GEOMETRI PELEDAKAN
SURFACE BLASTING
Gambar 5.1
Geometri Peledakan Sistem Jenjang
Keterangan :
B : Burden
H : Tinggi jenjang
L : Kedalaman lubang tembak
T : Stemming
PC : Tinggi isian bahan peledak
J : Subdrilling
5.2.1 Diameter Lubang Ledak
Pemilihan diameter lubang ledak dipengaruhi oleh besarnya laju produksi
yang direncanakan. Makin besar diameter lubang maka akan diperoleh laju
produksi yang besar pula, dengan persyaratan alat bor dan kondisi batuan sama.
Faktor yang membatasi diameter lubang ledak adalah :
Ukuran fragmentasi hasil ledakan
Isian bahan peledak utama harus dikurangi atau lebih kecil dari perhitungan
teknis karena pertimbangan vibrasi bumi atau ekonomi
Keperluan penggalian buatan secara selektif
Pada kondisi batuan yang solid, ukuran fragmentasi batuan cenderung
meningkat apabila perbandingan kedalaman lubang ledak dan diameter kurang
dari 60 inci. Oleh karena itu upayakan hasil perbandingan tersebut melebihi 60
atau L/d 60 inci atau dapat menggunakan rumus :
D = 5 10 K
K = 0,1 0,5 D
atau
atau
Dimana : B = Burden
SGe = Berat jenis bahan peledak
SGr = Berat jenis batuan
De = Diameter lubang bor
Stv = Relative bulk strength
Sedangkan untuk koreksi digunakan rumus :
Bc = Kd x Ks x Kr x B
S = B x Ks
Dimana : B = Burden
Ks = Ketetapan (1,1 1,8)
5.2.5 Stemming
Stemming adalah jarak atau ukuran yang terletak pada bagian atas dari
lubang ledak ayang diisi material atau debu pemboran yang dimaksudkan untuk
mengontrol gas-gas, airblast dan batuan terbang dari proses peledakan.
Jika ukuran penyumbat terlalu panjang akan mengakibatkan pemecahan
batuan pada lapisan bagian atas yang kurang baik dan akan menyebabkan
overbreak. Pada saat proses peledakan terjadi zona daerah penyumbat akan
terangkat dan jatuh secara lambat ke atas tumpukan material hasil peledakan
setelah burden terbongkar.
Umumnya penyumbat yang digunakan pada peledakan memakai cutting
pemboran, hal ini biasanya mempermudah dan mengurangi ongkos dari
peledakan, tetapi hal tersebut juga mempunyai kekurangan, sebab debu
pemboran mempunyai tingkat saling mengikat yang lemah, sehingga sering
terjadi adanya pelepasan energi bahan peledak yang belum maksimal, berakibat
hasil peledakan kurang baik.
Untuk memperoleh hasil ledakan yang baik, ukuran material penyusun
pada penyumbat dan angkat stemming ratio (Kt) menurut Konya, adalah sebagai
berikut :
a. Ukuran material penyusun
Sz = 0,05 Dh
Dimana :
Sz = Ukuran partikel
Dh = Ukuran diameter lubang ledak
b. Stemming ratio
Kt = 0,7 x B
Dimana :
Kt = Stemming ratio
B = Burden
5.2.6 Subdrilling
Subdrilling adalah bagian dari kolom lubang ledak yang terletak dibagian
dasar jenjang yang dimaksud untuk menghindari terjadinya toe pada lantai
jenjang setelah peledakan.
J = B x Kj
Dimana :
B = Burden
Kj = Ketetapan (0,2 - 0,4)
5.3 Tugas
Diketahui :
De : 3,80 inch
H : 10,80 m
SGe : 0,85 gr/cc
SGe std : 1,2 gr/cc
SGr : 2,5 ton/m3
SGr std : 160 lb/ft3
VoD : 11.803 fps
VoD std : 12.000 fps
Kb std : 30
Kt std : 0,80
Ks std :1
Kj std : 0,2
: 70o
Hitung geometri peledakan berdasarkan rumusan yang telah disusun oleh
R.L Ash dan C.J.Konya dan gambarkan pada milimeterblok serta dengan
menggunakan Coreldraw!
