BAB III.
SURVEY INVESTIGASI
3.1 UMUM
Untuk mengetahui gambaran umum daerah studi baik kondisi fisik sungai maupun
kondisi topografi, geologi dan hidrometri di sekitar lokasi pekerjaan, diperlukan
survey investigasi lapangan meliputi survey topografi, investigasi geologi teknik,
survey kegeeempppaan dan tes laboratorium serta survey hidrometri. Hasil
survey tersebut akan menjadi salah satu dasar dalam pelaksaan pekerjaan
perencanaan pembangunan bendungan
Tujuan pengukuran debit ini adalah untuk mengetahui debit sesaat pada saat
pengambilan sample sedimen, sehingga nantinya didapat hubungan kandungan
sedimen dan debit.
Bab II- 1
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Data pengukuran debit yang didapat dari lapangan harus diperiksa lebih teliti, dan
kemudian didaftar sesuai dengan nomor urut pengukuran. dari daftar tersebut
selanjutnya diplot pada grafik untuk dibuat lengkung debit (rating curve).
Pengukuran debit dilakukan sebanyak 12 kali mulai dari Bulan Januari sampai
bulan Juni, rekapitulasi hasil pengukuran debit dapat dilihat pada tabel berikut :
TMA Debit
No Tanggal Pengukuran (H) (Q)
m m3/dt
1 13 Januari 0.70 16.28
2 21 Januari 0.80 18.66
3 28 Januari 0.60 11.25
4 2 februari 0.65 14.53
5 11 Februari 0.80 19.86
6 21 Februari 0.75 17.23
7 16 April 0.55 10.04
8 21 April 0.65 12.67
9 29 Mei 0.90 29.25
10 30 Mei 0.95 30.65
11 31 Mei 1.00 32.22
12 1 Juni 1.00 33.47
13 2 Juni 1.00 33.36
14 3 Juni 0.90 28.08
15 4 Juni 1.00 32.72
Bab II- 2
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 3
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Dari grafik diatas kemudian dipilih persamaan power karena mempunyai nilai R 2
yang paling besar sehingga selanjutanya liku debit sungai Mogiilo dibuat
berdasarkan persamaan :
Dimana
Dengan memasukan nilai H didapatkan liku debit seperti pada gambar berikut :
Bab II- 4
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Umumnya aliran sungai merupakan aliran turbulen, oleh karena itu tenaga
gravitasi partikel-partikel sedimen dapat ditahan oleh gerakan turbulensi aliran,
putaran arus (eddies) membawa gerakan partikel sedimen kembali ke atas dan
tidak mengendap.
Bab II- 5
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Gambar 3. 7 Pengamatan Tinggi Muka Air dengan Peilscale pada saat banjir
Qs = k Cs Qw
dimana :
Bab II- 6
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Qw = Debit (m3/dt)
Konsentrasi sedimen suspensi (Cs) umumnya ditulis dalam mg/l atau dalam
satuan part per million (ppm).Rekapitulasi hasil pengambilan sedimen dapat dilihat
pada tabel berikut :
Berdasarkan data lapangan hasil pengukuran sedimen yaitu data debit dan
kandungan sedimen suspensi total maka dibuat garis hubungan antara debit dan
kandungan sedimen total.Pembuatan garis hubungan antara debit dan kandungan
sedimen dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti membuat garis lengung
debit/aliran, grafik lengkung sedimen dapat dilihat pada gambar berikut :
Bab II- 7
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
600.00
500.00
Qs (ton/ha/thn)
400.00
300.00
200.00
100.00
-
- 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00
Q (m3/dt)
Dari grafik di atas didapatkan hubungan antara debit sedimen dan debit air
sebagai berikut :
Qs = 0.04 Q19006
Dimana
Qs = sedimen (ton/ha/tahun)
Q = debit air (m3/dt)
Muatan dasar (bed load), adalah partikel yang bergerak pada dasar sungai
dengan cara berguling, meluncur,dan meloncat. (Priyantoro, Dwi:1987). Muatan
dasar keadaannya selalu bergerak, oleh sebab itu pada sepanjang aliran dasar
sungai selalu terjadi proses degradasi dan agradasi yang disebut sebagai “Alterasi
Dasar Sungai “.
Pengukuran bed load ini agak sulit karena alat yang dimasukkan sering
mengganggu lapisan dasar sehingga bed load yang diukur kurang mendekati
keadaan yang sebenarnya. Biasanya hasilnya perlu dikombinasikan dengan
perhitungan bed load secara teoristik. Tipe yang umum adalah tipe “Basket” atau
tipe keranjang. Lokasi pengambilan sample sedimen dasar sama halnya dengan
lokasi sedimen layang yaitu pada penampang sungai ruas bawah (sekitar muara)
sebanyak 3 (tiga) sample. Peralatan yang digunakan bisa dengan scoop-type
simple atau Dragbucket type sample, dengan jumlah sample pertitik sekurang-
kurangnya 2 (dua) kg.
Bab II- 8
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Peralatan utama yang digunakan untuk melakukan pekerjaan ini antara lain terdiri
dari :
Tabel 3. 3 Daftar Peralatan dan Bahan Yang Digunakan Untuk Pekerjaan
Survey Topografi
Bab II- 9
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Titik Referensi Koordinat yang di gunakan dalam pekerjaan ini mengacu ke titik
referensi N.4002 yang terletak di kampung Tulanggdenggi kota Gorontalo,
koordinat serta elevasi titik referensi tersebut adalah sebagai berikut :
Bab II- 10
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
3.3.4 Pembuatan dan Pemasangan Bench Mark (BM) dan Control Point (CP).
1. Pemasangan BM dan CP
Menambah Bench Mark (BM) baru jika jarak BM yang ada lebih besar dari
2,000 m pada satu jalur saluran. Pada Rencana Lokasi Bangunan Utama
baru dipasang BM paling sedikit sebanyak 2 buah di kedua sisi As
Bangunan, dipasang marmer dan diberi notasi.
Pada bangunan lama yang penting pada setiap dekzerk dipasang baut
kuningan dan diukur posisi (x, y, z). Pada rencana bangunan baru
dipasang patok CP (Control Point) sesuai gambar standar dari Direksi
Pekerjaan.
Bab II- 11
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Pemasangan patok BM dan CP pada pekerjaan ini sebanyak 11 buah BM. Adapun
lokasi setiap BM tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Bab II- 12
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
A. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setiap hari di base camp. Data-data lapangan
seperti hasil pengukuran kerangka kontrol pengukuran dan pengukuran detail
diproses dengan menggunakan perangkat lunak yang sudah baku.
Checking data awal dilakukan pada setiap rekaman data harian, dan checking
data akhir dilakukan pada data yang telah membentuk jaringan mengikat
tertutup atau loop.Hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas data hasil
ukuran terhadap batas toleransi standard atau batas toleransi yang telah
ditetapkan.
