Anda di halaman 1dari 31

“STUDI KASUS EKSTRAKSI METALURGI”

Proses Ekstraksi Metalurgi Peleburan Timah


di PT Timah Tbk Bangka Belitung

DISUSUN
OLEH:

MUHAMMAD GIFFARY HIFRIANSYAH (03021381722086)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas limpahan
rahmat dan karunia – Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun
materil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
Saya menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangannya baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal yang pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
untuk itu besar harapan saya jika ada kritik maupun saran dari dosen maupun
teman-teman sekalian yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-
makalah saya.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah mudah-
mudahan apa yang saya susun memberikan manfaat baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan dalam referensi yang telah
ada.

Indralaya, September 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Penelitan..............................................................................1
C. Tujuan Penelitian.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekstraksi Metalurgi...........................................................3
B. Perusahaan Timah...............................................................................4
C. Operasional Penambangan di PT Timah.............................................4
D. Pengolahan Timah di PT Timah..........................................................8

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................17
B. Saran ................................................................................................ 17

LAMPIRAN GAMBAR................................................................................14-16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metalurgi didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi untuk
memperoleh sampai pengolahan logam yang mencakup tahapan dari
pengolahan bijih mineral, pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke
pengolahannya untuk menyesuaikan sifat-sifat dan perilakunya sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam pemakaian untuk pembuatan produk
rekayasa tertentu. Berdasarkan tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu metalurgi ekstraksi dan metalurgi
fisika. Metalurgi ekstraksi yang banyak melibatkan proses-proses kimia,
baik yang temperatur rendah dengan cara pelindian maupun pada
temperatur tinggi dengan cara proses peleburan untuk menghasilkan logam
dengan kemurnian tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia. Meskipun
sesungguhnya metalurgi kimia itu sendiri mempunyai pengertian yang
luas, antara lain mencakup juga pemaduan logam dengan logam lain atau
logam dengan bahan bukan logam.
Pengolahan dan Peleburan bijih timah yang dihasilkan tambang
laut dan tambang darat dengan kadar Sn yang berkisar antara 20-30%
diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah untuk dipisahkan dari mineral
ikutan lainnya dan ditingkatkan kadarnya hingga mencapai 72-74%
sebagai syarat utama peleburan. Proses peningkatan kadar bijih timah yang
berasal dari penambangan di laut maupun di darat diperlukan untuk
mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas dengan kadar
Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang rendah.
Setelah bijih timah ditingkatkan kadar Sn nya, bijih timah siap dilebur
menjadi logam timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas
tinggi dan kadar timbal (Pb) yang rendah maka harus dilakukan
pemurnian. Timah merupakan sumber daya alam utama pulau Bangka
Belitung sejak lama. Besarnya kandungan biji timah di daerah ini
merupakan yang terbesar dari beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan

1
untuk di dunia, produksi timah asal Indonesia sangat mempengaruhi harga
pasar dunia. Proses penambangan timah terdiri dari beberapa tahapan yang
dilakukan secara menyeluruh, hal ini oleh PT. TIMAH di sebut dengan
Penambangan Timah Terpadu. Oleh karena itu untuk lebih memahami
mengenai proses ekstraksi metalurgi peleburan timah maka ditulislah
makalah ini.

B. Rumusan Penelitian
Adapun Rumusan Masalah dari makalah ini adalah :
a. Apa pengertian Ekstraksi Metalurgi?
b. Bagaimana Penambangan Timah di PT Timah Bangka Belitung?
c. Bagaimana Operasional Penambangan di PT Timah Bangka Belitung?
d. Bagaimana Pengolahan Timah di PT Timah Bangka Belitung?

