Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TUGAS AKHIR (TTA - 400)

DI PT FREEPORT INDONESIA, TIMIKA JAYAPURA


IRIAN JAYA

I. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi di zaman sekarang sangat bergantung kepada sumber
daya manusia yang menjadi pelaksananya. Banyak teknologi baru yang
diterapkan pada industri pertambangan dalam upaya meningkatkan produksi.
Terkadang teknologi baru tersebut langsung ditransfer kepada pihak
perusahaan tanpa melibatkan dunia akademis, yaitu : universitas, institut dan
sekolah tinggi yang ada. Sehingga dirasakan perlu dibangun suatu kerja sama
yang lebih erat antara perusahaan pertambangan dengan pihak universitas.
Program Studi Pertambangan Universitas Islam Bandung menyikapi
persoalan tersebut dengan menetapkan tugas akhir sebagai upaya pemecahan.
sehingga Mata Kuliah Tugas Akhir (TTA 400) menjadi syarat mutlak
kelulusan dalam meraih gelar sarjana teknik. Selain itu diharapkan sarjana yang
dihasilkan mempunyai kualitas yang tinggi.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi kelulusan mata kuliah tugas
akhir (TTA - 400) yang merupakan syarat untuk meraih gelar sarjana teknik pada
Program Studi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung.
Tujuan dari dilaksanakannya tugas akhir ini untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah diterima di bangku kuliah dalam menyelesaikan setiap permasalahan
yang mungkin timbul di lapangan.

III. RENCANA TEMA


Tema yang direncanakan adalah : Kegiatan Peledakan di PT.
FREEPORT INDONESIA
Bila ditemui permasalahan lain di lapangan, maka rencana tema ini akan
disesuaikan dengan permasalahan tersebut.
IV. DASAR PEMIKIRAN
Dalam penambangan suatu endapan bahan galian yang keras dan
kompak, pemberaiannya dengan melepaskan batuan atau bijih dari
batuan induknya. Kegiatan tersebut umumnya dilakukan dengan
peledakan yang didahului dengan pemboran lubang tembak.
Kegiatan peledakan bertujuan untuk menghasilkan broken rock yang sesuai
dengan kapasitas alat crusher dengan menggunakan bahan peledak seekonomis
mungkin, tanpa mengabaikan keselamatan kerja, baik dari pekerja, alat, maupun
lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara penggunaan rencana peledakan
yang meliputi : metoda, jenis dan jumlah bahan peledak, dimensi, dan
perhitungan powder factor yang baik.
Pemboran Bawah Tanah

Berdasarkan tujuannya, pemboran dalam tambang bawah tanah dibagi


menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Pemboran untuk pembuatan jalan masuk pada tambang bawah tanah,


seperti terowongan buntu (adit), lubang naik (raise), lubang turun
(winze), dan lain-lain.
Pemboran untuk membuat jalan masuk atau terowongan buntu ( adit )
dapat dilakukan dengan memakai cara :

a. Full Face Excavation, yaitu seluruh permukaan terowongan


diledakkan dalam satu tahap.

b. Split Section Excavation, dipakai untuk terowongan yang


ukurannya besar atau apabila kekuatan batuan tidak
memungkinkan untuk diledakkan sekaligus untuk seluruh
penampang terowongan.

2. Pemboran untuk produksi di dalam tambang ( stope ).


Pemboran dapat dilakukan dengan pola Staggerred atau line cut, dengan
arah pemboran ke atas atau vertikal memotong vein, atau dengan arah
lubang bor mendatar searah dengan vein.

Peralatan bor untuk produksi dalam tambang bawah tanah dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu :

a. Hand Held Drill


dipakai pada operasi tambang kecil maupun besar, keuntungannya adalah serba guna
dan ringan (Gambar 3.6).

Gambar 3.6
Hand Held Drill

b. Mechanized Drifting Jumbos


dibuat dalam bermacam-macam model agar sesuai dengan kebutuhan
dalam tambang yang berbeda-beda susunan atau tata ruangnya.

c. Production Drill Rig


dirancang sesuai dengan kebutuhan khusus untuk macam-macam
metode penambangan, seperti long-hole drilling, sub level stoping,
dan sebagainya.

Faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan alat bor adalah :


a. Diameter lubang ledak
b. Kedalaman lubang ledak
c. Jenis batuan
d. Kondisi lapangan dan jalan masuk
e. Fragmentasi dan produksi yang dibutuhkan atau ditentukan
f. Biaya pemboran.

Pola pemboran untuk lubang bukaan tambang bawah tanah ada bermacam
macam, antara lain adalah (Gambar 3.7) :
1. Burn cut
2. Wedge / V - cut
3. Pyramid cut
4. Drag cut.

Wedge Cut Drag Cut

Pyramid Cut Burn Cut


Gambar 3.7
Pola Pemboran Pada Lubang Bukaan

Pola pemboran dapat diklasifikasikan menjadi (Gambar 3.8) :


-. Square Pattern.
-. Stanggered atau zig zag pattern.

