,5%).
Sebaran batu sabak yang penting di Indonesia antara lain terjadi di daerah Aceh
dan Sumatera Barat.
5. Chert (batu rijang)
Batu rijang atau Batuapi adalah batuan sedimen mikrokristalin atau kriptokristalin
yang tersusun atas silikon dioksida (SiO2) dengan permukaan yang licin
(glassy). Rijang dapat terbentuk sebagai nodul, massa konkresi, dan deposit
berlapis. Serpihan rijang dengan pecahan konkoidal sering menghasilkan bentuk
yang tajam sehingga manusia pada zaman dahulu menggunakan batu rijang
sebagai alat pemotong bahkan sebagai asesoris senjata tradisional.
Batu rijang disebut "batu api" karena jika dibenturkan dengan baja atau batu lain
akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering. Salah satu
jenis batu rijang yang biasa disebut Batu rijang merah atau jasper saat ini banyak
dicari oleh pemburu batu akik untuk digunakan sebagai ornamen atau perhiasan.
Rijang saat ini memiliki sangat sedikit manfaat. Namun, pada masa lalu rijang
memiliki 2 sifat yang membuatnya sangat berguna yaitu,
Sifat serpihannya yang berbentuk konkoidal dapat membentuk benda yang
sangat tajam, dan
Sifat kekerasannya yang berada pada 7 Skala Mohs. Serpihan rijang yang
patah akan cenderung mempertahankan ketajamannya karena rijang
merukan batuan yang sangat keras, resisten, dan tahan lama.
Ribuan tahun yang lalu orang-orang telah menemukan sifat-sifat rijang tersebut
dan menjadikannya sebagai sebuah peralatan bantu seperti pisau, panah,
pencakar, dan kepala kapak. Berton-ton fragmen rijang ada di sekitar lokasi
peninggalan sejarah di mana benda-benda seperti pisau, panah, pencakar, dan
kepala kapak ditemukan. Hal ini menandakan terjadinya suatu kegiatan
manufaktur pertama dalam sejarah peradaban.
6. Gamet (biduri delima)
Batu Garnet adalah batu yang terbentuk dalam batuan metamorf, yaitu batuan
yang terbentuk dari lava atau sedimen yang mengalami metamorfosis. Semua
Garnet mengandung campuran keizelzuur dan beragam zat yang sangat
beragam seperti : besi, alumunium, silikat, kalsium, magnesium dan mangan.
Sebab kekayaan kandungan tersebut batu Garnet merupakan kelompok batuan
dengan warna sangat beragam. Hampir seluruh warna ada untuk Garnet.
Ciri-ciri
Bentuk, Bongkah kristal.
Warna, Semua warna.
Kandungan Garnet terdiri dari beragam bahan kimia dan komposisinya
sebagai berikut,
Almandine Fe3Al2(SiO4)3,
Andradite Ca3Fe2(SiO4)3,
Pyrope Mg3Al2(Sio4)3,
Rhodolite (Mg,Fe)3Al2(Sio4)3,
Indeks Bias : 1,714 – 1,888.
Berat Jenis : 3,47 – 4,15.
Skala kekerasan (Mohs) : 6.5 – 7.5.
7. Giok (Jade)
Jade juga terbentuk sebagai endapan metasomatik pada batuan ultrabasa yang
telah mengalami proses serpentinisasi dan berasosiasi dengan batuan nephelin.
Di Indonesia indikasi jade terdapat dalam batuan kuarsit dan glaucophan schist
di pegunungan Pompageo, kabupaten Poso (Sulawesi Tengah). Selain itu juga
terdapat di pulau Kabaena (Sulawesi Tenggara) dan Blangkejeran (Aceh).
8. Jasper
Batu Jasper merupakan jenis batuan mineral serta sedimen lava vulkanik yang
proses pembentukannya secara kimiawi, erat kaitannya dengan proses
pemanasan yang dapat berasal dari proses magmatik atau intrusi. Sifat kimiawi
jasper dapat dipengaruhi oleh komposisi kimia batuan sebelumnya yang saling
mengikat serta unsur-unsur kimia saat terbentunya batuan jasper.
Batu Jasper merupakan salah satu varian kalsedon, tergolong kedalam siliceous
sedimentary stone (Batuan sedimen dengan komposisi utama SiO2),
kekerasannya berkisar antara 6,5-7 pada skala mohs, berat jenis 2,88-2,89,
indeks bias 1,54, struktur kristal mikron dalam sistem trigonal. Bedanya batu
jasper dengan kalsedon adalah : batu jasper tidak tembus cahaya (opaque)
sedangkan kalsedon tembus cahaya (transfaran) atau bias juga membiaskan
cahaya/ seperti batuan anggur (translucent).
Batu Jasper memiliki banyak sekali variasi warna, motif atau kombinasi seperti
adanya komposisi kalsedon, hal ini karena kesamaan sifat kimiawi dan
lingkungan yang membentuknya.
