Anda di halaman 1dari 24

A.

JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Larutan


B. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Senin, 29 Oktober 2018
C. TUJUAN
1. Membuat larutan dengan satuan konsentrasi Molar
2. Menghitung Molaritas, Molalitas, dan Fraksi Mol
3. Melakukan pengenceran larutan

D. DASAR TEORI
Tanpa kita sadari, setiap hari kita menjumpai larutan, ketika kita hendak
membuat teh manis, kita akan memasukkan gula ke dalam teh dan
mengaduknya, sampai gula yang berbentuk padat itu menjadi hilang. Melebur
habis bercampur dalam air teh. Saat kita hendak mencuci pakaian, kita tentu
mencampurkan ditergen ke dalam air dan mengaduknya. Sehingga, ditergen
bercampur dengan air dan menarik noda dalam pakaian. Tentu masih banyak
contoh pembuatan larutan sederhana dalam kehidupan kita. Namun, teori
pelarutan ini nampaknya jarang diulas dalam penerapannya. Rambat alurnya,
pelarutan juga difungsikan dalam proses industri, pengolahan limbah, dan
aplikasi dunia kedokteran. Kita memandang bahwa darah adalah zat cair
dalam tubuh yang berwarna merah, tentu berbeda bila dilihat dari perspektif
lain (apalagi kimia), darah memiliki larutan penyangga agar dapat berfungsi
sesuai dengan peranannya dalam tubuh.
Fungsi proses pelarutan dalam kehidupan sehari-hari tidaklah sederhana,
akan tetapi sighnifikan dan luas. Maka, ulasan akan pembuatan larutan ini
harus terkaji dalam teori empiris bedasarkan praktikum.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit didalam larutan dusebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain di dalam
larutan disebut pelarut atau solven. Larutan yang umum dijumpai adalah
padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti gula dalam air, NaCl dalam air,
dan contoh larutan lainnya sebagai macam-macam larutan juga.

Zat terlarut Pelarut Larutan


Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hidrogen dalam serbuk platina, batu apung
Cair Cair Alkohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Kuningan (Tembaga + seng)
Padat Cair Garam dalam air

a. Proses pembuatan larutan

1
Ada berbagai proses kimia dalam pembuatan larutan. Setiap proses,
memiliki ciri dan produk yang berbeda-beda. Setiap zat, memiliki
mekanisme pelarutan sendiri-sendiri. Dalam garis besarnya, ada
bebarapa mekanisme palarutan dalam kimia yaitu:
1. Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan palarut dan membentuk
zat baru. Sifat pelarutan ini permanen, karena produknya berbentuk
zat baru hasil reaksi. Penyusun larutannnya melebur erat dalam
ikatan kimia yang sulit dipisah. Partikel-partikelnya melekat secara
atomik dan menghasilkan sifat-sifat baru. Contoh mekanisme
pelarutan ini adalah:
P2O5 + 3H2O  2H3PO4
SO3 + H2O  H2SO4
K2O + H2O  2KOH

2. Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut. Zat terlarut


berinteraksi kuat dengan pelarut bila pertikel zat tersebut bersifat
ion atau polar dan pelarutnya juga bersifat polar. Jika zat berupa
ion, maka terjadi gaya ion-dipol antara ion zat terlarut dan pelarut.
Gaya ini lebih besar dari gaya dipol-dipol antara molekul pelarut.
Akhirnya terjadi solvasi, yaitu pengurungan partikel zat terlaurt
oleh molekul pelarut. Jika pelarutnya airt disebut hidrasi.
Sebagai contoh, kristal NaCl yang mula-mula larut adalah di
bagian permukaan, sehingga kristal itu makin mengecil sampai
hbis. Beberapa molekul air menghadapkan kutub positifnya ke Cl -,
dan yang lain menghadapkan kutup negatifnya ke Na +. Akibatnya
semua ion itu saling berjauhan karena terhidrasi dan melarut.
Artinya satu ion Na+ dikelilingi oleh beberapa molekul air, dan
begitu juga ion Cl-.
Mekanisme ini, berproses dalam ukuran nano (tak kasat mata).
Saat zat yang berbentuk kristal terkikis sedikit demi sedikit dalam
ukuran nano, bercampur dalam H2O, sehingga partikel H2O
menutupi partikel-partikel zat terlarut. Efek visual yang dihasilkan
adalah zat terlarut menghilang.
3. Zat Terlarut berinteraksi lemah dengan pelarut.
Suatu zat dapat larut dalam cairan walaupun daya tarik antara
partikel zat dengan pelarut sangat lemah. Hal ini dapat terjadi bila
molekul kedua zat bersifat non polar. Antara molekul zat terlarut
dan pelarut hanya terdapat gaya london yang relatif lemah.
Akibatnya, proses pelarutan lebih lama daripada solvasi. Jika
kedua zat (zat pelarut dan terlarut)berwujud cair, kedudukan satu
molekul pelarut dapat digantikan oleh molekul zat terlarut.
Sehingga zat dapat saling melarutkan, misalnya benzana dan CCl4.

