Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH WAWASAN IPA

Larutan

DOSEN PENGAMPU: 1. Dr. Sitti Rahma, S.Pd., M.Pkim


2. Yulia Windarsih, S.Pd., M.Pd
3. Wahyuni N.Latura, S.Pd,. M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

1. Ayu Tiarani Mashuri [A23123003]


2. Rika Apriliana [A23123058]
3. Imelda Brigita Tobo [A23123061]
4. Oishah Dellih Mawongi [A23123064]
5. Salsa Aprilia [A23123068]
6. Gladis Gabbriela Balebu [A23123121]
7. Marco Van Adven Maroso [A23123130]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO

2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.. Om swastiastu namo buddhaya. Salam sejahtera,


Shalom. Puji dan syukur atas tuntunan dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehinga
makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini kami buat guna
untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Wawasan IPA.

Dalam makalah ini tugas yang diberikan dengan tema "LARUTAN" maka dari
itu makalah ini akan memberi penjelasan tentang Larutan, Konsentrasi Larutan, Sifat
Koligatif Larutan, Kesetimbangan ion dalam larutan. Kami menyadari jika dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam segi penulisan maupun
penyampaian materi,kami berharap makalah ini akan memberi manfaat bagi pembaca.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati perkenankan kami mengucapkan


banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu Dr. Sitti Rahma, S.Pd., M.Pkim, Yulia
Wirdarsih, S.Pd., M.Pd, Dan Wahyuni N. Larutu, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan
motivasi dan bimbingan dengan penuh kesabaran.

Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan mengingat kurang
sempurnanya makalah yang kami. Semoga kita terus dalam perlindungan Tuhan Yang
Maha Esa dan memberikan kita semua kesehatan dan umur panjang Amin

Palu, 6 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Larutan.................................................................................3
2.2 Konsentrasi Larutan...............................................................................5
2.3 Sifat Koligatif Larutan...........................................................................7
2.4 Kesetimbangan Ion Dalam Larutan.....................................................12
BAB III PENUTUP................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sangat berkaitan dengan zat kimia
yang dapat kita temui dalam berbagai bentuk. Salah satunya ialah larutan yang
akan dibahas dalam makalah ini. Misalnya, deterjen yang digunakan saat kita
mencuci. Deterjen yang kita larutkan dalam air adalah sebuah larutan, yang
mana deterjen sebagai zat terlarut dan air sebagai zat pelarut Secara garis
besar, larutan sendiri dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit dan non
elektrolit. Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan
elektrolit lemah.
Pada umumnya reaksi kimia berlangsung antara ion-ion dan mokul-
molekul yang terlarut dalam suatu pelarut. Di dalam larutan terdiri dari 2
komponen yaitu zat terlarut (zat yang jumlahnya lebih sedikit) dan zat pelarut
(zat yang jumlahnya lebih banyak). Jadi, larutan adalah campuran homogen
antara zat terlarut (solute) dengan pelarut (solvent).
Berdasarkan sifat daya hantar listrik, larutan dibedakan menjadi dua
macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit
adalah larutan yang dapat mengantarkan arus listrik di dalam air dapat
terionisasi menjadi ion positif (kation) dan ion negating (anion). Sedangkan
larutan non elektrolit adalah larutan yag ridak dapat menghantarkan arus listrik
karena tidak dapat terionisasi di dalam air.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Larutan?
2. Apa yang dimaksud dengan Konsentrasi larutan?
3. Apa yang dimaksud dengan Sifat Koligatif Larutan?
4. Apa yang dimaksud dengan Kesetimbangan ion dalam larutan?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian Larutan.
2. Untuk mendeskripsikan pengertian Konsentrasi Larutan.
3. Untuk mendeskripsikan pengertian Sifat Koligatif Larutan.
4. Untuk mendeskripsikan pengertian Kesetimbangan ion dalam larutan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Larutan

Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atu kebih yang membentuk
satu fase Dengan kata lain,setiap campuran yang membentuk hanya satu fase adalah
larutan.Sesuai dengan definisi maka udara bersih dapat dipandang sebagai
larutan,sebab udara merupakan campuran homogen dari sistem gas seperti
nitrogen,oksigen,argon,karbondioksida,dan lain lain.Demikian juga air laut
mengandung berbagai macam garam terlarut dalam air secara homogen.
Dalam larutan cair,cairan disebut "Pelarut dan komponen lain (gas atau zat padat
disebut "Zat terlarut dengan kata lain zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut
sedangkan zat yang jumlahnya banyak disebut pelarut.Larutan dapat berwujud gas
(misalnya udara),padat(misalnya kuningan), atau cair(misalnya air gula).
Zat-zat yang dilarutkan dapat memiliki sifat-sifat yang sama atau berbeda
dengan sifat-sifat zat sebelum dicampurkan Contoh, NaCl adalah zat padat ionik
yang jika dilarutkan dalam pelarut air akan memiliki sifat yang tidak berbeda dengan
sebelumnya.yakni larutan ionik. Akan tetapi, jika HCl yang merupakan senyawa
kovalen polar dialrutkan dalam air, sifat kovalennya hilang yang kemudian berubah
menjadi sifat ionik.
Dalam mempelajari larutan tidak cukup hanya mengamati bagaiman proses
pelarutan terjadi,tapi perlu dikaji lebih jauh tentang sifat-sifat yang didtimbulkan
dalam larutan Diantara sifat-sifat larutan adalah sifat fisik dan sifat koligatif Sifat
fisik diantaranya, tidak ada bidang batas antar komponen penyusunnya, antara
partikel solven dan solut tidak bisa dibedakan, warna,bau.rasa PH,titik didih,titik
bekunya. Sifat koligatif diantaranya sifat larutan yang tergantung pada konsentrasi
zat terlarut,penurunan tekanan uap. Kenaikan titik didih.penurunan titik beku,dan
tekanan osmosis.
Ada berbagai macam macam larutan diantaranya sebagi berikut:
1. Larutan Pekat dan Larutan Encer
Perbedaan antara larutan pekat dan larutan encer adalah pada jumlah
solven dan solut nya pada larutan pekat jumlah solut cenderung lebih banyak

3
dibandingkan jumlah proton sementara pada larutan encer jumlah solvent
cenderung lebih banyak dibandingkan jumlah solut nya

2. Larutan Berdasarkan Daya Hantarnya


Terdapat juga larutan elektrolit, air memang bukanlah konduktor listrik
yang baik sebagai pelarut. Namun apabila di dalam air dimasukkan senyawa
ion terlarut semisal NaCl, maka larutan tersebut dapat menjadi konduktor
listrik atau biasa dikenal sebagai larutan elektrolit.
Larutan elektrolit terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Larutan elektrolit kuat merupakan larutan yang seluruh molekul-
molekulnya terbagi menjadi ion-ion yang terionisasi sempurna. Hal
itu menyebabkan larutan tersebut memiliki daya hantar yang kuat
seperti larutan HCl atau asam klorida.
 Larutan elektrolit lemah merupakan larutan yang molekul-
molekulnya tidak semuanya menjadi ion-ion. Sehingga memiliki
daya hantar yang sangat lemah.
 Larutan non elektrolit merupakan larutan yang semua molekul-
molekulnya tidak menjadi ion ion atau tidak mengalami ionisasi.
Sehingga larutan tersebut tidak bisa menghantarkan arus listrik atau
tidak memiliki daya hantar.

3. Larutan Berdasarkan Kejenuhan Larutan


Berdasarkan tingkat kejenuhannya larutan dapat dibagi menjadi beberapa
macam.
 Larutan jenuh merupakan larutan yang memuat beberapa solute
yang larut dan mengalami kesetimbangan terhadap solute padatnya.
 Larutan tidak jenuh merupakan larutan yang memuat solute yang
kurang dari kebutuhan untuk menghasilkan larutan jenuh.
 Larutan sangat jenuh merupakan larutan yang memuat solute lebih
banyak dibandingkan jumlah solute yang dibutuhkan untuk
menghasilkan larutan jenuh.

