Anda di halaman 1dari 19

MODUL 1

PRAKTIKUM GEOTEKNIK PERTAMBANGAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktikum Geoteknik


Pertambangan Pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun oleh :

Nama : Hasyifa Amalia H


NIM : 11170980000001
Kelompok :6
Nama Asisten Dosen : Ahmad Erlangga Adji, S.T
Rendy Adrista Farrand, S.T

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM GEOTEKNIK PERTAMBANGAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktikum Geoteknik


Pertambangan Pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Hasyifa Amalia

11170980000001

Jakarta, 15 April 2020

Menyetujui, Asisten Dosen

Ahmad Erlangga Adji, S.T

Mengetahui, Dosen Pengampu II

Dewi Ayu Kusumaningsih, S.T., M.Sc


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala


rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan dari mata kuliah Praktikum Geoteknik
Pertambangan tentang metode analisis kestabilan lereng (circular failure) dengan
metode grafis (hoek & bray)

Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Jakarta, 15 April 2020

Hasyifa Amalia
HALAMAN PERSEMBAHAN

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, hanya karena-Nya lah praktikum
geoteknik ini dapat berjalan dengan lancar.

Terima kasih kepada ibu Dewi Ayu Kusumaningsih, S.T., M.Sc selaku dosen
pembimbing mata kuliah praktikum geoteknik pertambangan.

Terima kasih untuk kedua orang tua saya yang senantiasa mengirimkan doanya
untuk kelancaran selama praktikum.

Terima kasih untuk para asisten dosen praktikum geoteknik atas berjalannya
praktikumini dengan baik.

Terima kasih untuk teman kelompok praktikum saya, yang tidak pernah pelit
untuk membagi ilmunya.

Harapan saya untuk kedepannya adalah semoga tidak hanya melalui praktikum
saja kami mendapat ilmu pengetahuan, akan tetapi semoga setelah praktikum ini
selesai kita tetap dapat saling berbagi ilmu.
BAB I

Metode Analisis Kestabilan Lereng (Circular Failure) dengan


Metode Grafis (Hoek & Bray)

1.1 Hari dan Tanggal Praktikum


Praktikum dilakukan pada hari Kamis, 9 April 2020.

1.2 Tujuan Praktikum


Mampu melakukan analisis kestabilan lereng menggunakan
metode grafis (Hoek & Bray) dengan berbagai kondisi air tanah pada
lereng.

1.3 Abstrak
Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan metode grafis
(Hoek & Bray) yang bertujuan untuk melakukan analisis kestabilan lereng
dengan menentukan nilai Faktor Keamanan dari sebuah lereng pada
kondisi air tanah yang berbeda. Dari hasil percobaan didapatkan nilai
Faktor Keamanan pada tiap lereng kering, jenuh sebagian (8x, 4x, 2x),
hingga jenuh total berurutan sebesar 2.13, 1.81, 1.87, 2,13 dan 1.68. Dari
perhitungan tersebut, diketahui bahwa nilai FK lereng tertinggi pada
lereng ke – 1 dengan lereng ke – 4 yang hasilnya sama besar, sedangkan
nilai FK lereng terendah pada lereng ke – 5.

1.4 Dasar Teori


Metode grafis Hoek & Bray ini hanya dapat digunakan untuk
menganalisis longsoran busur, lereng homogen, dan tidak memiliki bidang
diskontinuitas. Metode ini dicetuskan oleh Hoek dan Bray pada tahun
1981. Longsoran busur merupakan longsoran batuan yang terjadi
sepanjang bidang luncur yang berbentuk busur. Longsoran busur hanya
akan terjadi pada tanah atau material yang bersifat seperti tanah yang antar
partikel - partikelnya tidak terikat satu sama lainnya. Dengan demikian,
longsoran busur juga dapat terjadi pada batuan yang sangat rapuh atau
lapuk serta banyak mengandung bidang lemah, maupun pada tumpukan
batuan hancur. Metode Hoek & Bray merupakan cara yang sangat mudah,
cepat dan hasilnya masih dapat dipertanggungjawabkan. Cara ini
tergantung pada :
1. Jenis tanah, dalam hal ini tanah dianggap homogen dan kontinu.
2. Kekuatan geser material dicirikan oleh nilai kohesi (c) dan suudt geser
dalam (ɸ).
3. Longsoran yang terjadi menghasilkan bidang luncur berupa busur
lingkaran.
4. Tinggi permukaan airtanah pada
lereng.

Hoek & Bray membuat 5 buah diagram untuk


tiap-tiap kondisi air tanah tertentu, mulai dari
sangat kering hingga jenuh. Berikut adalah
Keterangan table kondisi lereng :
1. Kering (Grafik 1)
2. Sebagian jenuh,air permukaan 8 kali dari
ketinggian lereng di belakang toe dari slope
(Grafik 2);
3. Sebagian jenuh, air permukaan 4 kali dari
ketinggian lereng di belakang toe dari slope
(Grafik 3);
4. Sebagian jenuh air permukaan 2 kali dari
ketinggian lereng di belakang toe dari slope
(Grafik 4);
5. Kondisi air tanah nomor 5 yaitu jenuh.

1.4 Langkah Kerja


1.4.1 Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
- Laptop - Grafik Hoek & Bray
- Modul Praktikum Geoteknik - Data Lereng
- Snip & Sketch

1.4.2 Prosedur Langkah Kerja


1. Menyiapkan data batuan dari hasil uji lab yang terdiri dari densitas, c (kohesi),
dan sudut geser dalam. Membuat geometri dari lereng sehingga diperoleh tinggi
dan kemiringannya. Lalu menentukan lima kondisi air tanah dan sesuaikan dengan
gambar

2. Menghitung nilai c/(γH Tan ɸ), kemudian plot pada lingkaran terluar dari
diagram yang dipilih.

3. Mengikuti jari-jari mulai dari angka yang diperoleh pada langkah ke-2 sampai
memotong kurva yang menunjukkan kemiringan lereng.

4. Dari titik pada langkah ke-3, kemudian ditarik dari kiri dan ke bawah untuk
mencari nilai Tanɸ/FS dan c/(γ.H.FS).

5. Setelah itu menghitung faktor keamanan (FK) dari kedua nilai yang diperoleh
dari langkah ke-4 dan diambil nilai yang terkecil.

1.4.3 Diagram Alir Praktikum

Menyiapkan alat dan bahan.

Menentukan kondisi air tanah dan menyesuaikan


dengan grafik Hoek and Bray yang akan
digunakan.

Menghitung angka c/(γH Tan ɸ), lalu mencocokkan


angka tersebut pada lingkaran terluar dari diagram.
Mengikuti jari-jari dari angka yang diperoleh pada
langkah sebelumnya sampai memotong kurva yang
menunjukkan kemiringan lereng.

Menarik garis ke kiri dari titik perpotongan yang sebelumnya


untuk mendapat angka Tanɸ/FS dan menarik garis ke bawah
untuk mendapat angka c/(γ.H.FS).

Menghitung faktor keamanan (FK) dari kedua angka yang


didapat dari langkah sebelumnya.

Melakukan langkah-langkah diatas untuk 5 kondisi


lereng yang berbeda.

Menganalisa hasil perhitungan dari grafik Hoek and Bray.

1.6 Temuan dan Hasil Praktikum


1.6.1 Temuan
Suatu lereng disposal dengan material claystone memiliki
Geometri lereng:
 Tinggi lereng keseluruhan (H) : 22,5 m
 Kemiringan lereng (α) : 17˚

Karakter fisik dan mekanik pembentuk lereng

No Karakteristik Nilai
1 Kohesi (C) 34,76 kN/m2
2 Sudut geser dalam 21°
3 Bobot isi basah (ɣ saturated) 19,25 kN/m3
4 Bobot isi kering (ɣ dry) 11,03 kN/m3
5 Bobot isi natural (ɣ nat) 14,76 kN/m3
Hitung Faktor Keamanan (FK) lereng tersebut dengan metode Hoek &
Bray dengan 5 keadaan pola air tanah pada lereng (5 grafik).