2
Secara sederhana, mekanisme pelarutan ini hampir sama dengan
nomor 2, namun kekuatan ikatan relatif lebih lemah, sehingga
proses pelarutan memerlukan waktu yang lebih lama. Zat yang
terlarut sulit terpecah karena hanya terjadi satu gaya saja dalam
ikatannya.

Dalam proses pelarutan dan mekanismenya, dikenal sebuah variabel


penentu dan pengukur tingkat larutan dalam segi keencerannya. Disebut
konsentrasi, didefinisikan sebagai jumlah zat yag terlalur dalam setiap satuan
larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan
fisik, misalnya satuan berat atau satuan volume dan satuan kimia misalnya
mol, massa rumus, dan ekivalen.

Konsentrasi berhubungan dengan kepekatan dan keenceran sebuah


laruatan. Dimaksud pekat, bila zat yang terlarut lebih banyak daripada zat
pelarut. Semakin pekat sebuah larutan, semakin kuat konsentrasi sebuah
larutan. Sebaliknya, larutan yang encer adalah larutan yang pelarutnya lebih
banyak daripada zat terlarutnya. Dalam praktikum ini, pembuatan larutan
lebih condong ke pengenceran, karena aquades sebagai pelarut selalu lebih
banyak daripada zat pelarutnya.

Semakin pekat sebuah larutan, semakin terlihat sifat larutan itu sendiri.
Sebagai contoh, HCl, dalam konsentrasi yang tinggi, zat ini bisa membuat
kulit melepuh karena sifat asam kuatnya. Sehingga, pada proses pengambilan
HCl pekat, harus ada dalam ruangan dengan kondisi lingkungan yang sudah
diatur agar HCl tidak bereaksi dengan udara biasa. Bila HCl sudah diencerkan
(dengan Aquades misalnya), sifat-sifat aslinya semakin hilang. Karena
konsentrasinya semakin kecil.

Macam-macam konsentrasi yang ada dalam ilmu kimia terbagi menjadi


beberapa bagian.

a. Persen Konsentrasi
Konsentrasi dalam larutan, bisa dinyatakan dalam bentuk persen.
Dibagi menjadi dua bagian, yaitu persen berat dan persen volume.
Konstruksi perhitungannya berdasarkan perbandingan zat terlarut
dengan seluruh total larutan. Model persentrasi memudahkan
perhitungan karena bisa dijadikan analogi massa, volume, dan
konsentrasi.
b. Fraksi Mol
Fraksi mol berhubungan dengan molaritas. Perbandingan yang
digunakan adalah jumlah fraksi mol yang dicari (pelarut atau terlarut)
dengan total molaritas terlarut dan pelarut. Fungsi dari perhitungan
fraksi mol ini diterapkan dari teori sifat koligatif larutan.

3
c. Molaritas
Bisa disebut juga konsentrasi molar (M) suatu larutan menyatakan
jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol
dalam 1 mL larutan. dengan kata lain, Molaritas adalah jumlah mol zat
terlarut dalam satu liter larutan.
Semakin tinggi molaritas larutan, semakin kuat konsentrasinya.
Molaritas juga berhubungan dengan mol, jadi massa zat dan massa
relatif juga mempengaruhi molaritas.
d. Molalitas
Menyatakan jumlah mol zat terlaut dalam 1000 g pelarut. Molalitas
tidak tergantung temperatur dan digunakan dalam bidang kimia disika,
teristimewa pada bidang sifat koligatif larutan.
e. Normalitas
Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlaut dalam tiap liter larutan.
ekivalen zat dalam larutan tergantung pada jenis reaksi yang dialami
zat itu, karena satuan ini dipakai untuk penyetaraan zat dalam reaksi.
Ekivalen suatu zat ada hubungannya dengan molaritas, serta jenis
reaksinya.

