Pendahuluan BESUK FIX

LAPORAN PENDAHULUAN KAJIAN PENETAPAN SEMPADAN IRIGASI DAN PENDATAAN ASET PENGAIRAN
KORWIL BESUK, DINAS PUPR KABUPATEN PROBOLINGGO
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................3
DAFTAR TABEL.......................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................5
1.1 Umum..........................................................................................................5
1.2 Maksud dan Tujuan.....................................................................................9
1.3 Sasaran........................................................................................................9
1.4 Lokasi Pengerjaan.......................................................................................9
1.5 Lingkup Kegiatan.......................................................................................10
BAB 2 GAMBARAN LOKASI STUDI......................................................................12
2.1 Lokasi Studi...............................................................................................12
2.2 Profil Korwil Besuk.....................................................................................13
2.3 Informasi Pendukung.................................................................................16
2.3.1 Hidroklimatologi...................................................................................16
2.3.2 Topografi.............................................................................................16
2.3.3 Kependudukan....................................................................................17
2.3.4 Lokasi Jaringan Irigasi Korwil Besuk..................................................19
2.3.5 Skema Sosiohidro Jaringan Irigasi.....................................................19
BAB 3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI..........................................................21
3.1 Tanggapan Terhadap Kak.........................................................................21
3.1.1 Umum..................................................................................................21
3.1.2 Tanggapan Dan Saran Secara Umum Terhadap Kak........................21
3.1.3 Tanggapan Terhadap Maksud Dan Tujuan Pekerjaan.......................21
3.1.4 Tanggapan Terhadap Lingkup Pekerjaan..........................................22
3.1.5 Tanggapan Terhadap Lokasi Pekerjaan.............................................23
3.1.6 Tanggapan Terhadap Waktu..............................................................28
3.1.7 Tanggapan Dan Saran Terhadap Personil.........................................28
3.1.8 Saran Dan Tambahan Dari Konsultan................................................29
3.2 Pendekatan Metodologi Dan Program Kerja.............................................30
1
3.2.1 Umum..................................................................................................30
3.2.2 Pendekatan Teknis.............................................................................31
3.2.3 Metodologi Pekerjaan..............................................................................34
3.2.4 Program Pekerjaan.................................................................................45
3.2.5 Organisasi Dan Personil.........................................................................46
3.3 Jangka Waktu Pelaksanaan..........................................................................47
3.3.1 Umum......................................................................................................47
3.3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan................................................................48
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Kabupaten Probolinggo................................................................12
Gambar 2. Peta Korwil Besuk.................................................................................13
Gambar 3. Struktur Organisasi Korwil Besuk.........................................................14
Gambar 4. Gambar Skema Jaringan Irigasi...........................................................19
Gambar 5. Peta Skema Sosiohidro........................................................................20
Gambar 6. Alur Pelaksanaan Kerja........................................................................31
Gambar 7. Gambar Alat yang Digunakan...............................................................36
Gambar 8. Hasil Tracking.......................................................................................38
Gambar 9. Sempadan Saluran Irigasi Tidak Bertanggul........................................40
Gambar 10. Sempadan Saluran Irigasi Bertanggul................................................41
Gambar 11. Sempadan Saluran Irigasi Pada Lereng.............................................41
Gambar 12. Contoh Peta Sempadan.....................................................................44
Gambar 13. Contoh Peta Pemanfaatan Lahan......................................................45
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Data Pegawai Korwil Besuk............................................................14
Tabel 2. Tabel Daerah Irigasi Korwil Besuk............................................................15
Tabel 3. Curah Hujan Kecamatan Besuk...............................................................16
Tabel 4. Data Kependudukan Kecamatan Besuk...................................................18
4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Umum
Dalam rangka untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, dalam
sektor pembangunan pertanian mempertimbangkan program intensifikasi,
ekstensifikasi dan diversifikasi. Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan
pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian
dengan menggunakan berbagai sarana. Salah satu upaya pemerintah untuk
meningkatkan hasil pertanian telah dilakukan melalui Panca Usaha Tani. Pada
upaya tersebut mencakup pengolahan tanah diakukan secara tepat, penyedian
bibit unggul yang memadai, sistem irigasi yang baik, pemupukan dan
pemberantasan hama dan penyakit tanaman secara menyeluruh. Irigasi yang baik
merupakan salah satu usaha meningkatkan hasil produksi dari pertanian, untuk itu
diperlukan jaringan irigasi yang baik agar pengairan dapat dilakukan secara efektif
dan efisien. Seiring dengan perkembangan teknologi pertanian serta kenyataan
bahwa varietas tanaman modern menuntut pengelolaan air secara tepat guna
maka seluruh sarana dan prasarana di daerah-daerah pertanian perlu
dikembangkan.
Dalam mewujudkan pengelolaan irigiasi yang tepat guna dan sarana
prasarananya khususnya di Kabupaten Probolinggo yang didukung oleh dinas
terkait dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Kabupaten Probolinggo perlu meningkatkan pembangunan irigasi untuk menjaga
ketersediaan air yang nantinya dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain peningkatan
pembangunan perlu juga dilakukan upaya pemeliharaan dan peningkatan kualitas
fungsi jaringan irigasi yang berada di wilayah Kabupaten Probolinggo. Akan tetapi
5
dalam kenyataanya upaya untuk meningkatkan pengeloaan irigasi yang tepat
guna sering berbenturan dengan berbagai persoalan diantaranya tentang
peningkatan perekonomian masyarakat dan pertumbuhan jumlah penduduk.
Dalam hal dengan pesatnya peningkatan ekonomi pada masyarakat,
bertambah pula kegiatan perekonomian dengan berbagai usaha yang dilakukan
oleh masyarakat, apalagi dibarengi dengan laju pertambahan penduduk dan
migrasi penduduk yang ada. Masyarakat dalam melakukan kegiatan usaha tidak
menutup kemungkinan menjadikan lahan yang termasuk dalam kawasan jaringan
irigasi dalam hal ini masih merupakan sempadan sungai/irigasi sebagai lokasi
untuk melakukan kegiatan usahanya misal mendirikan toko, warung, bengkel,
rumah dan sebagainya. Baik kawasan jaringan irigasi yang berdekatan/disekitar
tanah hak miliknya maupun yang memang lokasinya strategis untuk melakukan