Beberapa tekstur/motif serta keindahan yang sering ditemukan pada batu jasper,
Satu warna/ masif (kompak, pejal) : Merah, Hijau, Hitam, Kuning, Putih,
Coklat, Biru, Krem/ tulang, dll.
Berlapis-lapis (flake)/ beberapa warna mirip kue lapis ini didasari atas
perbedaan komposisi kimia,dari masing-masing warna yang memiliki
komposisi kimia sendiri namun unsur utamanya tetap SiO2.
Bintik-bintik (spots) atau sepert totol-totol.
Garis-garis (lines) : membentuk garis-garis yang berbeda warna dan
menyeluruh ini akibat komposisi pembentukan jasper dengan unsure kimia
yang berbeda.
Kalsedoni/ kaledon (calsedony) : sebagian dapat membiaskan cahaya.
Tesktur/ motif yang terdapat dalam batu jasper banyak memiliki keindahan
tersendiri bahkan bernilai tinggi, juga memiliki keberuntungan tersendiri dalam
menemukan tema gambar (artistik, esotik, expresi dan natural).
Ukuran batu jasper berpariatif dari mulai ukuran koral (2-10 cm) sampai ukuran
sangat besar (kilo-ton).
Batu Jasper sering kali disisihkan oleh para penggemar batu permata/ akik
terlebih para penggemar pemula mengingat imagenya langsung kejenis batuan
yang lagi rame (boming) serta yang memiliki sifat tembus pandang (transfaran)
atau membiaskan cahaya/ kalsedon (translucent). Padahal batu jasper memiliki
keindahan (artisitik) tersendiri bahkan bagi penggemar batu gambar dan suiseki
(poles alam).
Nama dagang Batu Jasper :
Jasper Merah (red jasper) masif atau tekstur/ motif Karangnunggal
Jasper Hijau (green jasper) masif atau tekstur/ motif Banten
Pancawarna Edong (cukup fantastis harganya saat ini dan paling banyak
diminati)
Pancawarna Bungbulang dengan berbagai corak dan warna serta kalsendon
Pancawarna Purbalingga/ Klawing (le sung du christ/ batu darah kristus)
Nogosui (bloodstone)
Jasper putih, tulang, coklat, hitam, dll (natural jasper)
Jasper tekstur pyrus (telur remuk, urat emas, dll)
Jasper fosil
Jasper tumbuhan hidup (moss agate)
Dan lain sebagainya.
9. Kalsedon
Variasi mineralnya terdiri dari kalsedon, opal, jasper (jaspis) dan agat, umumnya
mineral/batu tersebut digunakan sebagai batu permata dan batu cincin (batu ali).
Variasi warna tergantung dari pada mineral/unsur-unsur yang terkandung.
Misalnya kalau mengandung besi warnanya merah atau ungu.
Mineral-mineral yang terombak dari batuan asalnya kemudian larut dan diangkut
oleh media air permukaan dan diendapkan di dearah-daerah yang relatif rendah.
Lokasi yang cukup potensial antara lain terdapat di daerah Muara Enim
(Sumatera Selatan), Jampang dan Garut Selatan (Jawa Barat).
11. Krisoprase
Batu krisopras adalah sejenis batu akik dengan dua atau lebih warna dalam
garis-garis atau lapisan-lapisan sejajar. Kata Ibrani untuk batu ini adalah syohain.
Orang zaman dahulu kala menemukan batu krisopras di tanah Hawila. Sekarang
ini krisopras dianggap batu setengah berharga. Ditemukan di karanggayam,
karang sambung, Kebumen
Kuarsa kristal umumnya terbentuk pada fase akhir pembentukan larutan asam
(sisa larutan magma) atau bersamaan dengan pengendapan bijih logam
berupa urat-urat (kuarsa geoda).
Disamping itu juga kuarsa kristal dapat terbentuk pada fase akhir pengendapan
kalsedon berupa kristal sisir atau gigi anjing (dog tooth). Ukuran kuarsa kristal
ini bervariasi dari beberapa milimeter samapai beberapa meter.
Kuarsa merupakan mineral yang paling umum yang ada di lapisan terluar kulit
bumi. Secara kimia kuarsa merupakan silika atau silika dioksida SiO2. Dapat
ditemukan dalam berbagai jenis batuan, batuan beku, sedimen maupun
metamorf. Tingkat kekerasan kuarsa yaitu 7 dengan kilap kaca. Ketika Kristal
kuarsa hancur, pecahan dipermukaan terlihat melengkung. Hal ini
mengindikasikan jenis pecahan conchoidal.
Ketika pengkristalan mineral dengan rongga dalam batuan, kuarsa membentuk
enam sisi prismatic atau hexagonal. Ketika pengkristalan tanpa rongga dalam
batuan, terbentuk kuarsa dengan bentuk lebih kecil dan membulat.
