Anda di halaman 1dari 9

PAPER ENDAPAN MINERAL

CONTACT METASOMATISM

Oleh :

Osamah Abdul Kadir

072.17.030

Teknik Geologi

Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi

Universitas Trisakti

Jakarta

2020
Metasomatisme adalah proses kontak yang terjadi antara bebatuan dengan air panas
(hydrothermal) atau fluida lainnya.
Metasomatisme Kontak adalah intrusi magma yang telah menjadi padatan mempunyai sisa
magma beruba cairan dan gas yang besuhu tinggi. cairan dan gas ini apabila masuk pada celah
celah batuan dapat mengadakan reaksi kimia dan menghasilkan mineral mineral baru

Pebedaan Metamorfose Sentuh dan Metasomatisme Sentuh


1. Pada metamorfose sentuh, suhu mempunyai peranan penting dan hanya mengakibatkan
terjadinya pemanggangan (backing effect).

2. Pada metasomatisme sentuh, selain suhu tekanan juga memegang peranan penting, terjadi
penambahan tekanan sisa cairan magma yang mampu mengadakan reaksi dan
menghasilkan mineral baru.

Ini salah satu dari proses pembentukan endapan mineral! ada juga kayak hidrothermal, endapan
lateritik, pegmatik, magmatik, dan lain-lain. Tentu dengan banyaknya klasifikasi tipe endapan
ada yang membedakan antara satu dan yang lainnya, nah disini saya coba fokus dulu ke tipe
kontak metasomatisme & metamorfisme.
Pada saat magma cair dan pijar dalam keadaan sangat panas menerobos batuan maka magma
tersebut panasnya akan semakin turun dan membentuk batuan intrusi. Dalam proses tersebut
akan terjadi tekanan dan suhu yang sangat tinggi terutama pada kontak antara magma dengan
batuan samping (country rock) yang diterobosnya.
Akibat dari panas tanpa ada perubahan kimiawi dinamakan kontak metamorfisme.
Akibat dari panas disertai perubahan kimia dinamakan kontak metasomatisme.
Pengelompokan (family) dari tipe kontak metasomatisme & metamorfisme ini sangat beragam :
Skarn, Greissen, Fenite, Beresite, Propylite, secondary quarzite, Gumbeite, Rodongite, Arceite,
Argilisite. Disini saya ga akan menjelaskan semuanya cuman tipe Skarn dan Greissen saja.
Istilah kontak metasomatisme , umumnya dikaitkan pada contoh pertama denganBarrell (1907),
mengacu pada suatu proses perubahan kimiawi dalam komposisi batuan yang berdekatan
dengan intrusi batuan beku, perubahan yang disebabkan oleh migrasi unsur-unsur yang berasal
dari magma atau inang. Migrasi dapat terjadi baik dengan difusi padat atau melalui agen cairan
pori, uap, atau gas. Istilah metamorfisme pneumatolitik digunakan untuk metamorfisme kontak
disertai dengan metasomatisme yang kuat yang dihasilkan dari aksi kimiawi gas magmatik
pada batuan intrusi dan inang.
     Mineralisasi Pada Kontak Metasomatisme
Pada saat magma cair dan pijar dalam keadaan sangat panas menerobos batuan, maka
magma tersebut panasnya makin lama makin turun dan akhirnya hilang. Hasil akhir akan
membentuk batuan beku intrusif. Proses tersebut dapat terjadi pada keadaan yang dangkal,
menengah ataupun dalam. Sehingga dikenal batuan beku intrusif dangkal, menengah dan
dalam. Dalam proses tersebut akan terjadi tekanan dan suhu yang sangat tinggi, terutama pada
kontak terobosannya antara magma yang masih cair dengan batuan di sekitarnya (country rocks).
Akibat dari kontak tersebut dapat dibagi menjadi 2 jenis:
a.      Akibat dari panas saja, tanpa adanya perubahan-perubahan kimiawi, baik pada magma maupun
pada batuan yang diterobos. Kontak ini disebut kontak metamorfisme. Akibat panas disertai
adanya perubahan-perubahan kimiawi sebagai akibat pertukaran ion, pertambahan ion dan
sebagainya, dari magma ke batuan yang diterobos dan sebaliknya. Kontak semacam ini disebut
disebut kontak metasomatisme. Kedua jenis kontak tersebut menimbulkan hasil yang sangat
berbeda:

 Kontak metamorfisme: akan menghasilkan bahan galian yang sangat terbatas dan bukan
logam. Misalnya: silimanit, marmer dan mineral mika yang terdapat pada batuan metaorf
(Sekis).
Kontak metasomatisme: akan menghasilkan bahan galian logam yang sangat bervariasi.
Hal ini ini terjadi apabila batuan yang diterobos mudah bereaksi, dengan batuan samping serta
penerobosan terjadi cukup dalam serta berulang-ulang sehingga dapat terbentuk mineral-mineral
logam. Suhu di daerah kontak akan berkisar 500-1.100oC untuk magma yang bersifat silikaan
(siliceous magma) dan makin jauh dari kontak suhunya menurun.
Terdapatnya mineral-mineral tertentu akan menunjukkan suhu tertentu, di mana mineral
tersebut terbentuk misal: Mineral wollastonite: tidaklebih 1.125oC Mineral kuarsa: suhu di atas
573oC.
Bahan galian yang terbentuk karena kontak metasomatisme, terjadi karena proses:

a. Rekristalisasi
Proses rekristalisasi berlangsun meliputi prsoses penggabungan unsur, penggantian ion
dan penambahan unsur-unsur baru, dari magma ke batuan yang diterobos. Secara umum dapat
diuraikan sebagai berikut: Kalau suatu batuan country rock mempunyai komposisi mineral AB
dan CD, maka melaui proses penggabungan kembali akan berubah menjadi mineral AC dan BD.
Oleh proses penambahan unsur-unsur dari magma akan berubah lagi menjadi ACX dan BDX, di
mana X dan Y unsur dari magma.
Penambahan unsur dari magma sebagian berupa logam, silika, boron, klorin, florin,
kalium, magnesium dan natrium. Mineral logam (ore mineral) yang terbentuk dalam kontak
metasomatisme hampir semua berasal dari magma, demikian pula kandungan-kandungan yang
asing pada batuan yang diterobos, melalui proses penambahan unsur. Jenis magma yang
menerobos batuan yang akhirnya akan menghasilkan endapan bahan galian kontak
metasomatisme, pada umumnya terbatas pada magma silika dengan komposisi menengah
(intermediate) seperti: kuarsa monzonit, granodiorit dan kuarsa diorit. Sedang magma yang kaya
akan silika seperti granit, jarang menghasilkan endapan bahan galian, demikian juga magma ultra
basa, pada magma yang basa, kadang-kadang dapat membentuk endapan bahan galian kontak
metasomatik.
            Hampir semua endapan bahan galian kontak metasomatisme berasosiasi dengan tubuh
batuan beku intrusif yang berupa stock, batholit, dan tidak pernah berasosiasi
dengan dike atau sill yang berukuran kecil. Untuk lacolith dan sill yang besar meskipun jarang,
tetapi kadang-kadang dapat menghasilkan endapan bahan galian kontak metasomatik.
Melihat tekstur endapan bahan galian metasomatisme ini selalu berhubungan dengan
batuan beku intrusif dengan tekstur granular, yang menunjukkan bahwa pendinginan magma
waktu itu sangat lambat dengan kedalaman yang cukup besar. Sebaliknya pada batuan intrusif
yang bertekstur gelas maupun afanitik, hampir tidak pernah dijumpai adanya endapan bahan
galian kontak metasomatik. Hal ini membuktikan bahwa endapan kontak metasomatik selalu