Square Pattern Stanggered Pattern


Gambar 3.8
Pola Pemboran Pada Stope

Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pemboran dalam 1 (satu) hari adalah :

Jumlah Lubang Bor / hari


T = x Cycle Time
Jumlah Alat Bor

Peledakan Bawah Tanah

Kegiatan peledakan pada penambangan bawah tanah mempunyai beberapa


tujuan, yaitu :
1. Meledakkan batuan dengan tujuan menghasilkan ruangan
untuk gudang, jalan, saluran, terowongan pipa, dan lain sebagainya.
2. Meledakkan batuan dengan tujuan mengambil material /
operasi penambangan.
Dari kedua jenis kegiatan di atas, terowongan merupakan bagian yang terpenting dari
keseluruhan kegiatan. Terowongan umumnya dibuat dengan arah mendatar, miring, atau
vertikal ke bawah maupun ke atas.

Kegiatan peledakan berkaitan erat dengan kegiatan pemboran. Lubang ledak


harus dibor tepat di tempat yang telah ditentukan dan dengan kemiringan yang
benar atau dengan kata lain pemboran lubang ledak harus sempurna.
Perbedaan utama antara peledakan bawah tanah dengan peledakan di
permukaan tanah adalah :
a. Peledakan bawah tanah dilakukan ke arah 1 bidang bebas ( free face ),
sedangkan peledakan di permukaan dilakukan ke arah 2 atau lebih
bidang bebas.
b. Tempat peledakan atau ruangan bawah tanah lebih terbatas.

Oleh karena itu batuan akan lebih sukar untuk diledakkan dan perlu dibuat bidang bebas
kedua, yang merupakan arah peledakan selanjutnya.
Dalam pembuatan terowongan bidang bebas kedua diperoleh dengan membuat
Cut pada permukaan terowongan. Macam macam cut yang dipergunakan
untuk membuat terowongan adalah :
- Parallel hole cut
- V cut
- Fan cut
- dll.

Setelah bukaan ( cut ) terbentuk maka stoping ke arah cut dimulai. Lubang
kontur ( contour holes ) yang terdiri atas : lubang atap ( roof holes ), lubang
dinding ( wall holes ), dan lubang lantai ( floor holes ) dibuat agak
diserongkan keluar dari kontur ( look out ), sehingga terowongan yang dihasilkan
sesuai dengan perencanaan.
Cut yang biasa digunakan dalam pembuatan terowongan adalah circular cut atau
large hole cut atau parallel hole cut untuk pemboran horizontal tegak lurus pada
permukaan batuan.
Dalam perencanaan pembuatan suatu cut, parameter yang harus diperhatikan
adalah :
- diameter lubang kosong
- burden
- charge concentration

Rangkaian peledakan (blasting circuit) terbagi menjadi 4 (empat) susunan


rangkaian peledakan, yaitu :

1. Rangkaian seri
Pada rangkaian seri ini arus dari sumber tenaga hanya melalui satu jalan,
jumlah arus yang melalui setiap detonator adalah sama. Rangkaian seri
sangat cocok untuk meledakkan jumlah detonator yang tidak banyak,
disarankan maksimum 50 buah atau tahanannya 100 ohm (Gambar 3.9) .

- + - + - + - + - +
+
+ - + - + - + - + -

- + - + - + - + - +
-
+ - + - + - + - + -

Gambar 3.9
Rangkaian Seri

2. Rangkaian Paralel
Pada rangkaian parallel setiap cabang hanya berisi satu detonator,
supaya distribusi arus lebih merata maka penyambungan parallel diatur
secara reverse hook up (Gambar 3.10).

+
+ + + + +

- - - - -
-

Gambar 3.10
Rangkaian Paralel

3. Rangkaian Paralel seri


Pada rangkaian ini, terlihat masing masing seri dihubungkan satu
dengan yang lain secara parallel. Rangkaian ini biasanya dipakai apabila
jumlah detonator dalam peledakan lebih dari 50 buah. Setiap seri dibatasi
tidak lebih dari 40 detonator atau tahanan maksimumnya 100 ohm
(Gambar 3.11).

+ + + + + +

- - - - -
+ + + + +

- - - - - -

Gambar 3.11
Rangkaian Paralel - Seri
4. Rangkaian Seri parallel
Dalam hubungan seri parallel masing masing sambungan seri
digabungkan lagi dengan hubungan parallel dengan sambungan seri
yang lain. Rangkaian ini sering digunakan bila jumlah total detonator listrik
yang akan diledakkan melebihi 50 buah. Tiap seri sebaiknya terbatas
hanya 40 detonator atau tahanan maksimum 100 ohm (Gambar 3.12).

