DISUSUN OLEH:
NAMA : MUHAMMAD GIFFARY HIFRIANSYAH
NIM : (03021381722086)
KELAS : A
KAMPUS INDRALAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2020
Metode Eksplorasi Geokimia
A. Pengertian Eksplorasi Geokimia
Geokimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang ada saat ini.Geokimia
berasal dari dua buah disiplin ilmu yaitu ilmu geologi dan kimia.Hal ini bukan
merupakan penggabungan ilmu,namun merupakan disiplin ilmu yang hanya
membantu menjelaskan fenomena fenomena geologi yang terjadi dan ditinjau
dari sisi kimianya.Sebelum masuk lebih dalam mempelajari Geokimia kita harus
memahami ilmu geologi terlebih dahulu.Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
dalam memahami ilmu geokimia.Ilmu Geologi sendiri terdiri dari banyak
cabang,diantaranyamineralogi, petrologi, sedimentologi, geomorfologi,
paleontologi, geologi struktur stratigrafi dan lain lain.Dari dasar ini berkembang
beberapa cabang ilmu geokimia di antaranya yaitu geokimia panasbumi, geokimia
mineral, geokimia petroleum dan geokimia lingkungan. Metode geokimia juga
mempelajari jumlah dan distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah,
air, dan atmosfer. Tidak terbatas pada penyelidikan unsur kimia sebagai unit
terkecil dari material, juga kelimpahan dan distribusi isotop-isotop dan
kelimpahan serta distribusi inti atom.
Pengertian eksplorasi atau prospeksi geokimia didefinisikan sebagai
pengukuran sistematis terhadap satu atau lebih unsur-unsur jejak dalam batuan,
soil, sedimen sungai, vegetasi, air atau gas dengan tujuan untuk menentukan
anomali-anomali geokimia. Untuk mengukur kelimpahannya melalui Eksplorasi
Geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi,
dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan
bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih
sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih
unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas,
untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur
tertentu yang kontras terhadap lingkungannya. Eksplorasi ini dilakukan dengan
maksud kita dapat menganalisis didaerah/batuan/lapisan mana yang memiliki
kandungan kandungan kimia. Contohnya unsur-unsur bijih besi, minyakbumi, gas
alam dan lain lain.Dimana keberadaan unsur unsur tersebut berada dalam kondisi
yang tidak tetap, melainkan selalu bermigrasi yang merupakan akbat dari
aktivitas lempeng bumi yang berada diatas magma.Kondisi yang tidak stabil ini
menyebabkan pergerakan pergerakan lempeng bumi yang nantinya akan
mempengaruhi kondisi unusr unsur yang berada didalam lempeng bumi.Sehingga
eksplorasi geokimia perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan lokasi
eksplorasi. Tujuan dilakukan metoda geokimia adalah untuk menemukan dan
melokalisir tubuh mineralisasi, menentukan ukuran (size) dan nilai (value) dari
tubuh mineralisasi, dan mengetahui adanya anomali unsur target, penyebaran
kadar, indikasi mineralisasi, dan melacak batuan sumber.
B. Perencanaan Geokimia
Setiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen yaitu sampling
(pengambilan contoh), analisis, dan interpretasi. Ketiganya merupakan fungsi
bebas yang saling terkait. Kegagalan pada tahap yang satu akan mempengaruhi
tahap berikutnya. Tahapannya yaitu :
1. Pemilihan Metode
Pemilihan teknik tergantung pada mineralogi dan geokimia daerah target.
Komposisi badan bijih akan menentukan unsur yang dapat digunakan.
Contohnya Cu sangat ideal untuk endapan tembaga, tapi As sangat berguna
dalam pencarian mineralisasi emas, dll. Lebih jauh lagi mineralogi daerah
target dikombinasikan dengan lingkungan sekunder (pola dispersinya).
Contohnya dispersi Cu bisa hidromorfik dan mekanis, sedangkan timah
putih sangat khas, hampir selalu mekanis sebagai butiran kasiterit, atau
terdapat dalam biotit atau mineral asesori lainnya.Survey geokimia
diterapkan pada berbagai tahapan eksplorasi mineral, yaitu:
a. Survey regional dengan tujuan mencari jalur mineralisasi
b. Survey lokal dengan tujuan mengidentifikasi daerah target untuk
keperluan evaluasi
c. Survey kekayaan dengan tujuan menentukan batas daerah
termineralisasi
d. Survey deposit dengan tujuan menentukan lokasi dari badan bijih
individual
2. Optimasi Teknik Survey
Untuk optimasi survey geokimia perlu dilakukan identifikasi target yang
maksimum. Suatu target perlu jelas terlihat dalam data geokimia, mungkin
dicirikan oleh adanya penambahan atau pengurangan kelimpahan unsur
tertentu atau asosiasinya. Target harus mudah dibedakan dari data survey
lainnya. Dengan kata lain perlu adanya kontras geokimia yang maksimum
(anomali). Pengambilan conto, penyiapan conto, dan pemilihan metode
analitis dapat mempengaruhi kontras.
3. Parameter Survey
Tantangan dalam survey geokimia adalah mendesign program yang efektif,
pada prakteknya adalah membuat keputusan tentang pemilihan point-point
berikut ini,
a. Material Sample
b. Pola penyontoan
c. Preparasi conto
d. Prosedur Analitis
e. Kriteria interpretasi hasil
4. Studi Orientasi
Studi orientasi digambarkan sebagai suatu seri percobaan pendahuluan
untuk menentukan karakter dispersi geokimi yang berhubungan dengan
mineralisasi pada daerah tertentu. Informasi tadi digunakan untuk:
a. Mendefinisikan bakcground dan respon geokimia yang abnormal
b. Mendefinisikan prosedur survey yang optimum
c. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dispersi dan
kriteria interpretasi hasil survey
d. Mengenali gejala-gejala yang harus dicatat dan dilaporkan oleh
pengambil conto
5. Studi Literatur
Tidak praktis untuk mengunjungi lapangan dan melakukan survey orientasi
sebelum program eksplorasi dibuat. Informsi yang berguna dapat diperoleh
dari penyelidikan terdahulu yang telah dilakukan orang. Bisa berupa paper
atau dokumen intern perusahaan. Seringkali dapat dilakukan orientasi
terbalik dengan mengevaluasi survey terdahulu secara kristis. Survey
literatur sebaiknya disertakan dalam diskusi dengan orang yang
mengetahui kondisi daerah survey dan ahli geokimia yang profesional.
6. Orientasi Teoritis
Pendekatan yang sangat spekulatif ini berdasarkan pada aplikasi model
teoritis, prinsip-prinsip dasar geokimia, asumsi-asumsi geologi,
geomorfologi dan iklim dari daerah yang diselidiki.
2. Survey Tanah
Warna tanah dan perbedaan komposisi dapat merupakan indikator yang
penting untuk berbagai kandungan logam. Anomali yang salah umumnya
berkaitan erat dengan komponen yang menunjukkan konsentrasi unsur yang
ekstrim, seperti pada material organik dan mineral lempung, juga unsur jejak
dalam airtanah. Kegagalan mendefinisikan kondisi anomali (yang
menunjukkan adanya mineralisasi) dapat terjadi jika conto tidak berhasil
menembus zona pelindian. Ini sering terjadi pada pengambilan conto yang
tergesa-gesa, sehingga bukti mineralisasi tidak terlihat.
3. Survey Batuan
Survey batuan dapat dilakukan sendiri untuk mendeteksi kemungkinan dispersi
primer yang berasosiasi dengan bijih. Survey batuan dapat digunakan untuk
prospeksi mineralisasi pada kondisi berikut:
a. Prospeksi bijih yang meghasilkan pola dispersi batuan dasar yang luas
(contohnya seperti Si, K, F, Cl dapat dijumpai pada lingkaran alterasi yang
ekstensif mengitari bijih hidrotermal).
b. Prospeksi untuk endapan yang luas berkadar rendah (contohnya endapan
Cu yang tersebar atau endapan Sn yang tersebar) yang pengenalannya tidak
mungkin dilakukan dari contoh setangan karena kadarnya rendah atau mineral
yang dicari tidak terlihat.
Ada 2 jenis alat ini, yaitu Bor tangan spiral (Auger drilling) dan Bor bangka
(BBB).
a. Pemboran Spiral/Bor Spiral Auger Drilling
Seperti penarik tutup notol, diputar dengan tangan. Contoh melekat pada spiral,
dicabut pada interval tertentu (tiap 30 – 50 cm). Hanya sampai kedalaman
beberapa meter saja, baik untuk residual deposit (bauxite, lateritic nickel) dan
sebagainya.
b. Pemboran Bangka/Bor Bangka (BBB)
Suatu alat bor tangan dikembangkan di Indonesia. Suatu alat selubung (casing)
diberi platform, di atas mana beberapa orang bekerja. Pada prinsipnya sama
dengan bor spiral dan tumbuk.
Data geologi yang didapatkan dari pemboran tangan jarang berupa batuan,
tetapi pada umumnya berupa tanah atau batuan lapuk, dan sedimen lepas. Contoh
yang didapatkan bukan merupakan contoh yang utuh (undisturbed sample), tetapi
contoh yang terusik (disturbed sample). Ketelitian lokasi kedalaman contoh
tergantung pula dari jenis matabor yang digunakan. Contoh dari bor Spiral berupa
tanah/lapukan batuan yang melilit pada spiral, dan mewakili selang kedalaman
setiap kali batang bor dimasukkan sampai ditarik kembali, sehingga selang
kedalamannya dapat diatur, apakah setiap 50 cm atau setiap meter, tetapi
maksimal tentu sepanjang spiral. Contoh dari matabor sendok lebih terancam
pencampuran, sedangkan yang menggunakan bumbung dengan katup lebih
mewakili kedalaman yang tepat. Matabor ini lebih banyak digunakan untuk
sedimen lepas, dan setiap conto mewakili selang kedalaman dari mulai batang
dimasukkan sampai ke pencabutan. Pada sistem bor Bangka, conto yang diambil
lebih terpercayya karena penggunaan pipa selubung yang terus menerus,
mengurangi pencampuran dari guguran dinding bor.