Oleh:
DENY ERNAWAN
2212181011
yang membentuk semua laporan penelitian yang harus diproses maupun diolah.
Dari wikipedia (2005) pengertian data adalah: “The word data is the plural of
images”. Maka data bila diartikan secara luas merupakan sekumpulan informasi
yang dapat dibuat, diolah, dikirimkan, dan di analisis, sedangkan dalam arti
Hidayat (2017:1), bahwa data penelitian merupakan segala fakta dan angka yang
bahwa data penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sumber, dan skala
pengukuran. Data berdasarkan sifatnya, yaitu a) data kuantitatif: data yang berupa
angka-angka, dan b) data kualitatif: data yang berupa kata-kata atau pernyataan-
nama atau inisial tertentu. Data berdasarkan sumbernya, yaitu: a). data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari pihak yang diperlukan datanya, dan b).
data sekunder data yang tidak diperoleh langsung dari pihak yang diperlukan
III - 1
III - 2
Menurut Hidayat (2017:3) bahwa data nominal merupakan salah satu jenis
data kualitatif yang dikatagorikan tidak ada perbedaan derajat yang lebih tinggi
dan yang lebih rendah, dalam penelitian ini dimana data nominalnya berupa jenis
petak tersier. Data ordinal hampir sama dengan data nominal hanya hanya saja ada
perbedaan derajat lebih tinggi dan lebih rendah, maka penelitian ini dimana data
ordinalnya berupa: saluran primer, saluran sekunder, dan saluran tersier. Untuk
data intervalnya yang merupakan data yang termasuk kelompok data kuantitatif
urutan antara satu data dengan data lainnya mempunyai rentang yang sama, maka
penelitian ini dimana data intervalnya berupa: data debit aliran air, dimensi
saluran, kecepatan air, dan luasan petak tersier. Sedangkan untuk data rasio yaitu
data yang sebenarnya sama dengan data interval yang membedakannya data rasio
dapat dibuat dalam bentuk persentase karena ada nilai 0 dan 100 absolut, maka
dalam penelitian ini dimana data rasionya berupa dalam bentuk presentase
kerusakan jaringan.
ini penulis mengambil objek penelitian tentang: “Daerah Irigasi (D.I.) Cipicung”
dengan luas area ± 675 ha yang lokasinya berada di wilayah Kabupaten Subang.
Penelitian tersebut akan dilakukan dengan cara pengambilan data baik data
sekunder maupun data primer. Untuk data sekunder yang bersifat kuantitatif,
III - 3
dimana penulis akan melakukan pengambilan data yang diperoleh dari Dinas
2019. Sedangkan data yang diperoleh berdasarkan data primer yang bersifat
Provinsi Jawa Barat dengan batas koordinat yaitu terletak 107031'-107054' Bujur
Timur dan 6011'-6049' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Subang adalah
2.051,76 km2 atau sekitar 6,34% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat,
sedangkan range ketinggian tempat antara 0-1.500 m dpl (di atas permukaan laut).
berikut:
Sumedang;
III - 4
Karawang.
Subang sampai dengan tahun 2018 terdiri 30 kecamatan dengan jumlah desa dan
kelurahan yang tersebar di beberapa kecamatan yaitu terdiri dari 245 desa dan 8
A. Kondisi Penduduk
laki berjumlah 797.404 orang dan penduduk perempuan berjumlah 781.614 orang.
tertinggi pada tahun 2016 yaitu sekitar 1,09%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Laju
Jumlah
No. Tahun Pertumbuhan
Penduduk
Penduduk (%)
1. 2014 1.524.670 1,00
2. 2015 1.529.388 0,30
3. 2016 1.546.000 1,09
4. 2017 1.562.509 1,07
5. 2018 1.579.018 1,06
Sumber: BPS (2019)
angka tenaga kerja yang ada di Kabupaten Subang. Berdasarkan data BPS (2019)
III - 6
berdasarkan data BPS (2019) jumlah tenaga kerja yang terbanyak berdasarkan
jenis pekerjaannya yaitu bekerja di sektor jasa-jasa sekitar 384.273 Orang dan
diikuti oleh sektor pertanian sekitar 195.820 orang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2.2 mata pencaharian penduduk Kabupaten Subang Tahun 2018
dibawah ini.
Jumlah
No. Jenis Pekerjaan
(Orang)
1. Pertanian 195.820
2. Industri 131.885
3. Pemerintahan 11.743
4. Perdagangan 31.395
5. Jasa-jasa 384.273
6. Dan lain-lain 67.399
Sumber: BPS (2019)
C. Topografi
1. Daerah pegunungan
Daerah ini memiliki ketinggian antara 500-1.500 m dpl (diatas permukaan laut)
dengan luas wilayah sekitar 41.035,09 ha atau 20% dari seluruh luas wilayah
III - 7
2. Daerah bergelombang/berbukit
Daerah dengan ketinggian antara 50-500 m dpl (diatas permukaan laut) dengan
luas wilayah sekitar 71.502,16 ha atau 34,85% dari seluruh luas wilayah
Dengan ketinggian antara 0-50 m dpl (diatas permukaan laut) dengan luas
wilayah sekitar 92.639,7 ha atau 45,15% dari seluruh luas wilayah Kabupaten
D. Kemiringan Lahan
Apabila dilihat dari tingkat kemiringan lahan, maka tercatat bahwa 80,80%
diatas 450.
III - 8
E. Sumber Air
Kondisi sumber air yang ada di Kabupaten Subang dan sekitarnya yang
digunakan untuk mengaliri air irigasi berasal air permukaan maupun air tanah.
Potensi sumber daya air di Kabupaten Subang terdiri dari 3 (tiga) golongan, yaitu:
1. Mata Air
Mata air yang telah diketahui banyak terdapat di bagian lereng perbukitan
vulkanik terutama antara Jalancagak dan Sagalaherang. Debit mata air sangat
beragam mulai kurang dari satu hingga lebih dari 50 liter/detik. Mata air yang
berdebit besar termasuk mata air panas Ciater. Daerah yang lebih tinggi
tertentu dan mengalirkannya ke laut. Sungai ini dapat digunakan juga untuk
Sungai yang ada dan mengalir di Kabupaten Subang antara lain sungai
Kabupaten Subang terdiri dari air sungai, saluran Tarum Timur dan air
danau/situ. Sampai saat ini air permukaan merupakan sumber air utama yang
DAS Cipunagara, DAS Ciasem, DAS Cilamaya dan DAS Cilalanang yang
beranak sungai sebanyak 158 buah dengan jumlah panjang 874,88 km. Air
III - 9
sungai yang berfungsi sebanyak 25 buah, dengan Saluran Induk Tarum Timur
dari bendung Pompa Curug sampai dengan bendung Salam Darma sepanjang
67,829 km. Adapun debit rata-rata sebesar 102,02 m3/dt yang terdiri dari debit
3. Air Tanah
Kedalaman air tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis suatu wilayah,
sedang, muka air tanah atau tinggi pizometri air tanah dekat atau diatas
keterusan sedang, muka air tanah atau tinggi pizometri air tanah dekat atau
diatas muka tanah setempat, debit sumur umumnya kurang dari 5 liter/detik.
dan rendah keterusannya, muka air tanah umumnya dangkal, debit sumur
rendah, air tanah dalam masih bisa disadap meskipun debitnya kecil.
F. Penggunaan Lahan
yang sudah baku digunakan secara nasional yaitu dibedakan menjadi 2 (dua)
III - 10
klasifikasi besar, lahan sawah dan lahan kering (darat). Lahan sawah dibedakan
penggunaannya.
201.786 ha yang terdiri dari sawah seluas 84.167 ha (41,71%) dan lahan
kering seluas 121.009 ha (58,29%). Memperhatikan data luas lahan lebih jauh
sawah berpengairan irigasi teknis permanen dan teknis semi permanen. Hal
ini merupakan peluang yang cukup besar untuk dapat lebih meningkatkan
G. Klimatologi
Iklim dan curah hujan di Kabupaten Subang berdasarkan data BPS (2019)
maka kondisi iklim di wilayah Kabupaten Subang untuk tekanan udara bulan
Januari s.d Desember 2018 dengan rata-rata kisaran 1.011,7 mb sedangkan curah
hujan berdasarkan pada bulan Januari s.d Desember 2018 dengan rata-rata kisaran
251 mm2, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini.
Lanud Surya Darma, bahwa Kabupaten Subang berkisar antara 58,7%. Sedangkan
Tekanan Curah
Bulan Hari Hujan
Udara Hujan
Kondisi ketersediaan air untuk Daerah Irigasi (D.I.) Cipicung berasal dari
berada dibawah pengelolaan Dinas PUPR Kabupaten Subang. Daerah Irigasi ini
merupakan daerah irigasi yang sudah ada, data lokasi saluran dapat dilihat pada
III - 12
Tabel 3.4 dibawah ini dan gambar jaringan irigasi D.I. Cipicung dapat dilihat pada
gambar terlampir.
a) Bangunan Utama
Bangunan air pada Daerah Irigasi (D.I.) Cipicung memiliki bangunan utama
yaitu bendungan Cipicung yang terletak pada garis bujur 107o30’28”E dan garis
b) Saluran Pembawa
keseluruhan adalah 220 km. Saluran pembawa pada jaringan utama adalah saluran
Saluran Pembuang D.I. Cipicung terdiri dari saluran alam dan dijadikan
sebagai batas petak tersier, sehingga tidak ada saluran pembuang yang dibuat dan
III - 14
dikelola oleh Dinas PUPR Kabupaten Subang. Kegunaan dari saluran pembuang
itu sendiri adalah untuk menampung air hujan dan air buangan dari sawah.
dihuni oleh beberapa petani dikenal dengan sebutan P3A yaitu Perkumpulan
Petani Perkumpulan Petani Pemakai Air. Kelompok ini sebagai pengelola D.I.
Cipicung sebanyak 2 (dua) kelompok GP3A yang berada di dua Desa yaitu Desa
daftar profil kelembagaan GP3A/P3A dapat dilihat pada tabel 3.4 halaman
berikutnya.
Kegiatan usaha untuk rencana yang akan dilakukan dalan penelitian ini,
yaitu akan melakukan perhitungan kuantitas deposisi sedimen dan sampah berupa
beban dasar (bed load) di bangunan utama dan saluran pembawa, kemudian
pengaruh kerusakan jaringan bangunan air akibat deposisi sedimen dan sampah
alokasi air.
Pada hakikatnya bahwa metodologi penelitian tidak terletak pada apa yang
kita ketahui (atau pengetahuan), tetapi pada bagaimana kita mengetahui, walaupun
pengetahuan dan cara mengetahui adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Sehubungan dengan itu, metodologi penelitian perlu dilihat apa yang ingin
ditemukan di dalam kerangka teoritis tertentu, agar apa yang akan ditemukan itu
pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk
sekunder dan data primer yaitu, analisa hidrolika saluran eksisting, yaitu regime
III - 16
aliran, tipe aliran dan geometri saluran, analisa kuantitas deposisi sedimen dan
untuk mendapatkan data primer dalam menentukan alokasi air dan pendistribusian
air dilakukan angket/kuesioner kepada P3A, Instansi terkait dan beberapa pakar
dengan prosedur dan teori yang tertuang dalam tahap pengolahan data dengan
tujuan untuk mendapatkan data kualitatif yang akan digunakan untuk menentukan
pendistribusian air.
sebagai berikut:
aliran (X3), tipe aliran (X4), geometri saluran (X5), dan debit air (X6).
III - 17
Data primer berupa data kuantitatif skala interval akan diperoleh dari
keliling basah, jari-jari hidrolis, lebar puncak, kedalaman hidrolis, dan faktor
penampang.
oleh debit, kecepatan aliran dan slope saluran serta regime aliran yang
diperoleh dari gambar rencana skema bangunan air, selanjutnya akan diperoleh
selisih rata-rata kedalaman air, nilai selisih kedalaman rata-rata akan dijadikan
melalui angket/kuesioner kepada P3A dan GP3A, pengelola jaringan irigasi dan
para pakar ahli irigasi. Data sekunder akan diperoleh dari Dinas PUPR Kabupaten
Subang, berupa data kuantitatif dan kualitatif skala interval, rasio dan nominal,
4) Data klimatologi
Irigasi D.I. Cipicung sebagai objek penelitian dengan luas 675 ha yang terletak di
karakteristik hidrolis saluran eksisting berupa debit dan geometri saluran, tipe
aliran, regime aliran, deposisi sedimen dan sampah eksisting, pendistribusian air
dilakukan angket kepada sebagai subjek penelitian, tepatnya kepada pihak instansi
pengelola D.I. Cipicung dan kepada pengguna jaringan irigasi melalui P3A dan
GP3A.
yang kurang tepat atau susunan pertanyaan yang tidak konsisten. (Syahlan, 2017).
kecepatan aliran air, kapasitas saluran, dan kerusakan jaringan tidak sama pada
setiap lokasi sauran pembawa. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kuesioner
kepada instansi maupun pengelola D.I. Cipicung, P3A dan GP3A memiliki strata
kepada para pakar irigasi tidak digunakan starta, sampel ditentukan langsung yang
langsung ke lokasi penelitian. Untuk data sekunder akan diperoleh dari Dinas
PUPR Kabupaten Subang, kebutuhan data untuk penelitian, yaitu data teknis
terkait D.I. Cipicung. Sedangkan untuk tahap pengolahan data akan dilakukan
didasarkan pada tingkat variasi data yang terjadi pada kelompok tersebut,
kelompok dalam hal ini yaitu klompok data yang diperoleh dengan observasi dan
kuesioner (data primer) dan kelompok data dokumen yang diperoleh dari instansi
dengan melihat rentang data dan standar deviasi atau simpangan baku dari
bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis
membentuk distribusi normal, bila tidak normal maka data teknik statistik
teknik matematis berdasarkan sumber data sekunder dan data primer, beberapa
analisa teknis diantaranya analisa hidrolika saluran eksisting, yaitu regime aliran
dan geometri saluran, analisa desposisi sedimen dan sampah eksisting dalam
saluran irigasi dan analisa kerusakan jaringan akibat pengaruh deposisi sedimen
dasar dan sampah. Kemudian analisa statistik deskriptif kualitatif karena data hasil
penelitian terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif, data kualitatif adalah data
berbentuk kalimat, kata atau gambar, sedangkan data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring), data yang telah
lebih jelas. Untuk keperluan penyajian data maka diperlukan teknik statistik
terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana
III - 23
seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen
diturun naikan. Manfaat analisa regresi adalah untuk membuat keputusan apakah
varibael independen atau tidak, dalam hal ini variabel dependen adalah kerusakan
dalam saluran irigasi, kecepatan aliran air dalam saluran pembawa, kapasitas
variabel kriteria kondisi objek yang diteliti. validitas atau mampu mengukur data
(KMO) masing-masing lebih dari 0,5 dan signifikansi dibawah 0,05 maka sampel
sudah mencukupi. Uji Reliabilitas, data yang diuji reliabilitasnya adalah data yang
telah lulus dalam pengujian validitas dan hanya penyataan-pernyataan yang valid
saja yang diuji. Uji reliabilitasnya menggunakan nilai cronbach alpha 0,6 dimana
suatu alat ukur dinyatakan semakin reliabel apabila hasil dari perhitungan
Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang akan diteliti, indikator sebagai tolok
ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan
A. Test Retest
yang berbeda dan mudah dimengerti. Pengujian dengan cara ini cukup
mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan data instrumen yang
C. Internal Konsistensi
Tahapan ini dilakukan dengan cara mencobakan sekali saja kemudian yang
Penggunaan uji linearitas adalah sifat hubungan yang linear antar variabel,
artinya setiap perubahan yang terjadi pada satu variabel akan diikuti perubahan
dengan besaran yang sejajar pada variabel lainnya. Uji Normalitas adalah sebuah
uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah
kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal
ataukah tidak. Uji Normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Uji ini merupakan
salah satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada regresi linear. Apabila
valid sebagai alat peramalan. Data Outlier disebut juga dengan data pencilan.
Pengertian dari Outlier adalah data observasi yang muncul dengan nilai-nilai
ekstrim, baik secara univariat ataupun multivariat. Yang dimaksud dengan nilai-
nilai ekstrim dalam observasi adalah nilai yang jauh atau beda sama sekali dengan
situasi yang menunjukkan adanya korelasi atau hubungan kuat antara dua variabel
bebas atau lebih dalam sebuah model regresi berganda. Model regresi yang
dimaksud dalam hal ini antara lain, regresi linear, regresi logistik, regresi data
Rancangan analisis data menurut Hidayat (2012) adalah bagian integral dari
proses penelitian yang dituangkan baik dalam bentuk tulisan atau tidak.
Rancangan ini telah terformat sebelum kegiatan pengumpulan data dan pada saat
dipersiapkan mulai dari penentuan jenis data yang akan dikumpulkan, sumber data
yang ditemui, dan rumusan hipotesis yang akan diuji telah dibuat”. Bagan alir
sebagai berikut:
a) Peneliti menjadi instrumen utama pengumpulan data dan subjek yang diteliti
data dan mencatat fenomena yang terkait langsung atau tidak langsung dengan
fokus penelitian. Karakteristik ini berimplikasi pada data yang terkumpul, yaitu
berbentuk angka-angka.
d) Verifikasi data dan fenomena dilakukan dengan cara mencari kasus yang
berbeda.
e) Kegiatan penelitian lebih mengutamakan proses dari pada hasil dan data
generalisasi.
pemaknaan itu selain dilakukan sendiri oleh peneliti juga didasari atas
menjaga konsistensi atas ide dan tema atau fokus penelitian; membuat catatan
dengan cara: membuat kode data secara kategoris; menata sekuensi (sederet
instruksi) atau urutan penelaahan; disamping analisis kualitatif, data yang telah
kepercayaan hasil penelitian. Menurut Sudarwan Danim dan Darwis (2003) dalam
Lincoln dan Guba, tingkat kepercayaan hasil penelitian dapat dicapai jika peneliti
III - 29
1. Credibility
2. Dependebility
3. Corfirmability
atau sistematika kerja penelitian yang dapat dilacak dan diikuti, serta
III - 30
pembimbing.
4. Transferability
Uji Hipotesis
dalam populasi, melalui data hubungan variabel dalam sampel, maka perlu
dihitung terlebih dahulu koefisien korelasi antar variabel dalam sampel, baru
koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya. Terdapat tiga macam bentuk
hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris, hubungan sebab akibat (kausal)
dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang
akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan
III - 31
kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk
besarnya koefisien korelasi. Berikut ini berbagai teknik statistik korelasi yang
digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Untuk data nominal dan ordinal
digunakan statistik nonparametris dan untuk data interval dan ratio digunakan
statistik parametris. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.6 di halaman
berikutnnya.
(hubungan antar variabel) meliputi Korelasi Product Moment, Korelasi Ganda dan
Korelasi Parsial.
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval
atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama. Koefisien
III - 32
korelasi untuk populasi diberi simbol rho (ρ) dan untuk sampel diberi simbol r,
∑
.................................................................................... (30)
√(∑ )
∑ (∑ ) (∑ )
....................................................... (31)
√( ∑ ( ) )( ∑ ( ) )
Keterangan:
x = (Xi – Xrata-rata)
y = (Yi – Yrata-rata)
dapat dihitung dengan uji t yang rumusnya ditunjukkan pada rumus dibawah
ini.
√
............................................................................................ (56)
√
tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera
2. Korelasi Ganda
dan kuatnya hubungan antara dua variabel secara bersarnya sama atau lebih
dengan variabel yang lain. Korelasi ganda (R), persamaan-persamaan yang ada
pada regresi ganda dapat dimanfaatkan untuk menghitung korelasi ganda lebih
dari dua variabel secara bersama-sama. Rumus korelasi ganda dua variabel
√ ........................................................(57)
Dimana :
variabel Y
Jadi untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung terlebih
⁄
( ) ( )
.....................................................................................(58)
Dimana :
ditolak dan Ha diterima. Jadi koefisien korelasi ganda yang ditemukan adalah
3. Korelasi Parsial
arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih setelah satu variabel
untuk dibuat tetap keberadaannya. Rumus untuk korelasi parsial adalah sebagai
berikut.
III - 35
........................................................................(59)
√ √
Bila X1 yang dikendalikan, maka rumusnya adalah seperti rumus dibawah ini.
........................................................................(60)
√ √
Uji koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan rumus dibawah ini.
√
.....................................................................................................(61)
√
DAFTAR PUSTAKA
1–8.
Badan Pusat Statistik. (2019). Kabupaten Subang Dalam Angka 2019. Badan
Hidayat, A. (2017). Pengertian Data Penelitian, Skala Data Dan Sumber Data.
Https://Www.Statistikian.Com/2012/10/Pengertian-Data.Html, 1–4.
data.html/amp
Prof. Dr. Suryana, Ms. (2010). Metodologi Penelitian : Model Prakatis Penelitian
https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Https://Www.Academia.Edu/9495439/Definisi_operasional_variabel, 1–4.