Pengukuran ulang / checking ukuran (bilamana diperlukan) dilakukan pada
saat sebelum pindah ke titik pengukuran berikutnya.Pengolahan data
dilakukan mengikuti tahapan, sebagai berikut :
Bab II- 13
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
1) Perhitungan Koordinat :
a) Perhitungan koordinat poligon, dilakukan mengikuti bentuk poligon
yang digunakan. Koreksi sudut diberikan atas dasar nilai rata-rata,
dan perhitungan ini dilakukan di lokasi pekerjaan.
b) Hasil perhitungan mengacu syarat ketelitian yang telah ditentukan.
c) Perhitungan menggunakan traverse computation software.
2) Perhitungan Elevasi :
a) Perhitungan beda tinggi / elevasi dilakukan hingga 3 desimal
(ketelitian mm), dan dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar
perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya, dan memberikan
koreksi yang diperlukan.
b) Perhitungan menggunakan leveling computation software.
Secara garis besar hasil pengukuran topografi pada kegitan ini adalah
tersedianya peta situasi lokasi bendungan dan grafik hubungan antara
elevasi, luas dan volume dari waduk. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat
pada tabel dan gambar berikut :
Bab II- 14
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 15
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 16
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Untuk menentukan potensi aktifnya suatu sesarbergantung pada tiga kriteria, yaitu
historis, geologi, dan seimologi. Namun keberadaan data yang dicantumkan pada
ketiga kriteria tersebut seringkali tidak hadir secara bersamaan. Oleh karena itu
perlu dilakukan survey kegempaan untuk mengetahui:
a. Lokasi tepat dari jejak sesar.
b. Interval perulangan gempa bumi.
c. Besaran gempabumi yang diperkirakan di masa depan.
d. Jenis deformasi permukaan dihubungkan dengan pensesaran permukaan.
e. Episenter yang diperkirakan pada gempa bumi yang akan datang.
1. Survey Microearthquake
Bab II- 17
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
hingga 32 GB. Velocity output dari Guralp mulai dari 30 s (0.03 Hz) sampai
100Hz. Seismometer yang ditanam tersebar di beberapa titik tertentu dan
kemudian akan merekam seluruh pergerakan yang terjadi, dan akan
diterjemahkan dalam bentuk seismogram.
Berat: 15-23 kg
SIR 3000 Control Unit merupkan sistem berukuran kecil dan ringan yang
dirancang untuk penggunaan single-user. Produk ini menyediakan fitur-
fitur esensial dan fleksibilitas yang dibutuhkan oleh pengguna GPR
berpengalaman dan juga menyediakan tatap muka yang sederhana bagi
pengguna GPR pemula.
Bab II- 18
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Jumlah Sampel per Pindai: 256, 512, 1024, 2048, 4096, 8192
Gain: Manual atau otomatis, 1-5 gain points (-20 to +80 dB)
Filter Vertikal: IIR dan FIR low pass dan high pass
c. Peralatan lain yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Baterai, Tali
ukur, Kamera, dan GPS Handheld.
Bab II- 19
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Gambar 3. 17 Peta tektonik aktif Indonesia dan gempabumi yang terjadi sejak tahun
1973 (data NEIC-S=USGS)
Data yang digunakan dipilih berdasarkan lokasi yaitu yang terletak dalam
koordinat 119.75° BT – 125.25° BT dan 2.5° LU – 1.25° LS.
Bab II- 20
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
yang terjadi di daratan dekat dengan rencana lokasi Bendungan Bolango Ulu
dan dekat dengan Sesar Gorontalo.
Bab II- 21
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
MMI oleh USGS. Dari analisis mekanisme fokus, diketahui bahwa gempa ini
diakibatkan oleh subduksi lempeng Laut Sulawesi yang terjadi di North
Sulawesi Megathrust.
Gambar 3. 18 Plot episenter gempa dangkal (kedalaman <30 km) yang terekam
dalam katalog BMKG dari tahun 2008 hingga 2018
Gambar 3. 19 Mekanisme fokus beberapa gempa dangkal (kedalaman <30 km) dekat
Sesar Gorontalo terekam dalam katalog USGS (tahun 1923-2018)
Bab II- 22
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
A. Sesar Gorontalo
Sesar Gorontalo merupakan sesar geser menganan (right lateral fault) yang
terletak di lengan utara dari Pulau Sulawesi, tepatnya di Provinsi Gorontalo.
Sebagai produk dari subduksi Minahasa, Sesar Gorontalo menyambungkan
antara Minahasa Trench di bagian utara sesar dengan Teluk Tomini di bagian
selatan sesar. PUSGEN (2017) membagi Sesar Gorontalo menjadi dua
segmen, yaitu segmen North dan segmen South. Segmen Gorontalo North
memiliki panjang 74 kilometer dan memanjang dari Minahasa Trench di sebelah
utara Pulau Sulawesi dan berhenti di pantai utara dari Provinsi Gorontalo.
Sementara segmen Gorontalo South memiliki panjang 70 kilometer dan
memanjang dari pantai utara Pulau Sulawesi hingga Teluk Tomini di selatan
dari lengan utara Pulau Sulawesi. Letak dari sesar ini berdasarkan PUSGEN
(2017) dapat dilihat pada Gambar 3.20. Sedangkan data dan parameter sesar
gi\orontalo dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Bab II- 23
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Analisis data digital merupakan salah satu langkah yang pertama kali dilakukan
dalam sebuah studi pengamatan sesar aktif. Analisis data digital ini bertujuan
untuk mencari morfologi penanda sesar seperti gawir sesar (fault scarp), bukit
sesar (shutter ridge), dan pergeseran sungai (river offset) terutama yang
berlokasi pada satuan batuan berumur Kuarter.
Data-data digital yang digunakan dalam studi kali ini terdiri dari data digital
elevation model (DEM), data citra satelit, kontur topografi, peta ge4ologi lembar
kotamobagu dan Tilamuta Sulawesi. Salah satu data yang paling banyak
digunakan adalah data DEM SRTM30. Menggunakan metoda-metoda seperti
pewarnaan elevasi, hillshading, dan overlay dengan layer data digital lainnya
dengan perangkat lunak berbasis GIS yang bersifat freeware seperti QGIS versi
3.0.1 dan Google Earth versi 7.1.8. Konsultan melakukan analisis penarikan
kelurusan yang dicurigai merupakan kelurusan struktur geologi. Penarikan
kelurusan ini diutamakan pada kelurusan yang terletak atau melalui satuan
batuan yang berumur Kuarter.
Survey lapangan pengamatan sesar aktif dalam pekerjaan kali ini dilakukan
setelah selesainya analisis data-data digital dilakukan. Target dari survey
lapangan adalah untuk mencari bukti-bukti sesar aktif langsung di lapangan
dengan panduan data-data sekunder dan hasil analisis data-data digital seperti
peta kelurusan SRTM30. Dalam survey lapangan kali ini, konsultan melakukan
pengamatan pada 134 titik stasiun pengamatan yang tersebar di Provinsi
Gorontalo. Peta persebaran dari titik-titik stasiun pengamatan tersebut bisa
dilihat pada Gambar 3.21.