4
2.2 Konsentrasi larutan

Dalam pembuatan larutan yang bersifat kuantitatif konsentrasi larutan perlu


dinyatakan dalam satuan tertentu, baik melalui ungkapan jumlah relatif zat terlarut
dalam pelarut, jumlah satu komponen relatif terhadap jumlah total larutan. atau satuan
yang melibatkan jumlah mol terlarut per liter larutan maupun per kg pelarut.
Konsentrasi larutan dapat diukur dalam berbagai cara, tergantung pada jenis larutan
yang sedang dipelajari. Berikut beberapa cara umum untuk mengukur konsentrasi
larutan:
1. Persen Massa (%m/m)
Persen massa bertujuan menunjukkan persentase massa denga membandingkan
massa suatu zat terlarut dengan 100 gram larutannya atau dikenal sengan persen
massa per massa. Persen massa per massa biasanya digunakan untuk mencari
kandungan zat terlarut di dalam larutan yang berasal dari fase padat.
Persen massa ditentukan dengan 100% dikali massa terlarut dibagi sengan
seluruh massa larutan.
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = × 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

2. Persen Volume (%𝑽/𝑽)


Persen volume digunakan untuk membandingkan volume dari zat terlarut
dengan volume larutan, biasanya digunakan pada zat terlarut berasal dari fase cair
dengan mengukur persamaan.
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = × 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
3. Persen massa per volume (% 𝒎/𝑽)
Persen massa per volume adalah salah sat satuan konsentrasi larutan yang
menunjukkan massa zat dalam 100ml larutannya. Secara matematis, rumus yang
digunakan pada persen massa per volume yaitu:
𝑚 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% ( ) 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = × 100%
𝑉 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

5
4. Molaritas (𝑴)
Molaritas merupakan satuan konsentrasi dari larutan yang menunjukkan jumlah mol
dari zat terlarut dalam satu liter larutan. Secara matematis, rumus yang digunakan pada
molaritas yaitu:
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑀𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑀) = =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝐿) 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝐿)
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔𝑟) 1000
𝑀𝑜𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑀) = ×
𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝐿)

5. Molalitas (𝑚)
Molalitas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam satuan kilogram pelarut. Secara
matematis, rumus yang digunakan pada molalitas yaitu:
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑀𝑜𝑙𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑚) =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑘𝑔)
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 1000
𝑀𝑜𝑙𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑚) = ×
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑘𝑔) 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑔𝑟)
6. Fraksi mol

Fraksi mol adalah satuan konsentrasi yang menunjukkan perbandingan antara


konsentrasi mol zat terlarut atau pelarut terhadap larutannya. Persamaan yang
digunakan pada fraksi mol yaitu:

𝑛𝑡 𝑛𝑝
𝑋𝑡 = 𝑑𝑎𝑛 𝑋 = , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑋𝑡 + 𝑋𝑝 = 1
𝑛 𝑡 + 𝑛𝑝 𝑝
𝑛 𝑡 + 𝑛𝑝

Ketrangan:
𝑋𝑡 = Fraksi mol zat terlarut

𝑋𝑝 = Fraksi mol pelarut

𝑛𝑡 = mol zat terlarut

𝑛𝑝 = mol zat pelarut

2.3 Sifat Koligatif Larutan

6
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Besarnya perubahan
bergantung pada jumlah pertikel zat terlarut dalam larutan. Perhatikan
pembahasannya berikut.
Kalau kita melarutkan suatu zat terlarut dalam suatu pelarut murni, maka
kemungkinan besar akan terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. Pada larutan akan lebih sukar menguap jika dibandingkan dengan pelarut
murninya karena pada larutan akan mengalami penurunan tekanan uap akibat
adanya pertikel larutan.
b. Jika di didihkan, larutan akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi jika
dibandingkan pelarut murninya. Akibat adanya partikel larutan akan terjadi
penurunan titik beku.
c. Jika dibekukan, larutan akan membeku pada suhu yang lebih kecil atau
dibawah suhu membeku pelarut murninya. Akibat adanya partikel larutan akan
terjadi penurunan titik beku.
d. Jika larutan dihubungkan dengan pelarut murninya melewati membran
semipermiabel, maka larutan akan mengalami kenaikan volume akibat tekanan
osmotik.
Berdasarkan jenis larutannya, 4 macam sifat koligatif larutan tersebut
dibedakan menjadi sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif
larutan elektrolit.
1. Sifat koligatif larutan non elektrolit