1.6.2 Hasil Praktikum


No. Grafik FK < Keterangan FK ˅ Keterangan
1. 1 2,13 Aman 2,18 Aman
2. 2 1,81 Aman 1,83 Aman
3. 3 1,9 Aman 1,87 Aman
4. 4 2,13 Aman 2,61 Aman
5. 5 1,68 Aman 1,74 Aman
Tabel 1.1 Hasil Pengolahan Data Nilai FK Lereng

Dengan memakai kaidah mengambil nilai FK terendah, maka nilai FK


yang diambil dari masing-masing lereng, yaitu :

No. Grafik FK Keterangan


1. 1 2,13 Aman
2. 2 1,81 Aman
3. 3 1.87 Aman
4. 4 2,13 Aman
5. 5 1,68 Aman
Tabel 1.2 Nilai Akhir FK Lereng

Keterangan :
FK < : FK yang didapat dari angka tanɸ/FS.
FK ˅ : FK yang didapat dari angka c/(γ.H.FS).

1.7 Bahasan Pertanyaan pada Modul

1. Apa itu metode grafis di dalam analisis kestabilan lereng?


Jawab :
Metode grafis di dalam analisis kestabilan lereng merupakan metode
yang menggunakan grafik atau diagram dalam menganalisis kestabilan
lereng. Diagram ini bisa digunakan untuk menentukan kestabilan
lereng pada tahap awal ataupun untuk mengevaluasi hasil perhitungan
detail yang telah dilakukan secara sederhana.
2. Mengapa metode Hoek & Bray hanya bisa digunakan untuk lereng
yang homogen dan kontinu?
Jawab :
Metode Hoek and Bray hanya bisa digunakan untuk lereng yang
homogen dan kontinu karena caranya yang sangat mudah, sederhana,
cepat, dan hasilnya masih dapat dipertanggung jawabkan.

3. Bagaimana pengaruh muka air tanah terhadap kestabilan lereng, jika


dilihat dari segi lingkungan?
Jawab :
Muka air tanah sangat mempengaruhi kestabilan lereng terutama dari
segi lingkungan karena ketika terjadi penurunan muka air tanah maka
akan menaikkan tegangan pori pada tanah dan batuan sehingga
menurunkan kekuatan geser dari lapisan tersebut, selain itu kondisi air
tanah jenuh pada lereng akann menambah beban lereng sehingga
lereng lebih mudah longsor.

4. Sebutkan metode grafis lainnya yang dapat digunakan selain Hoek &
Bray!
Jawab :
Metode grafis lainnya yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng
yaitu Metode Bishop (1955) dan Metode Janbu (1954),

5. Jelaskan apa itu circular failure?


Jawab :
Circular failure (longsoran busur) yaitu salah satu jenis longsoran
yang banyak terjadi pada lereng tanah dan batuan lemah, lapuk atau
sangat terkekarkan dan di lereng-lereng timbunan. Bentuk bidang
gelincir pada longsoran busur akan menyerupai busur bisa
digambarkan pada penampang melintang. Longsoran jenis ini juga
sering terjadi jika ukuran fragmen tanah atau massa batuan sangat kecil
dibandingkan dengn ukuran lereng. Oleh karena itu, lereng yang
tersusun dari material pasir, lanau, atau partikel lain yang ukurannya
lebih kecil memiliki kemungkinan besar untuk mengalami longsoran
busur.

1.8 Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan analisis kestabilan lereng menggunakan metode


grafis (Hoek & Bray) dengan berbagai kondisi air tanah pada lereng. Dengan data
yang diberikan yaitu tinggi lereng keseluruhan (H) sebesar 22,5 m, kemiringan
lereng (α) 17˚ serta karakter fisik dan mekanik pembentuk lereng yang terdiri dari
nilai kohesi (C) sebesar 34,76 kN/m2 , sudut geser dalam 21˚, bobot isi basah (
γ saturated) 19,25 kN/m3, bobot isi kering (γ dry) 11,03 kN/m3, dan bobot isi
natural (γ nat) sebesar 14,76 kN/m3, kemudian dari data ini dilakukan perhitungan
nilai Faktor Keamanan (FK) pada lereng dengan 5 kondisi air tanah yang berbeda
dengan menggunakan metode grafis Hoek & Bray dan didapatkan nilai FK pada
kondisi kering sebesar 2,13, sebagian jenuh (8x ketinggian lereng dibelakang toe
dari slope) sebesar 1,81, sebagian jenuh (4x ketinggian lereng dibelakang toe dari
slope) sebesar 1,87, sebagian jenuh (2x ketinggian lereng dibelakang toe dari
slope) sebesar 2,13 dan kondisi jenuh sebesar 1,68.

Dari hasil yang telah didapatkan, menunjukkan bahwa lereng dalam kondisi
aman dari setiap kondisi. Berdasarkan stadar keamanan nilai FK yang baik harus
berada pada range FK > 1,25. Untuk nilai FK < 1,25 berarti lereng berada pada
kondisi tidak aman sehingga kemungkinan akan terjadi longsoran.

Berdasarkan teori yang ada, kondisi air tanah yang jenuh akan lebih berisiko
mengakibatkan lereng longsor sehingga seharusnya menunjukkan Faktor
Keamanan yang lebih kecil dibandingkan kondisi tanah yang lainnya. Namun, Hal
ini sedikit berbeda dengan hasil praktikum yang didapatkan. Nilai FK pada
kondisi kering (grafik 1) dengan sebagian jenuh air permukaan 2 kali dari
ketinggian lereng (grafik 4) didapatkan sama besar yaitu 2,13. Hal ini dikarenakan
terjadinya kesalahan atau kurang telitinya praktikan dalam melakukan perhitungan
dengan menggunakan grafik. Sehingga, nilai FK yang diperoleh tidak terus
menerus turun pada setiap kondisi dari kondisi kering hingga kondisi jenuh.

1.9 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Hoek &
Bray, dapat disimpulkan bahwa kondisi air tanah pada lereng dapat
mempengaruhi kestabilan lereng. Namun dari temuan yang diberikan hasil
dari perhitungan yang didapatkan pada tiap kondisi air tanah pada lereng
menujukkan nilai FK yang aman. Nilai FK yang kecil menunjukkan bahwa
kondisi lereng tidak aman dan diperlukan rekayasa sehingga didapatkan nilai
faktor keamanan yang aman sesuai dengan keputusan Menteri ESDM No
1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik.

1.9 Daftar Pustaka

Fahmi, Farhan Arif. 2018. Analisis Lereng Hoek & Bray.


https://www.scribd.com/document/374441694/Analisis-Lereng-Hoek-
and-Bray

I Gde Budi Irawan, d. (2014). Analisis Tipe Longsoran dan Kestabilan


Lereng berdasarkan Orientasi Struktur Geologi di Dinding Utara
Tambang Batu Hijau, Sumbawa Barat. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.

Zabier, Mohamad Zoelfikar dan Dewi Ayu Kusumaningsih. 2020. Modul


Praktikum Geoteknik Pertambangan. UIN Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
1.10 Lampiran
I. Kondisi Lereng Kering.
a. Kondisi air tanah yaitu kering dan digunakan grafik 1.
∁ 34,76 34,76
b. Nilai = =
ˠ nat . H . tan ∅ 14,76 .22,5 . tan 21 14,76 .22,5 . tan 21

34,76
= = 0.27
127,48
c. Pembacaan Grafik
- Kolom Vertikal (Kolom Kiri) : 0,18
- Kolom Horizontal (Kolom Bawah) : 0,048

d. Nilai Faktor Keamanan :


tanθ tan 21° 0,384
- Kolom Vertikal : FS = 0,18 = = = = 2,13
FS FS FS
c 34,76
- Kolom Horizontal : FS = 0,048 = =
γ nat . H . FS 14,76 .22,5 . FS
34,76
= 332,1. FS = 2,18

Jadi, nilai Faktor Keamanan lereng ini sebesar 2,13.