Kuarsa secara fisik dan kimia memiliki resistansi terhadap proses pelapukan.
Oleh karena keberadaan kuarsa yang melimpah dan perbedaan bentuk kristal,
kuarsa dikenal sebagai mineral ratusan tahun. Nama tersebut tidak diyakini dari
asalnya, dimungkinkan berasal dari bahasa german quarz. Kuarsa yang
ditemukan biasanya tidak selalu 100% kuarsa. Sebagian terisi oleh mineral
pengotor yang menyebabkan adanya keanekaragaman warna. Kuarsa warna
ungu dikenal sebagai amethyst,putih milky quartz, hitam smoky quartz, merah
muda rose quartz, dan kuning atau orange citrine. Kuarsa tersusun oleh silicon
dioxide, atau silica (SiO2).
Opal terjadi dari larutan silika koloid (agar-agar silika) yang berasal dari bantuan
piroklastik. Larutan agar-agar silika tersebut selanjutnya terendapkan dalam pori,
rongga atau rekahan batuan yang bersifat kedap air.
Salah satu jenis batu permata yang yang berkualitas tinggi adalah batu Peridotit.
Batu ini berasal dari jenis Olivine.
Batu Peridotit merupakan batu permata yang warnanya berasal dari komposisi
kimia dari mineral itu sendiri dan bukan karena unsur atau zat lainnya. Hal inilah
yang menyebabkan batu ini memiliki warna hijau saja, meskipun demikian warna
hijau dari batu ini bisa bervariasi.
Batu ini termasuk batu permata tertua di Bumi (baca: kerak bumi) dan sudah
ditemukan sejak tahun 1500 sebelum Masehi.
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa ruby dan safir merupakan permata
yang berasal dari mineral korundum.
Kedua permata ini memiliki komposisi kimia yang sama dan struktur mineral
yang sama.
Safir umum pula disebut sebagai batu biru, merupakan batu mulia yang
dihasilkan mineral korundum, sebuah alumunium oksida, sebagaimana rubi,
mineral lainnya dalam jumlah sedikit, seperti besi, titanium, kromium dan
tembaga dapat menyebabkan korundum berwarna biru, kuning, oranye, hijau
dan ungu. Untuk warna merah mengakibatkan terbentuknya rubi.
Ciri-ciri Batu Safir
Bentuk, Kristal, tergantung pemolesan.
Warna, Semua warna kecuali merah.
Kandungan, Korundum dengan komposisi kimia Al2O3.
Indeks Bias, 1,762 – 1,770.
Pembiasan Ganda, 0,008 – 0,010.
Berat Jenis, 4,00.
Kekerasan, 9.
16. Topaz
Topaz adalah batu mulia yang terbentuk dari silikat mineral alumunium dan
fluorine.
Topaz alami sebenarnya tidak berwarna dan jernih, namun umumnya selalu
ternoda oleh beragam zat saat pembentukannya. Sehingga di alam ditemukan
Topaz dalam warna yang beragam.
Topaz termasuk dalam batuan pegmatit, yang juga memproduksi Chrysoberil.
Batu mulia ini ditemukan pertama kali di Portugis tahun 1768, yang ditemukan
adalah jenis Imperial Topaz.
Ciri-ciri
Bentuk, Kristal, tergantung pemolesan.
Warna, Kuning, oranye, cokelat, merah muda sampai merah sampai
ungu merah, biru, hijau muda, dan tidak berwarna.
Kandungan, Topaz dengan komposisi kimia Al2(F,OH)2SiO4.
Indeks Bias, 1,619 – 1,627.
Pembiasan Ganda, 0,008 – 0,010.
Berat Jenis, 3,53.
Kekerasan, 8.
Penilaian Topaz
Color (Warna), Topaz paling berharga adalah yang berwarna oranye merah
sampai merah. Topaz berwarna biru banyak tersedia di pasaran batu mulia.
Clarity (Kejelasan), Topaz dipergunakan dalam keadaan bersih tanpa adanya
inklusi.
Cut (Pemotongan), Umumnya Kristal Topaz kolumnar, sehingga pemotongan
dengan bentuk oval atau pir dapat meningkatkan nilainya.
Carat Weight (Karat), Topaz biasanya berupa kristal besar, maka dapat
membentuk permata yang berkarat tinggi pula.
Jenis-jenis Topaz
Topaz Oranye, Topaz ini dikenal sangat berharga sebab kelangkaannya.
Topaz Imperial, Berwarna kuning, merah muda (jarang ada yang alami),
atau merah muda-oranye. Topaz Brazil umumnya berwarna kuning cerah
sampai cokelat keemasan kuat, bahkan terkadang violet. Untuk mengubah
warna Topaz cokelat, maka dilakukan treatment lanjutan agar menjadi batu
Topaz lebih terang. Dalam jangka waktu lama, Topaz Imperial yang terpapar
sinar matahari akan memudar warnanya.