C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari makalah ini adalah :
a. Dapat mengetahui Ekstraksi Metalurgi.
b. Dapat mengetahui Penambangan Timah di PT Timah Bangka
Belitung.
c. Dapat mengetahui Operasional Penambangan di PT Timah Bangka
Belitung.
d. Dapat mengetahui Pengolahan Timah di PT Timah Bangka Belitung.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekstraksi Metalurgi


Sejarah ilmu metalurgi diawali dari teknologi pengolahan hasil
pertambangan. Logam yang pertama kali diolah secara metalurgi adalah emas,
karena dapat di temukan secara bebas (tidak terikat dengan senyawa
lain) walaupun dalam jumlah yang kecil. Sejumlah kecil emas
ditemukan telah digunakan di gua-gua di Spanyol pada masa Paleolitikum,
sekitar 40.000 SM. Selain emas, logam – logam yang juga sering diolah
(dalam jumlah terbatas) antara lain: perak, tembaga, timah dan besi meteor.
Senjata Mesir yang dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM dikenal sangat
kuat sehingga disebut sebagai "belati dari langit". Dengan pengetahuan untuk
mendapatkan tembaga dan timah dengan memanaskan bebatuan, serta

3
mengkombinasikan tembaga dan timah untuk mendapatkan logam paduan yang
dinamakan sebagai perunggu, teknologi metalurgi dimulai sekitar tahun 3500
SM pada masa Zaman Perunggu. Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam
yang dapat diolah jauh lebih sulit. Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh
orang-orang Hittit pada sekitar1200 SM, pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi
dan pengolahan besi adalah faktor kunci dalam keberhasilan orang-orang Filistin.
Metalurgi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi logam, pengolahan dari
bijihnya, pemurnian, serta studi sifat maupun penggunaannya. Berdasarkan
tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisika. Metalurgi ekstraksi yang banyak
melibatkan proses-proseskimia, baik yang temperatur rendah dengan cara
pelindian maupun pada temperatur tinggi dengan cara proses peleburan utuk
menghasilkan logam dengan kemurnian tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia.
Adapun proses-proses dari ekstraksi metalurgi atau ekstraksi logam itu sendiri
antara lain adalah Pirometalurgi (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur
tinggi), Hidrometalurgi (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang
relatif rendah dengan cara pelindian dengan media cairan), dan elektrometalurgi
(proses ekstraksi yang melibatkan penerapan prinsip elektrokimia, baik pada
temperatur rendah maupun pada temperatur tinggi). Meskipun sesungguhnya
metalurgi kimia itu sendiri mempunyai pengertian yang luas, antara lain
mencakup juga pemaduan logam dengan logam lain atau logam dengan bahan
bukan logam. Paduan logam (aloi) dapat merupakan larutan zat padat (solid
solution) dengan komposisi yang bervariasi tertentu. Aloi yang merupakan zat
padat ada dua macam, yaitu aloi selitan (interstitial alloy) dan aloi subtitusi
(subtitution alloy).

B. Perusahaan Timah
PT TIMAH merupakan produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki
segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi,
penambangan, pengolahan hingga pemasaran. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan
meliputi juga bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan

4
dan jasa. Kegiatan utama perusahaan adalah sebagai perusahaan induk yang
melakukan kegiatan operasi penambangan timah dan melakukan jasa pemasaran
kepada kelompok usaha mereka. Perusahaan memiliki beberapa anak perusahaan
yang bergerak dibidang perbengkelan dan galangan kapal, jasa rekayasa teknik,
penambangan timah, jasa konsultasi dan penelitian pertambangan serta
penambangan non timah.
Perusahaan berdomisili di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung dan
memiliki wilayah operasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara serta Cilegon, Banten.

C. Operasional Penambangan di PT Timah


PT TIMAH sebagai sebuah perusahaan tambang yang utamanya di
Pertambangan timah, secara terus menerus melakukan kegiatan eksplorasi timah
baik di darat maupun dilaut. Luas seluruh IUP yang dimiliki oleh PT TIMAH di
darat 331,580 hektar, sedangkan luas IUP dilaut 184,400 hektar. Kegiatan
eksplorasi lebih dari 50 tahun, saat ini maih dapat melakukan pengembangan
kegiatan ekplorasi untuk memperbesar jumlah sumber daya yang dimiliki.
Secara umum kegiatan eksplorasi meliputi beberapa kegiatan berikut yaitu:
 Indentifikasi Daerah Potensial; untuk mendapatkan informasi geologi
regional
 Penyelidikan Umum: untuk mengetahui sumber daya “inferred”
 Pemboran Prospeksi: untuk mengetahui sumber daya “indicated”
 Pemboran Produksi: untuk mengetahui sumber daya “measured”
Selanjutnya sumber daya terukur (measured) yang diperolih di serahkan ke
satuan kerja perencanaan penambangan, untuk dibuat studi kelayakan.
I . Konsep Dasar Eksplorasi
“EKSPLORASI” bahan tambang merupakan penjelajahan untuk menemukan
sesuatu yang telah ada namun belum pernah diketahui keberadaannya
(DISCOVER), eksplorasi bukanlah FIND (menemukan barang hilang) dan bukan
pula INVENTION (membuat sesuatu yang baru). Dengan demikian kegiatan

5
eksplorasi diminimalisir dari batasan syarat-syarat ekonomi, tetapi tetap
berdasarkan konsep-konsep geologi yang baik.
Bagi perusahaan tambang, “EKSPLORASI” seharusnya merupakan
komitmen jangka panjang dengan perencanaan yang matang untuk mencapai visi
perusahaan, terutama jaminan kepemilikan cadangan dan penentu arah masa
depan (Riddler, 1989). Oleh karena itu eksplorasi harus merupakan komitmen
jangka panjang bagi perusahaan pertambangan, yang tentunnya membutuhkan
perencanaan yang matang.
PT TIMAH sebagai perusahaan pertambangan memiliki komitmen yang kuat
untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi, guna terus menemukan sumber daya
baru untuk pengembangan perusahaan. Hasil kegiatan eksplorasi diharapkan akan
menjadi factor penting dalam menentukan arah kebijakan perusahaan.

II . Konsep Geologi Endapan Timah


PT TIMAH yang memiliki “core bussines” di bidang pertambangan timah
telah menerapkan konsep-konsep geologi yang dapat digunakan dalam melakukan
kegiatan eksplorasi timah.
Endapan timah secara umum terdiri dari dua macam, yaitu endapan timah
primer dan endapan timah tempatan (placer). Endapan timah primer merupakan
endapan bijih timah yang masih berada pada batuan pembawa timah atau batuan
tempat bijih timah terbentuk. Batuan pembawa timah yang ada di Indonesia
adalah batuan granit yang berumur Trias, dengan penyebaran membentang dari
China, Thailand, Malaysia, Kepulau Bangka Belitung hingga bagian barat
Kalimantan. Jalur ini sering disebut dengan sabuk timah asia (tin belt zone).
Sedangkan endapan timah placer adalah jenis endapan timah yang sudah bergeser
dari batuan sumbernya dan terendapakan di tempat yang baru akibat proses
perlapukan, transportasai dan pengendapan kembali.
A . Proses terbentuknya endapan timah primer
Endapan timah primer terbentuk sebagai bagian dari proses magmatisme
pembentukan batuan beku granit yang merupakan batuan bersifat asam. Pada saat-
saat akhir pembentukan batuan, yaitu pada suhu sekitar 800o sd 400 o celcius,
kondisi magma banyak mengandung gas sebagai larutan sisa, yang diantarannya

6
adalah senyawa SnF4. Senyawa tersebut kemudian bereaksi dengan air (H2O)
membentuk mineral SnO2 (Casiterite) dan HF. Mineral casiterite inilah sebagai
mineral pembawa endapan timah di Indonesia.
Sebagai larutan sisa yang banyak mengandung gas maka mudah bergerak
mengisi rongga dan celah batuan yang ad adi atasnya. Dengan demikian endapan
timah primer terjebak di bagian atas tubuh batuan granit, di celah-celah retakan
dan rongga batuan yang berada di atasnya.
Sebagian besar endapan timah primer di Bangka dan Belitung sebagian
besarnya saat ini diketemukan pada batuan yang sudah lapuk, sehingga mudah
dikakukan kegiatan pemanbangan (penggalian).
B . Proses terbentuknya endapan timah pacer
Endapan timah placer sering disebut juga sebagai endapan timah alluvial,
karena sebagian besarnya berupa endapan sedimen yang terbentuk di daratan
(alluvial). Meskipun saat ini keberadaannya banyak di laut, namun pada saat
terendapkan kondisinya masih berupa daratan.
Factor-faktor yang mengontrol terbentuknya endapan timah placer adalah:
keberadaan bantuan sumber pembawa timah (granit tipe S), terjadinya proses
perlapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi, serta adanya cekungan atau
lembah yang menjadi tempat terendapkannya material hasil perlapukan.
Tipologi endapan timah placer terdiri dari endapan elluvial, coluvial, endapan
kipas, endapan sungai, endapan rawa dan endapan pantai. Sebagian besar endapan
timah yang ditemukan di kepulauan timah endonesia adalah endapan sungai
(alluvial).

III . Kegiatan eksplorasi timah


Saat ini, selain kegiatan survey geologi, saat ini PT TIMAH mengoperasikan
beberapa peralat geofisika, peralatan bor Bangka, peralatan bor mekanik dan
beberapa kapal bor sebagai pendukung kegiatan eksplorasi. Peralatan geofisika
yang dimiliki yaitu seismic, magnetic dan geolistrik, peralatan bor mekanik da
beberapa unit untuk melakukan pemboran coring di darat dan beberapa kapal bor
digunakan untuk melakukan kegiatan pemboran di laut.

7
Konsep kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh PT TIMAH untuk mencari
endapan timah pimer adalah menggunakan pendekatan struktur geologi, petrologi
dan geokimia. Sedangkan konsep dalam melakukan kegiatan eksplorasi adalah
dengan pendekatan penelusuran batuan sumber (mather rock hunting),
peneluasuran lembah (valley hunting) dan penelusuran keberadaan gravel (gravel
pact hunting). Konsep ini telah dilakukan selama bertahun-tahun dan masih cukup
baik untuk digunakan hingga saat ini. Pemanfaatan konsep-konsep lain seperti
penelusiran lingkungan pengendapan (facies), sekuensial mineralisasi dan
sekuensial stratigrafi juga digunakan sebagai tambahan dan pengembangan.
Setiap tahunnya PT TIMAH mengalokasikan lebih dari rp Rp 150 milyar
untuk membiayai kegiatan eksplorasi. Saat ini kegiatan operasi eksplorasi terus
ditingkatkan untuk mengejar potensi endapan timah primer dan alluvial dalam.
Selai intu PT TIMAH juga gencar melakukan kegiatan eksplorasi untuk mengejar
keberadaan mineral ikutan dan logam tanah jarang (rare earht elements).

Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang


dikenal di Bangka Belitung.
a. Penambangan Lepas Pantai
Pada kegiatan penambangan lepas pantai,Perusahaan mengoperasikan
armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai (off shore).
Armada kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari
ukuran 7 cuft sampai dengan 24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari
kedalaman 15 meter sampai 50 meter di bawah permukaan laut dan mampu
menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap bulan.
Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari
100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam
sepanjang tahun. Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di
instalasi pencucian untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut
dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih Timah

8
(PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah dan
ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan yaitu minimal
70-72% Sn.

b. Penambangan Darat
Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka
Belitung,tentunya system operasional yang digunakan tidaklah sama seperti
pada wilayah lepas pantai. Proses penambangan timah alluvial menggunakan
pompa semprot (gravel pump).Setiap kontraktor atau mitra usaha melakukan
kegiatan penambangan berdasarkan perencanaan yang diberikan oleh
perusahaan dengan memberikan peta cadangan yang telah dilakukan
pemboran untuk mengetahui kekayaan dari cadangan tersebut dan
mengarahkan agar sesuai dengan pedoman atau prosedur pengelolaan
lingkungan hidup dan keselamatan kerja di lapangan. Hasil produksi dari
mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah disepakati dalam
Surat Perjanjian Kerja Sama.
Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah
sungai besar yang disebut dengan kolong/danau. Kolong/danau itulah
merupakan inti utama cara kerja penambangan darat, karena pola kerja
penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya air dalam jumlah besar. Sehingga bila kita lihat dari udara,
penambangan timah darat selalu menimbulkan genangan ari dalam jumlah
besar seperti danau dan tampak berlobang-lobang besar. Produksi
penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa Pertambangan (KP)
perusahaan dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang merupakan mitra usaha
dibawah kendali perusahaan.Hampir 80% dari total produksi perusahaan
berasal dari penambangan di darat mulai dari Tambang Skala Kecil
berkapasitas 20 m3/jam sampai dengan Tambang Besar berkapasitas 100
m3/jam. Produksi penambangan timah menghasilkan bijih pasir timah dengan
kadar tertentu.

9
D. Pengolahan (Smelting) Timah di PT Timah
Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau
mineral timah (kasiterit SnO2). Proses produksi logam timah dari bijinya
melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan
mineral (peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga upgrading),
persiapan material yang akan dilebur, proses peleburan, proses refining dan
proses pencetakan logam timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk
paduan timah yang dikenal dengan nama timah putih yakni campuran 80%
timah, 11 % antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal.
Timah putih ini terutama dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipa
dalam industri kimia, industri bahan makanan dan untuk menyimpan bahan
makanan. Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan namanya
yaitu meningkatkan kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari
dalam laut atau lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu
dilakukan pembilasan dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan
pompa. Bijih timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20 – 30 %
timah. Setelah dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan
timah menjadi lebih dari 70 %, sedangkan bijih timah hasil penambangan
darat biasanya mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi
>60%.Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses,
yaitu :
a. Washing atau Pencucian
Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam
ore bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan
pencucian 15 ton bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan
menggunakan air tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.

b. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar


Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan
pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen,mesh,
setelah itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah

10
pencucian. Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya
dengan mikroskop dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan
pengotornya memiliki karakteristik yang berbeda sehinga dapat diketahui
kadar atau jumlah kandungan timah pada bijih.

c. Pemisahan berdasarkan berat jenis


Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz.bijih
timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah
yang berarti kadar timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya,
yang berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau gangue
lainya seperti quarsa , zircon, rutile, siderit dan sebagainya akan
ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba.

d. Pengolahan tailing
Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai
yang mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya
adalah dengan gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak
lagi digunakan karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini
adalah 60 kg/jam.

e. Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya
adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah – tengah rotary
dryer dengan cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan
menggunakan solar.

f. Klasifikasi
Bijih – bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses – proses
pemisahan/klasifikasi lanjutan yakni:
 Klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening.
 Klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension
separator.

11
 Klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic
separator.
 Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti
shaking table, air table dan multi gravity separator(untuk pengolahan
terak/tailing).

g. Pemisahan Mineral Ikutan


Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang
terbilang tinggi seperti zircon dan thorium( unsur radioaktif ) akan diambil
dengan mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada Amang
Plant. Mula – mula bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi
dan disaring/screening sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa
cassiterite dan mineral kasar yang merupakan ikutan. Mineral ikutan
tersebut kemudian diolah pada air table sehingga menjadi konsentrat yang
selanjutnya dilakukan proses smelting, sedangkan tailingnya dibuang ke
tempat penampungan. Mineral – mineral tersebut lalu dipisahkan dengan
high tension separator –pemisahan berdasarkan sifat konduktor –
nonkonduktornya atau sifat konduktivitasnya. Mineral konduktor antara
lain: Cassiterite dan Ilmenite. Mineral nonconductor antara lain: Thorium,
Zircon dan Xenotime. Lalu masing – masing dipisahkan kembali
berdasarkan kemagnetitanya dengan magnetic separation sehingga
dihasilkan secara terpisah, thorium dan zircon.

h. Proses pre-smelting
Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-
smelting yaitu proses yang dilakukan sebelum dilakukannya proses
peleburan, misalnya preparasi material,pengontrolan dan penimbangan
sehingga untuk proses pengolahan timah akan efisien.

i. Proses Peleburan ( Smelting )


Ada dua tahap dalam proses peleburan :
- Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.

12
- Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan hardhead
dan slag II.

Tujuan dilakukan peleburan dua tahap adalah :

1. Pada peleburan bijih diharapkan besi dalam logam yang terbentuk tidak
terlalu besar sehingga temperatur operasi relatif rendah dan penggunaan
bahan redukstor dipakai relatif sedikit.
2. Pada pelebran slag I yang mengandung Sn 20-35% diharapkan mampu
menghasilkan hardhead dan slag II dengan kadar Sndibawah 1%
3. Untuk mendapatkan recovary peleburan yang setinggi tingginya
karena peleburan timah ini memerlukan biaya yang besar,sehingga setiap
langkah kerja harus efektif.

Proses peleburan berlangsung seharian –24 jam dalam tanur guna


menghindari kerusakan pada tanur/refraktori. Umumnya terdapat tujuh
buah tanur dalam peleburan. Pada tiap tanur terdapat bagian – bagian yang
berfungsi sebagai panel kontrol: single point temperature recorder, fuel oil
controller, pressure recorder, O2 analyzer,multipoint temperature recorder
dan combustion air controller. Udara panas yang dihembuskan ke dalam
mfurnace atau tanur berasal dari udara luar / atmosfer yang dihisap oleh
axial fan exhouster yang selanjutnya dilewatkan ke dalam regenerator
yang mengubahnya menjadi panas.Tahap awal peleburan baik peleburan I
dan II adalah proses charging yakni bahan baku –bijih timah atau slagI

13
dimasukkan kedalam tanur melalui hopper furnace. Dalam tanur terjadi
proses reduksi dengan suhu 1100 – 15000C.unsure – unsure pengotor akan
teroksidasi menjadi senyawa oksida seperti As2O3 yang larut dalam timah
cair. Sedangkan SnO tidak larut semua menjadi logam timah murni namun
adapula yang ikut ke dalam slag dan juga dalam bentuk debu bersamaan
dengan gas – gas lainnya. Setelah peleburan selesai maka hasilnya
dimasukkan ke foreheart untuk melakukan proses tapping. Sn yang
berhasil dipisahkan selanjutnya dimasukkan kedalam float untuk dilakukan
pendinginan /penurunan temperatur hingga 4000C sebelum dipindahkan
ke dalam ketel.sedangkan hardhead dimasukkan ke dalm flame oven untuk
diambil Sn dan timah besinya. Reaksi yang terjadi selama proses Smelting
adalah :

j. Proses Refining ( Pemurnian )


- Pyrorefining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur
sehingga material yang akan direfining cair, ditambahkan mineral lain
yang dapat mengikat pengotor atau impurities sehingga logam berharga
dalam hal ini timah akan terbebas dari impurities atau hanya memiliki
impurities yang amat sedikit, karena afinitas material yang ditambahkan
terhadap pengotor lebih besar dibanding Sn. Contoh material lain yang
ditambahkan untuk mengikat pengotor: serbuk gergaji untuk mengurangi
kadar Fe, Aluminium untuk untuk mengurangi kadar As sehingga
terbentuk AsAl, dan penambahan sulfur untuk mengurangi kadar Cu dan
Ni sehingga terbentuk CuS dan NiS. Hasil proses refining ini
menghasilkan logam timah dengan kadar hingga 99,92% (pada PT.Timah).
Analisa kandungan impurities yang tersisa juga diperlukan guina melihat

14
apakah kadar impurities sesuai keinginan, jika tidak dapat dilakukan
proses refining ulang.
- Eutectic Refining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan
bantuan agar parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh
kualitas produk yang stabil. Proses pemurnian ini bertujuan mengurangi
kadar Lead atau Pb yang terdapat pada timah sebagai pengotor
/impuritiesnya. Adapun prinsipnya adalah berhubungan dengan temperatur
eutectic Pb- Sn, pada saat eutectic temperature lead pada solid solution
berkisar 2,6% dan aakan menurun bersamaan dengan kenaikan temperatur,
dimana Sn akan meningkat kadarnya. Prinsip utamnya adalah dengan
mempertahankan temperatur yang mendekati titik solidifikasi timah.
- Electrolitic Refining
Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang
lebih tinggi lagi dari pyrorefining yakni 99,99%( produk PT. Timah: Four
Nine ). Proses ini melakukan prinsip elektrolisis atau dikenal
elektrorefining.Proses elektrorefining menggunakan larutan elektrolit yang
menyediakan logam dengan kadar kemurnian yang sangat tinggi dengan
dua komponen utama yaitu dua buah elektroda –anoda dan katoda –yang
tercelup ke dalam bak elektrolisis.Proses elektrorefining yang dilakukan
PT.Timah menggunakan bangka four nine (timah berkadar 99,99% ) yang
disebut pula starter sheetsebagai katodanya, berbentuk plat tipis sedangkan
anodanya adalah ingot timah yang beratnya berkisar 130 kg dan larutan
elektrolitnya H2SO4. proses pengendapan timah ke katoda terjadi karena
adanya migrasi dari anoda menuju katoda yang disebabkan oleh adanya
arus listrik yang mengalir dengan voltase tertentu dan tidak terlalu besar.

k. Pencetakan
Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis.
Peralatan pencetakan secara manual adalah melting kettle dengan kapasitas
50 ton, pompa cetak and cetakan logam. Proses ini memakan waktu 4