Sifat pelarut murni berbeda dengan sifat larutannya. Contoh , air


murni membeku pada suhu 00C, tetapi larutan glukosa akan membeku
pada suhu yang lebih rendah dari 00C. Penambahan zat nonelektrolit,
misalnya etilen glikol pada radiator mobil akan menurunkan titik beku air
dalam radiator, jadi pada suhu 00C air radiator tidak akan membeku.
Penurunan titik beku merupakan salah satu contoh sifat koligatif larutan
yang bergantung pada jumlah pertikel zat terlarut dan tidak bergantung
pada jenis pertikelnya. Jadi, pada larutan yang berbeda jenisnya tetapi

7
memiliki jumlah pertikel sama, akan memiliki sifat koligatif yang sama
pula.

Ada 4 macam sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap


jenuh (∆P), kenaikan titik didih (∆Tb), penurunan titik beku (∆Tf), dan
tekanan osmotik (∏).
a) Penurunan tekanan uap larutan
Bila kita mengamati pada peristiwa penguapan, ketika pertikel-
partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Bila zat cair disimpan
dalam ruang tertutup yang hampa udara, maka sebagian dari pertikel-
partikel zat cair akan menguap, sedangkan zat car yang telah menjadi
uap akan kembali menjadi cair (mengembun). Tekanan yang
ditimbulkan pada saat tercapai kondisi kesetimbangan
dinamakan tekanan uap jenuh.
Makin lemah gaya tarik-menarik antara molekul-molekul zat
cair, maka makin mudah zat cair tersebut menguap, artinya makin
besar pula tekanan uap jenuhnya. Penurunan tekanan uap jenuh
adalah selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan
tekanan uap jenuh larutan.
∆𝐏 = 𝐏° − 𝐏
Pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap penurunan tekanan
uap jenuh dapat dijelaskan dengan hukum Rault sabagai berikut :
𝐏 = 𝐗𝐩𝐞𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭 ∙ 𝐏°

Dari kedua persamaan diatas dapat kita turunkan suatu rumus


untuk menghitung penurunan tekanan uap jenuh, yaitu:
∆P = P° − P
∆P = P° − (Xpelarut ∙ P°)
∆P = P° − (1 − Xpelarut)
∆𝐏 = 𝐏° ∙ 𝐗𝐩𝐞𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭

8
Keterangan:

∆P = Tenurunan tekanan uap jenuh


P° = Tekanan uap pelarut air murni
Xterlarut = Fraksi mol terlarut
Xpelarut = Fraksi mol pelarut

b) Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku


Titik didih suatu zat cair adalah suhu dimana tekanan uap
jenuh zat cair tersebut sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap
sama dengan tekanan luar, maka gelombang uap yang terbentuk
dalam cairan dapat mendorong diri ke permukaan menuju fasa gas.
Oleh karena itu, titik didih suatu zat cair akan bergantung pada
tekanan luar. Adapun yang dimaksud dengan titik didih adalah titik
didih normal pada tekanan 76 cmHg. Adapun titik didih normal air
adalah 1000C.
Kenaikan titik didih (ΔTb) adalah selisih titik didih larutan
dengan titik didih pelarut. Biasa ditulis dengan persamaan
(ΔTb )= titik didih larutan – titik didih pelarut.
Sedangkan selisih antara larutan titik beku pelarut dengan titik
beku larutan disebut penurunan titik beku (ΔTf) [( ΔTf ) = titik
beku pelarut – titik beku larutan]
𝑔 1.000
∆𝑇𝑏 = 𝑚 ∙ 𝐾𝑏 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝑇𝑏 = ∙ 𝑃 ∙ 𝐾𝑏
𝑀𝑟
∆𝑇
𝑔 = 𝑚 ∙ 𝐾 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝑇 =
∙ 1.000
𝑓 𝑓 𝑓 𝐾
𝑀𝑟 𝑃 𝑓