Topaz Biru, Merupakan batu permata negara bagian Texas Amerika Serikat,
namun dihasilkan pula di Negara lain seperti Sri Lanka. Batu ini sangat jarang
terjadi secara alami. Banyaknya Topaz biru, sebab Topaz berwarna terang
dilakukan treatment dengan penyinaran dan iradiasi untuk menghasilkan
warna biru gelap.
Topaz Mistik, Topaz tanpa warna yang kemudian dilapisi secara buatan
untuk memberikan efek pelangi sesuai keinginan.
Batu ini merupakan batuan yang terdiri dari campuran alumunium oxide dan
kiezelzuur. Tingkat kekerasan batu topas ini mencapai angka 8 skala mohs.
Angka ini berada di bawah batu mineral korundum. Meskipun demikian, angka 8
skala mohs tentu sudah lebih dari cukup untuk membuat batu topas menjadi
pemanis perhiasan anda.
PENGELOLAAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Penambangan Bahan Galian Industri
Hal ini berarti kebutuhan akan bahan galian industri terutama bahan bangunan
adalah cukup besar, dan diperkirakan akan berlangsung terus seiring dengan
kelangsungan pelaksanaan pembangunan fisik di Indonesia bagian Barat yang
masih berlangsung sampai saat ini, kemudian rencana pengembangan
pembangunan di wilayah Indonesia bagian Timur sudah tentu akan
membutuhkan BGI khususnya bahan bangunan yang sangat besar.
Untuk memenuhi kebutuhan BGI khususnya bahan bangunan tersebut, maka itu
berarti tentu semakin banyak pertambangan BGI yang akan dibuka, yang
umumnya akan tersebar mengikuti pusat-pusat pertumbuhan industri dan
perkembangan perkotaan.
Ciri khas pertambangan BGI adalah dapat diusahakan oleh tingkat teknologi
dan manajemen yang sangat bervariasi, dari rendah sampai tinggi dan
modern. Namun di Indonesia, kebanyakan pertambangan BGI diusahakan oleh
kelompok pengusaha mikro kecil dan lemah dalam modal, teknologi maupun
manajemen.
Istilah umum Tambang Terbuka pada penambangan bahan galian industri adalah
Quarry. Sedangkan untuk sistem Penambangan Bawah Tanah dikenal dengan
istilah Lubang Tikus (Ghopering).
Secara garis besar, Quarry dapat menghasilkan material atau hasil tambang
dalam bentuk dua jenis, yaitu,
1. Dimention stone,
Contoh Penambangan batu Marmer, Granit dan Batu Hias, dimana
dipergunakan gergaji atau dengan peledakan khusus, sehingga
dihasilkan bongkah-bongkah yang baik dan teratur. Produksinya sangat
selektif dengan jumlah yang terbatas.
Pada metode penambangan ini memiliki permukaan jenjang (bench face)
adalah hampir vertical dan overall pit slope nya curam,
Untuk hal seperti ini jenis batuannya harus mempunyai relative high
cohesive strength dan saling terikat kuat pada setiap fracture atau joint
plane.
2. Broken stone (chemical stone atau agregat) atau Loose material,
Broken stone adalah cara penambangan guna menghasilkan batu pecah
dan pada umunya dilakukan dengan cara peledakan berjenjang dan
besar fragmentasinya disesuaikan menurut kebutuhan pasar.
Pada metoda penambangan ini, kemiringan jenjang (face bench)
tergantung pada sifat fisik dari material yang di tambang (tidak vertical).
Sistem penambangan Ghopering, atau disebut juga sistem lubang tikus atau
lubang marmot,
Adalah, Sistem penambangan bawah tanah, yang biasa dipakai untuk
endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan
ukuran yang tidak teratur, serta tersebar tidak merata.
Arah penambangan biasanya mengikuti arah bentuk endapan atau
urat bijih, sedangkan ukuran lubang bukaannya disesuaikan dengan
ukuran endapan bahan galian atau urat bijih yang ditambang,
Contoh,
Tambang Phospat di daerah Ciamis (Jawa Barat),
Tambang Gipsum di daerah Ponorogo (Jawa Timur), dan
Tambang Pasir di Cililin (Kecamatan Serang), Bekasi.
Tambang Andesit,
Tambang Batu kapur
Sebagai akibat keempat faktor tersebut di atas maka dapat di pahami kenapa
bekas-bekas daerah galian umumnya meninggalkan bentuk yang acak-acakan
dan tersebar luas.
2. Tingkat Efisiensi & Produktivitas Penambangan pada kebanyakan
tambang BGI di Indonesia umumnya masih rendah.
Kebanyakan pengusaha tambang BGI adalah pengusaha kecil dari golongan
ekonomi lemah, disamping itu tingkat kemampuan teknologi dan
manajemen tentang pertambangan umumnya juga rendah. Kondisi inilah
yang merupakan penyebab utama rendahnya efisiensi dan produktivitas
penambangan khususnya pada kuari yang kecil-kecil.
Rendahnya efisiensi dan produktivitas penmbangan mengakibatkan, yaitu,
Unit ongkos penambangan menjadi tinggi,
Semangat untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas umumnya
kurang kuat akibat dari kekurangtahuan,
Umumnya mereka sudah cukup puas bila kegiatan produksi berjalan
normal dan dari hasil penjualan sudah memperoleh keuntungan.
Rendahnya wawasan tentang teknologi dan manajemen pertambangan.
3. Aspek Pengelolaan
Dari aspek pengelolaan dapat diamati adanya beberapa masalah yang sering
timbul di lapangan, yang kadang-kadang dapat menghambat kelancaran
kegiatan pertambangan BGI di Indonesia, diantaranya,
Masalah perizinan IUP & Penggunaan Bahan Peledak,
Dirasakan oleh kalangan pengusaha tambang BGI masih sebagai hambatan,
terlalu banyak prosedur, dan terlalu banyak instansi yang ikut menangani
dengan persepsinya masing-masing.
Pembinaan serta pengawasan.
Hampir seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah, namun ada
kesan kurang dipersiapkan.
Banyak Pemerintah Daerah belum siap menerima pelimpahan wewenang
pengurusan pertambangan BGI ini, karena tidak tersedianya tenaga yang
memadai terutama untuk unsur pimpinan yang idealnya mempunyai latar
belakang pendidikan pengetahuan tentang pertambangan.
Tumpang tindih lahan,
Cara Pemecahan Masalah
1. Kerusakan Lingkungan,
Untuk menanggulangi kemungkinan kerusakan lingkungan akibat kegiatan
penambangan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu,
a. Menerapkan prinsip sistem perencanaan terpadu, yaitu setiap daerah
kawasan penambangan harus merupakan bagian dari rencana pola tata
ruang daerah yang sudah ditetapkan, termasuk dalam menentukan arah
peruntukan pasca penambangan.
b. Menghindari pemberian IUP dengan luas yang kecil-kecil, agar lebih
memudahkan dalam pengendalian sejak tahap perencanaan sampai
pelaksanaan penambangannya.
c. Pembebanan biaya pengendalian lingkungan untuk setiap satuan produksi
yang dijual oleh para pengusaha tambang. Untuk menanggulangi kerusakan
lingkungan yang sudah terjadi khususnya pada daerah bekas penambangan
yang diusahakan oleh penambang-penambang kecil, yang tentunya terlalu
berat bila dibebankan kepada mereka secara keseluruhan.
2. Tingkat Efisiensi dan Produktivitas Penambangan yang Rendah,
Masalah rendahnya efisiensi dan produktivitas penambangan umumnya
kurang disadari oleh para pengusaha.
Pada penambangan BGI yang kecil-kecil, umumnya mereka sudah cukup
puas, dan tidak mempermasalahkan lagi tentang efisiensi dan produktivitas,
apabila kegiatan produktivitasnya sudah berjalan normal dan memperoleh
keuntungan.
Masalah efisiensi yang rendah merupakan suatu kerugian bagi semua
pihak, karena Prinsip Konservasi dan pengendalian dampak lingkungan akan
terabaikan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas penambangan adalah dengan melaksanakan Technical Audit.
Technical Audit,
adalah salah suatu konsep pemantauan teknologi yang pada prinsipnya,
merupakan suatu sistem jasa teknik yang diterapkan pada operasi
pertambangan yang sedang berjalan, melalui kegiatan pengamatan,
pengecekan, pengukuran, penelitian/pengkajian teknik agar dapat dicari
pemecahan permasalahan teknik dan saran tindak lanjut dalam rangka usaha
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
3. Aspek pengelolaan.
Perizinan penggunaan bahan peledak harus disederhanakan dan dipercepat
termasuk pengawasannya.
Semua instansi yang selama ini ikut menangani dan hendaknya mempunyai
persepsi yang sama, yaitu bertujuan untuk memperlancar pembangunan
industri pertambangan khususnya pertambangan BGI dalam kaitannya
dengan pemakaian bahan peledak, dan dengan tetap mengupayakan sistem
yang efektif untuk menghindari penyalah gunaan bahan peledak tersebut.
Pemerintah daerah harus memiliki tenaga-tenaga yang profesional di
bidangnya.
Produksi Bahan Galian Industri
Di dalam operasi Pengolahan Bahan Galian ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan, yaitu,
1. Preparasi,
2. Konsentrasi,
3. Dewatering, dan
4. Operasi Tambahan lain yang diperlukan.
PREPARASI
Preparasi merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi,
dalam preparasi ini ada beberapa tahap, yaitu,
Komunusi,
Adalah, Mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran
semula.
