Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

LONGSORAN BIDANG (PLANE FAILURE)

OLEH

NAMA : ATRIANA SINUHAJI

NIM : 180920521

KELAS : TAMBANG A

MATA KULIAH : GEOTEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

JUNI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Longsoran
Bidang” untuk memenuhi tugas mata kuliah geoteknik dan kestabilan lereng.

Dalam kesempatan ini saya menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak


yang turut membantu mulai awal penulisan hingga mejadi sebuah makalah yang dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun, sangat penyusun harapkan.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat pada pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya, dalam rangka meningkatkan wawasan keilmuan di bangku
kuilah. Harapan kami makalah ini dapat digunakan dengan baik sebagaimana mestinya.

Tanggetada, Juni 2021

Atriana Sinuhaji
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permukaan tanah tidak selalu membentuk bidang datar atau mempunyai
perbedaan elevasi antara tempat satu dengan yang lain sehingga membentuk suatu lereng
(slope). Lereng merupakan suatu kondisi topografi yang banyak dijumpai pada berbagai
pekerjaan konstruksi sipil. Lereng dapat terjadi secara alami maupun sengaja dibuat oleh
manusia dengan tujuan tertentu.
Longsoran merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi pada lereng-
lereng alami maupun buatan. Kelongsoran lereng kebanyakan terjadi pada saat musim
penghujan.Itu terjadi akibat peningkatan tekanan air pori pada lereng. Hal ini berakibat
pada terjadinya penurunan kuat geser tanah (c) dan sudut geser dalam (ᶹ) yang selanjutnya
menyebabkan kelongsoran. Adapun jenis-jenis longsoran yaitu, longsoran bidang,
longsoran baji, longsoran guling dan longsoran busur.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan longsor dan longsoran (sliding) ?
b. Apa yang dimaksud dengan longsoran bidang (plane failure) ?
c. Bagaimana analisis longsoran bidang ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian longsor dan longsoran
2. Mengetahui defenisi longsoran bidang.
3. Untuk mengetahui syarat terjadinya longsoran bidang.
4. Dapat mengetahui persaman dari longsoran bidang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Longsor dan Longsoran (sliding)
Longsor adalah terjadi ketika gaya penggerak lebih besar daripada gaya
penahannya.Sedangkan longsoran (sliding) ialah yang disebabkan oleh perpindahan
material pembentuk lereng yang berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau material
campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.Proses terjadinya longsoran secara
umum adalah akibat air yang meresap ke dalam tanah yang mana jika air tersebut
menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka material
tersebut menjadi licin dan material lapuk yang ada di atasnya akan bergerak mengikuti dan
keluar lereng.Adapun faktor penyebab terjadinya longsoran yaitu, air meresap dalam
tanah/batuan, bobot tanah/batuan bertambah, tanah/batuan kedap air menjadi bidang
gelincir, atau tanah pelapukan/batuan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Gambar 2.1 Jenis Longsoran dan Stereoplot


B. Longsoran Bidang (Plane Failure)

Gambar 2.2 Longsoran Bidang

Lonsoran bidang merupakan longsoran yang terjadi pada batuan yang memiliki
bidang luncur bebas yang mengarah ke lereng dan bidang luncurnya terdapat pada bidang
diskontinu seperti sesar, kekar, liniasi atau bidang perlapisan. Longsoran ini biasanya
terjadi pada permukaan lereng yang cembung dengan kemiringan bidang kekar rata-rata
hampir atau searah dengan bidang kemiringan lereng.

Gambar 2.3 Pendugaan Longsoran Bidang


Dalam menentukan terjadinya longsoran bidang, syarat yang harus dipenuhi antara
lain :
 Bidang gelincir mempunyai arah jurus (strike) sejajar atau hampir sejajar

dengan arah jurus muka lereng dengan perbedaan maksimal 20o.

 Kemiringan bidang gelincir harus lebih kecil daripada kemiringan muka lereng

(yp < yf).

 Kemiringan bidang gelincir harus lebih besar daripada sudut geser dalam (yp> f).

 Harus terdapat bidang bebas (release) yang menjadi pembatas di kiri dan

kanan blok yang menggelincir.

Pada analisis kestabilan lereng, dipakai analisis 2 dimensi dimana


dipertimbangkan unit ketebalan yang arahnya tegak lurus dengan garis muka
lereng. Bidang gelincir direpresentasikan sebagai garis dengan kemiringan tertentu
dan blok yang menggelincir dapat direpresentasikan dengan suatu luasan pada
penampang vertikal yang tegak lurus dengan arah jurus lereng.