15
jam /50 ton, dimana temperatur timah cair adalah 2700C. Sedangkan
proses pencetakan otomatis menggunakan casting machine, pompa cetak,
dan melting kettleberkapasitas 50 ton dengan proses yang memakan waktu
hingga 1 jam/60 ton.
Langkah – langkah pencetakan:
1. Timah yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan.
2. Ujung pipa penyalur diatur dengan menletakkannya diatas cetakan
pertama pada serinya, aliran timah diatur dengan mengatur klep pada
piapa penyalur.
3. Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke cetakan
berikutnyadan permukaan timah yang telah dicetak dibersihkan dari
drossnya dan segera dipasang capapada permukaan timah cair.
4. Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju
pendinginan akan merata sehingga ingot yang dihasilkan mempunyai
kulitas yang bagus atau sesuai standar.
5. Ingot timah yag telah dingin disusun dan ditimbang.

E. ejarahilmum
etalurgidiawalid

16
ariteknologipen
golahanhasil
F. pertambanga
n. Logam yang
pertama kali
diolah secara
metalurgi
adalah emas,
G. karenadapatd
itemukansecara
bebas(tidakterik
atdengansenya
walain)
H. walaupundal
amjumlahyangk
ecil.Sejumlahke

17
cilemasditemuk
antelah
I. digunakan di
gua-gua di
Spanyol pada
masa
Paleolitikum,
sekitar 40.000
SM.
J. Selainemas,l
ogam–
logamyangjugas
eringdiolah(dala
mjumlah
K. terbatas)antar
alain:perak,
tembaga, timah

18
dan besi
meteor.Senjata
Mesir
L. yang dibuat
dari besi meteor
pada sekitar
3000 SM
dikenal sangat
kuat sehingga
M. disebut
sebagai "belati
dari langit".
N. Dengan
pengetahuan
untuk
mendapatkan

19
tembaga dan
timahdengan
O. memanaskan
bebatuan,sertam
engkombinasika
n tembaga dan
timah untuk
P. mendapatkan
logam paduan
yangdinamakan
sebagai
perunggu,teknol
ogi
Q. metalurgi
dimulai sekitar
tahun 3500 SM
pada masa

20
Zaman
Perunggu.
R. Ekstraksi
besi dari
bijihnya ke
dalam logam
yang dapat
diolah jauh
lebih
S. sulit. Proses
ini tampaknya
telah diciptakan
oleh orang-
orang Hittit
pada sekitar
T. 1200 SM,
pada awal

21
Zaman Besi.
Rahasia
ekstraksi dan
pengolahan besi
adalah
U. faktor kunci
dalam
keberhasilan
orang-orang
Filistin.
DIAGRAM ALUR PROSES PENGOLAHAN BIJIH TIMAH

22
23
24
25
26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metalurgi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi logam, pengolahan
dari bijihnya, pemurnian, serta studi sifat maupun penggunaannya.
Berdasarkan tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisika.
Metalurgi ekstraksi yang banyak melibatkan proses-proseskimia, baik
yang temperatur rendah dengan cara pelindian maupun pada temperatur
tinggi dengan cara proses peleburan utuk menghasilkan logam dengan
kemurnian tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia.
2. PT TIMAH merupakan produsen dan eksportir logam timah, dan
memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari
kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran. Ruang
lingkup kegiatan Perusahaan meliputi juga bidang pertambangan,
perindustrian, perdagangan, pengangkutan dan jasa.
3. Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang
dikenal di Bangka Belitung yaitu : Penambangan lepas pantai dan
Penambangan darat.
4. Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral
timah (kasiterit SnO2). Proses produksi logam timah dari bijinya
melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit yakni pengolahan
mineral (peningkatan kadar timah/proses fisik dan disebut juga
upgrading), persiapan material yang akan dilebur, proses peleburan,
proses refining dan proses pencetakan logam timah.

B. Saran

27
Demikian makalah yang dapat Penulis susun. Penulis menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaannya makalah kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal penambangan Timah di Bangka Belitung


Norman L. Weiss. 1985. Mineral Processing Handbook. Volume 1. NewYork.
Society of Mining Engineering.
www.timah.com/v3/ina/operasi-pengolahan-dan-peleburan.

28

Anda mungkin juga menyukai