Bab II- 24
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Gambar 3. 21 Peta Hasil Penarikan Kelurusan dari DEM SRTM30 dan Lokasi 134
Stasiun Pengamatan Sesar Aktif Dalam Pekerjaan Ini
Gambar 3. 22 Dua Buah Sesar Naik Pada Gambar 3. 23 Dua Buah Sesar Normal Pada
Stasiun Pengamatan G1.1 Stasiun Pengamatan G5.3
Bab II- 25
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Gambar 3. 24 Sesar Normal Pada Stasiun Gambar 3. 25 Dua Buah Sesar Normal Pada
Pengamatan G5.5 Stasiun Pengamatan G3.10
A. Akuisisi Data
Terdapat total sebelas lintasan survey GPR yang datanya telah diakuisisi dan
dilakukan processing data. Akusisi data dari seluruh lintasan GPR tersebut
dilakukan dengan frekuensi 16 MHz. Total panjang lintasan keseluruhan adalah
Bab II- 26
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
hampir 2,8 km. Penentuan letak lintasan survey GPR ini didasarkan atas
penarikan garis kelurusan DEM SRTM30 di sekitar lokasi rencana Bendungan
Bolango Ulu dan hasil penyelidikan lapangan sesar aktif.
Kegiatan lapangan survey GPR ini dilakukan pada tanggal 23 – 26 April 2018 di
lokasi pekerjaan yaitu di Provinsi Gorontalo, spesifiknya di area sekitar rencana
as Bendungan Bolango Ulu dan pada titik-titik yang diduga dilalui oleh sesar
aktif di Provinsi Gorontalo.
Gambar 3. 29 Kegiatan Akusisi Data Survey Ground Penetrating Radar (GPR) di Lapangan
B. Pengolahan Data
Bab II- 27
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Setelah dilakukan akusisi data diperoleh data mentah (raw data) yang
kemudian dilakukan pengolahan data (data processing) dengan menggunakan
software reflexw. Pada tahap pengolahan data, dilakukan beberapa proses,
diantaranya: penyaringan frekuensi agar diperoleh data yang sesuai dengan
target frekuensi; penghilangan noise dilakukan untuk membersihkan data dari
sinyal-sinyal yang tidak diharapkan; dan dilakukan penguatan sinyal untuk
memperjelas sinyal agar mudah dibaca dan diinterpretasi. Pengolahan data
hasil dari survey GPR dilakukan untuk menghasilkan citra georadar yang
memiliki resolusi tinggi.
Hasil data georadar yang telah diproses dengan resolusi tinggi menghasilkan
citra georadar yang terlihat dengan baik dan dapat digunakan pada tahap akhir,
yakni tahapan interpretasi. Interpretasi dilakukan berdasarkan fenomena dan
anomali yang tampak pada data.
Interpretasi citra georadar pada pekerjaan kali ini kami lakukan dengan
memanfaatkan data log bor teknik yang kami jadikan panduan dalam
interpretasi. Garis hitam pada gambar menunjukkan batas lapisan dari lapisan
di bawah permukaan. Sementara untuk garis merah menunjukkan sesar.
Pergerakkan dari sesar itu sendiri dinotasikan pada masing-masing gambar.
Hasil uraian interpretasi tiap lintasan pada pekerjaan ini dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Bab II- 28
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 29
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Soil
Batugamping
Bab II- 30
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Soil / aluvial
Granodiorit
Soil / aluvial
Granodiorit
Bab II- 31
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
A. Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi seismometer yang tepat merupakan hal yang sangat penting
sebagai langkah awal dalam metode seismik pasif. Berdasarkan hasil survey
pendahuluan, direncanakan penempatan tiga unit seismometer pada tiga
wilayah geometri daerah pekerjaan.. Jarak antara seismometer terhadap lokasi
rencana bendungan sekitar 4-6 km, dan jarak antar seismometer sekitar 10 km.
Seismometer diletakan dalam sebuah bunker berukuran 1,1 x 1,1 x 1,1 meter
kedalam tanah, dengan dinding batu bata dan semen, serta diberi sebuah
kerangka besi didalamnya untuk menghindari pencurian. Bunker ditutup dengan
penutup alumunium agar terhindar dari hujan dan binatang yang masuk.
Bab II- 32
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bunker Seismometer 3
Gambar 3. 35 Dokumentasi Bunker Dari Setiap Stasiun.
B. Hasil Picking
Hasil rekaman seismometer terdiri dari potongan data per 1 jam selama 69 hari,
dari 3 stasiun. Data tersebut kemudian dianalisis satu persatu untuk dilihat
adanya kandungan sinyal event atau tidak secara manual. Dalam hal ini, event
yang diambil hanya yang disinyalir merupakan event gempa lokal, sehingga
event yang dikategorikan merupakan gempa jauh tidak diambil karena tidak
mencakup wilayah penelitian.
Tim telah mengidentifikasi 588 eventmikro dan ada 5 event gempa dengan
magnitudo yang cukup signifikan yang terekam pada seismometer. Semua
event yang terdeteksi kemudian dilakukan penentuan waktu tiba gelombang P
dan gelombang S. Nilai selisih waktu tiba gelombang P dan gelombang S dari
Setelah itu, untuk memastikan gelombang tersebut merupakan event
mikroseismik, dilakukan analisis spektral dan spektogram untuk melihat
gelombang dalam domain frekuensinya. Hal ini dikarenakan gempa memiliki
identitas yang tetap yakni frekuensi. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan
transformasi Fourier untuk mengubah gelombang gempa domain waktu
menjadi gelombang berdomain frekuensi.
Bab II- 33
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 34
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
dan Sesar Gorontalo South dikelilingi oleh episenter gempa dengan kedalaman
dangkal atau <20 km. Episenter berkumpul atau membentuk cluster dengan
pola memanjang di sebelah barat dan timur dari kedua sesar tersebut. Cluster
episenter ini berarah barat laut-tenggara, sehingga berkorelasi positif dengan
Sesar Gorontalo North dan Sesar Gorontalo South yang juga berarah sama.
Pena menunjukkan bahwa hiposenter mengelompok di kedalaman 0-40 km.
Sesar Gorontalo North dan Sesar Gorontalo South merupakan salah satu
sumber aktivitas tektonik yang terjadi di daerah penelitian.
Bab II- 35
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 36
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Maksud dari kegiatan ini antara lain adalah melengkapi/recheck dan menambah
data geologi dan material konstruksi agar memenuhi tahap sertifikasi desain,
sehingga dapat memenuhi persyaratan keamanan. Sedangkan Tujuan dari
kegiatan ini yaitu agar data geologi Bendungan Bolango Hulu lebih mantap,
akurat, dan menjadi data yang dapat melengkapi data sebelumnya.
Bab II- 37
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokmen teknis
perencanaan yang lengkap dan akurat (terkait penyelidikan geologi/geoteknik dan
mekanika tanah) dengan mengacu kepada syarat teknis, ekonomis, sosial, dan
lingkungan untuk terselenggaranya pembangunan bendungan.
