Naiknya harga minyak mentah jenis Brent hingga ke US$ 85/barel menjadi salah satu
pemicu terpuruknya nilai tukar rupiah hingga di atas level Rp 15.000/dolar Amerika
Serikat (AS). Dengan naiknya harga minyak maka impor bahan bakar minyak (BBM)
Indonesia juga akan meningkat sehingga akan menyedot cadangan devisa Bank
Indonesia. Sebab konsumsi energi nasional terbesar berupa BBM.Data Kementerian
ESDM mencatat konsumsi energi Indonesia pada 2017 mencapai 1,23 miliar Barrels
Oil Equivalent (BOE) naik 9% dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut yang
berbentuk BBM mencapai 356,33 juta BOE atau 28,88% dari total konsumsi.
Kemudian terbesar kedua adalah dalam bentuk biomasa sebanyak 306,25 BOE atau
24,82%. Sedangkan konsumsi biofuel baru mencapai 79,43 juta BOE atau 6,44% dari
total.Sementara berdasarkan peruntukannya, energi nasional terbesar digunakan untuk
keperluan rumah tangga, yaitu mencapai 382,94 juta BOE atau 31% dari total.
Kemudian terbesar kedua untuk sektor transportasi 361,7 juta BOE atau sekitar
29,31% dan ketiga untuk industri sebesar 273,86 juta BOE atau 22,19% dari total
konsumsi energi nasional.
2. Apakah Indonesia kekurangan sumber daya energi yang ada saat ini?
Menurut kelompok kami Indonesia memiliki Sumber daya energi yang cukup
melimpah untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia, namun Indonesia
dinilai masih kurang memiliki teknologi untuk mengelola bahan mentah tersebut
menjadi energi yang bisa digunakan dan juga sumber daya manusia yang kurang
berkompeten di bidangnya masing-masing.Bahkan jika tidak disiapkan sejak dini,
Indonesia terancam menghadapi kelangkaan teknologi pangan, energi dan air. Sebagai
contohnya saja eksploitasi Batu bara yang dilakukan secara besar-besaran pada saat
ini akan mengancam ketersediaan cadangan Batu bara di masa depan, sebagai yang
kita tahu sangat banyak kegunaan dari Batu bara yang dapat mengancam lehidupan
masa depan salah satunya sebagai pembangkit listrik.
Penghematan Energi
Indonesia merpakan salah satu negara yang memiliki potensi energi terbarukan yang
sangat melimpah. Namun, pada kenyataannya potensi sumber energi terbarukan masih
belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena saat ini Indonesia
masih bergantung pada sumber energi fosil yang sudah jelas menyajikan masalah
besar. Sumber energi fosil yang ketersediaannya di alam sangat terbatas juga dapat
menyebabkan polusi udara, air dan tanah, serta menghasilkan gas rumah kaca yang
berkontribusi terhadap pemanasan global.
Rasio
Energi Fosil Sumber Daya Cadangan Produksi Cadangan/Produksi
*
56,6 Milyar 8,4 Milyar
Minyak Bumi 348 Juta Barel 24
Barel Barel**
Gas Bumi 334,5 TSCF 165 TSCF 2,79 TSCF 59
Batubara 90,5 Milyar ton 18,7 Milyar ton 201 Juta ton 93
CBM (Gas) 453 TSCF - - -
Energi batubara merupakan bentuk energi yang alami dan datang langsung dari Bumi.
Batubara adalah sumber alami yang penting untuk menciptakan suatu energi dan
awalnya dikembangkan dari tanaman dan kehidupan vegetatif yang telah terkubur
dalam kerak bumi selama jutaan tahun yang lalu. Jika digunakan terlalu banyak, suatu
hari kita akan kehabisan batubara. Saat ini energi batubara paling sering digunakan
untuk produksi listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja
dan semen. Kelemahan terbesar dari energi jenis ini adalah bahwa itu bukan bahan
bakar bersih, batubara dapat menghasilkan sejumlah besar polutan dan gas rumah
kaca. Dengan tingkat produksi saat ini (dan apabila cadangan baru tidak ditemukan),
cadangan batubara global diperkirakan habis sekitar 112 tahun ke depan. Cadangan
batubara terbesar ditemukan di Amerika Serikat, Russia, Republik Rakyat
Tiongkok (RRT), dan India. Teknologi batubara bersih ini difokuskan untuk
mengurangi emisi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik bertenaga batubara namun
teknologi ini belum berkembang cukup baik. Kegiatan-kegiatan hulu yang terkait
dengan pertambangan batubara, seperti pengembangan waduk-waduk coalbed
methane (CBM) yang potensinya banyak dimiliki oleh Indonesia, telah mulai
mendapatkan perhatian belakangan ini.
b. Minyak Bumi
Minyak bumi adalah campuran berbagai macam senyawa hidrokarbon yang terdapat
dalam lapisan batuan dan dapat diekstrak untuk keperluan bahan bakar. Minyak bumi
berasal dari bahan bakar fosil yang terendapkan di dalam batuan sedimen. Bahan
bakar fosil adalah sisa jasad renik, mikroorganisme dan tumbuhan yang telah mati
jutaan tahun yang lalu dan mengendap di kedalaman bumi, sebelum masa dinosaurus
menempati bumi. Proses pembentukan minyak bumi inidipengaruhi oleh cuaca dan
kondisi bumi yang berubah-ubah.
Selain manfaatnya sebagai bahan bakar, minyak bumi dengan rantai panjang juga
dapat diolah untuk menghasilkan produk kebutuhan manusia seprti plastik polimer,
PVC (polivinil klorida), dan gabus/busa.
c. Gas Alam
Gas alam yang memiliki komponen dasar berupa metana ini terbentuk dari sisa-sisa
makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan yang mengendap jauh di bawah kerak
bumi. Tekanan yang besar di lapisan dalam bumi dan suhu yang tinggi membuat sisa-
sisa komponen lingkungan ini mengalami proses alami yang pada akhirnya
menghasilkan batu bara, minyak bumi dan gas alam.
Gas alam adalah hidrokarbon dengan pembakaran paling bersih yang menghasilkan
sekitar setengah emisi karbon dioksida (CO2) dan hanya sepersepuluh polutan udara
batubara yang dibakar untuk membangkitkan listrik. Pembangkit listrik tenaga gas
membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk dinyalakan dan dimatikan dibandingkan
pembangkit listrik tenaga batubara. Fleksibilitas ini menjadikan gas alam mitra yang
baik bagi sumber-sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, yang
hanya tersedia jika matahari bersinar dan angin berhembus.
Selain itu, gas alam juga banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif karena
sifatnya yang ramah lingkungan. Ketika digunakan sebagai bahan bakar, emisi gas
alam yang membumbung ke udara tidak akan bertahan lama di atmosfer sehingga
relatif tidak membawa dampak yang signifikan pada kerusakan ozon.
Di sisi lain, potensi energi terbarukan seperti biomasa, panas bumi, energi surya,
energi air, dan energi angin cukup besar. Hanya saja sampai saat ini pemanfaatannya
masih sangat terbatas. Hal ini antara lain disebabkan oleh harga energi terbarukan
yang belum kompetitif bila dibandingkan dengan harga energi fosil yang masih
disubsidi, penguasaan teknologi yang rendah sehingga nilai impornya tinggi,
keterbatasan dana untuk penelitian, pengembangan, maupun investasi dalam
pemanfaatan energi terbarukan serta infrastruktur yang kurang memadai.
Cadangan Energi Non Fosil Indonesia 2008
Kapasitas
Energi Non Fosil Sumber Daya Setara
Terpasang
Tenaga Air 845 Juta SBM 75,67 GW 4,2 GW
Panas Bumi 219 Juta SBM 27,00 GW 1,04 GW
Mini/Mikro Hidro 0,45 GW 0,45 GW 0,084 GW
Biomasa 49,81 GW 49,81 GW 0,3 GW
Tenaga Surya 4,80 kWh/m2/day 0,008 GW
Tenaga Angin 9,29 GW 9,29 GW 0,0005GW
Sumber: Presentasi Menteri ESDM, 11 April 2008.
1. TENAGA AIR
Energi air adalah satu diantara sekian banyak sumber energi terbarukan yang telah
banyak dimanfaatkan untuk menggantikan energi fosil. Air sifatnya terus-menerus
bergerak. Tiap gerakan air menghasilkan energi alami yang sangat besar. Energi ini
datang baik air dari sungai yang mengalir atau gelombang air yang berupa ombak di
lautan. Energi yang dihasilkan oleh air dapat dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi
listrik. Tidak seperti tenaga matahari dan angin, manfaat energi terbarukan dari air ini
dapat menghasilkan tenaga terus menerus selama 24 jam setiap harinya.
Saat ini, 20% dari total energi dunia didapat dari pemanfaatan tenaga air atau yang
sering disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain lewat PLTA,
energi air juga dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro/Mini Hidro
(PLTMH). Beda keduanya ada pada besarnya listrik yang dihasilkan.
2. PANAS BUMI
Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti
planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah 5,500 celcius (9,932 F). Tiga meter
teratas permukaan bumi suhunya konstan sekitar 10-16 Celcius (50-60 F) sepanjang
tahun. Sumber energi terbarukan yang berasal dari dalam inti atom bumi ini memiliki
tenaga yang sangat kuat dan jumlahnya pun sangat melimpah. Pembangkit Listrik
tenaga geothermal biasanya menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM
atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi.
3. BIOMASSA
Biomassa adalah sumber energi terbarukan yang berasal dari organisme yang ada di
bumi seperti tumbuhan, hewan, dan juga manusia. Contoh biomassa antara lain adalah
tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja, dan kotoran
ternak. Biomassa cukup umum digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar).
Pengembangan biomassa ini jadi penting karena manfaatnya sangat besar. Pertama,
kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma
jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang
limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan
akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi
lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
4. TENAGA SURYA
Energi surya atau matahari telah cukup banyak dimanfaatkan di banyak negara. Jika
dimanfaatkan dengan tepat, sumber energi terbarukan yang melimpah ini akan mampu
menyediakan kebutuhan konsumsi energi harian dunia. Potensi energi surya pada suatu
wilayah sangat bergantung pada posisi antara matahari dengan kedudukan wilayah
tersebut di permukaan bumi. Indonesia yang berada dalam wilayah khatulistiwa
mempunyai potensi energi surya yang cukup besar sepanjang tahunnya. Pemanfaatan
energi terbarukan ini dapat dilakukan secara langsung dengan membiarkan objek pada
radiasi matahari, atau menggunakan peralatan yang mencakup kolektor dan
konsentrator surya (panel surya),
5. TENAGA ANGIN
Angin dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi menggunakan kincir angin. Energi
mekanik yang dihasilkan oleh kincir angin dapat dimanfaatkan secara langsung atau
dikonversi menjadi energi listrik. Ramah lingkungan adalah keuntungan dari tenaga
angin. Sumber energi terbarukan ini bebas dari polusi yang sering diasosiasikan dengan
pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir. Untuk mendapatkan energi yang
stabil, penempatan turbin angin disarankan dilakukan pada daerah yang memiliki
kecepatan angin yang relatif konstan, dan dengan arah angin yang tak berubah-ubah.