Secara prinsip, pada suatu lereng pada dasarnya berlaku dua macam gaya,
yaitu gaya penahan dan gaya penggerak.
Konsep dari faktor keamanan yaitu perbandingan antara gaya penahan dan
gaya penggerak yang diperhitungkan pada bidang gelincirnya. Jika gaya
penahannya lebih besar dari gaya penggeraknya maka lereng tersebut dalam
keadan stabil (mantap).Tetapi bila gaya penahannya lebih kecil dari gaya
penggeraknya, maka akan menyebabkan terjadinya kelongsoran. Kemantapan
suatu lereng dapat dinyatakan sebagai berikut :
Gaya penahan
Fk
Gayapenggerak
Adapun hubungan beberapa variasi nilai faktor keamanan
terhadap kemungkinan longsoran lereng maupun pada
perancangan lereng dapat dilihat pada tabel 3.1, 3.2 dan 3.3.
n
Kita lihat suatu massa seberat W yang berada dalam keadaan setimbang di
atas suatu bidang yang membentuk sudut terhadap bid. Horizontal.
W sin
W cos
W
Gaya berat yang mempunyai arah vertikal dapat diuraikan pada arah sejajar
dan tegak lurus bidang miring.
Tegangan normal dapat diberikan sebagai : …………… 1)
= ………………………………….. 4)
Pengaruh tekanan air pada tegangan geser akan lebih mudah dimengerti
dengan menggunakan analog seperti diterangkan di bawah ini.
Dasar bejana kini dilubangi sehingga air dapat masuk ke celah antar dasar
bejana dan bidang miring memberikan tekanan air sebesar u atau gaya
angkat sebesar : U = u.A
dimana : A = luas dasar bejana
hw 2
R
W sin 2 h
2
u
2
W cos 2
Gambar 2 Tekanan air pada celah antara
W bejana dan bid. miring
Seandainya berat per unit volume dari bejana yang berisi air adalah t, dan berat
per unit volume air adalah w,
maka : W = t.h.A
U = w . Hw . A
Besarnya hw = h . Cos 2 dan
U = w/ t . W.cos 2 ……………………………… 6)
Rotasi
Kombinasi
Dalam menganalisis kemantapan lereng, biasanya diambil asumsi
bahwa :
1. Tanah merupakan material yang homogen dan kontinu, meskipun
kenyataannya tidak demikian.
2. Perhitungan dilakukan dalam dua dimensi dan lebar longsoran
dipertimbangkan sesuai dengan luas penampangnya.
3. Analisis selalu dilakukan dalam kondisi tegangan-tegangan efektif.
1. Menentukan kondisi muka air tanah pada lereng, kemudian memilih “chart” yang paling sesuai
dengan kondisi lereng tersebut.
C
2. Menghitung angka :
.H.tan
kemudian cocokkan angka tersebut pada diagram yang dipilih.
3. Ikuti jari-jari mulai dari angka yang diperoleh pada langkah 2 sampai memotong kurva yang
menunjukkan kemiringan.
5. Pilih angka yang paling tepat dari kedua angka yang diperoleh dari langkah 4.
Chart yang memperlihatkan kondisi
airtanah pada lereng
Contoh :
1. Suatu lereng mempunyai parameter sebagai berikut :
- Tinggi lereng : 18 m
- Kohesi (c) : 47880.3 N/m2
- Sudut geser dalam (f) : 30o
- Berat volume kering (g) : 25134.7 N/m3
- Tinggi muka air tanah 2 kali tinggi lereng di belakang kaki lereng.
Jawab :
c/HF = 0.081
Tan /F = 0.4438
c/.H.tan 0.1834
c/.H.tan 0.1834
Sehingga :
r
b
H Xn
En
En+1 W
Xn+1 l
W cos
W
W sin
Gaya akibat massa elemen (W) dapat dibagi
dalam 2 komponen, yaitu :
Gaya penggerak = W sin , dan
1. Gaya yang bekerja menyinggung dasar elemen
Momen terhadap titik O = W sin .r
(W sin ).
2. Gaya yang bekerja tegak lurus dasar elemen Gaya penahan : tekanan geser sepanjang dasar
(W cos ). elemen yg terdiri dari komponen gesekan (W cos
.tan ) dan komponen kohesi (c, l).
Sedangkan momen terhadap = (W cos .tan + c.l).r
Momen longsor dan penulisan untuk
Analisis menggunakan tegangan-
seluruh elemen adalah jumlah dari
tegangan efektif :
momen-momen tiap elemen.
Jadi : (W cos u.l).tan ' c'.l
F
W sin
W cos tan c.l .r
F dimana :
W sin .r (W cos - u.l) tan = komponen geser
efektif
W cos .tan c.l C’.l = kompohen kohesi efektif
F U = tekanan air pori
W sin
C’ = kohesi efektif
W = berat beban total segmen
Analisis yang didasarkan b = lebar segmen
pada tegangan-tegangan ’ = sudut geser dalam efektif
total. L = panjang ab
Tabel perhitungan metode Swedia
Elemen h (m) b (m) l (m) W (kN) W sin W cos u.l W cos u.l
S=
Contoh :
Suatu lereng mempunyai tinggi (H) = 9 m, ’ = 25o, c’ = 0 dengan densitas
tanah dalam keadaan jenuh = 1,92 kg/m3 dan tekanan air pori (u),
diasumsikan : 0,2 h, sedang h = ½ tinggi elemen yang ditinjau. Hitung
Faktor keamanan lereng tersebut !
O
Penyelesaian :
H=9m
C. METODA BISHOP
Asumsi : bidang longsor berbentuk busur lingkaran
b
r
Xn
H
En
En+1 W
Xn+1 l
W cos
W
W sin
Parameter yang mutlak dimiliki untuk tiap-tiap elemen adalah :
F 1
. c'.b W (1 B) tan '.
sec
W sin 1 tan .tan
F
dimana : B U . 1
W
b
Tabel perhitungan metode Bishop
sec
Gaya Penahan
Elemen h (m) b (m) W (kN) W sin c.b (W-B).tan 1+ tan .tan
(R)
F
1
2
3
4
5
S= S=
F 1
. c'.b W (1 B) tan '.
sec
W sin 1 tan .tan
F
BU . 1
W
b
Contoh :
Sebuah lereng setinggi 20 m dan kemiringan 2H:1V mengalami kelongsoran
seperti terlihat pada gambar. Titik pusat kelongsoran pada koordinat (35,1;55) dan
jari-jari kelongsoran 38,1 m.
Hitung FK lereng tersebut !
b h W sin W sin sec
c.b W(1-B)tan 1 + tan .tan
Elemen ( m ) ( m ) ( ) kN/m2
o ( o) (kN/m)
R
F = 1.5
mat
x
H
h h h
L w
d
Longsoran melalui kaki a ’
lereng
dimana :
x = (c’ + (.h - w.hw ).tan ’)(1 + tan2 a).x
y = tan a . tan
RUMUSAN :
z = h. x sin a
f . x Q = ½ w.z2
0
F0 = 1 + K (d/L – 1,4 (d/L)2)
F (1 y / F ) untuk :
z Q C’ = 0 K = 0,31
C’ > 0 dan >0 K = 0,50
Tugas
Hitung nilai Faktor Keamanan dari lereng berikut dengan menggunakan metoda Janbu.