- + - + - + - + - + +
- + - + - + - + - +
- + - + - + - + - +
- + - + - + - + - +
-

Gambar 3.12
Rangkaian Seri - Paralel

Pola peledakan berdasarkan arah lemparan untuk mendapatkan fragmentasi


sesuai dengan yang diinginkan adalah sebagai berikut :

Square Pattern
Pada umumnya square pattern digunakan dengan kombinasi V delay
pattern. Peledakan dengan detonator delay seorang blaster dapat
membagi ledakan menjadi beberapa bagian yang lebih kecil tiap
ledakkannya. Dengan detonator delay dapat memberikan penundaan
diantara lubang tembak yang mendekat. Keuntungan yang diperoleh :
-. Mengurangi getaran
-. Mengurangi over break dan fly rock
-. Memperkecil fragmentasi.
Fragmentasi yang bagus akan diperoleh bila saat peledakan dari masing
masing kolom isian (charge) ada cukup waktu untuk setelah ada free
face tambahan.
Rectangular Pattern
Rectangular pattern biasanya dibuat dengan sistem straggered pattern
untuk mendapatkan distribusi bahan peledak dengan baik. Cara ini juga
sering dipakai untuk memotong over burden dimana lemparan optimum
diperlukan. Bila getaran menjadi batasan, pemboran diperbanyak dan tiap
barisnya juga dipasang delay detonator yang lebih banyak.

Produksi Broken Ore hasil peledakan per hari adalah :

Broken Ore (ton) = T x L x d x Bj

Dimana : T = Panjang permukaan (m)


L = Lebar permukaan (m)
d = Kedalaman lubang bor (m)
Bj = Berat jenis bijih (ton/m3)

Gambar 3.13
Dimensi Peledakan Bawah Tanah

V. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup tugas akhir yang akan dilaksanakan meliputi penentuan
rencana peledakan berdasarkan :
1. Powder factor.
2. Jenis bahan peledak.
3. Metode peledakan.
VI. TEMPAT DAN WAKTU
Tugas akhir ini akan dilaksanakan PT Antam Unit Pertambangan Emas
Pongkor Jawa Barat.
Waktu pelaksanaan tugas akhir selama 3 bulan, yaitu dimulai bulan
September s.d. November 2004, dengan perincian kegiatan sebagai berikut :
Tabel Rencana Kegiatan TA 400

Jenis Kegiatan September Oktober


Bulan/Minggu/hari I II III IV I II III IV
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
TAHAP PERSIAPAN
1. Orientasi Lapangan
2. Penetapan Pembimbing
3. Orientasi ke Mining Dep.
4. Orientasi ke Equipment Dep.
5. Orientasi ke Quality Control
6. Studi Literatur
TAHAP KEGIATAN
7. Studi Lapangan
8. Pengambilan Data Lapangan
9. Analisis Data
10. Bimbingan
11. Pengumpulan data tambahan
TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN
12. Evaluasi bahan + bimbingan
13. Pembuatan Laporan
14. Pertanggung Jawaban
15. Lain-Lain
Keterangan : 1 minggu; 5 hari (senin jumat) waktu effektif kegiatan; 2 hari (sabtu minggu) waktu luang, waktu luang ini dipergunakan untuk
penataan kembali data yang didapat, dokumentasi, dan kegiatan lain yang menunjang.
; kegiatan tidak dilakukan
; kegiatan dilakukan

Program Studi Pertambangan Universitas Islam Bandung Jl. Taman Sari No 1 022 4203368 (Hunting)
VII. PERMOHONAN FASILITAS
Untuk mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan tugas akhir ini,
maka saya mengharapkan sekiranya dari pihak perusahaan menyediakan
fasilitas berupa :
1. Peralatan penunjang kegiatan tugas akhir.
2. Perlengkapan keselamatan
3. Akomodasi
4. dll.

VIII. PESERTA
Adapun data peserta kegiatan Tugas Akhir di PT. FREEPORT INDONESIA
ini adalah sebagai berikut :
Nama : WAHYU FIRMAN HIDAYAT
NPM : 10070100005
Prog. Studi : Teknik Pertambangan
Universitas : Universitas Islam Bandung (Unisba).

IX. PENUTUP
Demikian proposal ini saya ajukan, besar harapan saya akan bantuan
semua pihak di PT. FREEPORT INDONESIA demi kelancaran serta suksesnya
pelaksanaan Tugas Akhir yang akan saya laksanakan.

Program Studi Pertambangan Universitas Islam Bandung Jl. Taman Sari No 1 022 4203368 (Hunting)
LEMBAR PENGESAHAN

Bandung, Oktober 2003


Menyetujui,
Ketua
Program Studi Pertambangan

H. Bambang Sulasmoro, Ir.


NIK. D. 91.0.123
PROPOSAL

TUGAS AKHIR ( TTA 400 )


DI PT ANTAM Tbk. UBPE PONGKOR
JAWA BARAT

Diajukan Oleh :

DIKI WANDANI
100.70.1.99.124

PROGRAM STUDI PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2003 M / 1424 H

Anda mungkin juga menyukai