Bab II- 38
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Pemetaan geologi teknik akan mengacu pada SNI 03-2849-1992. Pekerjaan ini
akan mempergunakan peralatan seperti kompas geologi, palu geologi, kaca
pembesar, pita ukur, altimeter, HCL 0,1 N dan peta topografi dasar dengan skala 1
: 25.000. Pengamatan geologi (pemetaan geologi) meliputi :
1. Morfologi yaitu bentuk lembah, bentuk bukit, pola aliran sungai, gradien
sungai dan lain-lain.
2. Stratigrafi Lokal yaitu susunan dan jenis batuan yang ada pada disekitar lokasi
bendungan.
3. Struktur Geologi seperti kekar, sesar dan bidang perlapisan.
4. Stadia Erosi dan Tingkat Pelapukan Batuan.
5. Perkiraan Daya Dukung dan Tingkat Permeabilitas Batuan Pondasi.
6. Pengukuran jurus dan kemiringan bidang perlapisan batuan dilakukan pada
singkapan batuan yang mempunyai kemiringan jelas.
7. Pengukuran jurus dan kemiringan kekar termasuk jenis dan isian kekar.
8. Deskripsi singkapan batuan pada setiap lokasi pengamatan.
9. Pengukuran dan pencatatan adanya rembesan / sumber air tanah (sping).
10. Pengukuran kedalaman sumur gali (kalau ada)
Hasil akhir dari pemetaan geologi permukaan ini akan disajikan dalam bentuk peta
geologi teknik dan profil geologinya, baik lokasi tapak bendungan, saluran
pengelak dan pelimpah
Pahat bor yang digunakan berdiameter 66 mm dan 76 mm terbuat dari baja, dan
pada formasi batuan sangat keras menggunakan pahat bor dari intan. Segala cara
untuk mendapatkan persentase contoh inti yang terambil mencapai 100 %.
Contoh inti yang terambil ditempatkan pada kotak terbuat dari kayu dengan bagian
paling atas dari contoh terletak pada sudut kiri atas dari kotak. Masing-masing
kotak terdiri dari 5 (lima) lajur dengan panjang 1 (satu) meter. Pengamatan muka
airtanah dilakukan setiap pagi sebelum pemboran pada hari tersebut dimulai.
Pemboran inti lengkap dengan uji lapangan (permeabilitas dan SPT) dilaksanakan
pada as bendungan (2 lubang bor), bangunan pengelak (2 lubang bor), bangunan
pelimpah (3 lubang bor), hilir bendungan termasuk cofferdam (4 lubang bor) dan
hulu bendungan (1 lubang bor) dengan total kedalaman 527 m. Rekapitulasi hasil
pengeboran inti pada pekerjaan ini dapat dilihat pada tabel 3.10 di bawah ini.
Bab II- 39
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Kedalaman Koordinat
No Titik Bor Keterangan
(m)
X Y Z
1 BH-01 17 510640 71677 53.48 As Bendungan
2 BH-02 50 510579 71708 54.62 Cofferdam Hilir
3 BH-03 50 510672 71842 53.68 Cofferdam Hilir
4 BH-04 40 510580 71851 49.12 Cofferdam Hilir
5 BH-05 50 510730 71923 73.44 Cofferdam Hilir
7 BH-06 40 510822 72907 53.22 Cofferdam Hulu
6 BH-07 60 510509 72792 98.68 Pengelak
8 BH-08 50 510665 72760 100.59 Pengelak
9 BH-09 50 510893 73180 122.39 Pelimpah
10 BH-10 70 510682 73161 108.63 Pelimpah
11 BH-11 12 510524 73147 57.18 Pelimpah
12 BH-12 45 510713 72955 50.16 As Bendungan
BH-08
BH-11 BH-12
Bab II- 40
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Titik Kedalaman
Tipe Tanah Deskripsi Tanah
Bor (m)
BH-01 0.00 – 2.50 Pasiran Pasiran lempungan dan sedikit kerikil, berwarna
lempungan dan coklat sampai keabuan, lunak (basah) dan gembur
sedikit kerikil (kering), hasil pelapukan diorit, plastisitas sedang,
(endapan sungai) pada bagian atas ditemukan akar tanaman
2.50 – 14.50 Pasir sampai Pasir sampai Bongkahan, berwarna coklat
bongkahan keabuan, lepas-lepas, lolos air, terdiri dari pecahan
(endapan sungai) batuan beku (granit, diorit dan granodiorit) dan
mineral kuarsa
14.50 – 17.00 Batuan beku Batuan beku diorit, berwarna berwarna putih
diorit keabuan bintik bintik hitam, lapik sedang, berkekar,
lunak / agak gembur (CL)
BH-02 0.00 – 2.50 Lempung Lempung lanauan, berwarna coklat gelap-hitam,
lanauan lunak dan licin kalau basah, hasil pelapukan,
plastisitas tinggi, licin kalau kena air, pada bagian
atas ditemukan akar tanaman
2.50 – 14.00 Diorit lapuk kuat Diorit lapuk kuat, berwarna abu-abu kecoklatan,
gembur, tingkat kekerasan lunak (basah) dan
gembur (kering)
14.00 – 23.00 Diorit lapuk Diorit lapuk sedang, berwarna abu-abu, agak
sedang kompak, tingkat kekerasan lunak (basah) dan agak
gembur (kering) (CL), mudah hancur (pecah)
23.00 – 50.00 Batuan beku Batuan beku diorit segar, berwarna putih
diorit segar keabuan bintik bintik hitam, keras (CM-CH),
dibeberapa tempat terpotong kekar (tertutup dan
sebagian terbuka), sulit pecah
BH-03 0.00 – 2.50 Lempung Lempung lanauan, pasiran dan sedikit kerikilan,
lanauan, pasiran berwarna coklat sampai keabuan, lunak (basah)
dan sedikit dan gembur (kering), hasil pelapukan diorit,
kerikilan plastisitas sedang, pada bagian atas ditemukan
akar tanaman
2.50 – 7.70 Diorit lapuk kuat Diorit lapuk kuat, berwarna abu-abu kecoklatan,
Bab II- 41
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Titik Kedalaman
Tipe Tanah Deskripsi Tanah
Bor (m)
gembur, tingkat kekerasan lunak (basah) dan
gembur (kering)
7.70 – 22.50 Diorit lapuk Diorit lapuk sedang, berwarna abu-abu, agak
sedang kompak, tingkat kekerasan lunak (basah) dan agak
gembur (kering) (CL), mudah hancur (pecah)
22.50 – 28.00 Batuan beku Batuan beku granodiorit segar, berwarna putih
granodiorit keabuan bintik bintik hitam, keras (CL-CM),
segar dibeberapa tempat terpotong kekar (permukaan
coklat)
28.00 – 50.00 Batuan beku Batuan beku diorit segar, berwarna putih
diorit segar keabuan bintik bintik hitam, keras (CM-CH),
dibeberapa tempat terpotong kekar (tertutup dan
sebagian terbuka), sulit pecah
BH-04 0.00 – 2.70 Pasiran dan Pasiran dan sedikit kerikil, berwarna coklat
sedikit kerikil sampai keabuan, lunak (basah) dan gembur
(endapan sungai) (kering), hasil pelapukan diorit, plastisitas sedang,
pada bagian atas ditemukan akar tanaman
2.70 – 9.50 Pasir sampai Pasir sampai bongkah, berwarna coklat keabuan,
bongkah lepas-lepas, terdiri dari pecahan batuan beku
(endapan sungai) (granit, diorit dan granodiorit) dan mineral kuarsa
9.50 – 10.00 Diorit lapuk Diorit lapuk sedang, berwarna abu-abu, agak
sedang kompak, tingkat kekerasan (CL)