kegiatan usahanya. Padahal sempadan sungai/irigasi digunakan untuk menjaga
ekosistem sungai/saluran irigasi agar tidak rusak dan seharusnya wilayah
sempadan sungai/irigasi tertata dan tidak ada satupun bangunan yang berdiri agar
aliran sungai/irigasi tetap terpelihara.
Sempadan merupakan batas pengaman bagi sungai atau saluran irigasi
dan bangunan irigasi. Jarak garis sempadan ini disesuaikan dengan kondisi
setempat dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang bersangkutan Untuk
dapat mencapai penyelenggaraan pengelolaan yang berkelanjutan, prasarana
irigasi harus mampu mendukung :
1. Tumbuhnya Produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi
hasil pertanian
6
2. Meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan khususnya petani dari
hasil usaha pertanian
Oleh karena hal tersebut maka sepanjang garis sempadan sudah seharusnya
steril dan tidak boleh dimanfaatkan untuk hal apapun yang bersifat pribadi agar
fungsi saluran irigasi dapat berjalan secara optimal.
Dalam peraturan daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 03 tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2029
pasal 27 nomor 7 kawasan sempadan irigasi berupa kawasan sepanjang kanan
kiri saluran irigasi primer dan sekunder, baik irigasi bertanggul maupun tidak.
Kemudian disebutkan pada pasal 65 ayat 6 peraturan zonasi untuk kawasan
irigasi memperhatikan
a. perlindungan sekitar saluran irigasi atau sebagai sempadan saluran
irigasi dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan
kerusakan kualitas air irigasi;
b. bangunan sepanjang sempadan irigasi yang tidak memiliki kaitan
dengan pelestarian atau pengelolaan irigasi dilarang untuk didirikan;
c. saluran irigasi yang melintasi kawasan permukiman ataupun
kawasan perdesaan dan perkotaan yang tidak langsung mengairi
sawah maka keberadaannya dilestarikan dan dilarang untuk
digunakan sebagai fungsi drainase;
d. melestarikan kawasan sumber air untuk melestarikan debit irigasi;
e. perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alih
fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air; dan
f. pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minum
atau irigasi.
7
Bunyi pasal tersebut dijelaskan bahwa penggunaan sempadan sungai telah
melarang setiap kegiatan yang dilakukan baik perorangan, badan hukum dan/atau
perkumpulan mengunakan sempadan sungai tanpa izin. Jika larangan tersebut
tidak diindahkan maka tindakan tersebut dapat dikatakan melanggar peraturan
karena dapat menimbulkan kerusakan pada sempadan sungai.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo akan
melakukan kegiatan penetapan sempadan irigasi dan pendataan aset pengairan,
untuk mendukung penataan dan pengaturan lahan kawasan jaringan irigasi
sebagai kawasan yang bebas dari pemukiman maupun tempat usaha sehingga
aliran air kepada para pelaku usaha tani menjadi lancar, sehingga dapat
mendukung optimalisasi pelayanan dalam penyediaan air untuk lahan pertanian.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan warga masyarakat sekitar dengan
didukung oleh perangkat pemerintah desa dan Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Probolingo, mengetahui dan mengerti tentang batas-batas tanah hak
miliknya dengan lahan kawasan jaringan irigasi.
Berkaitan dengan hal tersebut Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan dan pengembangan irigasi yang tercakup dalam wilayah kerjanya
berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan identifikasi, inventarisasi dan pengukuran
batas sempadan irigasi dan aset pengairan pada jaringan irigasi yang masuk
dalam kewenangan korwil Besuk dibawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo. Yang selanjutnya dapat dibuat usulan
penetapan jalur sempadan irigasi sesuai peraturan perundang-undangan yang
8
berlaku, sehingga terbentuk kawasan sempadan irigasi yang berfungsi menjaga
keberlangsungan jaringan irigasi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Kajian Penetapan Sempadan Irigasi dan Pendataan Aset Pengairan
Korwil Besuk memiliki maksud untuk mendata atau invetarisasi sempadan irigasi
dan aset pengairan yang berada di wilayah irigasi pada Korwil Besuk.
Sementara Tujuan dari Kajian Penetapan Sempadan Irigasi dan
Pendataan Aset Pengairan Korwil Besuk adalah dengan data sempadan irigasi
dan aset pengairan secara detail, nantinya dapat memudahkan pihak pengelola
dalam melakukan perencanaan secara strategis sehingga dapat bermanfaat serta
berguna bagi pengelolaan jaringan irigasi pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Probolinggo.
1.3 Sasaran
Sasaran dari Kajian Penetapan Sempadan Irigasi dan Pendataan Aset
Pengairan Korwil Besuk agar pihak pengelola (PUPR Kabupaten Probolinggo)
dalam mendapatkan data keberadaan dan informasi kondisi sempadan irigasi dan
aset pengairan sehingga memudahkan dalam upaya tercapainya pengelolaan
yang meliputi pengoperasian, pemeliharaan untuk mencapai tingkat pemanfaatan
yang optimal. Selain itu diharapkan hasil dari Kajian Penetapan Sempadan Irigasi
dan Pendataan Aset Pengairan Korwil Besuk adalah data sempadan irigasi dan
aset pengairan pada daerah irigasi dapat tersusun dalam sistimatika yang mudah
dikelola sebagai alat bantu pengambilan keputusan dalam pengelolaan jaringan
irigasi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Probolinggo.
9
1.4 Lokasi Pengerjaan
Lokasi Kajian Penetapan Sempadan Irigasi dan Pendataan Aset
Pengairan Korwil Besuk meliputi
1. D.I Kandang Jati
Melintasi Desa: Kandang Jati Kulon, Alassumur Kulon dan Sumberlele
2. D.I Arah
Melintasi Desa: Sumberlele, Alassumur lor dan Tamansari
3. D.I Penjalin
Melintasi Desa: Alas Tengah, Kalikajar wetan, Kalikajar Kulon, Jabung
Wetan
4. D.I Wringin
Saluran Kanan Melintasi Desa: Jabung Wetan dan Jabung Candi
Saluran Kiri Melintasi Desa: Jabung Wetan, Jabung Sisir dan
Asembakor
5. D.I Sumber Makam
Melintasi Desa: Sumberan dan Tamansari
6. D.I Gedahu
Melintasi Desa: Duren
1.5 Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan dalam pelaksanaan melaksanakan penetapan
sempadan irigasi dan pendataan aset pengairan yang memadai, diperlukan
adanya program yang baik dan berkelanjutan. Pada tahap awal yang perlu
disiapkan adalah kegiatan identifikasi dan inventarisasi sempadan irigasi dan aset
pengairan sehingga terbentuk data base yang dapat dijadikan acuan untuk
penyusunan renstra (rencana strategi) di bidang O & P pada waktu yang akan
10
datang. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut maka ruang lingkup
pekerjaan dapat berupa:
a. Persiapan
Kegiatan persiapan meliputi pengumpulan data sekunder dan persiapan
survey lapang. Pegumpulan data sekunder meliputi pengumpulan data
base jaringan irigasi, studi terdahulu, dan lain-lain. Sedangkan Persiapan
survey meliputi pembuatan program kerja, persiapan alat dan personil, dan
lain sebagainya.
b. Survey Lapang
Kegiatan survey lapangan yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan ini
meliputi:
1. Pengambilan titik koordinat sempadan irigasi dan aset
pengairan menggunakan Global Positon System (GPS)
2. Pendataan sempadan irigasi dan aset pengairan
sebagai bahan inventarisasi data
3. dokumentasi data lapangan
c. Analisa Data dan Pelaporan
Analisis data dan pelaporan yang terdapat pada pekerjaan ini meliputi:
1. Analisa data lapangan
2. Perumusan hasil dan analisa data
3. Pembuatan data base
4. Pembuatan peta
d. Keluaran
Tersusunnya Data Base Sempadan Irigasi dan Aset Pengairan di Korwil
Besuk Kabupaten Probolinggo
11
e.
12
BAB 2 GAMBARAN LOKASI STUDI
2.1 Lokasi Studi
Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
Provinsi Jawa Timur. Secara astronomis Kabupaten Probolinggo terletak pada
posisi 7° 40' s/d 8° 10' Lintang Selatan dan 112° 50' s/d 113° 30' Bujur Timur
dengan luas wilayah mencapai 1.696,16 km 2. Adapun batas wilayah Kabupaten
Probolinggo adalah sebagai berikut:
Utara : Laut Jawa
Selatan : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember
Barat : Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang
Timur : Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso
Korwil Besuk berada di Desa Besuk

Gambar 1. PetaAgung Kecamata
Kabupaten ProbolinggoBesuk Kabupaten
Probolinggo. Batas-batas wilayah kerja Korwil besuk meliputi
13
Sebelah utara : Selat Madura
Sebelah Timur : Korwil Paiton
Sebelah Selatan : Kabupaten Jember
Sebelah Barat : Korwil Krejengan
Gambar 2. Peta Korwil Besuk

2.2 Profil Korwil Besuk
Unit pelaksanaan teknis daerah atau yang biasa di sebut UPTD
merupakan pelaksana teknis dilapangan dari struktural/cabang dinas dari Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo yang
sekarang berubah nama menjadi Koordinator Wilayah (Korwil).
14
Korwil Besuk mempunyai 29 Daerah Irigasi dengan total baku sawah
sebesar 6.739 hektar. Dari 29 daerah irigasi dari korwil besuk melintasi 57 desa 7
kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Korwil Besuk memiliki 10 wilayah
pengairan dengan masing masing wilayah pengairan dipegang oleh satu juru
pengairan. Berikut beberapa informasi yang terdapat di Korwil besuk:
Gambar 3. Struktur Organisasi Korwil Besuk
Tabel 1. Tabel Data Pegawai Korwil Besuk
Nama Jabatan Pendidikan

Dwi Ariyanto S. Sos Pengamat S1 Sosial
Ilham Siddiqo Staf kantor SMK
Zainudin Juru Dandang SMA
Suhaerianto Juru Gunggungan SMA
Mistayi Juru Jambangan SMA
Samsul arifin Juru Prasi SMA
Misnari Juru Klampokan SMA
Sanusi Juru Kedung Caluk II SMA
Suparmanto Juru Krampilan SMA
Selamet B Juru Besuk SMA
15
Armodi Juru Jabung SMA

Saneman Juru Kandang Jati SMA
Tayyib PPA Dandang SMA
Moch. Ali PPA Prasi SMA
Salimi PPA Kandang Jati SMA
Tabel 2. Tabel Daerah Irigasi Korwil Besuk
Daerah Irigasi Korwil Besuk

Sumber bendo Ramah bawah Arah Makam Kandang jati
Jeruk bawah
Arah Penjalin Wringin Sarjan
Waru Sumber Sari Tampol Sumber
Makam
Sumber kramat Smber Betek Sumber Beringin Sumber Duren
Taman
Sumber Mandati Sumber Mandele Sumber keben Gedahu
Gendungan Nuralim Rupi Heru
Beringin Kolpoh Asem Kolpoh Hulu Nangger
Arah Makam Lama
2.3 Informasi Pendukung
2.3.1 Hidroklimatologi
Ditinjau dari ketinggian diatas permukaan air laut, Kecamatan Besuk
berada pada ketinggian 100 sampai 750 meter diatas permukaan air laut. Iklim di
kawasan Kecamatan Besuk beriklim tropis sebagaimana Kecamatan lain di
Kabupaten Probolinggo. Kecamatan Besuk yang terbagi menjadi dua musim yakni
musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan terjadi pada bulan
November sampai Mei dan musim kemarau pada bulan Juni sampai Oktober.
Tabel 3. Curah Hujan Kecamatan Besuk
Uraian Besuk Bago

Curah Hujan Terbesar 346 mm 371
Curah Hujan Terkecil 46 mm 53
Jumlah Hari Hujan 107 hari 147 hari
Curah Hujan Setahun 1.745 mm 2.232 mm
Rata-rata Curah Hujan 175 mm 203 mm
16
2.3.2 Topografi
Secara topografi Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang
menggambarkan kondisi geografis, terdiri dari dataran rendah pada bagian utara,
lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan,
dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda.Bentuk
permukaan daratan diklasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu:
 Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0-100 M diatas
permukaan air laut, daerah ini membentang di sepanjang pantai utara
mulai dari Barat ke arah Timur kemudian membujur ke Selatan.
 Daerah perbukitan dengan ketinggian 100-1.000 M diatas
permukaan
air laut, daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang kaki
Gunung Semeru dan Pegunungan Tengger serta pada bagian Utara sisi
bagian Timur sekitar Gunung Lamongan.
 Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 M dari
permukaan air laut, daerah ini terletak di sebelah barat daya yaitu sekitar
Pegunungan Tengger dan disebelah Tenggara yaitu di sekitar
Pegunungan Argopuro.
Untuk wilayah pegunungan terdiri dari Gunung Bromo, Widodaren, Gilap,
Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang, Batujajar dan Argopuro.Sedangkan
jumlah sungai yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo antara lain terdiri dari
Sungai Pekalen, Pancarglagas, Krasak, Kertosuko, Rondoningo, Pendil, Gending,
Banyubiru, Ronggojalu, Kedunggaleng dan Patalan. Sungai terpanjang adalah
17
Rondoningo dengan panjang 95,2 Km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour
Bujel dengan panjang hanya 2 Km saja. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah
Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung
tiap tahun.
2.3.3 Kependudukan
Pada akhir tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo tercatat
sebanyak 1.137.033 jiwa. Sedangkan pada akhir tahun 2015 angka tersebut telah
berubah menjadi 1.140.480 jiwa, keadaan ini menunjukkan adanya kenaikan
sebesar 3.447 jiwa, dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Probolinggo sebesar 0,30%. Pada kecamatan Besuk juga mengalami kenaikan
laju penduduk seperti yang terjadi pada Kabupaten Probolinggo. Berikut jumlah
penduduk pada 17 desa di Kecamatan Besuk dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Data Kependudukan Kecamatan Besuk
DESA LUAS PENDUDUK KEPADATAN

Matekan 4,54 4.046 891
Krampilan 3,37 2.424 719
Klampokan 3,40 997 293
Jambangan 2,44 3.396 1.392
Kecik 1,98 3.775 1.907
Bago 1,27 3.338 2.628
Alas Nyiur 1,17 2.242 1.916
Sindet Anyar 1,02 1.727 1.693
Sindet lami 2,57 4.326 1.683
Sumur Dalam 0,87 2.475 2.845
Besuk Kidul 1,57 2.992 1.906
Besuk Agung 1,53 3.107 2.031
Randu Jalak 1,52 2.149 1.414
Alas Tengah 2,10 5.717 2.722
Alas Kandang 2,03 4.783 2.356
Alas Sumur Lor 1,39 2.450 1.763
Sumberan 2,26 3.072 1.359
18
2.3.4 Lokasi Jaringan Irigasi Korwil Besuk
Skema jaringan irigasi korwil besuk yang melewati kecamatan Kraksaan,
Besuk, Gading Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Gambar Skema Jaringan Irigasi