hanya berhubungan dengan magma dalam saja. Kedalaman pembekuan magma yang akan
menghasilkan batuan beku intrusif dengan tekstur granular diperkirakan + 1.500 m. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada penerobosan magma dengan komposisi menengah pada
kedalaman sekitar 1.500 m. Batuan country rock yang terterobos oleh magma yang paling besar
kemungkinannya untuk dapat menimbulkan deposit kontak metasomatik adalah batuan karbonat.
            Batugamping murni ataupun dolomit dengan segera akan mengalami rekristalisasi dan
rekombinasi dengan unsur yang diintrodusir dari magma. Pada batugamping yang tidak murni,
efek kontak metasomatik yang terjadi lebih kuat, karena unsur-unsur pengotor seperti silika,
alumina dan besi adalah bahan-bahan yang dapat dengan mudah membentuk kombinasi-
kombinasi baru dengan kalsium oksida. Seluruh massa batuan di sekitar kontak dapat berubah
menjadi garnet, silika dan mineral-mineral bijih.
           Batuan yang agak sedikit terpengaruh oleh intrusi magma adalah batupasir. Kalau
mengalami rekristalisasi batupasir akan menjadi kuarsit yang kadang-kadang mengandung
mineral-mineral kontak metasomatisme tersebar setempat-setempat. Sedangkan batulempung
akan mengalami pengerasan dan dapat berubah menjadi hornfels, yang umumnya mengandung
mineral andalusit, silimanit dan straurolit. Tingkat perubahan yang terjadi pada batuan sedimen
klastis halus tersebut, tergantung pada tingkat kemurniannya. Paling baik kalau batulempung
tersebut bersifat karbonatan, tetapi secara umum batuan sedimen argilaceous (berbutir halus)
jarang yang mengandung mineral bahan galian.
            Apabila batuan beku ataupun metamorf mengalami terobosan magma, hampir tidak akan
mengalami perubahan yang berarti, kecuali kalau antara magma yang menerobos dengan batuan
beku yang diterobos mempunyai komposisi yang sangat berbeda. Misalnya magma granodiorit
menerobos gabro, maka kemungkinan besar akan ada perubahan-perubahan besar pada
gabronya. Secara umum dapat dikata-kan bahwa batuan yang paling peka terhadap kontak
metasomatisme dan paling cocok untuk terjadinya pembentukan endapan bahan galian bijih,
adalah batuan sedimen, terutama yang bersifat karbonatan dan tidak murni. Berikut gambar
beberapa contoh mineral hasil endapan skarn.
            Bentuk posisi ataupun penyebaran dari bahan galian yang terjadi pada proses
metasomatisme banyak tergantung pada struktur batuan yang diterobos. Akan tetapi umumnya
berbentuk ireguler dan terpisah-pisah. Bentuk ireguler tersebut lebih sering terjadi pada
batugamping yang tebal, sedang pada batugamping berlapis-lapis ataupun terkekarkan, maka
endapan bijih tersebut dapat berbentuk menjari atau melidah. Karena proses pembentukan
mineral-mineral bijih pada proses metasomatisme kontak hanya terdapat pada batuan intrusi
sehingga volume endapan kontak metasomatisme pada umumnya kecil antara puluhan sampai
beberapa ratus ribu ton saja, dan jarang yang sampai jutaan ton berat.