Pengenceran sebuah zat dapat mempengaruhi ciri dan sifat zat itu sendiri.
Hal ini terjadi karena terjadi peleburan dan ikatan antar molekul zat lain.
Sehingga, terjadi penutupan dan kolaborasi sifat. Akhirnya, dimunculkan sifat-
sifat kimiawi dan fisika. Seperti perubahan warna, pengendapan, dan
perubahan bentuk dan lain-lain. Bisa dikatakan, pembuatan larutan adalah awal
dari penemuan sifat-sifat kimiawi. Tanpa dicampur, sifat kimia tidak akan
muncul. Meski pencampurannya hanya bisa diabstrakkan, tidak kasat mata.
Karena menyangkutkan zat yang sangat kecil.

Bila dihubungkan dengan faktor percepatan reaksi, kecepatan keenceran


bisa dikarenakan suhu pelarut. Sebagai contoh, air teh dengan gula, bila air
yang digunakan air panas, maka gula akan cepat terlarut. Hal ini, karena panas
air membantu memecah partikel gula dan mengikat ke paritkel air. Maka,
semakin tinggi suhu pelarut, maka kecepatan kelarutan juga semakin tinggi.

Namun, dalam praktikum ini, tidak digunakan proses pemanasan zat


karena fokus praktikum ditekankan pada konsentrasi zat dan molaritas.
Pencampuan aquades pada sebuah zat, digunakan sebagai pengurangan
kepekatan agar zat bisa digunakan secukupnya dan seporsinya.

4
E. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Labu ukur 100 mL 1 buah
2. Gelas kimia 100 mL 1 buah
3. Gelas kimia 250 mL 1 buah
4. Gelas ukur 25 mL 1 buah
5. Corong kaca kecil 1 buah
6. Botol semprot 1 buah
7. Pipet tetes 1 buah
8. Neraca analitik 1 buah
9. Pengaduk 1 buah
10. Spatula 1 buah
11. Kaca arloji 1 buah

Bahan :

1. Aquades secukupnya
2. H2C2O4 0,45 gram
3. HCl Pekat 37% 8,3 mL
4. NaOH padat 4 gram

5
F. ALUR PERCOBAAN
Percobaan 1. Pembuatan Larutan H2C2O4 0,05 M 100 mL

H2C2O4 padat

Diukur massa H2C2O4 yang diperlukan

Dimasukkan H2C2O4 ke dalam gelas kimia dan dilarutkan


dengan aquades serta diaduk hingga H2C2O4 larut secara merata

Dimasukkan ke dalam labu ukur H2C2O4 yang sudah dilarutkan

Ditambahkan aquades hingga tanda batas sambil dikocok pelan

Ditutup labu ukur

Dikocok lagi hingga larut secara merata

Larutan H2C2O4
H2C2O4
Percobaan 2. Pembuatan Larutan HCl 1 M 100 mL

HCl Pekat

Diambil HCl dengan pipet dan diukur dengan gelas ukur 25 mL


sesuai yang dibutuhkan

Dimasukkan HCl ke dalam labu ukur

Ditambahkan aquades secara perlahan-lahan sampai setengah


bagian labu ukur

Dikocok labu ukur secara perlahan-lahan

Ditambahkan lagi aquades hingga tanda batas

Ditutup labu ukur dengan penutupnya

Dikocok lagi sampai larutan larut secara merata

Larutan HCl

6
Percobaan 3. Pembuatan Larutan NaOH 1 M 100 mL

NaOH padat

Diukur massa NaOH padat yang diperlukan

Dimasukkan NaOH ke dalam gelas kimia dan dilarutkan dengan


aquades serta diaduk hingga H2C2O4 larut secara merata

Dimasukkan ke dalam labu ukur NaOH yang sudah dilarutkan

Ditambahkan aquades hingga tanda batas sambil dikocok pelan

Ditutup labu ukur

Dikocok lagi hingga larut secara merata

Larutan NaOH

7
G. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Percobaan Distilasi Air Laut dan Larutan NaCl

No Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1 Pembuatan Larutan H2C2O4 0,05 M H2C2O4 Larutan H2C2O4 H2C2O4(aq) + H2O(aq) Untuk membuat
100 mL Berwujud 0,05 M tidak  H2C2O4(aq) larutan H2C2O4
H2C2O4 padat padatan berwarna 0,005 M
-Berwarna -Suhu: Normal dibutuhkan
Diukur massa H2C2O4 yang
putih (suhu ruangan) H2C2O4 sebanyak
diperlukan
berbentuk 0,45 gr
Dimasukkan H2C2O4 ke dalam
kristal
gelas kimia dan dilarutkan
-Aquades
dengan aquades serta diaduk
tidak
hingga H2C2O4 larut secara
berwarna
merata
Dimasukkan ke dalam labu ukur
H2C2O4 yang sudah dilarutkan
Ditambahkan aquades hingga
tanda batas sambil dikocok
pelan
Ditutup labu ukur
Dikocok lagi hingga larut secara
merata
Larutan H2C2O4
H2C2O4

8
2 Pembuatan Larutan HCl 1 M 100 mL HCl pekat Larutan HCl 1 M HCl(l) + H2O(aq)  Untuk membuat
tidak tidak berwarna HCl(aq) larutan 1 M
berwarna -Suhu: Normal dibutuhkan HCl
sebanyak 8,3 mL.
-Terdapat (Suhu ruangan)
Diambil HCl dengan pipet dan uap
diukur dengan gelas ukur 25 mL -Suhu:
sesuai yang dibutuhkan normal
Dimasukkan HCl ke dalam labu (suhu
ukur ruangan)
Ditambahkan aquades secara -Aquades:
perlahan-lahan sampai setengah
Tidak
bagian labu ukur
Dikocok labu ukur secara berwarna
perlahan-lahan
Ditambahkan lagi aquades hingga
tanda batas
Ditutup labu ukur dengan
penutupnya
Dikocok lagi sampai larutan larut
secara merata

9
3 Pembuatan Larutan NaOH 1 M 100 NaOH Larutan NaOH 1 M NaOH(s) + H2O(aq)  Untuk membuat
mL padat tidak berwarna NaOh(aq) NaOH 1 M
bewarna -Suhu: Panas dibutuhkan NaOH
NaOH padat putih padat sebanyak 4
berbentuk gr.
Diukur massa NaOH padat yang kristal
diperlukan -Aquades
Dimasukkan NaOH ke dalam tidak
gelas kimia dan dilarutkan dengan berwarna
aquades serta diaduk hingga
NsOH larut secara merata
Dimasukkan ke dalam labu ukur
NaOH yang sudah dilarutkan
Ditambahkan aquades hingga
tanda batas sambil dikocok pelan
Ditutup labu ukur
Dikocok lagi hingga larut secara
merata

Larutan NaOH

10
H. PEMBAHASAN
Pada perobaan pembuatan laruran ini, proses kerja dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu pembuatan larutan H2C2O4, pembuatan larutan HCl, dan pembuatan larutan
NaOH. Dari tiga proses itu, bahan awalnya adalah zat itu sendiri (yang lebih
pekat atau masih dalam bentuk padatan) dan aquades. Dibuktikan bahwa dalam
proses pencampuran ataupun pengenceran zat selalu ada zat pelarut dan dan zat
yang terlarut.
Bila dikembalikan pada teorinya, larutan adalah gabungan dari zat pelarut dan
zat yang terlarut. Dimana, pada percobaan ini, yang menjadi zat pelarut adalah
aquades, sedang yang menjadi zat terlarut adalah H2C2O4, HCl, dan NaOH.
Selain itu, percobaan pembuatan larutan ini difungsikan sebagai proses
pengenceran sebuah zat. Proses pengenceran adalah proses mengurangi tingkat
kepekatan sebuah zat. Dalam hal ini berhubungan dengan molaritas. Untuk
mengurangi tingkat molaritas, dilakukan proses pengenceran agar dihasilkan zat
yang kepekatannya turun dari zat awalnya.

a. Pengenceran H2C2O4 dengan Aquades


H2C2O4 punya nama lain Asam oksalat. Pada proses pengencerannya,
dicampurkan dengan 100 mL aquades, volume aquades tersebut diukur
dengan menggunakan labu ukur agar diperoleh volume yang tepat. Untuk
menghasilkan larutan berkonsentrasi 0,05 M, maka dibutuhkan 0,45 gr
Asam Oksalat. Agar diperoleh angkat yang tepat, proses perhitungan
massa ini dilakukan dalam alat pengukur massa yang akurat. Tingkat
keakuratannya 0,001 gram.
Angka campuran larutan ini (100 mL aquades dan 0,45 gr asam
oksilat) diperoleh dari perhitungan rumus yang dilampirkan dalam laporan
ini. Dari proses pencampuran, asam oksalat awalnya berbentuk kristal
berwana putih. Dengan suhu normal, proses pengenceran menghasilkan
larutan Asam Oksalat dengan pengadukan yang cukup lama. Hal ini bisa
dikarenakan mekanisme ikatan asam oksalat ini dengan aquades tidaklah
kuat. Mungkin hanya ada satu gaya saja yang bekerja, ditambah dengan
tidak adanya faktor yang mempercepat laju reaksi seperti aquades yang
dipanaskan.
Proses pencampuran terjadi di dalam labu ukur. Aquades dimasukkan
terlebih dahulu, namun hanya seperempat bagian labu ukur, kemudian
dengan menggunakan spatula, asam oksilat yang masih berbentuk kristal
dimasukan sedikit demi sedikit sambil dikocok pelan-pelan. Bila semua
asam oksilat sudah dimasukkan, ditambahkan aquades sampai batas ukur
100 mL pada tanda di permukaan labu ukur.

11
Hasil dari pencampuran ini adalah terbentuk larutan asam oksilat
dengan konsentrasi 0,05 M bening (tidak berwarna). Tidak terjadi
perubahan suhu ataupun warna.

b. Pengenceran HCl dengan Aquades


Mekanisme pengenceran HCl berbeda dengan asam oksilat. Karena
HCl pekat berbentuk cairan. Karena sifatnya asam kuat, lingkungan harus
dikondisikan agar HCl tidak bereaksi yang nantinya akan membahayakan.
Pada proses pengambilan HCl, dilakukan di tempat khusus yang bernama
lemari asam. Saat dituang ke dalam gelas kimia, HCl pekat menguap
dalam lemari asam. Bila diamati dengan jarak dekat, larutan HCl dengan
aquades 25 mL terlihat berminyak. Ini adalah indikator bahwa HCl
dengan tambahan 25 mL aquades masih pekat. Setelah itu, dimasukkan ke
dalam labu ukur. Kemudian dikocok pelan-pelan dan ditambahkan
aquades kembali sampai 100 mL.
Untuk menghasilkan HCl dengan konsentrasi 0,05 M, dibutuhkan 8,3
mL HCl pekat. Angka ini dihasilkan dari perhitungan molaritas dan rumus
lainnya.
Tidak ada perubahan yang terjadi dari segi warna maupun bentuk. HCl
yang cair, akhirnya menjadi larutan HCl yang cair pula. Warnyanya juga
tetap bening dengan suhu normal (suhu ruang biasa).

c. Penenceran NaOH dengan Aquades


Proses pengenceran NaOH hampir sama dengan asam oksilat. Bentuk
NaOH juga hampir sama dengan asam oksilat, berbentuk kristal dan
berwarna putih. Untuk perhitungan massa, rumus yang digunakan juga
sama dengan pengenceran zat sebelumnya. Dihasilkan angka 4 gr untuk
membuat 1 M larutan NaOH.
Sebelum dicampurkan, pelarutan dilakukan di gelas kimia. Dengan
mencampur 25 mL aquades dengan 4 gr NaOH. Kemudian diaduk hingga
NaOH benar-benar lebuh dalam aquades. Dibutuhkan waktu yang lama
untuk melarutkan NaOH. Lebih lama daripada asam oksilat. Hal ini terjadi
karena berbagai faktor, faktornya hampir sama dengan asam oksilat.
Namun juga, bentuk NaOH yang keras dan sulit larut dalam air. Sehingga,
proses pencampurannya pun harus sedikit demi sedikit. Setelah 4 gr
NaOH tercampur sempurna dalam 25 mL aquades, larutan ini dimasukkan
ke dalam labu ukur. Kemudian ditambahkan lagi aquades hingga 100 mL.
Labu ukur ditutup dan dikocok pelan-palan.

12
Proses pengocokan ini berfungsi agar zat terlarut bisa melarut
maksimal dan merata dalam zat terlarut. Sehingga nantinya dihasilkan
larutan dengan konsentrasi yang diinginkan. Setelah diperolah hasil yang
diinginkan, larutan-larutan itu disimpan di botol-botol yang telah
disediakan. Fungsinya, agar tidak terbuang sia-sia. Karena larutan ini
masih bisa digunakan untuk praktikum lainnya.
Larutan hasil praktikum itu juga masih bisa dimurnikan kembali
dengan cara distilasi atau cara lainnya. Jadi, larutan hasil praktikum tidak
dibuang. Setelah selesai dan mendapat hasil yang diinginkan, alat-alat
praktikum dibersihkan. Hal ini agar alat-alat praktikum tetap awat dan
bersih, selain itu menghindari bahaya kepekatan zat bila tersentuh tangan.
Intinya, dari tiga praktikum pengenceran zat ini adalah pembuatan
larutan digunakan untuk mengurangi konsentrasi zat agar bisa digunakan
untuk praktikum lainnya. Tidak selalu zat yang pekat yang dibutuhkan
dalam praktikum. Selain itu, juga untuk melarutkan zat padat dalam zat
cair atau bentuk zat lainnya. Nantinya, dengan wujud yang berbeda, zat
bisa difungsikan dalam proses kimia lainnya.

13
I. KESIMPULAN
a. Pembuatan larutan adalah proses mencampur dua larutan atau lebih
dimana di dalamnya ada zat yang berfungsi sebagai pelarut dan zat yang
berfungsi sebagai terlarut.
b. Tingkat kelarutan ini bisa disebut dengan konsentrasi larutan, terhitung
dengan molaritas (M).
c. Pembuatan larutan juga berhubungan dengan pengenceran zat, dimana
konsentrasi zat dikurangi dengan menambahkan aquades agar partikel zat
lebih renggang agar dan bercampur dengan partikel aquades.

J. DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Utiya dkk. 2017. Kimia Dasar I: Unesa University Press. Surabaya

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta:


Erlangga.

Tim Penyusun. 2016. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Unesa University Press.
Surabaya

