Secara prinsip, pada suatu lereng pada dasarnya berlaku dua macam gaya,
yaitu gaya penahan dan gaya penggerak.
Konsep dari faktor keamanan yaitu perbandingan antara gaya penahan dan
gaya penggerak yang diperhitungkan pada bidang gelincirnya. Jika gaya
penahannya lebih besar dari gaya penggeraknya maka lereng tersebut dalam
keadan stabil (mantap).Tetapi bila gaya penahannya lebih kecil dari gaya
penggeraknya, maka akan menyebabkan terjadinya kelongsoran. Kemantapan
suatu lereng dapat dinyatakan sebagai berikut :
Fk
Gaya
penahan
Gaya penggerak
Keadaan lereng
Tidak mantap
1,0 1,2
Kemantapan diragukan
1,3 1,4
1,5 1,7
Kemungkinan Longsor
Kelongsoran biasa terjadi
> 1,25
Faktor Keamanan
Fs < 1,2
Kerentanan Gerakantanah
Tinggi, gerakantanah sering terjadi
Fs > 2,0
C
n
W sin
W cos
W
Gaya berat yang mempunyai arah vertikal dapat diuraikan pada arah sejajar
dan tegak lurus bidang miring.
Tegangan normal dapat diberikan sebagai :
1)
dimana A = luas dasar benda
Jadi :
Atau R = cA + w.cos .tan 2)
dimana : R = gaya geser yang menahan benda tergelincir ke bawah.
R
W sin
2
W cos
W
Menurut pers. 4, bejana dan isinya akan mulai tergelincir pada saat = .
Dasar bejana kini dilubangi sehingga air dapat masuk ke celah antar dasar
bejana dan bidang miring memberikan tekanan air sebesar u atau gaya
angkat sebesar : U = u.A
dimana : A = luas dasar bejana
Gaya normal W.cos 2 sekarang dikurangi oleh gaya angkat U, dan
besarnya gaya yang menahan gelinciran adalah :
R = (W.cos 2 U).tan .. 5)
u
hw
R
W sin 2
u
2
h
2
2
W cos 2
Seandainya berat per unit volume dari bejana yang berisi air adalah t, dan berat
per unit volume air adalah w,
maka : W = t.h.A
U = w . Hw . A
Besarnya hw = h . Cos 2 dan
U = w/ t . W.cos 2 6)
Substitusi pers. 6) ke pers. 5) maka diperoleh :
R = W cos 2 (1 - w/ t ) tan .. 7)
dan kondisi batas kesetimbangan yang terdefinisi pada pers. 3) menjadi :
Tan 2 = (1 - w/ t ) tan 8)
Jenis-jenis longsoran :
1. Lonsoran Busur (Circular Failure).
2. Longsoran Bidang (Plane Failure).
3. Longsoran baji (Wedge Failure).
4. Longsoran guling (Toppling Failure).
- Lonsoran Busur (Circular Failure).
Rotasi
Translasi
Kombinasi
tan
dan
F
.H .F
yang sesuai pada absis dan ordinat.
5. Pilih angka yang paling tepat dari kedua angka yang diperoleh dari langkah 4.
kondisi
Contoh :
1. Suatu lereng mempunyai parameter sebagai berikut :
- Tinggi lereng
: 18
- Kohesi (c)
: 47880.3 N/m2
: 30o
: 25134.7 N/m3
Jawab :
c/HF
=
0.081
Tan /F =
0.4438
c/.H.tan 0.1834
Jadi kemiringan lereng :
a = 40o
c/.H.tan 0.1834
Sehingga :
Tan /F = 0.44
c/HF = 0.079
F = 1.31
F = 1.34
b. Metoda Swedia
O (Titik pusat lingkaran)
r
r
b
H
Xn
En
En+1
W
l
Xn+1
W
W cos
W sin
W cos tan c .l .r
W sin . r
W cos . tan c .l
W sin
W sin
dimana :
(W cos - u.l) tan = komponen geser
efektif
C.l = kompohen kohesi efektif
U = tekanan air pori
C = kohesi efektif
W = berat beban total segmen
b = lebar segmen
= sudut geser dalam efektif
L = panjang ab
h (m)
b (m)
l (m)
W (kN)
1
2
3
4
5
S=
W sin
W cos
u.l
W cos u.l
Contoh :
Suatu lereng mempunyai tinggi (H) = 9 m, = 25o, c = 0 dengan densitas
tanah dalam keadaan jenuh = 1,92 kg/m3 dan tekanan air pori (u),
diasumsikan : 0,2 h, sedang h = tinggi elemen yang ditinjau. Hitung
Faktor keamanan lereng tersebut !
O
Penyelesaian :
H=9m
C.
METODA BISHOP
Xn
En
En+1
W
l
Xn+1
W
W cos
W sin
1
W sin
dimana :
sec
B U .
tan .tan
F
1
W
b
sec
Elemen
h (m)
b (m)
W (kN)
W sin
c.b
(W-B).tan
1+ tan .tan
F
1
2
3
4
5
S=
S=
Gaya Penahan
(R)
Rekahan tarik
mat
h h
w
d
Longsoran melalui kaki
lereng
RUMUSAN :
. x
f
0
(1 y / F )
z Q
dimana :
x = (c + (.h - w.hw ).tan )(1 + tan2 a).x
y = tan a . tan
z = h. x sin a
Q = w.z2
F0 = 1 + K (d/L 1,4 (d/L)2)
untuk :
C = 0
K = 0,31
C > 0 dan >0
K = 0,50