Dengan:
∆Tb= Kenaikan titik didih
∆Tf = Kenaikan titik beku

9
Kb= Tetapan kenaikan titik didih molal (oC/m)
𝐾𝑓 = Tetapan penurunan titik beku molal (oC/m)
𝑚 = Molalitas
𝑔 = massa zat terlarut (gram)
𝑀𝑟 = massa rumus relatif zat terlarut
𝑃 = massa pelarut (gram)

c) Tekanan Osmotik
Tekanan osmosis adalah peristiwa perpindahan pelarut dari
larutan yang konsentrasinya lebih kecil ke larutan yang
konsentrasinya lebih besar melalui membran semipermeabel.
Aliran zat cair dari larutan yang konsentrasinya lebih kecil
menuju larutan yang konsentrasinya lebih besar melalui membran
semipermeable akan terhenti, bila telah terjadi kesetimbangan
konsentrasi antara kedua larutan tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan ‘Tekanan osmotik (ð) adalah
besarnya suatu tekanan yang akan diberikan pada suatu larutan untuk
mencegah mengalirnya molekul dari pelarut ke dalam larutan
melalui membran semipermeabel’. Besarnya tekanan osmotik sesuai
dengan persamaan gas ideal , yaitu:
ð=𝑀∙𝑅∙𝑇
𝑔 1.000
ð= ∙ ∙𝑅∙𝑇
𝑀𝑟 𝑣(𝑚𝐿)
Keterangan :
ð = Tekanan osmotik
𝑀 = Konsentrasi (mol/L)
𝑅 = Tetapan gas (0,082)
𝑇 = Suhu (K)
Dalam suatu sistem osmosis, larutan yang memiliki tekanan
osmosis sama disebut isotonik, bila tekanan osmotiknya lebih kecil

10
dari larutan yang lain disebut hipotonik, dan bila tekanan osmotiknya
lebih besar dibandingkan larutan yang lain disebut hipertonik.

2. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

Perlu diketahui bahwa larutan elektrolit ternyata memiliki harga sifat


koligatif larutan yang lebih tinggi daripada larutan yang nonelektrolit
untuk konsentrasi yang sama.
Dalam konsentrasi yang sama, larutan elektrolit akan
mengandung jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non
elektrolit. Harga koligatif larutan elektrolit dipengaruhi oleh faktor Van’t
Hoff (𝑖) dengan persamaan sebagai berikut :
i = [ 1 + α (n-1)]

Keterangan :
n = jumlah ion
α = derajat ionisasi
Untuk n = 2 (biner)
n = 3 (terner)
n = 4 (kuartener)
n = 5 (pentaner)
Untuk α = 1 (elektrolit kuat)
α = 0 (nonelektrolit)
0 < α < 1 (elektrolit lemah)

Maka persamaan sifat koligatifnya dapat dirumuskan sebagai


O
berikut: ΔP = Xterlarut . P . i
ΔTb = m . Kb . i
ΔTf = m . Kf . i
π = M . R .T .
i

a. Tekanan Osmosis
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tetapi bisa dihambat
secara buatan dengan cara meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang
memiliki arti bahwaa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut,
dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
11
Besarnya tekanan Osmosis larutan oleh Van’t Hoff, dinyatakan dengan
rumus:

∏=MRT

Keterangan Rumus :
∏ = tekanan osmotik larutan (atmosfir)
M = molaritas larutan (mol/L)
R = konstanta gas = 0,08205 L atm mol-1 K-1
T = suhu mutlak (°C + 273) K

2.4 Kesetimbangan Ion dalam larutan


Kesetimbangan ion dalam larutan merujuk pada kondisi di mana konsentrasi
ion positif (kation) dan ion negatif (anion) dalam larutan tetap relatif stabil. Ini
terjadi ketika laju reaksi ionisasi (pembentukan ion) seimbang dengan laju reaksi
deionisasi (penghilangan ion) dalam larutan. Dalam konteks ini, kita berbicara
tentang larutan elektrolit yang terdiri dari ion-ion yang terlarut dalam pelarut
seperti air. Ada beberapa jenis kesetimbangan ion yang berbeda, tergantung pada
jenis ion dan senyawa yang ada dalam larutan. Beberapa contoh kesetimbangan
ion termasuk:
1. Kesetimbangan ion air (Kw): Ini adalah kesetimbangan khusus dalam air
murni di mana molekul air bereaksi dengan sendirinya untuk membentuk
ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-). Persamaan reaksinya adalah:
2H2O (1) H30+ (aq) + OH- (aq) Nilai konstanta kesetimbangan untuk reaksi ini
disebut Konstanta lonisasi Air (Kw) dan biasanya memiliki nilai sekitar 1.0 x 10^-
14 M 2 pada suhu 25°C.
2. Kesetimbangan ion senyawa ionik Dalam larutan senyawa ionik, seperti
garam meja (seperti NaCl), senyawa ini terdisosiasi menjadi ion-ion positit
(kation) dan ion-ion negatif (anion). Kesetimbangan ion dalam hal ini
mencakup keseimbangan antara ion-ion yang terlarut dan senyawa padatriya,
misalnya:
NaCl (a) Na+ (aq) + Cl- (aq)
Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh konsentrasi senyawa padat, suhu, dan
12
sifat-sifat pelarutnya.
3. Kesetimbangan ion dalam reaksi asam-basa: Dalam reaksi asam-basa, seperti
reaksi asam kuat dengan basa kuat, terjadi kesetimbangan ion antara ion
hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) dalam larutan.
Contoh:
HCI (aq) NaOH(aq) NaCl (aq) + H200) Kesetimbangan ini bergantung pada
konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.
Kesetimbangan ion adalah konsep penting dalam kimia larutan dan
membantu kita memahami bagaimana ion-ion berperilaku dalam larutan.
Dalam beberapa kasus, kesetimbangan ion juga dapat digunakan untuk
mengukur konsentrasi ion dalam larutan atau untuk mengontrol pH larutan.

2.5 Perhitungan pH, pOH dan pKw


Kekuatan asam atau basa suatu larutan dapat ditentukan dari harga pH,
pOH, dan pKw larutannya.

1. Istilah pH digunakan untuk menyatakan keasaman atau kebasaan suatu


larutan. Istilah pH berasal dari potential of hydrogen yang dikemukakan
oleh Soren Peter Lauritz Sorensen, kimiawan dari Denmark, pada tahun
1909 yang berarti pangkat atau eksponen. Dengan demikian, pH dapat
dibaca pangkat hidrogen atau eksponen hidrogen. Besarnya nilai pH adalah
negatif logaritma konsentrasi ion H+.
Secara matematis, pH dinyatakan sebagai ukuran konsentrasi ion hidrogen
atau [H+] dalam larutan yang dirumuskan dengan:
pH = – log [H+]
Konsentrasi ion H+ dan pH dirumuskan dengan tanda negatif.
Dengan demikian, keduanya berbanding terbalik, semakin kecil konsentrasi
ion H+, nilai pH semakin besar. Oleh karena bilangan dasar logaritma
adalah 10 maka larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar x akan
mempunyai perbedaan konsentrasi ion H+ sebesar 10X. Misal sebagai
berikut :
Jika konsentrasi ion H+ = 0,01 M, nilai pH = -log 1 x 10-2 = 2.
Jika konsentrasi ion H+ = 0,001 M, nilai pH = -log 1 x 10-3 = 3.

13
Dengan demikian, semakin besar konsentrasi ion H+ maka nilai pH
semakin kecil. Larutan dengan pH = 2 keasamannya 10 kali lebih asam
daripada larutan dengan pH = 3.

2. Penentuan pH tersebut juga berlaku untuk penentuan pOH. Konsentrasi ion


OH– dinyatakan dengan pOH sehingga dirumuskan dengan
pOH = – log [OH–].
Misal sebagai berikut:
Jika [OH–] = 0,1 M, nilai pOH = -log 1 x 10-1 = 1.
Jika [OH–] = 0,01 M, nilai pOH = -log 1 x 10-2 = 2.
Jika pOH = 3, [OH–] = 10-3 M atau 0,001 M.

Nilai pH air murni = 7 dan disebut netral. Nilai tersebut diperoleh dari
ionisasi sebagian dalam air murni. H2O(ℓ)↔ H+(aq) + OH– (aq)

3. Harga konstanta kesetimbangan K untuk reaksi kesetimbangan ionisasi air:


Harga [H20] dianggap tidak berubah karena air murni merupakan elektrolit
yang sangat lemah. Oleh sebab itu, air murni yang terionisasi sangat kecil.
Dengan demikian, K . [H2O] menjadi tetapan kesetimbangan ion bagi air
yang dinotasikan dengan Kw.sehingga jika rumuskan menjadi :
Kw = [H+][OH-]
Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam ke dalam air
akan mendesak kesetimbangan ionisasi air ke arah kiri (ion OH- akan diikat
oleh H+ membentuk air). Akibatnya, terjadi kelebihan ion hidrogen
sehingga konsentrasi ion H+ meningkat. Oleh sebab itu, nilai pH air < 7
atau air berubah sifat menjadi asam.
Dengan cara yang sama, penambahan senyawa ion OH- terlarut dari
basa ke dalam air akan mendesak kesetimbangan air ke arah kiri.
Akibatnya, ion hidroksida berlebih sehingga konsentrasi ion OH-juga
meningkat. Dengan demikian, nilai pH air > 7 atau air berubah sifat menjadi
basa

2.6 Perhitungan kesetimbangan asam basa (Ka dan Kb)


14
Tetapan Ionisasi
Asam atau basa lemah yaitu senyawa asam atau basa yang dalam
larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam atau
basa lemah merupakan reaksi kesetimbangan.

Tetapan kesetimbangan untuk reaksi inonisasi asam disebut tetapan inonisasi Asam
(Ka)
Rumus :
[OH-] = √ kw/ka [Ma]

Tetapan kesetimbangan untuk reaksi inonisasi basa disebut Tetapan Ionisasi Basa
(Kb)
[H+] = √ kw/kb [Mb]

2.7 Perhitungan pH larutan garam

A. Pengertian hidrolisis garam


Hidrolisis garam yakni reaksi penguraian yang terjadi antara kation dan anion
garam dengan air dalam suatu larutan. Catatan: hidrolisis berasal dari kata hydro
artinya air dan lysis artinya penguraian.
B. Sifat dari hidrolisis garam yakni:
 Garam merupakan pembentukan asam dan basa.
 Kation dan anion dari asam basa kuat tidak dapat terhidrolisis karena telah
terionisasi sempurna.
 Garam tidak terhidrolisis jika tidak ada kation atau anion yang bereaksi.
 Garam terhidrolisis sebagian jika ada salah satu kation atau anion yang
bereaksi.
 Garam terhidrolisis sempurna jika kation dan anion bereaksi.
C. Reaksi yang terjadi pada hidrolisis garam
Dengan melihat sifat dari hidrolisis garam dengan dilihat dari kation atau
anion yang bereaksi. Pada hidrolisis garam, kation atau anion yang bereaksi
merupakan dari asam atau basa lemah.
Reaksi yang terjadi pada hidrolisis garam yakni:

15
1) Reaksi hidrolisis garam tidak terdhidrolisis
Merupakah reaksi antara asam kuat + basa kuat.Maka pH = 7 (netral)
2) Reaksi hidrolisis garam Sebagian
Merupakah reaksi antara antara: asam kuat + basa lemah atau asam lemah +
basa kuat

