Anda di halaman 1dari 9

Blok Bppn1

Blok Bppn2

Blok Pblg

1. Dari kavling IUP ini pada peta geologi dibagi 3 blok :


 Blok Bppn1 : sayap barat sinklin, formasi Tmbp (formasi Balikpapan)
 Blok Bppn2 : sayap timur sinklin formasi Tmbp (formasi Balikpapan)
 Blok Pblg : sayap barat antiklin sebelah timur dan sayap barat formasi
Tmpb (formasi paulau balang)

2. Perhitungan volume sumber daya menggunakan rumus


V=PxLxT
V = volume hipotetik sumberdaya
P = panjang (dari strike)
L = lebar (dari sudut seam lapisan dan kedalaman tambang)
T = tebal (ditaksir dari tebal formasi / literature)
a) Mencari panjang

 Blok Bppn1
Besar panjang dari blok Bppn1 ini diambill menaksir arah dari garis strike (garis hitam putus) :
- maksimum : 8,93 Km / 9.080 meter
- minimum : 2,679 Km / 2.679 meter
- moderat : 4,465 Km / 4.465 meter
Pengambilan panjang maksimum didasarkan oleh strike terpanjang, lalu panjang minimum
berdasarkan nilai 30% dari panjang maksimum, dan panjang moderat berasal dari 50% panjang
maksimum.

Blok Bppn1

Blok Bppn2

Blok Pblg
 Blok Bppn2
Besar panjang dari blok Bppn2 ini diambill menaksir arah dari garis strike (garis hitam putus) :
- maksimum : 9,45 Km / 9.450 meter
- minimum : 2,835 Km / 2.835 meter
- moderat : 4,725 Km / 4.725 meter
Pengambilan panjang maksimum didasarkan oleh strike terpanjang, lalu panjang minimum
berdasarkan nilai 30% dari panjang maksimum, dan panjang moderat berasal dari 50% panjang
maksimum.

Blok Bppn1

Blok Bppn2

Blok Pblg
 Blok Pblg
Besar panjang dari blok Pblg ini diambill menaksir arah dari garis strike (garis hitam putus) :
- maksimum : 9,53 Km / 9.530 meter
- minimum : 2,859 Km / 2.859 meter
- moderat : 4,765 Km / 4.765 meter
Pengambilan panjang maksimum didasarkan oleh strike terpanjang, lalu panjang minimum
berdasarkan nilai 30% dari panjang maksimum, dan panjang moderat berasal dari 50% panjang
maksimum.

Blok Bppn1

Blok Bppn2

Blok Pblg
b) Perhitungan Lebar
Lebar dari blok Bppn1 ini diambil dengan cara seberapa besar sudut seam pada blok ini, dan
kedalaman tambang sebesar 100 meter, dan digunakan rumus Sin . dengan rumus berupa :
Lebar = kedalaman tambang / sin (sudut seam)
Diketahui bahwa sudut seam pada blok Bppn1 ini sebesar 40, digunakan penaksiran maksimum,
minimum, dan moderate. Pengambilan maksimum dengan cara menaksir sudut seam yang
terkecil dengan tujuan memperbesar nilai lebar, dan semakin banyak yang bisa ditambang. Sudut
maximum sebesar 30, sudut moderate sebesar 35, dan sudut minimum sebesar 40, dengan
interval sebesar 5
 Maksimum = 100 m / sin 30 = 100 m / 0.5 = 200 meter
 Moderate = 100 m / sin 35 = 100 m / 0.573 = 174.52 meter
 Minimum = 100 m / sin 40 = 100 m / 0.642 = 155.76 meter

Blok Bppn1

Blok Bppn2

Blok Pblg
Lebar dari blok Bppn2 ini diambil dengan cara seberapa besar sudut seam pada blok ini, dan
kedalaman tambang sebesar 100 meter, dan digunakan rumus Sin . dengan rumus berupa :
Lebar = kedalaman tambang / sin (sudut seam)
Diketahui bahwa sudut seam pada blok Bppn2 ini sebesar 60, digunakan penaksiran maksimum,
minimum, dan moderate. Pengambilan maksimum dengan cara menaksir sudut seam yang
terkecil dengan tujuan memperbesar nilai lebar, dan semakin banyak yang bisa ditambang. Sudut
maximum sebesar 24, sudut moderate sebesar 42, dan sudut minimum sebesar 60, dengan
interval sebesar 18
 Maksimum = 100 m / sin 24  = 100 m / 0.406 = 246.305 meter
 Moderate = 100 m / sin 42  = 100 m / 0.669 = 149.476 meter
 Minimum = 100 m / sin 60  = 100 m / 0.866 = 115.473 meter

Blok Bppn1

Blok Bppn2

Blok Pb;g
Lebar dari blok Pblg ini diambil dengan cara seberapa besar sudut seam pada blok ini, dan
kedalaman tambang sebesar 100 meter, dan digunakan rumus Sin . dengan rumus berupa :
Lebar = kedalaman tambang / sin (sudut seam)
Diketahui bahwa sudut seam pada blok RAP ini sebesar 60, digunakan penaksiran maksimum,
minimum, dan moderate. Pengambilan maksimum dengan cara menaksir sudut seam yang
terkecil dengan tujuan memperbesar nilai lebar, dan semakin banyak yang bisa ditambang. Sudut
maximum sebesar 30, sudut moderate sebesar 45, dan sudut minimum sebesar 60, dengan
interval sebesar 20
 Maksimum = 100 m / sin 20 = 100 m / 0.342 = 292.39 meter
 Moderate = 100 m / sin 40 = 100 m / 0.642 = 155.76 meter
 Minimum = 100 m / sin 60 = 100 m / 0.866 = 115.47 meter

Blok Bppn1

Blok Bppn2

Blok Pblg
c) Penentuan Tebal
Untuk penentuan hipotetik tebal ini diambil dari taksiran tebal tiap formasi, dimana formasi yang
ada di IUP ini adalah Formasi Balikpapan (Tmbp) dan Formasi Paulau Balang (Tmpb). Dimana
tebal ini diambil dari beberapa refeerensi dan literatur yang menjelaskan ketebalan tiap formasi
tersebut.
 Formasi Balikpapan (Tmbp)
FX. Harkins HP, JA. Prihandono, A. Setiya Budhi, D. Kusnida (PPGL)
Minimum : 5 meter
Moderate : 15 meter
Maksimum : 25 meter

 Formasi Pulau Balang (Tmpb)


FX. Harkins HP, JA. Prihandono, A. Setiya Budhi, D. Kusnida (PPGL)
Minimum : 2 meter
Moderate : 5 meter
Maksimum : 10 meter
d) Perhitungan Cadangan Volumetrik Hipotetik

Volume (m3) Volume Hipotetik Total (Ton) Price in USD$


No. Blok IUP
maximum moderate minimum maximum moderate minimum maximum moderate minimum

1 Bppn1 45400000 11688477 2086405.2 59020000 15195020.1 2712327 3.959.061.600 1.019.281.948 181.942.879

2 Bppn2 58189556 10594112 1636829.78 75646423.13 13772345 2127879 5.074.362.063 923.848.899 142.738.103

3 Pblg 27864767 3710982 660257.46 36224197.1 4824276.6 858334.7 2.429.919.141 323.612.474 57.577.091

Anda mungkin juga menyukai