14
K. LAMPIRAN-LAMPIRAN

DOKUMENTASI

No Gambar Keterangan
1 Ditimbang serbuk H2C2O4
sebanyak 0,45 gram

2 Dilarutkan dengan aquades di


dalam gelas kimia

3 Dimasukkan ke dalam labu ukur


dan dikocok

15
4 Larutan H2C2O4 0,05 M

5 Diukur dan dimasukkan ke dalam


labu ukur HCl Pekat

6 Dikocok hingga larut secara


merata

16
7 Larutan HCl 1 M

8 Ditimbang NaOH padatan


sebanyak 4 gram

9 Dilarutkan NaOH ke dalam gelas


kimia

17
10 Dikocok di dalam labu ukur dan
larutan NaOH 1 M telah jadi

18
PERHITUNGAN

Pembuatan larutan H2C2O4 0,05 M

nt
Massa H2C2O4 padatan Xt =
nt+ np

0,005
Mr. H2C2O4 = 90 =
0,005+5 , 45

massa
M.V = = 0,0009
Mr

massa
0,05x0,1 = Xp = 1 – 0,0009
90

Massa = 0,45 gram = 0,9991

Volume H2C2O4 Molalitas

massa mt 1000
V = m = x
ρ Mr mp

0 , 45 0 , 45 1000
= = x
1 ,87 90 99 ,76

= 0,24 mL = 0,05 molal

Vpelarut = Vlarutan-Vterlarut Molaritas

mt 1000
= 100 – 0,24 M = x
Mr V

0 , 45 1000
= 99,76 mL = x
90 100

mpelarut = massa x ρ = 0,05 M

= 99,76 x 1 Normalitas

mt 1000
= 99,76 gram N = x
BE mL

0 , 45 1000
Fraksi Mol = x
90 100

19
0 , 45
nt = = 0,05 N
90

= 0,005 mol

99 ,76
np =
18

= 5,54 mol

Pembuatan Larutan HCl 1 M

Volume HCl yang diperlukan

ρ x % x 10
M =
Mr

1, 19 x 37 x 10
=
36 , 5

= 12,06 M

M1V1 = M2V2

12,06 x V = 1 x 100

V = 8,3 mL

Fraksi Mol

nt = M.V

= 1 x 0,1

= 0,1 mol

Massa HCl = n x Mr

= 0,1 x 36,5

= 3,65 gram

Vpelarut = 100 – 8,3

= 91,7 mL

mp = 91,7 x 1

20
= 91,7 gram

91 ,7
np =
18

= 5,09

nt
Xt =
nt+ np

0,1
=
0 ,1+5 , 09

= 0,019

Xp = 1 – 0,019

= 0,981

Molalitas

mt 1000
m = x
Mr mp

3 ,65 1000
= x
36 ,5 91 ,7

= 1,09 molal

Molaritas

mt 1000
M = x
Mr V

3 ,65 1000
= x
36 ,5 100

=1M

Normalitas

mt 1000
N = x
BE mL

3 ,65 1000
= x
36 ,5 100

21
=1N

Pembuatan larutan NaOH 1 M

nt
Massa NaOH padatan Xt =
nt+ np

0,1
Mr. NaOH = 40 =
0 ,1+5 , 45

massa
M.V = = 0,018
Mr

massa
1x0,1 = Xp = 1 – 0,018
40

Massa = 4 gram = 0,982

Volume NaOH Molalitas

massa mt 1000
V = m = x
ρ Mr mp

4 4 1000
= = x
2 ,13 40 98 , 12

= 1,88 mL = 1,02 molal

Vpelarut = Vlarutan-Vterlarut Molaritas

mt 1000
= 100 – 1,88 M = x
Mr V

4 1000
= 98,12 mL = x
40 100

mpelarut = massa x ρ =1M

= 98,12 x 1 Normalitas

mt 1000
= 98,12 gram N = x
BE mL

22
4 1000
Fraksi Mol = x
40 100

4
nt = =1N
40

= 0,1 mol

98 , 12
np =
18

= 5,45 mol

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Tentukan molaritas (M) asam sulfat pekat 97% yang memiliki kerapatn larutan
1,84 kg/L, dan massa molekul relatif 98,08 g/mol.
Jawab :

ρ x % x 10
M =
Mr

1, 84 x 97 x 10
=
98 , 08

= 18,19 M

2. Berapa mL asam sulfat pekat yang diambil jika anda diminta membuat 100 mL
asam sulfat 1 M?
Jawab :
M1V1 = M2V2
18,19 x V = 1 x 100
V = 5,49 mL

23
3. Berapa mL asam klorida pekat yang diambil jika anda diminta membuat 100 mL
asam klorida 3 M?
Jawab :
M1V1 = M2V2
12,06 x V = 3 x 100
V = 24,88 mL
4. Berapa mL asam klorida 3 M yang diambil jika anda diminta membuat 50 mL
asam klorida 1 M?
Jawab :
M1V1 = M2V2
3 x V = 1 x 50
V = 16,67 mL

5. Berapa mL asam klorida 1 M yang diambil jika anda diminta membuat 100 mL
asam klorida 0,5 M ?
Jawab :
M1V1 = M2V2
1 x V = 0.5 x 100
V = 50 mL

6. Hitunglah berapa gram ntrium hidroksida yang ditimbang untuk membuat 100
mL konsentrasi 1 M.
Jawab :
massa
M.V =
Mr
massa
1x0,1 =
40
Massa = 4 gram

7. Hitunglah volume larutan natrium hidroksida 1 M yang diambil untuk membuat


100 mL natrium hidroksida 0,5 M.
Jawab :
M1V1 = M2V2
1 x V = 0.5 x 100
V = 50 mL

24

Anda mungkin juga menyukai