Gambar 2.4 Syarat Terjadinya Longsoran Bidang (Metode Hoek & Bray,1981)
C. Analisis Longsoran Bidang

Gambar 2.5 Tahapan Analisis Longsoran Bidang

Dalam analisis longsoran bidang perlu diperhatikan posisi rekahan tarik,


apakah di belakang crest lereng atau di muka lereng . Sedangkan asumsi-asumsi
yang digunakan dalam analisis ini adalah:

1. Bidang gelincir dan rekahan tarik mempunyai arah jurus sejajar dengan
arah jurus lereng.
2. Rekahan tarik adalah bidang vertikal dan terisi air sedalam zw.
3. Air membasahi bidang gelincir melewati bagian bawah bidang rekahan
tarik dan merembes sampai di jejaknya pada muka lereng.
4. Gaya W (berat blok yang menggelincir), U (gaya angkat air), dan V (gaya
tekan air di dalam rekahan tarik) bekerja di titik pusat blok, sehingga
diasumsikan tidak ada momen penyebab rotasi.
5. Kuat geser (τ) dari bidang gelincir adalah τ = c + σ tanɸ, dimana c=kohesi,
ɸ=sudut geser dalam, dan σ = tegangan normal.

6. Terdapat bidang release di kiri dan kanan blok sehingga tidak ada
hambatan pada blok yang menggelincir.
Persamaan untuk menghitung aktor keamanan pada longsoran bidang :

{cA + ( Wcosψ p−U −Vsinψp ) tanɸ }


F= {Wsinψp+ Vcosψp }

Dimana :
A = panjang bidang luncur = (H-z)cosecψp
U = 1/2γwZw(H-z)cosecψp
V = 1/2γwZw2
W = 1/2H2{(1-(z-H)2)cotψp-cotψf} , rekahan tarik di belakang crest lereng.
= 1/2H2{(1-(z-H)2)cotψp(cotψptanψf-1)} , rekahan tarik di muka lereng.
Bila lereng batuan tersebut berada di daerah rawaan gempa dan percepatan yang
ditimbulkan dimodelkan menjadi gaya statis αW, maka perhitungan faktor
keamanan dapat dilakukan dengan memasukkan pengaruh gempa dengan cara
memodifikasi persamaan di atas menjadi :
cA+ {( W (cosψ p)−U−Vsinψp ) tanɸ }
F=
W ( sinψp+ α cosψp )+Vcosψp

(a) (b)

Gambar 2.6 (a) rekahan tarik di belakang crest lereng


(b) rekahan tarik dimuka lereng
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Longsor adalah terjadi ketika gaya penggerak lebih besar daripada gaya
penahannya.Sedangkan longsoran (sliding) ialah yang disebabkan oleh perpindahan
material pembentuk lereng yang berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau
material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng.
2. Lonsoran bidang merupakan longsoran yang terjadi pada batuan yang memiliki bidang
luncur bebas yang mengarah ke lereng dan bidang luncurnya terdapat pada bidang
diskontinu seperti sesar, kekar, liniasi atau bidang perlapisan. Longsoran ini biasanya
terjadi pada permukaan lereng yang cembung dengan kemiringan bidang kekar rata-rata
hampir atau searah dengan bidang kemiringan lereng.
3. Dalam menentukan terjadinya longsoran bidang, syarat yang harus dipenuhi antara lain :

1) Bidang gelincir mempunyai arah jurus (strike) sejajar atau hampir sejajar

dengan arah jurus muka lereng dengan perbedaan maksimal 20o.

2) Kemiringan bidang gelincir harus lebih kecil daripada kemiringan muka lereng

(yp < yf).

3) Kemiringan bidang gelincir harus lebih besar daripada sudut geser dalam (yp> f).

4) Harus terdapat bidang bebas (release) yang menjadi pembatas di kiri dan

kanan blok yang menggelincir.

4. Persamaan untuk menghitung aktor keamanan pada longsoran bidang :

{ cA + ( Wcosψ p−U −Vsinψp ) tanɸ }


F=
{Wsinψp+Vcosψp }
DAFTAR PUSTAKA
Https://facefairfuture.com/2014/11/distribusi-struktur-dengan-kestabilan.

Https://www.slideshare.net/purnomo89/kemantapan-lereng-batuan

Maria Ayudita.www.scrib.com/document/3 Juli,20,2018

Www.duniatambang.co.id/longsoran pada lereng


DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LONGSOR DAN LONGSORAN (SLIDING)

Gambar 2.1 Jenis Longsoran dan Stereoplot

B. LONGSORAN BIDANG (PLANE FAILURE)

Gambar 2.2 Longsoran Bidang

Gambar 2.3 Pendugaan Longsoran Bidang

Gambar 2.4 Syarat Terjadinya Longsoran Bidang (Metode Hoek & Bray,1981)

C. ANALISIS LONGSORAN BIDANG


Gambar 2.5 Tahapan Analisis Longsoran Bidang

Gambar 2.6 (a) rekahan tarik di belakang crest lereng


(b) rekahan tarik dimuka lereng
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai