Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KIMIA
TEKNIK TEKNIK SIPIL
REG B
PROSES PRODUKSI SENYAWA ORGANIK
(Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Carbon & Kimia Organik)

Disusun oleh :
RIZKY SANDI RAMADHANI
181222019151376
BAB 1 TEORI
Definisi dari senyawa organik sebagai senyawa karbon karena semua senyawa organik
pasti mengandung atom karbon. Senyawa organik yang tidak diketahui dapat
diidentifikasi dengan cara analisis kualitatif. Analisis kualitatif ini dapat dilakukan dengan
cara penentuan sifat fisika, analisis unsur, identifikasi gugus fungsional, dan penentuan
derivat dari senyawa yang dianalisis. Salah satu sifat fisika yang umumnya diidentifikasi
pada senyawa organik, yaitu titik leleh.
1. JENIS CAMPURAN

Zat campuran adalah zat yang memiliki 2 buah zat atau lebih, jika zat murni itu memiliki sifat yang sama
sedangkan zat campuran itu bisa memiliki sifat yang berbeda-beda tergantung pada komponen zat yang
terkandung didalamnya, dan hal ini bisa terjadi karena zat penyusun yang terkandung dalam zat campuran
itu selalu mempertahankan sifat-sifat aslinya, kita bisa melihat contoh sederhana ketika anda mencoba
melarutkan gula kedalam air, maka anda bisa merasakan rasa manis air gula yang berbeda-beda
tergantung seberapa banyak anda menaruh gula itu ke dalam air, anda bisa merasakan air yang kurang
manis atau terlalu manis karena komposisi air dan gula yang berbeda-beda, dan masih banyak contoh
yang lainnya seperti pada kuningan, perunggu, dan lain sebagainya.

Jika kita gali lebih dalam sebagaian besar air yang ada dalam kehidupan sehari-hari ini termasuk kedalam
zat campuran, seperti air mineral yang biasa kita beli di toko-toko itu sudah bukan lagi air murni karena
sudah memiliki beberapa partikel lain selain air, dan zat yang ada didalamnya tetap mempertahankan
semua sifat-sifat aslinya sehingga banyak orang yang memanfaatkan zat campuran tersebut untuk
membuat minuman yang beredar di pasaran sampai saat ini.
1. JENIS CAMPURAN
B. Sebutkan jenis-jenis dari Campuran yang dimaksud!
Campuran homogen
Campuran homogen adalah campuran yang tidak dapat dibedakan zat-zat yang
tercampur di dalamnya atau zat-zat penyusunya.
Contoh campuran homogen adalah larutan seperti larutan gula, larutan garam, dan sirup.
Campuran heterogen
Campuran heterogen adalah campran yang terjadi karena zat-zat penyusunnya tidak
dapat bercampur secara sempurna sehingga dapat dikenali zat penyusunnya. Pada
campuran heterogen, seluruh bagiannya tidak memiliki komposisi yang sama atau tidak
serba sama.
Contoh campuran heterogen adalah air dan pasir atau air dan minyak.
1. JENIS CAMPURAN
C. Jelaskan pula masing-masing jenis Campuran tersebut!
Campuran homogen tersusun oleh dua bagian atau bisa lebih senyawa yang seluruh bagiannya
mempunyai sifat dan susunan lama. Larutan teridiri atas yang pertama pelarut (solvent) dan yang
kedua zat terlarut (solute). Pada suatu campuran homogen seluruh bagiannya serbasama sehingga
komponen-komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan.

Contoh Campuran Homogen :


 Larutan garam (Campuran garam dengan air)

 Larutan gula (campuran gula dengan air)

 Air aki (larutan asam sulfat)

 Cuka dapur

 Udara

 Alkohol 70%
1. JENIS CAMPURAN
Campuran Heterogen adalah suatu campuran serbaneka, dimana materi penyusunnya tidak berinteraksi, sehingga kita
bisa mengamati dengan jelas dari materi penyusun campuran tersebut. Campuran heterogen tidak memerlukan
kompisis yang tetap seperti halnya senyawa, bila kita mencampurkan dua materi atau lebih maka akan terjadi suatu
campuran.
Campuran heterogen memiliki ciri-ciri, yaitu
1. ukuran partikel yang bercampur lebih besar dari molekul;
2. pencampuran partikelnya tidak merata;
3. larutan akan mengendap (partikel zat pelarut dan terlarutnya berpisah) jika didiamkan;
4. keruh dan tidak tembus cahaya.
Contoh Campuran Heterogen
Antara campuran minyak dan air, kita dapat melihat yang mana bagian minyak dan yang mana bagian air dengan indera
mata kita.
Perhatikan pula susu yang sering kita konsumsi, terdiri dari atas berbagai macam zat seperti protein, karbohidrat,
lemak, vitamin C dan E, dan mineral.
Di dalam campuran heterogen dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
1. JENIS CAMPURAN
KELARUTAN
Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solut) untuk dapat
larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan suatu zat
dasarnya sangat bergantung pada sifat fisika dan kimia solut dan pelarut pada
suhu, tekanan dan pH larutan.

SUSPENSI (CAMPURAN)
Suspensi atau disebut juga suspensi kasar merupakan campuran heterogen
antara fase terdispersi dalam medium pendispersi. Secara umum, terdispersi
adalah padatan, sedangkan medium pendispersinya adalah air. Dalam sistem
suspensi dapat dibedakan antara zat terdispersi dan medium pendispersi.
2. STABILITAS & DESTABILITAS KOLOID, DAN MACAM-MACAM LARUTAN

A. Bagaimana agar Koloid dapat dikondisikan menjadi stabil? Berikan contohnya!

Koloid dapat menjadi stabil apabila koloid kita netralkan dengan cara yaitu mencampur
koloid positif (+) dengan koloid negatif (-). Sehingga muatannya akan saling menetralkan;
Koloid yang bermuatan baik itu positif (+) atau negatif (-), ditambahkan dengan larutan
elektrolit; dan dengan proses pemanasan.
Contohnya yaitu
 Telur, karena dipanaskan maka telur akan menggumpal
 Mencampurkan Susu dengan Air
2. STABILITAS & DESTABILITAS KOLOID, DAN MACAM-MACAM LARUTAN

B. Bagaimana pula untuk memecahkan koloid? Berikan contohnya.

Untuk memecahkan koloid bisa dilakukan pembuatan dengan cara dispersi yaitu peptisasi. Peptisasi
adalah proses mengubah endapan menjadi sol koloid dengan mengocoknya menggunakan medium
pendispersi dengan sedikit elektrolit. Selama peptisasi, endapan mengadsorpsi salah satu ion
elektrolit di permukaannya. Ini menghasilkan pengembangan muatan positif atau negatif pada
endapan yang akhirnya memecah menjadi partikel yang lebih kecil dari ukuran koloid.
Contohnya adalah pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida dengan cara mengalirkan gas
asam sulfida.
2. STABILITAS & DESTABILITAS KOLOID, DAN MACAM-MACAM LARUTAN

C. Jelaskan pula masing-masing jenis Campuran tersebut!

Larutan
Larutan adalah sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat
dibedakan antara partikel dispersi dan pendispersi. Larutan bersifat kontinu dan merupakan sistem
satu fase (homogen). Ukuran partikel zat terlarut kurang dari 1 nm (1 nm = 10-9 m). Larutan bersifat
stabil (tidak memisah) dan tidak dapat disaring. Contohnya larutan gula, larutan garam, larutan cuka,
alcohol 70%, spirtus, udara yang bersih, air laut, dan bensin.
Koloid
Koloid adalah suatu campuran homogen antara 2 zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang
berukuran koloid (fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium pendispersi). Koloid ini
merupakan sistem dispersi yang terletak diantara suspensi dan larutan. Ukuran partikelnya berkisar
antara 1-100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran homogen dan merupakan sistem 2 fase.
Contohnya susu, santan, jeli, selai dan minyak.
2. STABILITAS & DESTABILITAS KOLOID, DAN MACAM-MACAM LARUTAN
Suspensi Tabel Sifat Dan Sistem Dispersi

Suspensi adalah sistem dispersi dengan ukuran


partikel relatif besar tersebar merata dalam
medium pendispersinya. Suspensi bersifat
heterogen dan tidak kontinu, sehingga merupakan
sistem 2 fase. Ukuran partikel tersuspensi lebih
besar dari 100 nm. Suspensi dapat dipisahkan
dengan penyaringan. Contohnya air sungai yang
keruh, campuran pasir dengan air, campuran
terigu dengan air, campuran kopi dengan air dan
campuran minyak dengan air.
2. STABILITAS & DESTABILITAS KOLOID, DAN MACAM-MACAM LARUTAN

D. Sebutkan dan jelaskan macam-macam dari Larutan!

Ada berbagai macam larutan. Dapat dibagi sesuai dengan daya hantar dan kejenuhan larutan itu sendiri.
1. Larutan Pekat dan Larutan Encer
Ada dua hal mendasar yang membedakan larutan pekat dan larutan encer. Keduanya berbeda pada jumlah
solvent dan solute nya. Jumlah solute pada solvent lebih banyak dibandingkan dengan jumlah proton pada
larutan pekat. Sedangkan jumlah solvent akan cenderung lebih banyak dibandingkan jumlah solute nya pada
larutan encer.
2. Macam Larutan Sesuai Daya Hantarnya
Larutan sesuai daya hantar disebut sebagai larutan elektrolit. Air sebagai pelarut memanglah bukan konduktor
listrik yang baik dan disarankan. Namun jika air dimasuki dengan senyawa ion terlarut semacam NaCl, maka
larutan itu akan menjadi konduktor listrik. Ada beberapa jenis larutan elektrolit yaitu:
Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang keseluruhan molekulnya terbagi menjadi ion-ion yang terkelompok
secara sempurna. Hal ini membuat larutan tersebut memiliki daya hantar yang tinggi, seperti contohnya larutan
HCI atau asam klorida.
2. STABILITAS & DESTABILITAS KOLOID, DAN MACAM-MACAM LARUTAN
Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang tidak keseluruhan molekulnya menjadi ion. Sehingga memiliki daya hantar yang
cukup lemah.
Larutan non elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang keseluruhan molekulnya tidak menjadi ion. Sehingga larutan ini tidak bisa
digunakan untuk menghantarkan arus listrik karena tidak memiliki daya hantar sama sekali.
Macam Larutan Sesuai Kejenuhan
Larutan terbagi menjadi beberapa macam sesuai dengan tingkat kejenuhannya. Seperti yang ada dibawah ini :
Larutan jenuh
Larutan jenuh adalah larutan yang di dalamnya memuat beberapa solute. Solute ini larut dan mengalami kesetimbangan
pada solute padatnya.
Larutan tidak jenuh
Larutan tidak jenuh adalah larutan yang di dalamnya memuat solute yang kurang dari yang dibutuhkan untuk menghasilkan
larutan jenuh.
Larutan sangat jenuh
Larutan sangat jenuh adalah larutan yang di dalamnya memuat solute dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah
solute yang dibutuhkan dalam menghasilkan larutan jenuh
3. SATUAN KONSENTRASI, TIMBULNYA ENERGI DAN KETIDAKTERATURAN
DALAM PEMBENTUKAN LARUTAN CAIRAN
A. Terdapat beberapa cara untuk menyatakan Satuan Konsentrasi pada suatu Larutan. Jelaskan
masing-masing, disertai contoh perhitungannya.
1. Persen massa (%m/m)
Persen massa menunjukkan massa suatu zat dalam 100 gram larutannya. Secara
matematis, persen massa dirumuskan sebagai berikut.

2. Persen volume (% V/V)


Persen volume adalah satuan yang menunjukkan volume suatu zat dalam 100 mL
larutannya. Secara matematis, persen volume dirumuskan sebagai berikut.
3. SATUAN KONSENTRASI, TIMBULNYA ENERGI DAN KETIDAKTERATURAN
DALAM PEMBENTUKAN LARUTAN CAIRAN
3. Persen massa per volume (% m/V)

Persen massa per volume merupakan salah satu konsentrasi larutan yang menunjukkan massa
zat dalam 100 mL larutannya. Secara matematis, persen per massa volume dirumuskan sebagai
berikut.

4. Molaritas (M)

Membahas masalah molaritas tidak akan lepas dari besaran bernama mol. Hal itu karena
molaritas merupakan satuan konsentrasi yang menunjukkan banyaknya mol zat terlarut dalam
satu liter larutan. Secara matematis, molaritas dirumuskan sebagai berikut.
3. SATUAN KONSENTRASI, TIMBULNYA ENERGI DAN KETIDAKTERATURAN
DALAM PEMBENTUKAN LARUTAN CAIRAN

5. Molalitas

Hampir sama dengan molaritas, molalitas merupakan banyaknya mol zat terlarut dalam satu
kilogram pelarut. Secara matematis, molalitas dirumuskan sebagai berikut.

Ternyata, masih ada cara lain lho untuk mencari molalitas. Adapun cara yang dimaksud adalah
sebagai berikut.

Perbedaan mendasar antara molaritas dan molalitas? Jika acuan yang digunakan pada molaritas
adalah volume larutan, maka pada molalitas menggunakan acuan massa pelarut.
3. SATUAN KONSENTRASI, TIMBULNYA ENERGI DAN KETIDAKTERATURAN
DALAM PEMBENTUKAN LARUTAN CAIRAN

6. Hubungan antara persen massa dan molaritas


Dari persamaan yang telah disebutkan sebelumnya, ternyata bisa dicari hubungan
antara persen massa dan molaritas, lho. Adapun hubungan antara keduanya
ditunjukkan oleh SUPER “Solusi Quipper” berikut ini.

Catatan: % yang dimaksud adalah kadar dan hanya bilangannya saja yang dituliskan.
3. SATUAN KONSENTRASI, TIMBULNYA ENERGI DAN KETIDAKTERATURAN
DALAM PEMBENTUKAN LARUTAN CAIRAN
7. Fraksi mol
Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang menunjukkan perbandingan antara
konsentrasi mol zat terlarut atau pelarut terhadap larutannya. Adapun persamaan
fraksi mol adalah sebagai berikut.

8. Pengenceran
Untuk mengurangi tingkat kepekatan suatu larutan, Quipperian bisa melakukannya
dengan menambahkan air. Metode ini dikenal sebagai pengenceran. Larutan yang
diencerkan jelas mengalami perubahan konsentrasi dan volume. Namun demikian,
jumlah mol larutan tidak berubah. Oleh karena itu, pengenceran dirumuskan sebagai
berikut.
3. SATUAN KONSENTRASI, TIMBULNYA ENERGI DAN KETIDAKTERATURAN
DALAM PEMBENTUKAN LARUTAN CAIRAN
9. Molaritas campuran

Jika dua jenis larutan dengan konsentrasi berbeda dicampurkan, maka akan terbentuk larutan
baru dengan konsentrasi tertentu. Konsentrasi larutan setelah dicampur dirumuskan sebagai
berikut.

CONTOH SOAL
(1) Sebanyak 100 mL larutan gula 2 M akan dibuat menjadi larutan gula 0,25 M. Tentukan volume
larutan setelah diencerkan dan volume air yang harus ditambahkan!

Penyelesaian:

Di soal tertulis bahwa larutan gula 2 M akan dijadikan 0,25 M. Artinya, ada penambahan air ke
dalam larutan tersebut. Dengan rumus pengenceran, volume larutan setelah diencerkan
dirumuskan sebagai berikut.
3. SATUAN KONSENTRASI, TIMBULNYA ENERGI DAN KETIDAKTERATURAN
DALAM PEMBENTUKAN LARUTAN CAIRAN
Dengan demikian, volume air yang harus ditambahkan adalah sebagai berikut.

Jadi, volume larutan gula setelah diencerkan menjadi 800 mL dan volume air yang harus
ditambahkan adalah 700 mL.

(2) Terdapat 20 mL larutan HCl pekat dengan massa jenis 1,2 g/mL. Jika kadar HCl dalam larutan
tersebut sebesar 40%, tentukan massa HCl!
Penyelesaian:
Sebelum menentukan massa HCl, Quipperian harus mencari massa larutan HCl dengan persamaan
berikut.
3. SATUAN KONSENTRASI, TIMBULNYA ENERGI DAN KETIDAKTERATURAN
DALAM PEMBENTUKAN LARUTAN CAIRAN

Kemudian, tentukan massa HCl dengan cara berikut.

Jadi, massa HCl tersebut adalah 9,6 gram.

B. Kelarutan zat-zat dalam berbagai pelarut adalah berbeda-beda. Jelaskan beberapa penyebab
terjadinya perbedaan tersebut!

Penyebab terjadinya perbedaan tersebut tergantung pada faktor-faktor yang


mempengaruhi kelarutan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan antara
lain; suhu, jenis pelarut, pH, dan adanya ion senama (sejenis).
3. SATUAN KONSENTRASI, TIMBULNYA ENERGI DAN KETIDAKTERATURAN
DALAM PEMBENTUKAN LARUTAN CAIRAN

Suhu
Pengaruh suhu terhadap kelarutan hanya berpengaruh secara signifikan apabila
fase reaktan memiliki fasa padat atau gas. Untuk fasa padat, semakin tinggi suhu,
semakin tinggi kelarutan padatan tersebut dalam suatu pelarut. Dengan naiknya
suhu larutan maka jarak antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini
menyebabkan ikatan antar zat padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul
air, sehingga zat tersebut mudah larut.
Jenis Pelarut
Suatu senyawa akan larut apabila memiliki tingkat kepolaran yang sama dengan
pelarutnya. Semakin serupa tingkat kepolaran antara zat terlarut dan pelarut,
semakin tinggi pula kelarutan zat terlarut di dalam pelarut.
3. SATUAN KONSENTRASI, TIMBULNYA ENERGI DAN KETIDAKTERATURAN
DALAM PEMBENTUKAN LARUTAN CAIRAN

pH
kelarutan dari garam-garam yang berasal dari asam lemah bergantung pada
larutannya. Contoh asam oksalat, saat dilarutkan ke dalam air akan melepaskan ion
H+ dan ion C2O24–. Ion H+ dari air akan bergabung dengan ion oksalat C2O24–
membentuk asam oksalat kembali H2C2O4 sehingga menambah kelarutan
garamnya.
Adanya Ion Senama (ion sejenis)
Elektrolit-elektrolit yang terdiri atas ion logam yang sama seperti AgCI, AgNO3,
Ag2CrO4,AgBr, dan Ag3PO4 dikatakan mempunyai ion senama, yaitu ion perak
(Ag+). Demikian juga dengan AgCI, NaCI, CaCI2, dan AICI3 juga dikatakan memiliki
ion senama yaitu ion klorida (Cl–).
4. KALOR PELARUTAN, SERTA KELARUTAN DAN SUHU

A. Apa yang dimaksud dengan Kalor Pelarutan? Jelaskan


Kalor Pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa
dilarutkan dalam pelaryut berlebih yaitu sampai suatu keadan dimana pada penambahan
pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan lagi,karena air
biasanya digunakan sebagai pelarut,maka reaksinya dapat ditulis :
X¬(s) + Y(aq)

B. Jelaskan bagaimana perubahan Kalor Pelarutan terjadi pada beberapa jenis Larutan!
Jika NaOH dan HCl direaksikan dalam pelarut air, kemudian suhu larutan diukur maka
ketinggian raksa pada termometer akan naik yang menunjukkan suhu larutan meningkat.
4. KALOR PELARUTAN, SERTA KELARUTAN DAN SUHU

Selain kedua zat tersebut dikukuhkan sebagai lingkungan,


seperti pelarut, gelas kimia, batang termometer, dan udara
sekitar. Ketika NaOH dan HCl bereaksi, terbentuk NaCl dan
H2O disertai pelepasan kalor. Kalor yang dilepaskan ini
diserap oleh lingkungan, akibatnya suhu lingkungan naik.
Kenaikan suhu lingkungan ditunjukkan oleh naiknya suhu
larutan. Jadi, yang Anda ukur bukan suhu sistem (NaOH dan
HCl) melainkan suhu lingkungan (larutan NaCl sebagai hasil
reaksi). Zat NaOH dan HCl dalam larutan sudah habis bereaksi.
Oleh karena reaksi NaOH dan HCl melepaskan sejumlah kalor
maka dikatakan reaksi tersebut eksoterm.
4. KALOR PELARUTAN, SERTA KELARUTAN DAN SUHU

C. Jelaskan pula bagaimana perubahan kesetimbangan dinamik dipengaruhi oleh Kelarutan dan Suhu!

Gula lebih mudah larut dalam air panas dibanding air dingin. Hal ini
terjadi karena konstanta kelarutan, seperti jenis konstanta
kesetimbangan lainnya, adalah fungsi suhu. Sesuai dengan Prinsip Le
Chatelier, bila proses pelarutannya bersifat endotermik (menyerap kalor),
kelarutan meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Efek ini adalah
dasar untuk proses rekristalisasi, yang dapat digunakan untuk
memurnikan senyawa kimia. Bila pelarutan bersifat eksotermik (melepas
kalor) kelarutan menurun seiring dengan kenaikan suhu. [3] Natrium
sulfat menunjukkan kelarutan yang meningkat pada suhu di bawah
sekitar 32,4 °C, namun terjadi penurunan kelarutan pada suhu yang lebih
tinggi. [4] Hal ini karena fasa padatnya adalah dekahidrat
(Na2SO4·10H2O) di bawah suhu transisi, namun hidrat berbeda di atas
suhu tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai