Anda di halaman 1dari 6

Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua, antara lain :

1) Penyangga Alami
Penyangga alami adalah penyangga yang menggunakan material yang berada atau
dihasilkan dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga alami dibagi menjadi endapan
bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang, endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai
tidak ekonomis, endapan bijih ini ditinggalkan sebagai penyangga. Waste batuan samping
atau material lain yang tidak ditambang.
2) Penyangga Buatan (Artificial Support)
Penyangga buatan atau artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan
ke dalam tambang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut
juga material filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut
batuan
Dalam Supported Stope Method, ada beberapa cara pemasangan penyangga, yaitu :
1) Raise Set merupakan cara pemasangan penyangga dari bawah ke atas.
2) Lead Set merupakan cara pemasangan penyangga maju, searah dengan penambangan
endapan bijih.
3) Corner set merupakan cara pemasangna penyangga ke arah samping atau juga menyudut.

Peralatan Tambang Bawah Tanah


Peralatan yang dipergunakan pada tambang bawah tanah adalah sebagai berikut :
a.

Alat Angkut
Alat angkut merupakan alat-alat yang digunakan untuk mengangkut material tambang, baik
itu bahan galian maupun lapisan tanah penutup dari tambang ke permukaan (untuk tambang
bawah tanah).
1) Underground Truck
Prinsip kerja underground truck sama seperti dengan truk yang bekerja pada tambang
terbuka. Underground truck merupakan salah satu jenis alat angkut yang digunakan untuk
mengangkut material tambang pada tambang bawah tanah.Jenis dan mekanisme kerjanya
hampir mirip dengan truck pada tambang terbuka tapi dalam bentuk yang lebih kecil karena
disesuaikan dengan daerah operasinya.

Gambar 2.8
Mine Truck
2) Belt Conveyor
Belt conveyor merupakan rangkaian ban berjalan yang dapat digunakan untuk
mengangkut material baik yang berupa unit load atau bulk material secara mendatar maupun
miring. Belt dapat dibuat dari beberapa macam bahan baik dari karet, maupun logam.
Unit load adalah benda yang biasanya dapat dihitung jumlahnya satu per satu,
misalnya kotak, kantong, balok dll. Sedangkan bulk material adalah material yang berupa
butir-butir, bubuk atau serbuk, misalnya pasir, semen, dan lainnya. Belt conveyor bekerja
secara kontinu.
Berdasarkan fungsi kerjanya, belt vonveyor dibagi menjadi :
a) Panel atau section conveyor, adalah conveyor yang umumnya menerima material pada
posisi paling dekat dengan permukaan kerja (face-haulage equipment) dan langsung
ditransportasikan.
b) Gathering conveyor, adalah conveyor sebagai unit pengangkut sekunder dan biasanya
menerima material dari dua atau lebih panel conveyor.
c) Mine-line conveyor, adalah conveyor yang mengangkut material dari tambang bawah
tanah ke shaft (angkutan vertikal) atau slope (angkutan miring) umumnya menerima
material dari dua atau lebih gathering conveyor.
d) Slope conveyor, adalah conveyor yang biasanya bekerja secara tandem dengan mine-line
conveyor, membawa material dari main level ke permukaan dengan gradien mencapai
17.
Keuntungan dari penggunaan belt conveyor sebagai alat angkut bahan galian adalah :

a) Menurunkan biaya produksi pada saat memindahkan material.


b) Memberikan pemindahan yang terus menerus dalam jumlah yang tetap sesuai dengan
keinginan.
c) Membutuhkan sedikit ruang.
d) Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja memindahkan material.
e) Menurunkan polusi udara.

Gambar 2.9
Belt Conveyor
3) Lori dan Lokomotif
Kegunaan sama seperti belt conveyor sebagai alat angkut tetapi dimensinya lebih
kecil, penggerak dengan energi listrik, bisa mengurangi polusi.

Gambar 2.10
Lori dan Lokomotif

4) Rope Haulage
Sistem angkutan kawat (Rope Haulage System) Merupakan jenis alat angkut yang
umumnya digunakan pada tambang bawah tanah, dimana berupa satu rangkaian rel dengan
menggunakan wire rope dan drum hoist yang dilengkapi dengan motor penggerak yang
dipasang ditambang atau dipermukaan tanah secara permanen baik yang bertenaga mekanis
maupun secara gravitasi untuk menarik rangkaian lori yang berisi muatan dan biasanya
digunakan pada jalan-jalan yang relatif merata dan datar

Gambar 2.11
Rope Haulage
5) Skip
Skip merupakan salah satu alat angkut pada tambang bawah tanah yang digunakan
pada pengangkutan material melalui shaft. Skip merupakan semacam lori yang di tarik oleh
kabel untuk mengangkut bijih.
b.

Alat Muat-Angkut
Alat muat-angkut adalah alat yang dapat memuat dan mengangkut material tambang
sekaligus. Macam-macam alat muat-angkut pada tambang bawah tanah, yaitu :
1) Slusher (Garu)
Peralatan yang digerakan dengan udara (air powered motor) dimana efek penggaruan
diperoleh melalui sebuah garu yang dihubungkan dengan kawat (wire ropes) dan pulley.
Kapasitas penggaruan tergantung pada :

a)
b)
c)
d)
e)

Tipe garu
Kekuatan motor
Karakteristik material (halus/menggumpal, kering/ lengket, berat/ringan)
Kecepatan kawat
Keterbatasan ruang yang diakibatkan kondisi tambang.

Gambar 2.12
Slusher
2) Mechanical Loaders
Alat ini digunakan untuk menggali muatan pada tumpukan bijih lepas, selanjutnya
mangkok melakukan gerakan menumpah ke belakang dan menumpahkan muatannya pada
suatu alat angkut (misalnya kereta tambang).

Gambar 2.13

Mechanical Loaders
3) Load Haul Dump (LHD)
Load Haul Dump adalah suatu alat angkut pada tambang bawah tanah yang bisa
sekaligus melakukan pemuatan, pengangkutan dan dumping. Mesinnya bergerak dengan
kecepatan sederhana dan terdiri dari komponen internal dan eksternal. Bagian internal dari
load haul dump terdiri dari bucket, mesin kecil, emisi knalpot, profiler panjang dan sempit,
diesel knalpot perangkat perawatan, ban dan aksesoris ban, dan sistem ventilasi.
Load Haul Dump dimodelkan sesuai dengan ketinggian tertentu dan disesuaikan
dengan daerah sempit di dalam tambang. Ini terdiri dari profiler panjang, rendah dan sempit,
yang membuatnya mudah beradaptasi dengan tambang dari semua ukuran.

Anda mungkin juga menyukai