5.4 Pembahasan
1. Geometri peledakan menurut C.J. Konya
Burden ( B )
SGr
= 3,15 . De
= 2,5 ton/m3
3 SGe
SGr
= 2500 Kg x 2,2lb
1m3 x 35,3146 ft 3
= 155,74 lb/ft3
B
B
= 3,15 . 3,80
= 11,97 . 0,176
= 2,1067 ft
3 0,85
155,74
= 2,1067 ft x 0,3048 m
= 0,6421 meter
Subdrilling ( J )
J = 0,3 x B
= 0,3 x 0,6421
= 0,1926 meter
Stemming ( T )
T = 0,7 x B
= 0,7 x 0,6421
= 0,4495 meter
Tinggi Jenjang ( L )
H =L+J
L =HJ
= 10,80 0,1926
= 10,6074 meter
Spasi ( S )
SR = L
B
= 10,6074
0,6421
= 16,5198
SR > 4
S instant = 2 . B
= 2 . 0,6421
= 1,2842 meter
S delay = 4 . B
= 4 . 0,6421
= 2,5684 meter
Volume ( V )
V instant = B x S instant x L
= 0,6421 x 1,2842 x 10,6074
= 8,7467 m3
V delay = B x S delay x L
= 0,6421 x 2,5684 x 10,6074
= 17,4934 m3
Loading density ( LD )
LD = 0,508 . (De)2 x p bahan peledak
= 0,508 . (3,80)2 x 0,85
= 6,2352 kg/m
Tonase
Tonase instant = V instant x p rock
= 8,7467 x 2,5 ton/m3
= 6,2352 ton
Tonase delay = V delay x p rock
= 17,4934 x 2,5 ton/m3
= 43,7535 ton
Powder factor
PF = w
tonase
PF instant= 64,5374
21,8667
= 2,9514 kg/ton
PF delay = 64,5374
43,7335
= 1,4757 kg/ton
Spasi ( S )
Ks = Ks std x AF1 x AF2
= 1 x 0,8816 x 1,009
= 0,8895
S = Ks x B
= 0,8895 x 2,5757
= 2,2910 meter
Stemming ( T )
Kt = Kt std x AF1 x AF2
= 0,80 x 0,8816 x 1,009
= 0,7116
T = Kt x B
= 0,7116 x 2,5757
= 1,9874 meter
Subdrilling ( J )
Kj = Kj std x AF1 x AF2
= 0,2 x 0,8816 x 1,009
= 0,1779
J = Kj x B
= 0,1779 x 2,5757
= 0,4582 meter
Tinggi jenjang ( L )
H =L+J
L =HJ
= 10,80 0,4582
= 10,3418 meter
Burden miring ( BI )
BI = [(Kb x De) : 12] x sin
= 8,4506 x sin 70o
= 7,9409 ft
= 7,9409 x 0,3048
= 2,4204 meter
Volume ( V )
V = BI x S x (L : sin )
= 2,4204 x 2,2910 x (10,3418 : sin 70o)
= 5,5447 x 11,0054
= 61,02 m3
Loading density ( LD )
LD = 0,508 . (De)2 x p bahan peledak
= 0,508 . (3,80)2 x 0,85
= 6,2352 kg/m
Tonase
Tonase= V x p rock
= 61,02 m3 x 2,5 ton/m3
= 152,55 ton
Powder factor
PF = w : tonase
= 54,9483 : 152,55
` = 0,3602 kg/ton
5.5 Analisa
Tabel 5.1
Data Hasil Perhitungan
C.J. Konya R.L. Ash
Burden 0,6421 m 2,5757 m
Spasi (instant) 1,2842 m 2,2910 m
Spasi (delay) 2,5684 m -
Kedalaman Lubang 10,80 m 10,80 m
Tinggi Jenjang 10,6074 m 10,3418 m
Stemming 0,4495 m 1,9874 m
Isian Bahan Peledak 10,3505 m 8,8126 m
Subdrilling 0,1926 m 0,4582 m
Volume (instant) 8,7467 m3 61,02 m3
Volume (delay) 17,4934 m3 -
Loading Density 6,2352 kg/m 6,2352 kg/m
Tonase (instant) 6,2352 ton 152,55 ton
Tonase (delay) 43,7535 ton -
Bahan peledak per lubang 64,5374 kg/lubang 54,9483 kg/lubang
Powder Factor (instant) 2,9514 kg/ton 0,3602 kg/ton
Powder Factor (delay) 1,4757 kg/ton -
5.6 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan dari isi laporan ini bahwa geometri peledakan ini
merupakan hal-hal yang berhubungan dengan lubang ledak dan khususnya
berhubungan dengan ukuran dari tiap bagian yang ada pada lubang ledak
dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ada yaitu, rumus C.J. Konya dan
rumus R.L. Ash. Perhitungan dalam ukuran ini sangat penting kegunaannya
terhadap hasil dari peledakan itu sendiri, karena berpengaruh terhadap jumlah
material yang berhasil terbongkar, ukuran atau fragmentasi batuan, bentuk muka
tambang yang diinginkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan
seperti kebisingan maupun getaran yang dihasilkan, dan tentunya yang paling
utama adalah ongkos atau biaya yang dikeluarkan harus seminim mungkin
namun mendapatkan apa yang diinginkan. Geometri peledakan ini terdiri dari
burden, spacing, tinggi jenjang, stemming, subdrilling, kedalaman lubang, isian
bahan peledak, dan lain-lain.
Adapun beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang
suatu peledakan, yaitu :
Diameter lubang ledak
Tinggi jenjang
Fragmentasi
Burden dan spacing
Struktur batuan
Kestabilan jenjang
Dampak terhadap lingkungan
Tipe bahan peledak yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
http://rifaipeluadventure.blogspot.com/2010/12/belajar-yukzzzgeometri-
peledakan.html (blog, online, diakses tanggal 28 Oktober 2013)
http://minerblasting.blogspot.com/2011_11_01_archive.html (blog, online,
diakses tanggal 28 Oktober 2013)
http://sigittambang06.blogspot.com/2009/06/geometri-peledakan-pada-
tambang-terbuka.html (blog, online, diakses tanggal 28 Oktober 2013)
http://1902miner.wordpress.com/2011/10/29/blasting-peledakan/ (blog,
online, diakses tanggal 28 Oktober 2013)
http://tambangunsri.blogspot.com/2011/05/peledakan-tambang.html (blog,
online, diakses tanggal 28 Oktober 2013)
http://fhendymining.blogspot.com/2011/11/peledakan-jenjang.html (blog,
online, diakses tanggal 28 Oktober 2013)
LAMPIRA
N