Istilah umum Tambang Terbuka pada penambangan bahan galian industri adalah
Quarry. Sedangkan untuk sistem Penambangan Bawah Tanah dikenal dengan
istilah Lubang Tikus (Ghopering).
Secara garis besar, Quarry dapat menghasilkan material atau hasil tambang
dalam bentuk dua jenis, yaitu,
1. Dimention stone,
Contoh Penambangan batu Marmer, Granit dan Batu Hias, dimana
dipergunakan gergaji atau dengan peledakan khusus, sehingga dihasilkan
bongkah-bongkah yang baik dan teratur. Produksinya sangat selektif
dengan jumlah yang terbatas.
Pada metode penambangan ini memiliki permukaan jenjang (bench face)
adalah hampir vertical dan overall pit slope nya curam,
Untuk hal seperti ini jenis batuannya harus mempunyai relative high
cohesive strength dan saling terikat kuat pada setiap fracture atau joint
plane.
2. Broken stone (chemical stone atau agregat) atau Loose material,
Broken stone adalah cara penambangan guna menghasilkan batu pecah
dan pada umunya dilakukan dengan cara peledakan berjenjang dan besar
fragmentasinya disesuaikan menurut kebutuhan pasar.
Pada metoda penambangan ini, kemiringan jenjang (face bench)
tergantung pada sifat fisik dari material yang di tambang (tidak vertical).
Sistem penambangan Ghopering, atau disebut juga sistem lubang tikus atau
lubang marmot,
Adalah, Sistem penambangan bawah tanah, yang biasa dipakai untuk
endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan
ukuran yang tidak teratur, serta tersebar tidak merata.
Arah penambangan biasanya mengikuti arah bentuk endapan atau
urat bijih, sedangkan ukuran lubang bukaannya disesuaikan dengan
ukuran endapan bahan galian atau urat bijih yang ditambang,
Contoh,
Tambang Phospat di daerah Ciamis (Jawa Barat),
Tambang Gipsum di daerah Ponorogo (Jawa Timur), dan
Tambang Pasir di Cililin (Kecamatan Serang), Bekasi.
Tambang Andesit,
Tambang Batu kapur
Di Indonesia bahan galian industri tersebar luas dan penambangannyapun
relatif mudah dilakukan. Oleh karena itu usaha penambangan bahan galian
industri selain dilakukan oleh pengusaha besar, juga banyak dilakukan oleh
pengusaha dengan modal terbatas. Perbedaan kemampuan para pengusaha
menyebabkan mutu produk yang dihasilkan atau diperdangangkannya akan
bervariasi.
Permasalahan Penambangan Bahan Galian Industri
1. Kerusakan Lingkungan,
Untuk menanggulangi kemungkinan kerusakan lingkungan akibat kegiatan
penambangan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu,
a. Menerapkan prinsip sistem perencanaan terpadu, yaitu setiap daerah
kawasan penambangan harus merupakan bagian dari rencana pola tata
ruang daerah yang sudah ditetapkan, termasuk dalam menentukan arah
peruntukan pasca penambangan.
b. Menghindari pemberian IUP dengan luas yang kecil-kecil, agar lebih
memudahkan dalam pengendalian sejak tahap perencanaan sampai
pelaksanaan penambangannya.
c. Pembebanan biaya pengendalian lingkungan untuk setiap satuan produksi
yang dijual oleh para pengusaha tambang. Untuk menanggulangi kerusakan
lingkungan yang sudah terjadi khususnya pada daerah bekas penambangan
yang diusahakan oleh penambang-penambang kecil, yang tentunya terlalu
berat bila dibebankan kepada mereka secara keseluruhan.
2. Tingkat Efisiensi dan Produktivitas Penambangan yang Rendah,
Masalah rendahnya efisiensi dan produktivitas penambangan umumnya
kurang disadari oleh para pengusaha.
Pada penambangan BGI yang kecil-kecil, umumnya mereka sudah cukup
puas, dan tidak mempermasalahkan lagi tentang efisiensi dan produktivitas,
apabila kegiatan produktivitasnya sudah berjalan normal dan memperoleh
keuntungan.
Masalah efisiensi yang rendah merupakan suatu kerugian bagi semua
pihak, karena Prinsip Konservasi dan pengendalian dampak lingkungan akan
terabaikan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas penambangan adalah dengan melaksanakan Technical Audit.
