Gambar 1.1
Posisi Balok Pada Longsoran Guling
Dari gambar tersebut dapat diartikan : Jika ψ > φ dan b/h < Tan φ,
maka balok akan meluncur dan mengguling. Jika ψ < φ dan b/h > Tan φ,
maka balok akan langsung mengguling. Longsoran ini bisa berbentuk blok
atau bertingkat. Kondisi untuk menggelincir atau meluncur ditentukan oleh
sudut geser dalam dan kemiringan bidang luncurnya, tinggi balok dan lebar
balok terletak pada bidang miring. Namun demikian, seringkali tipe
longsoran yang ada merupakan gabungan dari beberapa longsoran utama
Zsehingga seakan-akan membentuk suatu tipe longsoran yang tidak beraturan
(raveling failure) atau seringkali disebut sebagai tipe longsoran kompleks.
Gambar 1.2
Longsoran Guling (Hoek & Bray, 1981)
Flexural toppling
Block-flexure toppling
τ = c + (σ + μ) tg φ
Dimana :
• τ = kuat geser batuan (ton/m2)
• c = kohesi (ton/m2) • σ = tegangan normal (ton/m2)
• μ = tekanan air pori (ton/m2)
• φ = sudut geser dalam (derajat)
θ
Puncak θ
U
Lereng Awal
(Crest)
4
3
Gaya-gaya yang bekerja di setiap batas untuk gulingan dan gelinciran ( Hoek&
Bray, 1981)
Dari gambar tersebut terlihat bahwa gaya-gaya yang bekerja didasar blok
ke n adalah Rn dan Sn, sedangkan gaya yang bekerja di interface (dengan
blok terdekat) adalah Pn, Qn, Qn-1, dan Pn-1. Konstanta Mn, Ln dan Kn
di dapat dari:
Qn = Pn tanø
Qn = Pn-1 tanø
Amati area sekitar lereng dengan mengacu kepada standar kerja yang
ada seperti di antaranya :
- Tinggi lereng maks 15m (lereng tunggal)
- kemiringan lereng maksimum 45o untuk lereng tunggal dan 30o
untuk lereng keseluruhan
- Sistem drainase
- Retakan
- Pembebanan berlebih dll (faktor keamanan lereng harus > dari 1.2
~ 1.5)
- Waspada terhadap mata air/rembesan air pada lereng
- Waspada pada saat curah hujan yang tinggi pada waktu yang lama
- Hindari air dari atas dan bawah yang mempengaruhi lereng
- Pembangunan ditch/selokan adalah suatu keharusan.