LARUTAN
(ABKC 5304)
Larutan dan Konsentrasi
Dosen Pengampu:
Yudha Irhasyuarna, M. Pd
Muhammad Fuad Sya’ban, M. Pd
Disusun Oleh:
Adikka Qia Fitriasholikah
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Larutan dan Kosentrasi”.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua sumber yang telah
menjadi panduan saya dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga makalah ini selalu bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Larutan........................................................................................3
B. Macam-Macam Larutan................................................................................3
C. Konsentrasi Larutan......................................................................................7
D. Perbandingan-Perbandingan Dalam Kosentrasi Larutan..............................8
BAB III PENUTUP................................................................................................11
A. KESIMPULAN...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan ilmu yang mengkaji transformasi materi baik transformasi
secara kimia maupun transformasi secara fisika. Untuk mengkaji transformasi
materi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan termodinamika dan atau
kinetika. Umumnya transformasi materi berlangsung dalam bentuk larutan atau
dengan kata lain larutan merupakan media untuk berlangsungnya transformasi
materi. Dalam proses berlangsungnya transformasi materi tersebut dalam sebuah
larutan tentunya juga dipengaruhi oleh konsentrasi zat yang terkandung dalam
larutan tersebut.
Larutan memiliki sifat-sifat yang dapat sama bahkan berbeda dengan sifat zat
sebelum dicampurkan. Sebagai contoh, garam natrium klorida adalah zat padat
ionik yang jika dilarutkan ke dalam pelarut air akan memiliki sifat yang tidak
berbeda dengan sebelumnya. Akan tetapi, apabila asam klorida yang merupakan
senyawa kovalen polar dilarutkan ke dalam air, sifat kovalennya hilang berubah
menjadi sifat ionik. Oleh karena itu, Anda dalam mempelajari larutan tidak cukup
hanya mengkaji bagaimana proses pelarutan terjadi, tetapi kita perlu juga
mengkaji lebih jauh tentang sifat-sifat yang ditimbulkan oleh larutan.
B. Rumusan Masalah
1
4. Apa itu yang dimaksud dengan sifat larutan dan kelarutan ?.
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep larutan.
2. Mengetahui konsep konsentrasi zat dalam larutan.
3. Mengetahui konsep perhitungan konsentrasi.
4. Mengetahui arti dari sifat larutan dan kelarutan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Larutan
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat
tersusun dari berbagai partikel kecil, dimana partikel tersebut dapat kita lihat
dengan bantuan alat seperti mikroskop. Setiap zat yang terbentuk dari berbagai
partikel tersebut memiliki susunan yang berbeda-beda, sehingga dari susunan
yang berbeda-beda tersebut lah dapat ditentukan wujud dari zat tersebut. Zat cair
mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap.
Berdasarkan keadaan fasa zat setelah bercampur, maka campuran ada yang
homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk
satu fasa, yaitu yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu
bagian dengan bagian lain didekatnya. Dimana campuran homogen ini lebih
umum disebut dengan larutan, contohnya air gula dan alkohol dalam air Dalam
larutan zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut (zat) terlarut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut. Sedangkan
campuran heterogen adalah campuran yang mengandung dua fasa atau lebih,
contohnya air susu dan air kopi.
B. Macam-Macam Larutan
1. Larutan berdasarkan wujud zat terlarut dan pelarutnya
Berdasarkan wujud zat terlarut dan pelarut, larutan dapat dibagi atas tujuh
macam, yaitu sebagai berikut:
3
Gas Cair Oksigen dalam air
Gas Padat Hidrogen dalam serbuk platina
Cair Cair Alkohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam amaigam padat
Padat Padat Emas dalam perak
Padat Cair Gula dalam air
Larutan ideal dengan zat terlarut ionik didefinisikan sebagai larutan yang
ion-ionnya dalam larutan bergerak bebas satu sama lain, dan baku tarik hanya
terjadi dengan molekul pelarut. Untuk larutan ionik yang sangat encer dapat
dikategorikan mendekati perilaku ideal sebab ion-ion dalam larutan itu saling
berjauhan akibatnya antaraksi elektrostatisnya lemah Komponen dalam
larutan ideal memberikan sumbangan terhadap konsentrasi larutan sangat
4
efektif. Contoh seorang perenang dalam kolam renang sendirian. Dia dapat
pergi ke mana saja sesuai kehendaknya, dan dia memberikan sumbangan
terhadap konsentrasi kolam sepenuhnya dalam kolam renang (1 perenang
/kolam). Jika terdapat 25 perenang dalam kolam itu, keefektifan masing-
masing perenang untuk menjelajah kolam turun akibat dari tabrakan atau
desakan satu sama lain sehingga keefektifan konsentrasi akan lebih kecil dari
25 perenang/kolam yang seharusnya.
Dalam larutan cair, zat padat dapat berada dalam bentuk ion-ionnya
maupun molekulernya. Jika NaCl terlarut dalam air, ion Na + dan ion Cl-
masing-masing terhidrasi dalam air, dan ion-ion yang terhidrasi itu secara
bebas dapat bergerak ke seluruh medium larutan. Akan tetapi apabila glukosa
atau etanol larut dalam air, zat-zat tersebut tidak berada dalam bentuk
ioniknya melainkan dalam bentuk molekulernya. Zat-zat yang di dalam air
membentuk ion-ion dinamakan zat elektrolit, dan larutan yang dibentuknya
dinamakan larutan elektrolit. Secara eksperimen larutan elektrolit dapat
diketahui dari sifatnya, misalnya dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat
5
yang tergolong elektrolit, yaitu asam, basa, dan garam. Zat-zat seperti etanol
dan glukosa yang di dalam pelarut air membentuk molekuler dinamakan non-
elektrolit, dan larutan yang dibentuknya dinamakan larutan non-elektrolit.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen, tetapi jika
dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya.