SKARN
Kalo buka paper orang pengertian skarn tuh gini “Skarn is metasomatic rock formed at contact
between a silicate rock (or magmatic melt) and carbonate rock. It consist mainly of Ca-Mg-Fe-
Mn-silicates, which are free or poor in water”  (Zharikov,1988). Gampangnya sih kontak magma
dengan batugamping.
Dicirikan dengan pembentukan mineral Andradite-Garnet, Hedenbergite-Diopside, Iron-rich
hornblade, Actionalite-Tremolite. Temen-temen bisa cari pake search engine untuk tiap
mineralnya, siapa tau penasaran dengan mineral-mineral ini. Saya ada sih,cuman ngeupload
slidenya ribet karena ukurannya yang besar. bisa kontak deh via email!
Genesa skarn dibagi menjadi 3 tahap dimana dalam tiap tahapnya dicirikan dengan proses
tertentu:
Tahap 1. Initial Isochemical Metamorphism : disini terjadi rekristalisasi batu samping
(batugamping) dikarenakan difusi unsur (Pengaruh pergerakan) lalu batuan menjadi brittle
sehingga baik untuk penerobosan fluida.
Tahap 2. Multiple Stage Of Metamorhism : terjadinya pada temperatur 800 – 400 derajat celcius,
disini terjadi pembentukan mineral anhydrous dan pembentukan mineral oksida diikuti mineral
sulfida.
Tahap 3. Retrograde Alteration : nih ini tahap perusakan dimana terjadi pendinginan dan
infiltrasi air meteorik, leached dari kalsium menjadi epidot, klorit, aktilonit. Dan pembentukan
sulfida kadar tinggi
Skarn
I. Definisi
Skarn dapat terbentuk selama metamorfisme kontak atau regional. Selain itu juga dari berbagai
macam proses metasomatisme yang melibatkan fluida magmatik, metamorfik, meteorik, dan
yang berasal dari laut. Skarn dapat ditemukan di permukaan sampai pluton, di sepanjang sesar
dan shear zone, di sistem geotermal dangkal, pada dasar lantai samudra maupun pada kerak
bagian bawah yang tertutup oleh dataran hasil metamorfisme burial dalam. Skarn dibagi menjadi
endoskarn dan eksoskarn dengan didasarkan pada jenis kandungan protolit.
II. Mineralogi
Secara umum, Kuarsa dan kalsit selalu hadir dalam semua jenis skarn. Sedangkan mineral lain
hanya hadir pada jenis skarn tertentu seperti talk, serpentine, dan brusit yang hadir hanya pada
skarn tipe magnesian.
III. Evolusi skarn
Formasi dari skarn deposit merupakan hasil dari proses yang dinamis. Pada sebagian besar skarn
deposit, terdapat beberapa transisi dari metamorfisme distal yang menghasilkan hornfels dan
skarnoid ke metamorfisme proximal yang menghasilkan skarn yang mengandung bijih berukuran
relatif kasar. Selama gradien suhu yang tinggi dan sirkulasi fluida skala besar akibat intrusi
magma, metamorfisme kontak dapat menjadi lebih kompleks dibandingkan model rekristalisasi
isokimia yang menyusun metamorfisme regional. Semakin kompleks fluida metasomatisme,
akan menghasilkan keterkaitan antara proses metamorfisme yang murni dengan proses
metasomatisme.
IV. Zonasi Skarn deposit
Terdapat pola zonasi pada skarn pada umumnya. Pola zonasi ini berupa proximal garnet, distal
piroksen, dan idiokras (atau piroksenoid seperti wolastonit, bustamit dan rodonit) yang terdapat
pada  kontak antara skarn dan marmer. Selain itu, masing-masing mineral penyusun skarn dapat
menunjukan warna yang sistematis atau komposisi yang bervariasi dalam pola zonasi yang lebih
luas.
V. Petrogenesis
Sebagian besar skarn deposit secara langsung berhubungan dengan aktivitas pembekuan batuan
beku sehingga terdapat hubungan antara komposisi skarn dengan komposisi batuan beku.
Karakteristik penting lainnya diantaranya tingkat oksidasi, ukuran, tekstur, kedalaman, maupun
seting tektonik dari masing-masing pluton.
Tektonik Setting
Klasifikasi tektonik yang sangat berguna dari deposit skarn seharusnya mengelompokkan tipe
skarn yang pada umumnya berada bersama dan membedakannya yang secara khusus terdapat
dalam tektonik setting yang khusus. Sebagai contohnya, deposit skarn calcic Fe-Cu sebenarnya
hanyalah tipe skarn yang ditemukan dalam wilayah busur kepulauan samudra. Banyak dari skarn
ini juga diperkaya oleh Co, Ni, Cr, dan Au. Sebagai tambahan, beberapa skarn yang mengandung
emas yang bernilai ekonomis muncul dan telah terbentuk pada back arc basin yang berasosiasi
dengan busur volkanik samudra (Ray et al., 1988). Beberapa kenampakan kunci yang menyusun
skarn tersebut terpisah dari asosiasinya dengan magma dan kerak yang lebih berkembang adalah
yang berasosiasi dengan pluton yang bersifat gabbro dan diorit, endoskarn yang melimpah,
metasomatisme yang tersebar luas dan ketidakhadiran Sn dan Pb.
Kebanyakan deposit skarn berasosiasi dengan busur magmatik yang berkaitan dengan subduksi
dalam kerak benua. Komposisi pluton berkisar dari diorit sampai granit walaupun pada dasarnya
memiliki perbedaan diantara tipe skarn logam yang muncul untuk mencerminkan lingkungan
geologi setempat (kedalaman formasi, pola struktural dan fluida) lebih pada perbedaan pokok
dari petrogenesis (Nakano,et al., 1990). Sebaliknya, skarn yang mengandung emas pada
lingkungan ini berasosiasi dengan pluton yang tereduksi secara khusus yang mungkin mewakili
sejarah geologi yang khusus. Beberapa Skarn, tidak berasosiasi dengan subduksi yang berkaitan
dengan magmatisme. Pluton yang berkomposisi granit, pada umumnya mengandung muskovit
dan biotit primer, megakristal kuarsa berwarna abu-abu gelap, lubang-lubang miarolitik, alterasi
tipe greisen, dan anomali radioaktif.  Skarn yang terasosiasi, kaya akan timah dan fluor walaupun
induk dari elemen lain biasanya hadir dan mungkin penting secara ekonomis. Perkembangan
rangkaian ini termasuk W, Be, B, Li, Bi, Zn, Pb, U, F, dan REE.