10.00 – 22.00 Batuan beku Batuan beku diorit segar, berwarna putih
diorit segar keabuan bintik bintik hitam, berkekar, keras (CL-
CM)
22.00 – 50.00 Batuan beku Batuan beku diorit segar, berwarna putih
diorit segar keabuan bintik bintik hitam, keras (CM-CH),
dibeberapa tempat terpotong kekar (tertutup dan
sebagian terbuka), sulit pecah
BH-05 0.00 – 2.00 Lempung Lempung lanauan, pasiran dan sedikit kerikil,
lanauan, pasiran berwarna coklat sampai keabuan, lunak (basah)
dan sedikit kerikil dan gembur (kering), hasil pelapukan diorit,
plastisitas sedang, pada bagian atas ditemukan
akar tanaman
2.00 – 15.00 Granodiorit Granodiorit lapuk kuat, berwarna abu-abu
lapuk kuat kecoklatan, gembur, tingkat kekerasan lunak
(basah) dan gembur (kering) (D)
15.00 – 29.00 Batuan beku Batuan beku granodiorit lapuk sedang,
granodiorit lapuk berwarna abu-abu dan sebagian kecoklatan,
sedang hancur karena putaran mesin bor, agak lunak (CL)
29.00 – 38.00 Batuan beku Batuan beku granodiorit segar, berwarna putih
granodiorit keabuan bintik bintik hitam, keras (CL-CM),
segar dibeberapa tempat terpotong kekar (tertutup dan
Bab II- 42
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Titik Kedalaman
Tipe Tanah Deskripsi Tanah
Bor (m)
sebagian terbuka)
38.00 – 40.00 Batuan Batuan granodiorit segar, berwarna putih
granodiorit keabuan bintik bintik hitam, keras (CL-CM)
segar
BH-06 0.00 – 4.00 Pasiran dan Pasiran dan sedikit kerikil, berwarna coklat
sedikit kerikil sampai keabuan, lunak (basah) dan gembur
(endapan sungai) (kering), hasil pelapukan diorit, plastisitas sedang,
pada bagian atas ditemukan akar tanaman
4.00 – 8.50 Pasir sampai Pasir sampai bongkah, berwarna coklat keabuan,
bongkah lepas-lepas, terdiri dari pecahan batuan beku
(endapan sungai) (granit, diorit dan granodiorit) dan mineral kuarsa
8.50 – 16.00 Granodiorit Granodiorit lapuk sedang, butiran (kristal kwarsa)
lapuk sedang mudah lepas tingkat kekerasan (CL))
16.00 – 22.00 Granodiorit Granodiorit lapuk sedang sampai segar,
lapuk sedang sebagian hancur karena putaran mesin bor (butiran
sampai segar mudah lepas), tingkat kekerasan (CL-CM)
22.00 – 25.00 Granodiorit Batuan granodiorit segar, berwarna putih
segar keabuan bintik bintik hitam, berkekar, keras (CM-
CH)
25.00 – 30.00 Batuan beku Batuan granodiorit segar, berwarna putih
diorit segar keabuan bintik bintik hitam, berkekar, keras (CM-
CH)
BH-07 0.00 – 2.00 Lempung Lempung Lanauan, pasiran dan sedikit kerikil,
Lanauan, pasiran berwarna coklat-keabuan, lunak (basah) dan
dan sedikit kerikil gembur (kering), hasil pelapukan diorit, plastisitas
sedang, bagian atas ditemukan akar tanaman
2.00 – 7.70 Granodiorit Granodiorit lapuk kuat, berwarna abu-abu
lapuk kuat kecoklatan, gembur, tingkat kekerasan lunak
(basah) dan gembur (kering) (D)
7.70 – 31.50 Granodiorit Granodiorit lapuk sedang, berwarna abu-abu,
lapuk sedang agak kompak, tingkat kekerasan lunak (basah) dan
agak gembur (kering) (CL), mudah hancur (pecah)
31.50 – 44.00 Batuan beku Batuan beku granodiorit segar, berwarna putih
granodiorit keabuan bintik bintik hitam, keras (CL-CM),
segar dibeberapa tempat terpotong kekar (permukaan
coklat)
44.00 – 60.00 Batuan beku Batuan beku granit segar, berwarna putih
granit segar keabuan bintik bintik hitam, keras (CM-CH),
dibeberapa tempat terpotong kekar (tertutup dan
sebagian terbuka), sulit pecah
BH-08 0.00 – 5.00 Lempung Lempung Lanauan, pasiran dan sedikit kerikil,
Lanauan, pasiran berwarna coklat sampai keabuan, lunak (basah)
dan sedikit kerikil dan gembur (kering), hasil pelapukan diorit,
plastisitas sedang, pada bagian atas ditemukan
akar tanaman
Bab II- 43
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Titik Kedalaman
Tipe Tanah Deskripsi Tanah
Bor (m)
5.00 – 11.00 Granodiorit Granodiorit lapuk kuat, berwarna abu-abu
lapuk kuat kecoklatan, gembur, tingkat kekerasan lunak
(basah) dan gembur (kering) (D)
11.00 – 32.50 Granodiorit Granodiorit lapuk sedang, berwarna abu-abu,
lapuk sedang agak kompak, tingkat kekerasan lunak (basah) dan
agak gembur (kering) (CL), mudah hancur (pecah)
32.50 – 50.00 Batuan beku Batuan beku granodiorit segar, berwarna putih
granodiorit keabuan bintik bintik hitam, keras (CL-CM),
segar dibeberapa tempat terpotong kekar (permukaan
coklat)
BH-09 0.00 – 0.70 Lempung Lempung Lanauan, pasiran dan sedikit kerikil,
Lanauan, pasiran berwarna coklat sampai keabuan, lunak (basah)
dan sedikit kerikil dan gembur (kering), hasil pelapukan diorit,
plastisitas sedang, pada bagian atas ditemukan
akar tanaman
0.70 – 7.00 Granodiorit / Granodiorit / granit lapuk kuat, berwarna putih
granit lapuk kuat kekuningan, gembur, tingkat kekerasan lunak
(basah) dan gembur (kering) (D)
7.00 – 30.00 Granodiorit Granodiorit lapuk kuat - sedang, berwarna abu-
lapuk kuat - abu putih, gembur, tingkat kekerasan lunak (basah)
sedang dan gembur (kering) (D-CL)
30.00 – 50.00 Granodiorit Granodiorit lapuk sedang, berwarna abu-abu
lapuk sedang putih, gembur, tingkat kekerasan lunak (basah) dan
gembur (kering) (CL)
Bab II- 44
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Titik Kedalaman
Tipe Tanah Deskripsi Tanah
Bor (m)
Lanauan lunak dan licin (basah), hasil pelapukan, plastisitas
tinggi, licin kalau kena air, pada bagian atas
ditemukan akar tanaman
1.00 – 9.00 Granodiorit Granodiorit lapuk kuat, berwarna abu-abu
lapuk kuat kecoklatan, gembur, tingkat kekerasan lunak
(basah) dan gembur (kering) (D)
Bab II- 45
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 46
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Pemboran tangan dilakukan untuk mengetahui lapisan dan struktur tanah yang
ada di lokasi bendungan, dengan ketentuan sebagai berikut:
HB-07 HB-10
HB-06
HB-12 HB-14
Bab II- 47
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
ini nantinya digunakan untuk menghitung rembesan air melalui pondasi dan bukit
tumpuan bendungan. Hasil perhitungan rembesan akan menentukan treatment
yang diperlukan agar desain bendungan nantinya aman terhadap bahaya
rembesan dan piping.
Standard Penetra.0ion test dilakukan terhadap semua lubang bor yang menembus
tanah pada kedalaman 2, 4, 6, 8 dan 10 meter. Uji tersedbut dilakukan dengan
menggunakan Raymond (Split Spoon) Sampler dan ditumbuk menggunakan
beban seberat 63.50 kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 75 cm.
Setiap pengujian dilakukan sebanyak 3 kali bacaan N, yaitu N1, N2 dan N3 adalah
banyaknya pukulan yang diperlukan untuk membenamkan Raymond Sampler
sedalam 15 cm dan 2 bacaan terakhir yang dihitung sebagai bacaan N. Pengujian
dihentikan jika pukulan sudah mencapai 50 kali (N=50). Sampel yang teramnil
disimpan dalam kantong plastik tersendiri yang kemudian diletakkan pada core
box sesuai urutan pengambilan. Uji standar penetrasi (SPT) akan mengacu pada
SNI 03-4153-1996.
Pekerjaan sumur uji atau test pit ini gunanya untuk mengetahui jenis dan
ketebalan lapisan dibawah top soil dengan lebih jelas. Selain itu pekerjaan ini
untuk menentukan jenis-jenis bahan timbunan tubuh bendung. Dengan demikian
dapat lebih positif dalam menguraikan jenis lapisan dan ketebalannya. Pada saat
pelaksanaan tersebut juga perlu dicatat uraian-uraian jenis dan warna tanah
disertai photo dari atas dan photo dari samping juga harus dicatat elevasi
ketinggian dari lokasi tersebut. Ukuran sumuran uji tersebut 1 – 1,5 meter persegi
dengan maximum kedalaman galian 5 m disesuaikan dengan keadaan lapisan
tanahnya.
Bab II- 48
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
sarana pengaman seperti pagar dll, agar manusia dan hewan tidak terperosok ke
dalam sumuran uji, baik selama penggalian maupun sesudahnya.
TP-01
TP-15
TP-16 TP-24
TP-20
TP-31 TP-34
TP-26 TP-29
Pengambilan contoh tanah tak terganggu (UDS), diambil dari pekerjaan Pemboran
inti melalui tabung contoh tanah dengan cara menekan sampai contoh tanah
Bab II- 49
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
dalam tabung terisi penuh, kemudian dibagian atas dan bawah tabung ditutup
dengan paraffin/ lilin cair agar kondisi tanah tidak terganggu oleh udara luar
sehingga keasliannya tetap terjamin. Sampel yang terambil disimpan dalam
kantong plastik tersendiri yang kemudian diletakkan pada core box sesuai urutan
pengambilan.
Kotak contoh batuan (core box) pada prinsipnya bertujuan untuk penyimpanan
contoh batuan/ tanah agar tidak terganggu, rusak dan hancur hingga sewaktu-
waktu diadakan penelitian ulang contoh batuan/tanah tersebut masih bisa
didiskripsi dan dipergunakan semestinya.
Uji petrogtafi bertujuan untuk mengetahui deskripsi tekstur, komposisi dan kondisi
pembentukan suatu batuan. Petrografi memanfaatkan bidang klasik mineralogi,
petrografi mikroskopis, dan analisis kimia untuk menggambarkan komposisi dan
tekstur batuan. Terdapat tiga tipe batuan yaitu beku (seperti granit atau
basalt), metamorf (seperti batupasir atau batugamping), dan sedimen (seperti batu
sabak atau batu marmer). Pada pekerjaan ini uji petrografi dilakukan pada 3
lubang pengeboran inti yaitu BH-03, BH-04, dan BH-07. Hasil dari uji petrografi
tersebut adalah
Batuan banyak dijumpai tekstur Granofirik, tekstur tumbuh antara kuarsa dan
alkali feldspar, mulai dijumpai tekstur mirmekitik, setempat dijumpai tekstur
pertit, disusun kuarsa (50%), alkali feldspar (45%), biotit (3%) dan mineral opak
(2%).
Dilakukan uji petrografi : Granit, batuan disusun oleh plagioklas (20%), alkali
feldspar (40%), kuarsa (30%), biotit (7%) dan mineral opak (3%)
Bab II- 50
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Pada contoh-contoh tanah dan batuan yang terambil, baik contoh terganggu
maupun tak terganggu akan dilakukan beberapa macam percobaan laboratorium,
sehingga data parameter dan sifat-sifat tanah serta batuan dapat diketahui.
Index Properties terdiri dari Natural Water Content Test, Specific Gravity
Test, Unit weight, Atterberg Limits Test, dan Particle Size Analysis.
Index Properties terdiri dari Water Content Test, Specific Gravity Test,
Density Test, Porosit, dan Absorption of Saturation
Pada studi ini juga dilakukan pemetaan struktur geologi yaitu pengamatan dan
pengukuran kekar-kekar maupun kemungkinan terdapatnya struktur patahan
(sesar). Selain terdapatnya banyak retakan pada batuan segar yang tersingkap
dari hasil studi peta topografi, pemetaan struktur geologi permukaan, uji georadar
dan dari studi terdahulu, didapatkan 4 struktur sesar yaitu F1 sampai F4 yang
arahnya relative N – NW serta beberapa lokasi longsor. Sesar F-1 dan F-4
kemungkinan sesar geser (kekiri) sedangkan sesar F-2 dan F-3 merupakan sesar
turun. Batuan yang tersingkap dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Bab II- 51
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
A. Fisiografi
B. Kerangka Tektonik
Batuan utama yang menyusun daerah penelitian dan sekitarnya adalah batuan
terobosan yang masuk kedalan Satuan Batuan Diorit Bone. Batuan ini telah
mengalami proses deformasi sekunder berupa retakan dan pensesaran.
C. Stratigrafi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan (Apandi & Bachri, 1997), stratigrafi
daerah penelitian dan sekitarnya dari yang muda ke tua dapat disusun sebagai
berikut:
1. Aluvium (Qa)
Satuan ini terdiri dari pasir, lempung, lumpur, kerikil dan kerakal.
Bab II- 52
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Struktur geologi yang terdapat di daerah penelitian antara lain berupa sesar.
Sesar mendatar utama adalah Sesar Gorontalo yang berdasarkan analisis
kekar penyertanya menunjukkan arah pergeseran menganan. Beberapa zona
sesar naik memiliki sudut sekitar 30° dapat diamati di beberapa tempat,
khususnya pada Batuan Gunungapi Bilungala. Sesar normal arahnya tidak
beraturan, namun di bagian barat cenderung berarah relatif barat – timur. Di
sekitar daerah penelitian terdapat struktur normal dan sesar mendatar berarah
barat daya timur laut dengan miring ke arah tenggara; sesar normal Marambak,
sesar Onggak Mongondow membatasi lokasi penelitian pada bagian Barat dan
Timur.
Struktur geologi yang utama didaerah sekitar lokasI proyek adalah sesar,
berupa sesar normal dan sesar jurus mendatar. Sesar normal terdapat selatan
dan utara menunjukkan pola memancar, sedang sesar jurus mendatar
umumnya bersifat menganan.
Bab II- 53
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 54
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
LEGENDA :
ALUVIUM : endapan sungai terdiri dari kerikil, pasir, lempung, lanau, sisa tumbuhan dan bongkah
Qa
batuan
ENDAPAN DANAU : satuan ini dikuasai oleh batulempung kelabu, setempat mengandung sisa
Qpl
tumbuhan dan lignit, batupasir berbutir kasar serta kerikil dijumpai dibeberapa tempat.
Tmb DIORIT BONE : diorite kuarsa, diorite, granodiorit dan granit
Tmbv BATUAN GUNUNGAPI BILINGALA : breksi, tuf dan lava bersusunan andesit, dasit dan riolit
Tmtl ANGGOTA BATUGAMPING F. TAPADAKA : batugamping kelabu terang, pejal, mengandung pecahan
batuan gunungapi hijau
Diambil dari Peta Geologi Regional Lembar Kotamobagu, Sulawesi, oleh T. Apandi dan S. Bachri, P3G, Bandung, skala 1 :
250.000, tahun 1997
Bab II- 55
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 56
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 57
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Dari hasil pemetaan geologi permukaan dan pemboran inti pada bukit tumpuan kiri
BB-1 (70 m) dan BB-2 (40 m, dasar sungai BH-1 (17 m), BB-3 (75 m), BB-13 (70
m), BH-17 45 m) dan BB-4 (40 m) serta tumpuan kanan BB-5 (35 m). Secara lebih
rinci parameter geologi yang dapat diaplikasi dalam desain adalah:
a. Dasar Pondasi
Batuan yang akan dijadikan sebagai dasar pondasi as bendungan berupa
batuan beku granit, granodiorit dan diorit (Diorit Bone). Satuan batuan
tersebut berada dalam kondisi lapuk sedang sampai segar dan terkekarkan
kuat. Kondisi batuan cukup keras dengan tingkat kekerasan sedang-keras
(CM) untuk yang lapuk sedang atau nilai kuat tekan uniaksial berkisar yang
segar antara 10-80 kg/cm2, sedangkan batuan segar mempunyai nilai kuat
takan antara 80-1.300 kg/cm2 (CM-CH).
Karena endapan sungai cukup dalam (kurang lebih 17-18 m), maka galian
pondasi untuk mencapai batuan dasar memerlukan penggalian sedalam 18 m.
Pada dasar sungai nilai permeabilitas batuan pondasi sudah cukup kedap
sampai semi lolos air dengan harga (k) antara 1E-05 - 1E-04 atau antara 1-15
Lugeon.
Bab II- 58
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
permeabilitas batuan pondasi sudah cukup kedap sampai semi lolos air
dengan harga (k) antara 6E-05 - 6E-04 atau antara 15-50 Lugeon, hanya
dibeberapa tempat nilai lugeon cukup besar, yaitu pada endapan sungai (k
diatas 6E-04).
Dari hasil kajian peta topografi, studi terdahulu (geolistrik dan pemboran tahun
2015, DH-1) serta uji georadar, kemungkinan besar as bendungan dilewati sesar
yang berarah N-W dan S-E, yang terletak disebelah lubang bor BB-15.
Peta Geologi Teknik Tapak Bendungan dapat dilihat pada Gambar 3.55,
sedangkan Profil Geologi, Batuan dan Lugeon As Bendungan dapat dilihat pada
Gambar 3.56 sampai 3.58.
Bab II- 59
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 60
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 61
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 62
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 63
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 64
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Dari hasil pengamatan lapangan dan pemboran inti BB-8 (45 m), D-2 (15 m), BH-8
(45 m), BB-1 (70 m), BB-7 (60 m) dan BB-9 (30 m), batuan yang akan dijadikan
sebagai dasar pondasi bangunan pengelak (tunnel) adalah batuan beku granit,
granodiorit dan diorite. Batuan pondasi mempunyai tingkat pelapukan sedang
sampai segar dengan tingkat kekerasan yang cukup, yang dalam kondisi segar
relatif keras (CM-CH) atau nilai kuat tekan uniaksial berkisar antara 80-1300
kg/cm2 sebagai daya dukung pondasi, sedangkan yang lapuk dengan tingkat
kekerasan lunak (CL) atau 10-80 kg/cm2.Hasil pemetaan geologi dan pemboran
intimenunjukkan bahwa jalur tunnel tidak terpotong oleh sesar, hanya sebelum
inlet dan setelah outlet tunnel kemungkinan terpotong sesar.
Profil geologi, batuan dan permeabilitas / Lugeon dapat dilihat pada Gambar 3.59
sampai 3.61
Bab II- 65
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 66
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 67
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 68
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Dari hasil pengamatan lapangan dan pemboran inti BB-9 (50 m), BB-10 (70 m),
dan BB-11 (25 m) batuan yang akan dijadikan sebagai dasar pondasi bangunan
pelimpah berupa batuan beku granit, granodiorit dan diorit yang tertutup oleh
tanah pelapukan berkisar antara 10.00-15.00 m.. Satuan batuan tersebut berada
dalam kondisi lapuk sedang sampai segar dan terkekarkan kuat dengan tingkat
kekerasan lunak sampai sedang (CL) pada bagian inlet dan outlet (qu antara 10-
80 kg/cm2, sedangkan bagian tengah cukup segar keras dengan tingkat kekerasan
CM-CH atau qu antara 80-1300 kg/cm2, (Lampiran Analisa Logging).
Profil geologi, geologi teknik dan permeabilitas / Lugeon dapat dilihat pada
Gambar 3.62 sampai 3.64.
Bab II- 69
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 70
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 71
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 72
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Dengan adanya lapisan lempung hasil pelapukan batuan dasar yang mana
berfungsi sebagai selimut kedap air, maka sangat kecil akan terjadinya rembesan
(bocoran), melalui perbukitan disekeliling waduk (pada daerah yang tidak
terpotong sesar).
Pada daerah genangan yang terpotong sesar normal, yang mana berpotensi
sebagai jalan air (bocoran), untuk mengatasi terjadinya bocoran keluar kolam
waduk, pada lokasi tebing genangan yang terpotong sesar supaya dipasang
(dibuatkan) blanket lempung (clay blanket).
Peta geologi daerah genangan dapat dilihat pada Gambar 4.26, sedangkan
geologi teknik pada Gambar 4.27.
Bab II- 73
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 74
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 75
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 76
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Uji laboratorium material timbunan inti (tanah) pada waktu sertifikasi desain ini
diambilkan dari sumur uji (test pit) TP-1 (18) sampai TP-34 (18) berlokasi pada
daerah genangan, yang merupakan daerah persawahan dan tegalan. Secara garis
besar, hasil uji laboratorium material lempung adalah sebagai berikut :
Dari data tersebut diatas bahwa material lempung pada borrow pada TP-7, TP-8,
TP-17 dan TP-25 kandungan material halus (clay dan silt) kurang dari 30% (terlalu
kasar). Dan material dari TP-5, TP-7, TP-9, TP-20, TP-25 serta TP-33
mempunyau indeks plastisitas (PI) kurang dari 15 %. Sesuai dengan persyaratan
diatas, material dari lokasi sumur uji tersebut tidah bisa digunakan secara
langsung sebagai material timbunan inti bendungan dan harus dicampur dengan
yang lebih halus.
Bab II- 77
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bahan material random batu adalah batu hasil galian pondasi selektif bendungan
dan bangunan struktur yang berupa granit, granodiorit dan diorit dalam kondisi
lapuk sedang sampai segar.
Material galian pondasi yang berupa campuran pasir, kerikil, kerakal serta
bongkah yang bukan merupakan batu semua, akan digunakan sebagai material
timbunan galian pondasi. Perkiraan jumlah cadangan material random hasil galian
pondasi akan disesuaikan dengan jumlah material yang digali, sisanya akan
dibuang dan ditempatkan pada spoil bank.
Untuk mendapatkan parameter kuat geser, uji geser dengan skala besar, material
random galian pondasi diambil pada 1 (satu) lokasi sebanyak 1.00 m3.
Material konstruksi baik sebagai material timbunan dan bahan beton semuanya
diambil dari daerah genangan berupa batuan beku granit, granodiorit dan diorit.
Untuk timbunan batu diambil dari quarry perbukitan dan material bahan beton dari
endapan sungai sepanjang daerah genangan
Untuk mengetahui penyebaran dan kedalaman batuan yang dapat diambil sebagai
material konstruksi, pada lokasi rencana quarry dilakukan pemetaan geologi detail
singkapan batuan beku ditepi sungai dan punggungan bukit baik pada daerah
genangan.
Bab II- 78
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Material timbunan batu dilakukan uji geser langsung skala besar untuk mengetahu
parameter sudut geser timbunan batuan. Jadi parameter sudut geser (φ) yang
digunakan untuk menghitung stabilitas akan diambil 80% dari hasil uji
laboratorium.
a. Untuk batuan lapuk sedang (hasil galian pondasi), parameter sudut geser (φ)
yang digunakan adalah 40.00o, material hasil galian pondasi bendungan,
pelimpah dan pengelak berupa granit, granodiorit dan diorite lapuk sedang
sampai segar (material zona 4).
b. Material timbunan zona 5 akan diambil dari quarry perbukitan daerah genangan
(batuan beku terobosan) dan dari hasil galian pondasi selektif berupa batuan
beku segar granodiorit dan diorit dengan sudut geser (φ) adalah 43.50 o,
sedangkan batuan beku yang lapuk kuat akan dibuang (tidak digunakan
sebagai bahan timbun zona 5).
Bab II- 79
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Material timbunan batu (riprap) diambil dari quarry batu perbukitan daerah
genangan dengan jarak maksimum 4.00 km dari lokasi bendungan. Batuan yang
akan digunakan sebagai timbunan riprap harus cukup kuat dan keras, yang mana
pemilihan harus selektif dari batuan beku granit, granodiorit ataupun diorit dengan
ukuran antara 0.50 sampai 1.00 m.
Material pasir untuk filter (kasar maupun halus) diperoleh dari quarry endapan
sungai hulu bendungan (QS) yang berjarak maksimum 6.00 km dari as
bendungan. Endapan sungai pada daerah genangan dan hilir bendungan terdiri
dari 30 % pasir, 50 % kerikil-kerakal dan sisanya 20 % berupa bongkah dengan
ukuran 10 cm sampai lebih dari 0.30m. Material untuk agregat beton juga akan
diambil dari quarry endapan sungai dihulu bendungan yang berjarak maksimum
6.00 km dari as bendungan. Material batu (agregat kasar) untuk bahan beton
dapat diambil (diperoleh) dari hasil crushed stone material batu quarry berbukitan
dan dapat juga material quarry endapan sungai QS yang berupa batuan beku.
Bab II- 80
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 81
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 82
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Catatan :
1. Parameter material inti, pasir, random dan batu diambil dari hasil uji laboratorium (2018).
Agregat Kasar
Hasil pengujian laboratorium material batu dari lokasi quarry adalah sebagai
berikut :
Dari hasil uji laboratorium, bahwa material batuan segar tersebut dapat digunakan
sebagai bahan beton.
Agregat Halus
Pasir (agregat halus) beton menggunakan hasil crushing batuan quarry perbukitan
atau endapan sungai daerah genangan.
Bab II- 83
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Untuk agregat halus beton sebaiknya diambilkan dari hasil crushing material
kerakal dan kerikil endapan sungai dan kalau masih kurang dapat menggunakan
batuan quarry perbukitan.
Jumlah cadangan material konstruksi serta jumlah material yang dibutuhkan dapat
dilihat pada Tabel 3.13.
Material Perkiraan
No. Kebutuhan Lokasi Keterangan
Timbunan Cadangan
(m)3 (m)3
Daerah Perbukitan
1 Lempung 1.212.000,00
genangan bergelombang
Endapan
2 Filter Halus 210.000,00 Pasir alami
sungai
Endapan
3 Filter Kasar 250.000,00 Kerikil alami
sungai
Galian pondasi
Hasil galian bendungan,
4 Random Batu
pondasi pengelak dan
pelimpah
Perbukitan Granit,
Timbunan
5 5.250.000,00 daerah granodiorit dan
Batu
genangan diorit
Perbukitan
Batuan quarry
6 Riprap 150.000,00 daerah
selektif
genangan
Daerah (tempat) buangan sisa material yang tidak digunakan untuk konstruksi baik
material timbunan maupun bahan beton, serta cadangan material sebelum
digunakan dapat dilihat pada Peta Lokasi Stock Pile dan Spoil Bank, Gambar 2.8.
Bab II- 84
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 85
DRAFT LAPORAN ANTARA
DD DAN SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN BOLANGO HULU (MYC)
Bab II- 86