6
terus sampai tidak ada lagi NaCl yang melarut. Larutan jenuh NaCl pada
25°C mengandung 36,5 gram NaCl per 100 gram air. Penambahan NaCl
berikutnya ke dalam larutan jenuh NaCl tidak akan mengubah konsentrasi
larutan.
Larutan tak jenuh mengandung zat terlarut dengan konsentrasi lebih kecil
daripada larutan jenuh. Larutan NaCl pada 25°C yang mengandung NaCl
kurang dari 36,5 gram disebut larutan tak jenuh. Dalam larutan tak jenuh
belum dicapai kesetimbangan antara zat terlarut dan zat yang tidak larutnya.
Jika zat terlarut ditambahkan ke dalam larutan maka larutan mendekati jenuh.
Larutan lewat jenuh menunjukkan keadaan yang tidak stabil, sebab larutan
mengandung zat terlarut yang jumlahnya melebihi konsentrasi
kesetimbangannya. Larutan lewat jenuh umumnya terjadi jika larutan yang
sudah melebihi jenuh pada suhu tinggi diturunkan sampai mendekati suhu
kamar. Misalnya, natrium asetat, CH3COONa dengan mudah dapat
membentuk larutan lewat jenuh dalam air. Pada suhu 20°C, kelarutan natrium
asetat mencapai jenuh pada 46,5 gram per 100 gram air. Pada 60°C, garam
natrium asetat mencapai jenuh dalam 100 gram air sebanyak 80 gram.
Apabila larutan jenuh natrium asetat pada 60°C didinginkan sampai 20°C
tanpa diguncang atau diaduk maka kelebihan natrium asetat masih berada
dalam larutan. Keadaan lewat jenuh ini dapat dipertahankan selama tidak ada
“inti” yang dapat mengawali rekristalisasi. Jika sejumlah kecil kristal natrium
asetat ditambahkan maka rekristalisasi segera berlangsung hingga dicapai
keadaan jenuh. Serpihan kristal natrium asetat yang ditambahkan tadi menjadi
“inti” peristiwa rekristalisasi.
C. Konsentrasi Larutan
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya.
Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi
larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut
(Putri, Prihandono, & Supriadi, 2017).
7
D. Perbandingan-Perbandingan Dalam Kosentrasi Larutan
Perbandingan itu dapat diungkapkan dengan dua cara, yaitu:
1. Fraksi mol
8
Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan
antara jumlah mol salah satu komponen larutan dengan jumlah mol total.
Fraksi mol diberi simbol (x). Fraksi mol komponen i dalam larutan dapat
didefinisikan sebagai:
xi = ni
n
ni merupakan jumlah mol komponen i dan n menyatakan jumlah mol semua
komponen dalam larutan. Fraksi mol tidak mempunyai satuan.
2. Kemolaran
Kemolaran (M) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Harga kemolaran dapat ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut dan
volume larutan. Volume larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah
bercampur. Satuan ini banyak dipakai dalam stoikiometri untuk menghitung zat
terlarut.
3. Kemolalan
Kemolalan (m) adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1.000 g pelarut
murni, nilainya dapat ditentukan bila mol zat dan massa pelarut diketahui.
Kemolalan mengandung informasi tentang jumlah zat terlarut dan pelarut
sehingga mudah dipakai untuk menghitung fraksi mol, jika kerapatan larutan
diketahui. Nilai kemolalan juga dapat digunakan untuk menentukan
kemolarannya.
4. Kenormalan
Kenormalan (N) adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Ekivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami
zat itu, karena satuan ini dipakai untuk menyetarakan zat dalam reaksi.
Ekivalen suatu zat ada hubungannya dengan molarnya, dan hubungan itu
bergantung pada jenis reaksi, apakah asam-basa, atau redoks.
9
5. Persen massa
6. Persen volume
Parts per million (ppm) adalah miligram zat terlarut dalam tiap kg larutan.
Satuan ini sering dipakai untuk konsentrasi zat yang sangat kecil dalam larutan
gas, cair atau padat.
BAB III
PENUTUP
10
A. KESIMPULAN
Larutan adalah suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih
zat dalam komposisi yang bervariasi. Dimana jenis-jenis larutan itu
berdasarkan zat pelarut dan larutannya tergolong menjadi tujuh, kemudian
selain itu larutan juga dapat digolongkan menjadi larutan ideal dan non-ideal,
larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit serta larutan jenuh, larutan tak
jenuh dan larutan lewat jenuh. Konsentrasi larutan adalah komposisi zat yang
menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut.
DAFTAR PUSTAKA
11
Putri, L. M., Prihandono, T., & Supriadi, B. (2017). Pengaruh konsentrasi larutan
terhadap laju kenaikan suhu larutan. Jurnal pembelajaran fisika, 6 (2):
147-153.
12
13