Si
MAKALAH
DI SUSUN OLEH :
2023
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulin
BAB II PEMBAHASAN
A. SifatKoligatif
B. Larutan Penyangga
C. Hasil Kali Kelarutan
D. Kesetimbangan Kimia
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang makalah mengenai Sifat Koligatif, Larutan
Penyangga, dan Hasil Kali Kelarutan dapat mencakup pemahaman
mendalam tentang bagaimana zat terlarut mempengaruhi sifat larutan.
Sifat koligatif meliputi perubahan sifat-sifat larutan karena keberadaan
partikel terlarut, sedangkan larutan penyangga menunjukkan
kemampuan suatu larutan untuk mempertahankan kestabilan pH. Hasil
kali kelarutan berkaitan dengan sejauh mana suatu zat dapat larut
dalam pelarut tertentu. Penelitian pada topik ini penting untuk
memahami solusi perilaku dalam berbagai kondisi dan memiliki
aplikasi luas dalam berbagai industri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh penambahan zat terlarut terhadap sifat-sifat
koligatif lingkungan, seperti penurunan titik beku, peningkatan titik
didih, tekanan osmotik, dan penurunan tekanan uap?
2. Apa pengertian larutan penyangga, bagaimana, bagaimana cara
kerja larutan penyangga, bagaimana perhitungan pH larutan
penyangga dan apa saja peranan larutan penyangga?
3. Bagaimana hubungan Ksp dengan hasil kali kelarutan,serta
bagaimana faktor-faktor seperti suhu dan tekanan yang
mempengaruhinya?
4. Apa pengertian Kesetimbangan Kimia? Serta Bagaimanakah
contoh-contoh kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan zat terlarut
terhadap sifat-sifat koligatif lingkungan, seperti penurunan titik
beku, peningkatan titik didih, tekanan osmotik, dan penurunan
tekananuap!
2. Untuk mengetahui apa pengertian larutan penyangga, bagaimana
cara kerja larutan penyangga, bagaimana perhitungan pH larutan
penyangga dan apa saja peranan larutan penyangga?
3. Untuk mengetahui hubungan Ksp dengan hasil kali kelarutan serta
bagaimana faktor-faktor seperti suhu dan tekanan yang
mempengaruhinya!
4. Untuk mengetahui apa pengertian Kesetimbangan Kimia? Serta
Bagaimanakah contoh-contoh kesetimbangan kimia dalam
kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua
atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
(zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak
daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi
zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Adalah sifat larutan encer yang tidak mudah menguap dan hanya
tergantung pada jumlah partikel zat terlarut, tidak tergantung pada
jenis zat terlarut.
Adalah sifat dari larutan yang bergantung pada jumlah volume
pelarut dan bukan pada massa partikel.
Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan
elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Apabila suatu
pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut
Maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
Penurunan tekanan uap jenuh
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Tekanan osmotik
Di dalam suatu larutan banyaknya partikel ditentukan oleh
konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri.
Jumlah partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama
dengan jumlah partikel yang ada dalam larutan elektrolit, walaupun
keduanya mempunyai konsentrasi yang sama. Hal ini dikarenakan
larutan elektrolit dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan
larutan non elektrolit tidak dapat terurai menjadi ion-ion. Dengan
demikian sifat koligatif larutan dapat dibedakan atas sifat koligatif
larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan
dan sifat larutan itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal-
hal berikut :
Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik
didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut
murninya, berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut.
Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal.
Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer.
Bila kita memanaskan air (atau zat yang dapat menguap lainnya) dalam
ketel yang tertutup, maka ketika air mendidih tutup ketel dapat terangkat,
mengapa hal ini terjadi? Apa sebenarnya yang menekan tutup ketel
tersebut, air atau uap airnya? Dalam ruang tertutup air akan menguap
sampai ruangan tersebut jenuh,yang disertai dengan pengembunan
sehingga terjadi kesetimbangan air dengan uap air.
Besarnya tekanan uap jenuh untuk setiap zat tidak sama, bergantung
pada jenis zat dan suhu.Zat yang lebih sukar menguap, misalnya glukosa,
garam,gliserol memiliki uap yang lebih kecil dibanding zat yang lebih
mudah menguap, misalnya eter.Bila suhu dinaikkan, energi kinetik
molekul-molekul zat bertambah sehingga semakin banyak molekul-
molekul yang berubah menjadi gas, akibatnya tekanan uap semakin
besar. Perhatikan tekanan uap jenuh air pada berbagai suhu pada.
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair
yang menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair
akan menimbulkan tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar.
Keadaan saat tekanan uap zat cair diatas permukaan zat cair tersebut
sama dengan tekanan udara disekitarnya disebut mendidih dan suhu
ketika tekanan uap diatas pemukaan cairan sama dengan tekanan uap
luar disebut titik didih. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam
larutan maka akan terjadi kenaikan titik didih dari larutan tersebut.
• Tekanan Osmotik
π = tekanan osmotik
M = konsentrasi molar
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm K mol )
T = suhu mutlak (K)
Partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel
dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan
larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat
koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat
koligatif larutan elektrolit.
Dalam sistem analisis, dikenal larutan hipertonik yaitu larutan yang
mempunyai konsentrasi terlarut tinggi, larutan isotonic yaitu dua larutan
yang mempunyai konsentrasi terlarut sama, dan larutan hipotonik yaitu
larutan dengan konsentrasi terlarut rendah. Air kelapa merupakan contoh
larutan isotonik alami. Secara ilmiah, air kelapa muda mempunyai
komposisi mineral dan gula yang sempurna sehinggga memiliki
kesetimbangan elektrolit yang nyaris sempurna setara dengan cairan
tubuh manusia. Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam.
Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar dari
hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan
nonelektrolit di atas. Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit
yang terlihat dan hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif
larutan non elektrolit, menurut Van’t Hoff besarnya selalu tetap dan diberi
simbol i (i = tetapan atau faktor Van’t Hoff ). Dengan demikian dapat
dituliskan:
B. Pengertian larutan penyangga
Pada cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel
(extracelluler), merupakan larutan penyangga. Sistem penyangga
yang utama dalam cairan intra sel adalah pasangan asam basa
konjugasi dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4– – HPO42–).
Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
Dalam hal ini reaksi tidak hanya berlangsung dari kiri ke kanan
tetapi juga dari kanan ke kiri. Reaksi yang berlangsung dari kiri ke kanan
maupun dari kanan ke kiri disebut reaksi dapat balik atau reversible. Jika
laju reaksi ke kiri sama dengan laju reaksi ke kanan maka terjadi
kesetimbangan.
Pada peristiwa reaksi satu arah, zat-zat hasil reaksi tidak dapat
bereaksi kembali membentuk zat pereksi. Ciri-ciri reaksi satu arah adalah
sebagai berikut.
b. Keadaan Kesetimbangan
a. Kesetimbangan Homogen
1. Pengaruh Konsentrasi
berikut:
A+B⇌C
Jika ada usaha untuk menambah konsentrasi dari salah satu zat
pada reaksi setimbang, akan terdapat reaksi yang mengkonsumsi zat
tambahan terrsebut. Sebaliknya, jika ada usaha untuk mengurangi
konsentrasi salah satu zat pada reaksi setimbang, akan terdapat reaksi
untuk menambah zat yang dikurangi tersebut.
2. Pengaruh Volume
A+B⇌C
Jika jumlah angka koefisien ruas kanan dan ruas kiri sama maka
penambahan atau pengurangan volume tidak akan menggeser
kesetimbangan.
3. Pengaruh Tekanan
A + B --> C
Jika jumlah angka koefisien ruas kiri dan ruas kanan sama
maka penambahan atau pengurangan tekanan tidak akan
menggeser kesetimbangan.
4. Pengaruh Suhu
5. Pengaruh Katalis
Katalis meningkatkan laju terjadinya reaksi. Katalis mempengaruhi
laju reaksi maju sama besar dengan reaksi balik. Jadi, keberadaan katalis
tidak mengubah konstanta kesetimbangan, dan tidak mengeser posisi
sistem kesetimbangan. Penambahan katalis pada campuran reaksi yang
tidak berada pada kesetimbangan akan mempercepat laju reaksi maju
dan reaksi balik sehingga campuran kesetimbangan tercapai lebih cepat.
Campuran kesetimbangan yang sama dapat diperoleh tanpa katalis, tetapi
kita mungkin harus menunggu lama agar kesetimbangan terjadi.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, pemakalah mengharapkan
kritikan dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan
dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Sekian materi dari
pemakalah, apabila terdapat kesalahan pemakalah memohon
maaf dengan sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://sahri.ohlog.com/larutan-elektrolit-dan-non-
elektrolit.cat3416.html
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-
Elektrolit.html
http://taharuddin.com/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit.html
http://kimiastudycenter.com/kimia-xi/34-larutan-penyangga-dan-ph
Day, R. A., dan Underwood, A. L., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Kelima, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, R. H., 1992, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Svehla, G., 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.