Proses ini dapat dilakukan dengan alat Crushing atau Grinding. Grinding
digunakan untuk proses basah dan kering, sedangkan crushing digunakan
untuk proses kering saja.
Komunusi dimaksudkan juga untuk meliberasikan bijih, yaitu proses melepas
mineral tersebut dari ikatan yang merupakan gangue mineral. Untuk
melakukan hal ini digunakan alat crusher dan grinding mill.
Studi Bahan Baku
PEREMUK/DENGAN
Penggilingan
± 3 cm
PENGGILINGAN
PENGAKTIFAN
SLURRY
PENGAYAKAN Kotoran
FILTER THICKENER
PEMUTIHAN (BLEACHING)
PENGERINGAN
TEPUNG KAOLIN
MURNI
Teknik Pemanfaatan BGI
Bahan Galian Industri merupakan bahan galian tambang bukan logam yang
tanpa atau dengan sedikit pengolahan dapat langsung dipasarkan sebagai
bahan baku industri (lihat gambar pada jalur pemanfaatan BGI)
Apakah suatu BGI memerlukan proses pengolahan atau tidak sangat ditentukan
oleh kualitas bahan baku dari tambang dan persyaratan kualitas yang diminta
pemakai (industri hilir).
Hanya sedikit BGI yang dapat langsung dipasarkan tanpa proses pengolahan
(seperti, pasir bangunan, pasir kuarsa, tanah liat).
Pada umumnya BGI tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum
dipasarkan walaupun hanya sedikit. Proses pengolahan yang relatif sangat
sederhana mencakup salah satu atau kombinasi dari proses-proses
sebagai berikut,
Penggerusan,
Pencucian,
Pengayakan,
Pengeringan,
Pembakaran, dan sebagainya.
Pola Jalur Pemanfaatan BGI
Pertambangan Bahan
Galian Industri
Industri Pemakai
Tujuan Pengolahan BGI
Pemurnian yaitu membersihkan/membuang mineral-mineral pengontrol dari
mineral yang diinginkan, menggunakan alat-alat konsentasi seperti shaking
table, jig, cyclone, sluice box, magnetic separator dan flotasi.
Peningkatan sifat kimia, dapat dilakukan dengan pembakaran dengan tungku
atau pengaktifan secara kimia
Peningkatan sifat fisik, misalnya ukutran butir, viskositas, dan derajat
keputihan
Peningkatan bentuk dan penampilan, misalnya pembentukan dan pemolesan
marmer dan batu permata atau dimension stone.
Suatu jenis komoditi BGI apakah dapat langsung dipasarkan, perlu diproses
sederhana atau lebih intensif tergantung dari kegunaan dan persyaratan yang
diminta konsumen. Sebagai contoh,
Pasir kuarsa,
Untuk keperluan industri semen, bangunan dan pengecoran logam
umumnya tidak memerlukan proses pengolahan.
Untuk keperluan penjernihan air, bahan imbuh (fluks), ampelas bahan
baku abrasif cukup diproses sederhana,
Untuk keperluan industri kaca perlu diproses lebih lanjut dan intensif
dengan alat pemisah magnetic.
Fosfat,
Fospat kadar tinggi yang ditemukan di alam (>26% - P2O5) cukup
degerus sampai berukuran -80 mesh sebelum dijual,
Fosfat kadar rendah harus ditingkatkan kadarnya terlebih dahulu yaitu
dengan kombinasi pencucian dan floatasi, atau dibuat asam fosfat untuk
pupuk alam.
Demikian pula dengan feldspar, diatome, batu kapur, belerang, bentonit,
kaolin, gypsum dan sebagainya, proses pengolahannya dapat mulai dari
tingkat sederhana sampai tingkat yang membutuhkan teknologi canggih.
Beberapa Aspek dalam Proses Nilai Tambah
Peningkatan Nilai Tambah suatu bahan Galian Industri dapat dilakukan dengan
pemakaian teknologi benar yang tepat, bahan galian industri ini akan menjadi
bahan baku dengan nilai strategis dan penting. Nilai suatu BGI ditentukan oleh
salah satu atau kedua faktor sebagai berikut,
Derajat Kelangkaan (secarcity),
Sifat yang diinginkan (desirability),
Pengertiannya,
Suatu bahan galian pada derajad kelangkaan tertentu, dengan naiknya
tingkat kebutuhan akan suatu jenis bahan galian maka nilainya akan
tinggi,
demikian sebaliknya.
Diketahui bahwa, BGI sangat banyak diperlukan dan terdapat diseluruh pelosok
Indonesia, hal ini berarti keberadaannya melimpah atau tidak langka sehingga
nilainya menjadi rendah. Untuk dapat meningkatkan nilai tambahnya perlu
dilakukan pengolahan lebih lanjut, Hal ini sangat perlu karena dua alasan
sebagai berikut,
Harga komoditi mineral seiring dengan waktu cenderung menurun (hasil
penelitian),
Kecenderungan memperdagangkan produk primer selalu menurun,
sedangkan produk manufaktur selalu meningkat.
Aspek Manfaat
Banyak dampak positif yang dapat diperoleh dalam proses peningkatan nilai BGI
antara lain,
Potensi BGI dimanfaatkan sebesar-besarnya.
Nilai BGI lebih dimaksimalkan
Merupakan upaya efektif dalam subsitusi impor
Menciptakan penyerapan tenaga kerja dan lapangan kerja
Meningkatkan pendapatan negara melalui pajak pertambahan nilai.
Variabel dalam Proses Nilai Tambah
Ada dua parameter dalam usaha untuk memaksimalkan nilai Bahan Galian
Industri adalah,
1. Parameter Ekonomi,
Meliputi besarnya nilai tambah, ongkos manufaktur, keberadaan pasar dan
sebagainya.
2. Parameter Teknologi,
Meliputi besarnya recovery/perolehan, terjadinya teknologi proses, ada/tidak
adanya produk sampingan, ada/tidak adanya pasar, kualitas bahan baku dan
sebagainya.
Dalam proses pengolahan untuk pemanfaatan BGI diperlukan kemampuan
memodifiakasi sifat fisik dan atau sifat kimia agar sesuai dengan persyaratan dan
spesifikasi yang diminta konsumen.
Value added merupakan suatu usaha pemberian spesifikasi penggunaan BGI
pada industri. Value added dapat diartikan nilai suatu produksi BGI dikurangi
biaya untuk menghasilkannya.
Peluang peningkatan nilai tambah BGI harus mempertimbangkan empat faktor
kunci. Dengan memahami keempat faktor ini dan sejauh mana mempengaruhi
keberhasilan dari kemampuan perusahaan tambang meningkatkan nilai tambah
merupakan hal yang kritis pada saat keputusan dilakukan. Keempat faktor
tersebut adalah,
Kualitas mineral deposit,
Beneficiation (pemilihan teknologi tepat),
Marketing, dan,
Market competition.
Mineral deposit,
Peluang untuk menambah nilai BGI dimulai dari karakteristik fisik dan kimia
sebuah endapan mineral. Karakteristik ini menentukan nilai yang mana yang
akan ditingkatkan. Kuantitas dan kualitas cadangan akan menentukan pasar
produksi mineral secara kompetitif.
Beneficiation dalam arti pemilihan teknologi pengolahan untuk meningkatkan nilai
BGI sesuai dengan persyaratan permintaan.
D. PEMASARAN BAHAN GALIAN INDUSTRI
Batu mulia termasuk batu permata dan batu hias atau batu ornament,
adalah salah satu jenis bahan galian industri yang mempunyai prospek cerah,
walaupun ditinjau dari segi pengembangannya termasuk baru, namun
sebenarnya komoditi bahan galian ini telah dikenal sejak zaman dahulu (jaman
megalitik atau neolitik). Hal ini disebabkan batu mulia mempunyai arti dan nilai
yang unik, tidak saja ditinjau dari segi keindahan dan kepercayaan (magis).
Contoh Batu mulia yang termasuk kelompok batu permata setengah mulia
cukup banyak, antara lain, Feldspar (batu bulan dan amazonite), Garnet (pirop),
Jade (baik nefrit maupun jadeit, yang tergolong mineral piroksin), olivine
(peridot), kuarsa (ametis, sitrin, karnelian, opal dan agat), spinel, topas, turmalin,
turqoas dan zircon.
Memang sulit untuk menilai sebuah batu mulia atau batu permata, karena
banyak faktor yang mempengaruhi. Sebagai seorang gemologist tentu kita
akan menilai sebuah batu permata berdasarkan klasifikasi dan hasil pengujian,
antara lain keaslian (alami), kekerasan, keindahan, kelangkaan, dan
kemurnian.
Batu mulia yang asli lebih mahal dari pada batu mulia sintetis, meskipun
batu mulia sintetis kadang-kadang lebih indah.
Makin keras batu mulia makin mahal harganya, demikian pula batu mulia
yang langka terdapat di alam makin tinggi nilainya. Bila batu mulia tersebut
indah, baik warna maupun bantuknya, jelas nilainya juga tinggi. Demikian
pula batu mulia yang murni atau tanpa cacat juga lebih mahal.
Nilai suatu mineral sebagai batu permata ditentukan oleh sifat-sifat fisiknya
seperti warna, kilat, dan dispersinya. Contoh-contoh mineral permata antara lain,
1. Intan, yang umum dikenal ialah yang berwarna jernih atau tidak berwarna,
sedangkan Intan yang berwarna hijau, merah, biru atau kuning merupakan
jenis Intan yang mahal harganya.