2.3.5 Skema Sosiohidro Jaringan Irigasi
Saluran yang melewati Daerah Irigasi di wilayah korwil Besuk adalah
Saluran Tersier dan Sekunder. Peta Sosiohidro dapat dilihat pada gambar berikut:
19
Gambar 5. Peta Skema Sosiohidro
20
BAB 3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI
3.1 Tanggapan Terhadap Kak
3.1.1 Umum
Setelah melalui proses pemahaman dan penelaahan terhadap Kerangka
Acuan Kerja (KAK) Kajian Penetapan Sempadan Irigasi dan Pendataan Aset
Pengairan Korwil Besuk yang dikeluarkan maka berikut ini akan disampaikan
beberapa hal mengenai tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja oleh
Konsultan dengan maksud untuk menyamakan persepsi untuk kesempurnaan dan
menjadikan nilai tambah bagi konsultan.
3.1.2 Tanggapan Dan Saran Secara Umum Terhadap Kak
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan akan tetap berpedoman pada
lingkup pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference
(KAK) pekerjaan tersebut. Secara umum uraian dalam KAK telah diuraikan
dengan baik dan dapat dipahami dengan mudah. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dalam pelaksanaannya akan ada beberapa aspek serta
permasalahan yang harus disesuaikan dengan kondisi lokasi dan keinginan dari
pengguna bangunan atau pengelola bangunan setempat serta kajian dari aspek
lingkungan perlu dijadikan bahan pertimbangan, yang selanjutnya permasalahan
yang ada tersebut akan dikoordinasikan oleh tim konsultan guna untuk mencapai
hasil pekerjaan yang lebih baik.
3.1.3 Tanggapan Terhadap Maksud Dan Tujuan Pekerjaan
Maksud dari pekerjaan ini antara lain yaitu melakukan inventarisasi
kondisi sempadan irigasi dan aset pengairan serta melakukan
21
sosialisasi/konsultasi publik dengan para pemangku kepentingan di sepanjang
jaringan irigasi, melakukanpengukuran kadaster di sepanjang tepi jaringan irigasi,
dan melakukan konsultasi dengan Pemerintah setempat/Instansi terkait untuk
mendapatkan masukan dan rekomendasi. Sedangkan tujuan dari perencanaan ini
yaitu adanya data sempadan irigasi dan aset pengairan secara detail, mulai dari
lokasi, kepemilikan, dan lain-lain.
Menurut pemahaman dari konsultan setelah membaca Kerangka Acuan
Kerja (KAK) dalam hal ini maksud dan tujuan dari pekerjaan ini telah dipahami dan
dimengerti dengan jelas oleh tim konsultan, oleh karena itu tim konsultan akan
mejadikan sebagai acuan target pelaksanaan pekerjaan. Sehingga hasil dari
pekerjaan ini akan bermanfaat sesuai dengan keinginan semua pihak terutama
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten Probolinggo
sebagai pemilik Pekerjaan.
3.1.4 Tanggapan Terhadap Lingkup Pekerjaan
Konsultan menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pekerjaan Jasa
Konsultan Kajian Penetapan Sempadan Irigasi dan Pendataan Aset Pengairan
Korwil Besuk akan tercapai jika memahami dengan seksama terhadap apa yang
dimaksud di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Dengan demikian keseluruhan
lingkup pekerjaan yang masuk didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan
baik, dan tujuan dari pekerjaan yang diharapkan bisa tercapai dengan tepat waktu.
Konsultan cukup memahami apa yang disajikan dalam KAK dalam hal ini yaitu
likup dari pekerjaan.
Jenis-jenis kegiatan yang harus dilaksanakan dalam studi ini telah
dijabarkan secara rinci dalam KAK. Setelah mempelajari, maka Konsultan
22
menanggapi bahwa sebenarnya item pekerjaan yang tercantum dalam KAK cukup
detail, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya konsultan akan lebih
mudah dalam menentukan metode pelaksanaan agar semua item kegiatan yang
harus terlaksana tidak ada yang terlewatkan atau item pekerjaan yang tumpang
tindih. Dengan demikian keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan studi ini
dapat tercapai sesuai dengan alokasi waktu, biaya dan mutu pekerjaan.
3.1.5 Tanggapan Terhadap Lokasi Pekerjaan
Lokasi yang terdapat dalam KAK dapat kami pahami dengan baik, dan
konsultan telah mencari beberapa informasi singkat terkait dengan lokasi saluran
irigasi yang ada, mulai dari lokasi daerah irigasi, kondisi bangunan, luas daerah
irigasi, dan lainlain. Setelah mendapatkan informasi lokasi yang sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK), konsultan memiliki keyakinan dalam menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan harapan yang dimiliki oleh pemilik pekerjaan dalam
hal ini yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten
Probolinggo. Dengan adanya informasi awal lokasi pekerjaan dapat dijadikan
sebagai acuan dasar konsultan dalam melaksanakan pekerjaan. Berikut
merupakan gambaran umum dari lokasi pekerjaan yang terdapat dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK).
Unit pelaksanaan teknis daerah yang biasa di sebut UPTD yang
merupakan pelaksana teknis dilapangan, ialah struktural/cabang dinas dari PU
Pengairan atau yang sekarang berubah menjadi Dinas PU dan Penataan Ruang.
Batas wilayah kerja UPTD/Korwil yaitu sebagai berikut:
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Timur : Korwil Paiton
23
Sebelah Selatan : Kabupaten Jember
Sebelah Barat : Korwil Krejengan
Dengan cakupan 29 Daerah Irigasi, dan 10 Wilayah Juru Pengairan dan
total luasan baku sawah 6.739 HA.
Adapun Daerah Irigasi yang tetuang dalam Kerangka Acuan Kerja berikut
merupakan penjelasannya:
a. Daerah Irigasi Kandang Jati
Melintasi Desa Kandangjati Kulon, Alassumur Kulon, Sumberlele, Kecamatan
Kraksaan dan dibawah Pengamat Pengairan Korwil Besuk, dengan luas area dari
DI Kandang Jati ini sebesar 449 ha dan memilik dimensi saluran dengan tinggi
0,92 m dan lebar panjang saluran sekunder 2981 m.
b. Daerah Irigasi Penjalin
24
Melintasi Desa Alas Tengah, Kalikajar wetan, Kalikajar Kulon, Jabung Wetan,
Kecamatan Paiton dan Besuk dan dibawah Pengamat Pengairan Korwil Besuk,
dengan luas area dari DI Penjalin ini sebesar 125 ha dan memilik dimensi saluran
dengan tinggi 0,89 m dan dengan panjang saluran sekunder 2300 m.
c. Daerah Irigasi Wringin
Melintasi Desa Jabung Wetan, Jabung Candi, Kecamatan Paiton untuk saluran