Skarn
Skarn: microscopic view under crossed polarizers

Skarn adalah istilah pertambangan Swedia kuno yang awalnya digunakan untuk menggambarkan
jenis gangue silikat, atau batuan sisa, yang terkait dengan endapan sulfida yang mengandung
bijih besi yang tampaknya menggantikan batu kapur usia Palaeoproterozoikum di distrik
pertambangan Persberg Swedia. [1] Dalam penggunaan modern, istilah "skarn" telah diperluas
untuk merujuk pada silikat yang mengandung kalsium dari segala usia. Di Amerika, istilah
"tactite" sering digunakan secara sinonim dengan skarn.
Skarns dan tactite paling sering terbentuk pada zona kontak antara intrusi benda magma granit
yang bersentuhan dengan batuan karbonat-eksperimen seperti kapur dan doloston. Air panas
yang berasal dari magma granit kaya akan silika, besi, aluminium, dan magnesium. Cairan ini
bercampur dalam zona kontak, melarutkan batuan karbonat kaya kalsium, dan mengubah batuan
host karbonat menjadi skarn endapan dalam proses metamorf yang dikenal sebagai
"metasomatisme". Batuan metamorf yang dihasilkan dapat terdiri dari bermacam-macam
kumpulan mineral yang sangat tergantung pada komposisi asli dari cairan magmatik dan
kemurnian batuan sedimen karbonat.
Skarns kadang-kadang dikaitkan dengan akumulasi bijih logam besi, tembaga, seng, timah,
emas, dan beberapa lainnya yang dapat ditambang. Dalam beberapa kasus, deposito ini disebut
"deposito skarn".
Skarn dalam arti luasnya dibentuk oleh transportasi massa dan kimia dan reaksi antara litologi
yang berdekatan. Mereka tidak perlu beigneous dalam asal; dua lapisan sedimen yang berdekatan
seperti formasi besi berpita dan batu kapur dapat bereaksi untuk bertukar logam dan cairan
selama metamorfisme, menciptakan skarn.
Namun, penggunaan kata yang paling luas adalah dalam menggambarkan zona metasomatis dari
dinding batu yang berdekatan dengan granit. Skarns yang dibuat oleh reaksi antara lapisan
sedimen metamorf juga dikenal sebagai skarnoids kimia atau skarnoid. Skarns juga harus
dibedakan dari hornfels calc-silikat, biasanya oleh hubungan lapangan.
Skarns asal mula diklasifikasikan sebagai exoskarns atau endoskarns. Exoskarns terjadi di dan di
luar granit yang menghasilkannya, dan merupakan perubahan dari batuan dinding. Endoskopi,
termasuk greisens, terbentuk di dalam massa granit itu sendiri, biasanya terlambat dalam
penempatan intrusi dan terdiri dari stockwork lintas sektoral, sambungan pendingin dan di
sekitar margin dan bagian paling atas dari granit itu sendiri.
Mineral skarn yang umum termasuk piroksen, garnet, idocrase, wollastonite, aktinolit, magnetit
atau hematit, dan epidote. Karena skarns dibentuk dari unsur-unsur yang kaya yang tidak
kompatibel, cairan berair yang mengandung silika, berbagai jenis mineral yang tidak biasa
ditemukan di lingkungan skarn, seperti: turmalin, topas, beril, korundum, fluorit, apatit, barit,
strontianit, tantalit, anglesit, dan lainnya. Seringkali, feldspathoids dan calc-silikat langka seperti
scapolite ditemukan di daerah yang lebih marginal.
Skarns adalah kelas batuan kalsilikat dan berhubungan erat dengan intrusi granit, biasanya
berasal dari sedimenary-metamorfik (tipe-S). Skarn jarang terlihat dengan jenis granit lain,
karena sifat kimia cairan dan kristalisasi tipe-M (asal mantle) dan tipe I (asal-usul metamorfik)
granit. Granit tipe-S lebih rentan menghasilkan cairan tahap akhir yang kaya akan silika, elemen
yang tidak kompatibel, dan halida karena umumnya lebih potas, teroksidasi, dan hidro.
Exoskarns terbentuk ketika cairan yang tersisa dari kristalisasi granit dikeluarkan dari massa
pada tahap memudarnya emplacement. Ketika cairan ini bersentuhan dengan batuan reaktif,
biasanya karbonat seperti kapur atau doloston, cairan bereaksi dengan mereka, menghasilkan
perubahan (metasomatisme).
Karena cairan ini membawa silika, besi, logam, halida dan sulfur terlarut, batuan yang dihasilkan
biasanya merupakan kombinasi yang sangat kompleks dari mineral kaya kalsium, magnesium
dan karbonat.
Jenis-jenis celah yang tidak biasa terbentuk dalam kontak dengan batuan sulfida atau karbon
seperti serpih hitam, serpih grafit, formasi besi berpita dan, kadang-kadang, garam atau evaporit.
Di sini, cairan bereaksi lebih sedikit melalui pertukaran kimia ion, tetapi karena potensi redoks-
oksidasi batuan dinding.
Endoskopi jarang terjadi, umumnya karena cairan yang dibuat oleh granit biasanya terbentuk
dalam kesetimbangan dengan mineral granit. Endoskopi tampaknya terbentuk dalam granit yang
kehilangan cairan hidro yang lebih awal, lebih encer, sehingga menciptakan percepatan cairan
ensolved terakhir yang kurang encer. Pendidihan fluida terlarut juga dianggap penting, karena
hal ini menciptakan fase fluida yang sangat asin, kaya elemen-tidak cocok dan fase gas yang
sangat volatil.

Anda mungkin juga menyukai