II. Lereng Sebagian Jenuh
a. Kondisi air tanah yaitu sebagian jenuh, air permukaan 8 kali dari
ketinggian lereng di belakang toe dari slope dan digunakan grafik
2.
∁ 34,76 34,76
b. Nilai = =
ˠ nat . H . tan ∅ 14,76 .22,5 . tan 21 14,76 .22,5 . tan 21

34,76
= = 0.27
127,48
c. Pembacaan Grafik
- Kolom Vertikal (Kolom Kiri) : 0,21
- Kolom Horizontal (Kolom Bawah) : 0,052

d. Nilai Faktor Keamanan :


tanθ tan 21° 0,384
- Kolom Vertikal : FS = 0,21 = = = = 1,81
FS FS FS
c 34,76
- Kolom Horizontal : FS = 0,052 = =
γ nat . H . FS 14,76 .22,5 . FS
34,76
= 332,1. FS = 1,83.

Jadi, nilai Faktor Keamanan lereng ini sebesar 1,81.

III. Lereng Sebagian Jenuh


a. Kondisi air tanah yaitu sebagian jenuh, air permukaan 4 kali dari
ketinggian lereng di belakang toe dari slope dan digunakan grafik.
∁ 34,76 34,76
b. Nilai = =
ˠ nat . H . tan ∅ 14,76 .22,5 . tan 21 14,76 .22,5 . tan 21

34,76
= = 0.27
127,48
c. Pembacaan Grafik
- Kolom Vertikal (Kolom Kiri) : 0,2
- Kolom Horizontal (Kolom Bawah) : 0,056

d. Nilai Faktor Keamanan :


tanθ tan 21° 0,384
- Kolom Vertikal : FS = 0,2 = = = = 1,9
FS FS FS
c 34,76
- Kolom Horizontal : FS = 0,056 = =
γ nat . H . FS 14,76 .22,5 . FS
34,76
= 332,1. FS = 1,87

Jadi, nilai Faktor Keamanan lereng ini sebesar 1,87.

IV. Lereng Sebagian Jenuh


a. Kondisi air tanah yaitu sebagian jenuh, air permukaan 2 kali dari
ketinggian lereng di belakang toe dari slope dan digunakan grafik
4.
∁ 34,76 34,76
b. Nilai = =
ˠ nat . H . tan ∅ 14,76 .22,5 . tan 21 14,76 .22,5 . tan 21

34,76
= = 0.27
127,48
c. Pembacaan Grafik
- Kolom Vertikal (Kolom Kiri) : 0,18
- Kolom Horizontal (Kolom Bawah) : 0,04
d. Nilai Faktor Keamanan :
tanθ tan 21° 0,384
- Kolom Vertikal : FS = 0,18 = = = = 2,13
FS FS FS
c 34,76
- Kolom Horizontal : FS = 0,04 =
γ nat . H . FS
=
14,76 .22,5 . FS
34,76
= 332,1. FS = 2,61

Jadi, nilai Faktor Keamanan lereng ini sebesar 2,13.

V. Lereng Jenuh
a. Kondisi air tanah jenuh dan digunakan grafik 5.
∁ 34,76 34,76
b. Nilai = =
ˠ nat . H . tan ∅ 14,76 .22,5 . tan 21 14,76 .22,5 . tan 21

34,76
= = 0.27
127,48

c. Pembacaan Grafik
- Kolom Vertikal (Kolom Kiri) : 0,22
- Kolom Horizontal (Kolom Bawah) : 0,062
d. Nilai Faktor Keamanan :
tanθ tan 21° 0,384
- Kolom Vertikal : FS = 0,22 = = = = 1,74
FS FS FS
c 34,76
- Kolom Horizontal : FS = 0,062 = =
γ nat . H . FS 14,76 .22,5 . FS
34,76
= 332,1. FS = 1,68

Jadi, nilai Faktor Keamanan lereng ini sebesar 1,68.


Mengetahui,
Asisten Dosen,

Ahmad Erlangga Adji, S.T.

Anda mungkin juga menyukai