kanan dan melintasi desa Jabung Wetan, Jabung Sisir, Asembakor kecamatan
25
Paiton untuk saluran kiri dan dibawah Pengamat Pengairan Korwil Besuk, dengan
luas area dari DI Wringin ini sebesar 322 ha dan memilik dimensi saluran dengan
tinggi 0,91 m saluran kanan dengan panjang saluran 2009 m dan 0,97 saluran kiri
dan dengan panjang saluran sekunder 3137 m.
d. Daerah Irigasi Arah
Melintasi Desa Sumberele, Tamansari, Alassumur Lor, Kecamatan Krakasaan dan
besuk dan dibawah Pengamat Pengairan Korwil Besuk, dengan luas area dari DI
Arah ini sebesar 173 ha dan memilik dimensi saluran dengan tinggi 1,3 m dan
dengan panjang saluran sekunder 1045 m.
e. Daerah Irigasi Sumber Makam
26
Melintasi Desa Sumberan, Tamansari, Kecamatan Besuk dan Kraksaan dan
dibawah Pengamat Pengairan Korwil Besuk dengan luas area dari DI Sumber
Makam ini sebesar 46 ha dan memilik dimensi saluran dengan tinggi 0,64 m dan
dengan panjang saluran sekunder 730 m.
f. Daerah Irigasi Gedahu
Melintasi Desa Duren Kecamatan Gading dan dibawah pengamat Pengairan
Korwil Besuk dengan luas are dari DI Gedahu ini sebesar 186 ha dan memiliki
dimensi saluran dengan tinggi 0,78 m dengan panjang saluran sekunder 909 m.
27
3.1.6 Tanggapan Terhadap Waktu
Dalam Kerangka Acuan Kerja telah ditetapkan bahwa jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultan Kajian Penetapan Sempadan Irigasi dan
Pendataan Aset Pengairan Korwil Besuk ini adalah 120 (seratus dua puluh) hari
kalender. Dengan jangka waktu tersebut konsultan menganggap waktu tersebut
cukup untuk melaksankan pekerjaan ini, pengalaman yang dimiliki oleh
perusahaan dan dukungan Tenaga Ahli yang cukup berpengalaman dalam
bidangnya, maka konsultan dalam hal ini akan menerapkan strategi penanganan
pekerjaan secara terprogram dan terkoordinasi, sehingga dalam kurun waktu
tersebut tim konsutan dapat memanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan hasil
pekerjaan sesuai dengan apa yang diharapkan dari pemilik pekerjaan dalam hal
ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten
Probolinggo.
Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh
konsultan, maka dalam penyusunan bagan alir, jadwal pelaksanaan, jadwal
personil dan jadwal penggunaan alat harus sangat hati-hati dan harus konsekuen
dengan jadwal masing-masing, agar tidak terdapat kegiatan yang mundur. Apabila
ada kegiatan yang mundur maka semua kegiatan yang telah disusun tidak akan
berjalan sesuai dengan kehendak. Konsultan akan berusaha memanfaatkan
sebaik mungkin waktu yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
kualitas seperti yang diharapkan, dengan dukungan dari berbagai pihak yang
terkait Dengan Pekerjaan Ini.
3.1.7 Tanggapan Dan Saran Terhadap Personil
Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik
mengenai jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman
28
personil, menurut Konsultan telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut
dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan mengusulkan Tenaga Ahli dengan
pendidikan (S1) sesuai bidang keahliannya, bersetifikat sebagai Tenaga Ahli yang
dikeluarkan Asosiasi Keahlian atau Badan/Lembaga yang berwenang serta
memiliki pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani pekerjaan sejenis.
Tenaga Ahli tersebut akan menjalankan dan melaksanakan pekerjaan ini
dengan sebaik-baiknya dengan dibantu oleh tim pendukung yang ada sesuai
dengan yang tercantum pada Kerangka Acuan Kerja (KAK). Sehingga hasil dari
pekerjaan sesuai dengan apa yang diharapkan dari pemilik pekerjaan dalam hal
ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten
Probolinggo.
3.1.8 Saran Dan Tambahan Dari Konsultan
Setelah mempelajari dokumen pelelangan pekerjaan ini, maka konsultan
berkesimpulan bahwa seluruh isi materi yang terkandung di dalam kerangka
acuan kerja secara jelas telah mencakup semua aspek kegiatan untuk mencapai
sasaran proyek dan sepenuhnya dapat dipahami. Dalam hal ini konsultan dengan
jelas memahami sepenuhnya segala ketentuan, persyaratan dan tugas yang
dimaksud, sehingga Konsultan berkesimpulan dapat melaksanakan pekerjaan ini
sesuai dengan persyaratan yang dimaksud dalam kerangka acuan kerja.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pekerjan ini konsultan
memiliki saran terkait dengan output atau keluaran yang dihasilkan oleh dari
pekerjaan ini. Konsultan akan menyajikan keluaran secara lebih detail dan rinci
dari masing-masing item yang teruang dalam Kerangka Acuan Kerja, seperti peta
sempadan, peta pemanfaatan, peta kepemilikan, dan gambar digital lainnya.
29
Sehingga konsultan berharap hasil yang didapatakan dari pekerjaan ini akan
memudahkan dari pihak pemilik pekerjaan untuk menentukan strategi maupun
kebijakan yang akan dilaksanakan dikemudian hari. Dengan adanya detail
informasi yang ada maka strategi dan kebijakan yang dilaksanakanpun akan
berdapak Signifikan Terhadap Kondisi Yang Ada.
3.2 Pendekatan Metodologi Dan Program Kerja
3.2.1 Umum
Setelah melalui proses pemahaman dengan didasari atas konsistensi dan
penyampaian tanggapan Kerangka Acuan Kerja serta inovasi dan saran untuk
menyempurnakan hasil dari pekerjaan, selanjutnya konsultan menyusun
pendekatan dan metode pelaksanaan yang sesuai. Untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan untuk kelancaran serta
terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan, maka kegiatan yang paling pokok
adalah dengan pendekatan operasional, pendekatan teknis dan penyusunan
metodologi pelaksanaan pekerjaan. Uraian teknis pelaksanaan pekerjaan ini
menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pendekatan teknis merupakan merupakan pendekatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Dimana
bagan ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga
dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus perpatokan pada Bagan
Alir Pelaksanaan Pekerjaan tersebut. Adapun bagan alir tersebut kami sajikan
pada Gambar berikut ini.
30
Gambar 6. Alur Pelaksanaan Kerja

Untuk pelaksanaan Pekerjaan akan melibatkan tenaga ahli dari berbagai
disiplin ilmu yang berkaitan dengan proyek dan sesuai dengan ketetapan personil
pada Kerangka Acuan Kerja. Untuk memperlancar tugas, pelaksanaan pekerjaan
akan didukung oleh fasilitas penunjang berupa peralatan yang memadai dan
sistem kerja yang seefisien mungkin.
3.2.2 Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis dalam usulan teknis ini disesuaikan dengan lingkup
kegiatan yang akan dicapai sesuai Kerangka Acuan Pekerjaan. Adapun lingkup
kegiatan yang tertera dalam Kerangka Acuan Kerja yang harus dilakukan oleh
Konsultan secara umum diuraikan sebagai berikut:
31
1. Kegiatan Persiapan Kegiatan persiapan meliputi, administras proyek,
mobilisasi personil dan peralatan, penyusunan metode kerja, dan
pengumpulan data sekunder. Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanan
yaitu:
a) Administrasi Proyek Dalam kegiatan administrasi proyek hal yang perlu
disiapakan seperti buku kontrak, SPMK, dan SPL.
b) Mobilisasi Personil dan Peralatan Mempersiapkan personil tenaga ahli dan
peralatan sebelum dimulainya kegiatan.
c) Penyusunan Metode Kerja Penyusunan metode kerja ini diperlukan
sebagai panduan dalam pelaksanaan teknis di lapangan maupun dalam
pembiayaan. Dalam metode kerja perlu dituangkan secara cermat,
mengenai macam dan volume kegiatan, serta waktu yang diperlukan,
sejak awal sampai akhir pelaksanaannya, metodologi dan sebagainya.
d) Pengumpulan Data Sekunder Adapun data sekunder yang diperlukan
sebagai berikut:
- Data Demografi desa dan kecamatan, yang dilalui oleh jaringan irigasi;
- Data Tata Ruang dan Tata Wilayah desa dan kecamatan yang dilalui
jaringan irigasi;
- Informasi menyeluruh mengenai prasarana jaringan irigasi yang ada di
sepanjang jaringan irigasi, berikut kondisinya;
- Peta jaringan irigasi;
- Peta desa/kecamatan yang dilalui oleh jaringan irigasi;
32
- Peta tata guna lahan;
- Peta lokasi aset jaringan pengairan;
- Peta sosiohidro daerah irigasi;
- Studi-studi yang pernah dilakukan sebelumnya.
2. Kegiatan Survey Lapangan Kegiatan survey lapangan meliputi:
a) Melakukan Inventarisasi bangunan dan pemanfaatan yang ada di tepi
jaringan irigai dan aset pengairan di sepanjang jaringan irigasi;
b) Pengambilan titik koordinat menggunakan Global Positon System (GPS),
serta mendata kondisi aset pengairan yang ada pada sepanjang jaringan
irigasi;
c) Melakukan pengukuran kadaster di sepanjang tepi kiri dan kanan jaringan
irigasisesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;
d) Melakukan sosialisasi dan konsultasi publik menyangkut rencana
penetapan garis sempadan irigasi;
e) Melakukan konsultasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait;
f) Melakukan dokumentasi data lapangan.
3. Kegiatan Analisisa Data dan Pelaporan Kegiatan analisisa data dan pelaporan
meliputi :
a) Analisis data lapangan,
b) Perumusan hasil dan analisis data,
33
c) Membuat dokumen usulan daerah sempadan irigasi yang dilengkapi
dengan gambar situasi yang menunjukan letak usulan garis sempadan
irigasi,
d) Membuat gambar digital hasil pengukuran kadaster;
e) Pembuatan peta sempadan irigasi dan aset pengairan;
f) Sinkronisasi ke software PAI.
4. Keluaran Keluaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya Data Sempadan Irigasi
dan Pendataan Aset Pengairan di wilayah Korwil Besuk, Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Probolinggo. Selanjutnya untuk
menyelesaikan lingkup perkerjaan akan dijabarkan secara detail pada sub bab
metodologi pekerjaan.
3.2.3 Metodologi Pekerjaan
1. Kegiatan Persiapan
Dalam kegiatan persiapan ini terdapat beberapa kegiatan yang akan
dilakukan diantaranya yaitu administrasi proyek, mobilisasi personil, penyusunan
metode kerja, dan pengumpulan data skunder. Dalam mencapai kegiatan itu
semua konsultan akan membuat metode dalam menyeleseikan kegiatan ini.
Berikut merupakan metode yang digunakan dalam kegiatan persiapan.
a) Administrasi Proyek
Dalam kegiatan ini konsultan akan melakukan koordinasi dengan Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Probolinggo sebagi
pengguna jasa untuk menyelesaikan dokumen administrasi pekerjaan,
dimana dokumen yang disiapkan diantaranya yaitu kontrak kerja, SPMK, dan
34
SPL. Dengan dilakukannya koordinasi ini konsultan berharap untuk persiapan
dalam administrasi dapat berjalan dengan baik dan saling mengontrol.
Sehingga dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah ada.
b) Mobilisasi Personil dan Peralatan
Mobilisasi personil akan dilaksanakan pada minggu pertama setelah SPMK
diterbitkan oleh pengguna jasa adapun jumlah dan kualifikasi personil yang
ada sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada KAK, daftar nama
personil yang terlibat akan secara detail disajikan pada bab kualifikasi
personil, sedangkan penugasanya akan secara detail dijelaskan pada jadwal
penugasan personil. Adapun alat yang digunaka dalam pekerjaan ini meliputi
Camera, roll meter, Global Positioning System (GPS), dan meteran. Berikut
merupakan Gambar dari masing-masing alat.
Gambar 7. Gambar Alat yang Digunakan
Camera untuk mendukung dokumentasi pada saat Survey. Roll meter
digunakan sebagai alat untuk mengukur kadaster sempadan dan aset pengairan,
GPS digunakan sebagai alat untuk melakukan tracking dan marking lokasi
35
sempadan dan aset pengairan, dan meteran digunakan sebagai mengukur
kedalam jaringan irigasi sebagai acuan penetapan garis sempadan irigasi. Selain
alat-alat tersebut juga dibutuhkan alat pendukung untuk melakukan pekerjaan ini
diantaranya alat transportasi berupa kendaraan roda empat dan roda dua, alat
komunikasi, dan alat tulis kantor.
c) Penyusunan Metode Kerja
Penyusunan metode kerja dalam pekerjaan ini sesuai dengan metodologi
yang tertuang dalam usulan teknis ini, yang selanjutnya akan
didiskusikanlebih lanjut dengan pengguna jasa dalam pekerjaan ini untuk
menutupi kekurangan dan menyempurnaan dari metode yang ada, melalui
laporan dan diskusi pendahuluan yang dilaksanakan setelah penandatangan
kontrak, apabila kami dinyatakan sebagai pemenang dalam pekerjaan ini.
Metode kerja yang kami tawarkan berlandaskan Perundang-undangan,
Peraturan-peraturan, dan juga Standart yan berlaku Dinegara ini.
d) Pengumpulan Data Skunder
Pengumpulan data skunder kami lakukan dengan cara berdikusi dengan
pengguna jasa dan berbagai pihak yang memungkinkan memiliki data yang
dibutuhkan. Pengumpulan data sekunder pada meliputi kajian pustaka,
wawancara dengan pihak Dinas maupun pengguna bangunan terkait di lokasi
pekerjaan, yang meliputi peta daerah irigasi, skema jaringan irigasi sekunder,
peta kecamatan/desa, serta data-data lain untuk mendukung analisa dan
untuk data dasar.
Dari tahapan-tahapan tersebut selanjutnya akan dijadikan data dasar untuk
pembuatan laporan pendahuluan yang digunakan dalam diskusi pendahuluan dari
pekerjaan ini.
36
2. Survey Lapangan
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat melakukan survey
lapangan diantaranya yaitu penetapan garis sempadan dan pendataan aset
pengairan. Berikut merupakan penjelasan dari gambar diagram alir survey
lapangan berdasarkan masing-masing aktifitasnya.
a) Penetapan Sempadan Irigasi
Untuk mendapatkan data sebagai bahan analisa maka tahapan ini sangat
dibutuhkan tingkat kematangannya, sehingga tidak ada kekurangan
kebutuhan data lapangan. Oleh karena itu dibutuhkan persiapan yang baik.
Dalam tahap persiapan konsultan akan menggunakan data sekunder yang
telah dikumpulkan sebelumnya. Peta jaringan irigasi digunakan sebagai
acuan untuk mempermudah dalam melakukan tracking awal pada saluran
irigasi. Berikut merupakan penjelasan dari metode yang digunakan dalam
melakukan survey penetapan sempadan irigasi:
1. Melakukan tracking menggunakan
GPS. Tracking dilakukan untuk meferivikasi dan mengupdate peta yang
ada sebelumnya. Dari hasil tracking selanjutnya dilakukan ploting
menggunakan Garmin Basecamp.Ploting ditujukan untuk pembuatan
peta pada tahap selanjutnya. Contoh hasil ploting dapat ditunjukan pada
gambar dibawah ini.
37
Gambar 8. Hasil Tracking
2. Pengukuran Tinggi Saluran dan ketinggian tanggul. Dengan menulusuri
sepanjang saluran sesuai dengan Daerah Irigasi yang sudah ditentukan,
pengukuran ketinggian dan ketinggian tanggul digunakan sebagai acuan
untuk penentuan lebar sempadan dari saluran tersebut. Pengukuran ini
dilakukan menggunakan meteran, dipilihnya meteran dikarenakan
pertimbangan ketinggian dari saluran masih sangat memungkin bila diukur
dengan menggunakan alat ini. Pengukuran dilakukan dari dasar saluran
hingga bagian atas dari bangunan saluran tersebut.
3. Pengukuran Lebar Sempadan. Setelah mendapatkan tinggi dari saluran
irigasi maka pengukuran lebar sempadan konsultan akn mengikuti acuan
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 08/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Jaringan Irigasi dimana yang dimaksudkan bahwa garis
sempadan jaringan irigasi meliputi garis sempadan saluran irigasi yang
38
terdiri atas saluran suplesi/penghubung, saluran primer,saluran sekunder,
garis sempadan saluran pembuang dan/atau garis sempadan bangunan
irigasi.
Penetapan garis sempadan jaringan irigasi paling sedikit harus
mempertimbangkan:
- Ruang gerak untuk mendukung pelaksanaan kegiatan operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi;
- Kepadatan penduduk dengan memperhatikan daerah kawasan industri,
kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, dan rencana rinci tata ruang
yang disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
- Rencana pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, dan/atau
perubahan wilayah/lingkungan yang mengakibatkan berubahnya dimensi
jaringan irigasi.
Dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwa penetapkan garis
sempadan saluran irigasi harus mempertimbangkan ketinggian tanggul,
kedalaman saluran, dan/atau penggunaan tanggul. Adapun penentuan
garis sempadan irigasi terdiri atas:
- Garis sempadan saluran irigasi tidak bertanggul diukur dari tepi luar parit
drainase di kanan dan kiri saluran irigasi, jarak garis sempadan saluran
irigasi paling sedikit sama dengan kedalaman saluran irigasi, saluran
irigasi tidak bertanggul mempunyai yang memiliki kedalaman kurang dari
1 (satu) meter maka jarak garis sempadan saluran irigasi paling sedikit 1
39
(satu) meter. Yang selanjutnya akan ditunjukan pada gambarkan dibawah
ini
Gambar 9. Sempadan Saluran Irigasi Tidak Bertanggul
- Garis sempadan saluran irigasi bertanggul diukur dari sisi luar kaki
tanggul, jarak garis sempadan saluran irigasi paling sedikit sama dengan
ketinggian tanggul saluran irigasi, saluran irigasi bertanggul mempunyai
yang memiliki ketinggian tanggul kurang dari 1 (satu) meter maka jarak
garis sempadan saluran irigasi paling sedikit 1 (satu) meter. Yang
selanjutnya akan ditunjukan pada gambarkan dibawah ini.
Gambar 10. Sempadan Saluran Irigasi Bertanggul
- Garis sempadan saluran irigasi yang terletak pada lereng/tebing diukur
dari titik potong antara garis galian dengan permukaan tanah asli untuk
sisi lereng di atas saluran dan sisi luar kaki tanggul untuk sisi lereng di
bawah saluran, jarak garis sempadan untuk sisi lereng di atas saluran
40
paling sedikit sama dengan kedalaman galian saluran irigasi, Jarak garis
sempadan untuk sisi lereng di bawah saluran paling sedikit sama dengan
ketinggian tanggul saluran irigasi. Yang selanjutnya akan ditunjukan pada
gambarkan dibawah ini.
Gambar 11. Sempadan Saluran Irigasi Pada Lereng

Selanjutnya dari kriteria diatas akan diajadikan sebagai acuan untuk
dalam mengukur lebar sempadan bagian kiri dan kanan dari saluran
irigasi. Selanjunya data dari hasil pengukuran akan dilakukan ploting
kedalam peta Sempadan Jaringan Irigasi
4. Inventarisasi Pemanfaatan Sempadan. Dalam
inventarisasi pemanfaatan lahan konsultan juga akan melakukan
inventarisai kepemilikan dari lahan tersebut, oleh karena itu akan
dilakukan koordinasi dengan pejabat terkait yang berwenang, seperti
Kepala Desa maupun Badan Pertanahan. Invetarisasi dilakukan terhadap
bagunan, lahan sawah, dan kebun yang terkena hasil pengukuran lebar
sempadan saluran irigasi. Dalam melakukan inventarisasi konsultan
menggunakan form yang akan diisi oleh surveyor. Dari hasil inventarisasi
41
pemanfaatan dan kepemilikan lahan sempadan ini akan diolah dan
digunakan sebagai acuan pembuatan peta pemanfaat dan kepemilikan
lahan, serta analisa dari pemanfaatan lahan sempada irigasi yang
terdapat pada masing DI.
a. Pendataan Aset Pengairan Pada tahap awal sebelum dilakukan
pendataan aset pengairan, konsultan akan melakukan inventarisasi
dengan menggunakan data sekunder berupa studi terdahulu
maupun, perubahan tata guna lahan, dan data aset yang ada
sebelumnya. Selanjutnya akan dilakukan survei lapangan sesuai
dengan data yang ada. Selain itu konsultan juga akan melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kepala Desa Setempat
dan Badan Pertanahan untuk menggali informasi terkait aset
pengairan. Dari persiapan awal tersebut selanjutnya dilakukan survey
lapang dengan penjelasan sebagai berikut.
1) Pengambilan Titik Koordinat. Pengambilan titik koordinat
dilaksanakan dengan menggunakan GPS, yang bertujuan untuk
menandai lokasi aset pengairan. Yang selanjutnya koordinat akan
diplot dan disajikan dalam bentuk peta.
2) Pengukuran dan Pendataan Aset. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan roll meter, dan dibantu dengan melakukan tracking
pada batas-batas aset pengairan, sehingga hasil tracking dapat di
ploting pada peta. Sedangkan pendataan akan dilakukan dengan
cara berdikusi dengan pihak-pihak terkait seperti kepala desa
ataupun Badan Pertanahan. Dimana hasil yang didapatkan akan
42
disesuaikan dengandata-data sekunder yang ada. Dalam
pendataan konsultan akan membuat form/blangko,
3. Analisisa Data dan Pelaporan Kegiatan analisisa data dan pelaporan
merupakan kegiatan yang terpenting dalam pekerjaan ini, dimana
analisa dan pelaporan merupakan keluaran dari pekerjaan ini, oleh
karena itu konsultan akan menyajikan hasil analisa dan pelaporan
dengan sebaik mungkin. Sehingga dapat menjawab kebutuhan
pengguna jasa pekerjaan ini. Secara garis besar kegiatan utama
dalam pekerjaan ini yaitu penetapan sempadan dan pendataan aset
pengairan. Dari dua kegiatan tersebut akan kami jabarkan masing-
masing analisanya sebagai berikut:
a) Penetapan Sempadan Jaringan Irigasi Setelah melakukan survey
dan pengambilan data dilapangan konsultan akan melakukan
analisa sesuai dengan data-data yang didapatkan. Dimana
konsultan akan melakukan pembuatan peta yang terdiri dari peta
sempadan, peta pemanfaatan lahan sempadan, dan juga peta
kepemilikan lahan sempadan irigasi. Selain itu konsultan akan
menjelaskan situasi yang menunjukan garis sempadan dalam
bentuk gambar. Peta dengan menggunakan Aplikasi ArcGIS,
dengan sekala dan penyajian sesuai dengan standart yang ada,
sedangkan untuk peta pemanfaatan lahan akan kami lengkapi
dengan grafik lingkaran penggunaan lahan dari masingmasing
sempadan daerah irigasi yang ada. Sedangkan gambar akan diolah
menggunakan AutoCAD disesuaikan dengan standart yang
43
berlaku. Berikut merupakan contoh peta sempadan yang disajikan
dalam gambar dibawah ini.
Gambar 12. Contoh Peta Sempadan
Gambar 13. Contoh Peta Pemanfaatan Lahan
b) Penetapan Sempadan Jaringan Irigasi Data hasil survey akan
dijadikan sebagai bahan analisa dan pelaporan. Dimana analisa
dilakukan dengan pembuatan peta yang lokasi aset pengairan,
Selain itu konsultan akan menjelaskan situasi yang menunjukan
aset pengairan dalam bentuk gambar. Peta dibuat dengan
menggunakan Aplikasi ArcGIS, dengan sekala dan penyajian
sesuai dengan standart yang ada, sedangkan gambar akan diolah
menggunakan AutoCAD disesuaikan dengan standart yang
berlaku.
44
3.2.4 Program Pekerjaan
3.2.4.1 Umum
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif
usulan dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana kerja
ini akan diuraikan urutan – urutan pekerjaan, konsep penanganan masalah,
tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan saranamaupun personil
pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil.
3.2.4.2 Rencana Kerja
1. Kegiatan Persiapan
a) Administrasi Proyek
b) Mobilisasi Personil dan Peralatan
c) Penyusunan Metode Kerja
d) Pengumpulan Data Sekunder
2. Kegiatan Survey Lapangan
Kegiatan survey lapangan meliputi:
a) Sempadan Irigasi
b) Aset Pengairan
3. Kegiatan Analisisa Data
a) Sempadan Irigasi
b) Aset Pengairan
45
4. Tahap Pelaporan
a) Laporan Pendahuluan
b) Laporan Antara
c) Laporan Akhir
d) Album Gambar
e) Laporan Dalam Bentuk CD/DVD
3.2.5 Organisasi Dan Personil
3.2.5.1 Umum
Dalam bab ini diuraikan bagan organisasi pengguna jasa, penyedia jasa,
struktur organisasi yang menggambarkan hubungan koordinasi antara pengguna
jasa dan penyedia jasa serta masing-masing Tim Konsultan. Dalam struktur
organisasi pelaksana pekerjaan yang melibatkan beberapa tenaga profesional,
tenaga sub profesional dan tenaga penunjang dengan tugas dan tanggung jawab
masingmasing sesuai dengan bidang keahliannya. Untuk memperjelas alur
koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka dibuat bagan organisasi
pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai KAK. Disamping itu
konsultan juga menyadari adanya mekanisme kontrol terhadap proses dan hasil
dari pekerjaan konsultan.
3.2.5.2 Komposisi Pelaksanaan Pekerjaan
Spesifikasi tenaga ahli yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Tenaga Ahli yang dibutuhkan
46
a) Team Leader/Ahli Madya Sumber Daya Air Seorang Sarjana Pengairan
(S1) dengan pengalaman kerja sekurangkurangnya 4 (empat) tahun
dalam melaksanakan perencanaan Sumber Daya Air serta memiliki
sertifikat keahlian Madya Sumber Daya Air (melampirkan sertifikat
keahlian). Team Leader/Ahli Madya Teknik Irigasi sebanyak 1 (satu) orang
b) Tenaga Ahli Irigasi Seorang Sarjana Pengairan (S1) dengan pengalaman
kerja sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun dalam melaksanakan
perencanaan Sumber Daya Air serta memiliki sertifikat keahlian Muda
Sumber Daya Air (melampirkan sertifikat keahlian). Tenaga Ahli Irigasi
sebanyak 1 (satu) orang
2. Tenaga Sub Profesional yang dibutuhkan :
a) Surveyor (3 Orang)
b) Draftman Autocad (2 Orang)
c) Tenaga Lokal (3 Orang)
3. Tenaga Penunjang yang dibutukan :
a) Office Administrator dan Keuangan (1 Orang)
b) Operator Komputer (1 Orang)
3.3 Jangka Waktu Pelaksanaan
3.3.1 Umum
Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan konsultan akan menyusun
jadwal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan lingkup pekerjaan dan waktu
pelasanaan pekerjaan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pekerjaan
yang sesuai dengan mutu pekerjaan yang diharapkan KAK dan dengan waktu
yang tersedia serta kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan.
47
Jadwal pelaksanaan pekerjaan menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan alokasi waktu yang disediakan.
3.3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, alokasi waktu untuk pelaksanaan
pekerjaan ini adalah selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender. Agar
pelaksanaan pekerjaan ini tepat waktu maka dibutuhkan jadwal pelaksanaan yang
disusun secara cermat. Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang
mengatur kapan suatu kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga
waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu
teknisnya. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir
pelaksanaan pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan
dalam KAK.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini dibuat untuk menyesuaikan antara
kegiatan yang harus dilakukan dengan waktu pelaksanaan yang disediakan,
sehingga pengalokasian waktu untuk masing-masing kegiatan menjadi jelas.
48
49
50

Pendahuluan BESUK FIX

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Pendahuluan BESUK FIX

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN PENDAHULUAN KAJIAN PENETAPAN SEMPADAN IRIGASI DAN PENDATAAN ASET PENGAIRAN

KORWIL BESUK, DINAS PUPR KABUPATEN PROBOLINGGO

Dalam rangka untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, dalam

sektor pembangunan pertanian mempertimbangkan program intensifikasi,

ekstensifikasi dan diversifikasi. Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan

pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian

dengan menggunakan berbagai sarana. Salah satu upaya pemerintah untuk

upaya tersebut mencakup pengolahan tanah diakukan secara tepat, penyedian

dan efisien. Seiring dengan perkembangan teknologi pertanian serta kenyataan

maka seluruh sarana dan prasarana di daerah-daerah pertanian perlu

Dalam mewujudkan pengelolaan irigiasi yang tepat guna dan sarana

prasarananya khususnya di Kabupaten Probolinggo yang didukung oleh dinas

Kabupaten Probolinggo perlu meningkatkan pembangunan irigasi untuk menjaga

ketersediaan air yang nantinya dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain peningkatan

pembangunan perlu juga dilakukan upaya pemeliharaan dan peningkatan kualitas

dalam kenyataanya upaya untuk meningkatkan pengeloaan irigasi yang tepat

guna sering berbenturan dengan berbagai persoalan diantaranya tentang

peningkatan perekonomian masyarakat dan pertumbuhan jumlah penduduk.

Dalam hal dengan pesatnya peningkatan ekonomi pada masyarakat,

bertambah pula kegiatan perekonomian dengan berbagai usaha yang dilakukan

oleh masyarakat, apalagi dibarengi dengan laju pertambahan penduduk dan

menutup kemungkinan menjadikan lahan yang termasuk dalam kawasan jaringan

untuk melakukan kegiatan usahanya misal mendirikan toko, warung, bengkel,

rumah dan sebagainya. Baik kawasan jaringan irigasi yang berdekatan/disekitar

kegiatan usahanya. Padahal sempadan sungai/irigasi digunakan untuk menjaga

ekosistem sungai/saluran irigasi agar tidak rusak dan seharusnya wilayah

aliran sungai/irigasi tetap terpelihara.

Sempadan merupakan batas pengaman bagi sungai atau saluran irigasi

setempat dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang bersangkutan Untuk

dapat mencapai penyelenggaraan pengelolaan yang berkelanjutan, prasarana

irigasi harus mampu mendukung :

1. Tumbuhnya Produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi

2. Meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan khususnya petani dari

hasil usaha pertanian

fungsi saluran irigasi dapat berjalan secara optimal.

Dalam peraturan daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 03 tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2029

pasal 27 nomor 7 kawasan sempadan irigasi berupa kawasan sepanjang kanan

Kemudian disebutkan pada pasal 65 ayat 6 peraturan zonasi untuk kawasan

a. perlindungan sekitar saluran irigasi atau sebagai sempadan saluran

irigasi dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan

kerusakan kualitas air irigasi;

b. bangunan sepanjang sempadan irigasi yang tidak memiliki kaitan

dengan pelestarian atau pengelolaan irigasi dilarang untuk didirikan;

c. saluran irigasi yang melintasi kawasan permukiman ataupun

kawasan perdesaan dan perkotaan yang tidak langsung mengairi

sawah maka keberadaannya dilestarikan dan dilarang untuk

digunakan sebagai fungsi drainase;

d. melestarikan kawasan sumber air untuk melestarikan debit irigasi;

e. perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang menyebabkan alih

fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan kualitas sumber air; dan

f. pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minum

Bunyi pasal tersebut dijelaskan bahwa penggunaan sempadan sungai telah

perkumpulan mengunakan sempadan sungai tanpa izin. Jika larangan tersebut

tidak diindahkan maka tindakan tersebut dapat dikatakan melanggar peraturan

karena dapat menimbulkan kerusakan pada sempadan sungai.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo akan

melakukan kegiatan penetapan sempadan irigasi dan pendataan aset pengairan,

untuk mendukung penataan dan pengaturan lahan kawasan jaringan irigasi

mendukung optimalisasi pelayanan dalam penyediaan air untuk lahan pertanian.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan warga masyarakat sekitar dengan

didukung oleh perangkat pemerintah desa dan Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Probolingo, mengetahui dan mengerti tentang batas-batas tanah hak