2. Korundum, di pasaran dikenal dengan nama Ruby dan Sapphire yang
merupakan warna varitas korundun, dimana,
Ruby berwarna merah dan yang mahal berwarna merah tua agak ungu,
Sapphire berwarna biru, tetapi untuk semua jenis yang tidak berwarna
merah ummnya disebut sapphire.
3. Beryl, varitas Beryl adalah,
Emerald yang berwarna hijau, yang mahal harganya jika berwarna hijau
dan jernih.
Aquamarine ialah varitas beryl yang berwarna biru atau hijau kebiru-
biruan.
Morganit berwarna merah muda,
Golden-beryl berwarna kuning.
4. Turmalin, jenis Turmalin yang bernilai permata ialah yang berwarna jernih.
Turmalin sendiri umumnya berwarna hijau, varitasnya adalah
Rubelitte, bewarna merah atau muda kita kenal,
Indicolit berwarna biru tua,
Brazillian Emerald berwarna hijau.
5. Topas, Topas yang tidak berawarna atau jernih tidak begitu mahal harganya,
yang benilai permata umumnya yang berwarna biru muda, coklat, kuning
emas atau merah muda.
6. Zirkon, yang termasuk Mineral permata ialah zirkon yang berwarna; varitas-
varitasnya adalah,
Hyacinth yang bewarna merah, kuning dan coklat,
Yargon warnanya diluar warna Hyacinth.
7. Quarts, banyak varitas Quarts yang termasuk mineral permata walaupun
agak murah harganya, misalnya.
Amtheyst yang berwarna ungu, coklat tua atau hitam disebut smoky quartz;
kwartz yang terisi rutil; avnturine ialah kwarts yang terisi mineral-mineral
hematit atau mika. Varitas-varitas dengan kristal-kristal ayng halus kita kenal
sebagai carmelian ialah calhedon merah; chrysopras ialah calchedon
hijau;heliotrop atau bloodstone ialah calchedon hijau dengan titik-titik merah
didalmnya dan lain-lain.
Parameter Pengujian Batu Mulia
1. Kekerasan
Seperti diketahui, bahwa setiap jenis mineral atau batumulia mempunyai
kekerasan tertentu.
Derajat kekerasan ini dinyatakan dalam skala Mohs yang bersifat relatif dan
skala Knop yang bersifat absolut.
Cara menguji kekerasan batumulia yang lebih sederhana dan lebih mudah
adalah menggunakan skala Mohs dan mineral standar kekerasan yang
digunakan sebagai berikut,
Talk :1 Ortoklas :6
Gipsum :2 Kuarsa :7
Kalsit :3 Topas :8
Fluorit :4 Kurondum :9
Apatit :5 Intan : 10
1. Tanzanite
Jenis batu kristal ini hanya ditemukan di kaki gunung Kilimanjaro, Tanzania
Utara. Tanzanite bisa terlihat berubah warna dari ungu ke biru dan
sebaliknya. Dengan kondisi sangat langka diperkirakan batu ini akan habis
ditambang dalam 20-30 tahun ke depan.
Komposisi batu Tanzanite ini adalah Kalsium, Aluminium, Silikon, Hidrogen,
dan Oxigen. Kisaran harga Tanzanite adalah US$ 600 (Sekitar Rp 7,2 juta) –
US$ 1.000 (sekitar Rp 12 juta) per karat.
2. Black Opal
Black Opal adalah varian terlangka dari batu Opal yang merupakan batu
nasional Australia. Hampir seluruh batu Black Opal yang beredar berasal dari
pertambangan Lightning Ridge, New South Wales.
Batu berwarna dasar gelap dengan bercak warna-warni ini membuatnya
dihargai di kisaran US$ 2.300 (sekitar Rp 27,6 juta) per karat. Komposisi
Black Opal ini adalah Silikon, Hidrogen, dan Oksigen.
3. Alexandrite
Nama batu ini diambil dari nama Tsar Alexander II Rusia. Tadinya batu ini
dianggap sudah habis ditambang. Jenis batu Alexandrite ini pertama kali
ditemukan pada tahun 1830 di pegungungan Ural, Rusia.
Baru-baru ini, batu Alexandrite ditemukan di Brazil, Afrika Timur, dan Sri
Lanka dalam jumlah yang terbatas. Alexandrite merupakan batu yang dapat
terlihat berubah warna dari merah ke hijau atau sebaliknya.
Dengan komposisi Berilium, Alumunium, dan Oksigen, batu ini dipasarkan
dengan kisaran harga US$ 12.000 (sekitar Rp. 144 juta) per karat.
4. Pink Star Diamond
Pink Star Diamond ditambang pertama kali pada tahun 1999 di Afrika
Selatan. Dengan berat 59,6 karat, batu ini laku terjual di lelang Sotheby’s
dengan angka US$ 83 juta (sekitar Rp 998 miliar).
Dengan kata lain harga per karatnya adalah US$ 1,3 juta (sekitar Rp 16,7
miliar). Komposisi dari batu ini adalah karbon.