Technical Audit,
adalah salah suatu konsep pemantauan teknologi yang pada prinsipnya,
merupakan suatu sistem jasa teknik yang diterapkan pada operasi
pertambangan yang sedang berjalan, melalui kegiatan pengamatan,
pengecekan, pengukuran, penelitian/pengkajian teknik agar dapat dicari
pemecahan permasalahan teknik dan saran tindak lanjut dalam rangka usaha
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
3. Aspek pengelolaan.
Perizinan penggunaan bahan peledak harus disederhanakan dan dipercepat
termasuk pengawasannya.
Semua instansi yang selama ini ikut menangani dan hendaknya mempunyai
persepsi yang sama, yaitu bertujuan untuk memperlancar pembangunan
industri pertambangan khususnya pertambangan BGI dalam kaitannya
dengan pemakaian bahan peledak, dan dengan tetap mengupayakan sistem
yang efektif untuk menghindari penyalah gunaan bahan peledak tersebut.
Pemerintah daerah harus memiliki tenaga-tenaga yang profesional di
bidangnya.
Produksi Bahan Galian Industri
Di dalam operasi Pengolahan Bahan Galian ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan, yaitu,
1. Preparasi,
2. Konsentrasi,
3. Dewatering, dan
4. Operasi Tambahan lain yang diperlukan.
PREPARASI
Preparasi merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi,
dalam preparasi ini ada beberapa tahap, yaitu,
Komunusi,
Adalah, Mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran
semula.
Proses ini dapat dilakukan dengan alat Crushing atau Grinding. Grinding
digunakan untuk proses basah dan kering, sedangkan crushing digunakan
untuk proses kering saja.
Komunusi dimaksudkan juga untuk meliberasikan bijih, yaitu proses melepas
mineral tersebut dari ikatan yang merupakan gangue mineral. Untuk
melakukan hal ini digunakan alat crusher dan grinding mill.
Sizing,
Adalah, Pengelompokan mineral, dalam pengelompokan mineral ini dapat
dilakukan dengan cara screening dan classifying.
Screening,
Adalah, Pemisahan besar butir mineral berdasarkan lubang ayakan,
sehingga hasilnya seragam.
Alat untuk melakukan Screening disebut Screen.
Classifying,
Adalah, Pemisahan butir mineral yang mendasarkan atas kecepatan jatuh
material dalam suatu media (air, udara), sehingga hasilnya tidak
seragam.
Alat untuk melakukan Classifying disebut Classifier.
KONSENTRASI
Konsentrasi merupakan suatu proses pemisahan antara mineral yang berharga
dengan mineral yang tak berharga, sehingga didapat kadar yang lebih tinggi dan
menguntungkan.
Pemisahan ini ada beberapa cara yang mendasarkan atas sifat fisik mineral,
diantaranya adalah,
Hand Picking (Warna),
Adalah, Proses konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand
picking) berdasarkan kilap dan bentuk kristal.
Gravity Concentration (Specific gravity),
Adalah, Proses konsentrasi berdasarkan berat jenisnya. Dalam hal ini, ada
tiga macam yakni, Flowing film concentration, Jigging, Heavy
Media Separation dan Heavy Liquid Separation.
Magnetic Separator (Magnetic susceptibility),
Adalah, Proses konsentrasi yang dilakukan berdasarkan sifat magnit,
dimana setiap mineral akan mempunyai sifat kemagnetan yang
berbeda yakni ada yang kuat, lemah, dan bahkan ada yang tidak
sama sekali tertarik oleh magnet. Berdasarkan sifat kemagnetan
yang berbeda-beda itulah mineral dapat dipisahkan dengan alat
yang disebut magnetic-separator.
High Tension Separator (Conductivity),
Adalah, Proses konsentrasi yang didasarkan atas sifat listrik, dimana
mineral itu ada yang bersifat konduktor dan non konduktor. Untuk
memisahkan jenis ini diperlukan alat yang disebut High Tension
Separator, dan hasil yang didapat adalah mineral konduktor dan
non konduktor.
Flotasi (Sifat permukaan mineral),
Adalah, Permukaan mineral itu ada yang bersifat senang dan tidak senang
terhadap gelembung udara. Mineral yang senang terhadap udara
akan menempel pada gelembung udara. Untuk mengubah agar
mineral yang senang terhadap air menjadi senang terhadap udara
digunakan suatu reagen kimia, dimana reagen ini hanya
menyelimuti permukaan mineral itu saja (tidak bereaksi dengan
mineral). Dengan memberi gelembung udara maka mineral akan
terpisah. Sehingga antara mineral yang dikehendaki dengan yang
tidak dikehendaki dapat dipisahkan.
DEWATERING
Dewatering merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses ini
tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan jalan,
Thickening,
Adalah, Proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang
mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral
tersebut dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama
dengan satu (% solid = 100%).
Filtrasi,
Adalah, proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan menyaring
(dengan filter) sehingga didapat solid factor sama dengan empat
(% solid = 100%).
Drying,
Adalah, Proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan,
sehingga padatan itu betul – betul bebas dari cairan atau kering (%
solid = 100%).
OPERASI TAMBAHAN
Operasi tambahan ini juga sangat besar artinya dalam proses pengolahan atau
operasi yang sedang dijalankan, yang meliputi,
Feeding,
Adalah, Proses memasukkan feed ke dalam unit konsentrasi secara tetap
dan lancar baik beratnya feed maupun volumenya.
Sampling,
Adalah, Proses pengambilan contoh yang sesedikit mungkin tetapi bisa
mewakili bijih seluruhnya.
Setiap proses konsentrasi selalu dilakukan sampling, ini dengan
tujuan untuk mengontrol apakah operasi yang sedang berjalan ini
sesuai dengan keinginan atau tidak.
Dalam sampling ini hasilnya akan lebih baik jika pengambilan
sample dilakukan berkali-kali dalam jumlah yang sedikit dari pada
sekali tetapi jumlah yang banyak.
Tujuan & Sistem Pengolaham
PEREMUK/DENGAN
Penggilingan
± 3 cm
PENGGILINGAN
PENGAKTIFAN
SLURRY
PENGAYAKAN Kotoran
FILTER THICKENER
PEMUTIHAN (BLEACHING)
PENGERINGAN
TEPUNG KAOLIN
MURNI
Teknik Pemanfaatan BGI
Bahan Galian Industri merupakan bahan galian tambang bukan logam yang
tanpa atau dengan sedikit pengolahan dapat langsung dipasarkan sebagai
bahan baku industri (lihat gambar pada jalur pemanfaatan BGI)
Apakah suatu BGI memerlukan proses pengolahan atau tidak sangat ditentukan
oleh kualitas bahan baku dari tambang dan persyaratan kualitas yang diminta
pemakai (industri hilir).
Hanya sedikit BGI yang dapat langsung dipasarkan tanpa proses pengolahan
(seperti, pasir bangunan, pasir kuarsa, tanah liat).
Pada umumnya BGI tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan
walaupun hanya sedikit. Proses pengolahan yang relatif sangat sederhana
mencakup salah satu atau kombinasi dari proses-proses sebagai berikut,
Penggerusan,
Pencucian,
Pengayakan,
Pengeringan,
Pembakaran, dan sebagainya.
Pola Jalur Pemanfaatan BGI
Pertambangan Bahan
Galian Industri
Industri Pemakai
Tujuan Pengolahan BGI
Pemurnian yaitu membersihkan/membuang mineral-mineral pengontrol dari
mineral yang diinginkan, menggunakan alat-alat konsentasi seperti shaking
table, jig, cyclone, sluice box, magnetic separator dan flotasi.
Peningkatan sifat kimia, dapat dilakukan dengan pembakaran dengan tungku
atau pengaktifan secara kimia
Peningkatan sifat fisik, misalnya ukutran butir, viskositas, dan derajat
keputihan
Peningkatan bentuk dan penampilan, misalnya pembentukan dan pemolesan
marmer dan batu permata atau dimension stone.
Suatu jenis komoditi BGI apakah dapat langsung dipasarkan, perlu diproses
sederhana atau lebih intensif tergantung dari kegunaan dan persyaratan yang
diminta konsumen. Sebagai contoh,
Pasir kuarsa,
Untuk keperluan industri semen, bangunan dan pengecoran logam
umumnya tidak memerlukan proses pengolahan.
Untuk keperluan penjernihan air, bahan imbuh (fluks), ampelas bahan
baku abrasif cukup diproses sederhana,
Untuk keperluan industri kaca perlu diproses lebih lanjut dan intensif
dengan alat pemisah magnetic.
Fosfat,
Fospat kadar tinggi yang ditemukan di alam (>26% - P2O5) cukup
degerus sampai berukuran -80 mesh sebelum dijual,
Fosfat kadar rendah harus ditingkatkan kadarnya terlebih dahulu yaitu
dengan kombinasi pencucian dan floatasi, atau dibuat asam fosfat untuk
pupuk alam.
Demikian pula dengan feldspar, diatome, batu kapur, belerang, bentonit,
kaolin, gypsum dan sebagainya, proses pengolahannya dapat mulai dari
tingkat sederhana sampai tingkat yang membutuhkan teknologi canggih.
Beberapa Aspek dalam Proses Nilai Tambah
Peningkatan Nilai Tambah suatu bahan Galian Industri dapat dilakukan dengan
pemakaian teknologi benar yang tepat, bahan galian industri ini akan menjadi
bahan baku dengan nilai strategis dan penting. Nilai suatu BGI ditentukan oleh
salah satu atau kedua faktor sebagai berikut,
Derajat Kelangkaan (secarcity),
Sifat yang diinginkan (desirability),
Pengertiannya,
Suatu bahan galian pada derajad kelangkaan tertentu, dengan naiknya
tingkat kebutuhan akan suatu jenis bahan galian maka nilainya akan tinggi,
demikian sebaliknya.
Diketahui bahwa, BGI sangat banyak diperlukan dan terdapat diseluruh pelosok
Indonesia, hal ini berarti keberadaannya melimpah atau tidak langka sehingga
nilainya menjadi rendah. Untuk dapat meningkatkan nilai tambahnya perlu
dilakukan pengolahan lebih lanjut, Hal ini sangat perlu karena dua alasan
sebagai berikut,
Harga komoditi mineral seiring dengan waktu cenderung menurun (hasil
penelitian),
Kecenderungan memperdagangkan produk primer selalu menurun,
sedangkan produk manufaktur selalu meningkat.
Aspek Manfaat
Banyak dampak positif yang dapat diperoleh dalam proses peningkatan nilai BGI
antara lain,
Potensi BGI dimanfaatkan sebesar-besarnya.
Nilai BGI lebih dimaksimalkan
Merupakan upaya efektif dalam subsitusi impor
Menciptakan penyerapan tenaga kerja dan lapangan kerja
Meningkatkan pendapatan negara melalui pajak pertambahan nilai.
Variabel dalam Proses Nilai Tambah
Ada dua parameter dalam usaha untuk memaksimalkan nilai Bahan Galian
Industri adalah,
1. Parameter Ekonomi,
Meliputi besarnya nilai tambah, ongkos manufaktur, keberadaan pasar dan
sebagainya.
2. Parameter Teknologi,
Meliputi besarnya recovery/perolehan, terjadinya teknologi proses, ada/tidak
adanya produk sampingan, ada/tidak adanya pasar, kualitas bahan baku dan
sebagainya.
Dalam proses pengolahan untuk pemanfaatan BGI diperlukan kemampuan
memodifiakasi sifat fisik dan atau sifat kimia agar sesuai dengan persyaratan dan
spesifikasi yang diminta konsumen.
Value added merupakan suatu usaha pemberian spesifikasi penggunaan BGI
pada industri. Value added dapat diartikan nilai suatu produksi BGI dikurangi
biaya untuk menghasilkannya.
Peluang peningkatan nilai tambah BGI harus mempertimbangkan empat faktor
kunci. Dengan memahami keempat faktor ini dan sejauh mana mempengaruhi
keberhasilan dari kemampuan perusahaan tambang meningkatkan nilai tambah
merupakan hal yang kritis pada saat keputusan dilakukan. Keempat faktor
tersebut adalah,
Kualitas mineral deposit,
Beneficiation (pemilihan teknologi tepat),
Marketing, dan,
Market competition.
Mineral deposit,
Peluang untuk menambah nilai BGI dimulai dari karakteristik fisik dan kimia
sebuah endapan mineral. Karakteristik ini menentukan nilai yang mana yang
akan ditingkatkan. Kuantitas dan kualitas cadangan akan menentukan pasar
produksi mineral secara kompetitif.
Beneficiation dalam arti pemilihan teknologi pengolahan untuk meningkatkan nilai
BGI sesuai dengan persyaratan permintaan.
D. PEMASARAN BAHAN GALIAN INDUSTRI