Jika asam kuat + basa lemah maka pH = <7


Jika asam lemah + basa kuat maka pH = >7
3) Reaksi hidrolisis garam sempurna
Merupakah reaksi antara antara: asam lemah + basa lemah.Jika ingin
mengetahui nilai pH nya maka kita melihat nilai Ka dan Kb.Jika Ka = Kb
maka pH = 7 (Netral)
Ka > Kb maka pH < 7 (Asam) ditentukan nilai H+.
Ka < Kb maka pH > 7 (Basa) ditentukan nilai OH–.

Contoh soal :
Garam natrium benzoat jika dilarutkan dalam air akan terjadi reaksi
kesetimbangan sebagai berikut :
C6H5COOH-(aq)+ H2O(l) —> C6H5COOH(aq)+ OH-(aq)
Jika larutan natrium benzoat 0,065 M tersebut mempunyai pH =
8,5.Hitunglah :
1) konsentrasi OH- dalam larutan?
2) Konsetrasi H+ dalam larutan?
3) tetapan asam benzoat (Ka)?

Penyelesaian :
Hidrolisis garam terjadi ketika kation/anion dari basa/asam lemah bertemu
dengan air
C6H5COONa(aq)—>Na+(aq) +C6H5COO- (aq)
Na+ berasal dari basah kuat (NaOH) —> tidak terhidrolisis
C6H5COO- berasal dari asam lemah
(C6H5COOH) —> terhidrolisi
Dengan reaksi yang ada pada soal

16
C6H5COOH-(aq)+ H2O(l) —> C6H5COOH(aq)+ OH-(aq)
Sifat -> basa
pOH = pKw - pH
pOH = 14 - 8,5 = 5,5

1) pOH = -log [OH-]


5,5 = -log[OH-]
-log(10^5,5) = -log[OH-]
[OH-] = 10^-5,5

2) pH = -log [H+]
8,5 = -log [H+]
-log [10^8,5] = -log [H+]
[H+] = 10^-8,5

3) [OH^(-)] =√kw/ka [C6H5COO^(-)]


[OH^(-)] = 10^(-5,5) M 10^5,5=√10^(-14)/ka 0,065
(10^5,5)² = 10^(-14).6,5.10^-2/ka
10^-11 = 6,5.10^-16/ka
ka = 6,5.10^-16/10^-11
ka = 6,5.10^(-)5
jadi,
1) [OH-] = 10^-5,5 M
2) [H+] = 10^-8,5 M
3) ka = 6,5.10^(-)5

2.8 Pengertian Larutan Buffer

Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga


(mempertahankan) pH-nya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh
air . pH larutan buffer tidak berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam,
basa, maupun air. Larutan buffer mampu menetralkan penambahan asam maupun
basa dari luar.

17
Larutan penyangga atau yang disebut juga larutan buffer atau larutan dapar
merupakan larutan yang bisa mempertahankan nilai pH meskipun ditambah sedikit
asam, sedikit basa, atau sedikit air (pengenceran). Hal ini dikarenakan karena
larutan penyangga mengandung zat terlarut bersifat “penyangga“ yang terdiri atas
komponen asam dan basa. Komponen asam berfungsi menahan kenaikan pH,
sedangkan komponen basa berfungsi menahan penurunan pH.

Ada 2 sifat dari larutan buffer adalah sebagai berikut:


 pH tidak berubah bila larutan diencerkan.
 pH larutan tidak berubah bila larutan ditambah ditambahnkan asam atau basa.

Ada pula beberapa fungsi larutan Buffer sebagi berikut:


 Adanya larutan buffer ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti
pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi
tersebut, terdapat Fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh
manusia seperti pada cairan tubuh.
 Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak/teroksidasi
(asambenzoat dengan natrium benzoat).
 Selain itu penerapan larutan buffer ini dapat kita temui dalam kehidupan
sehari-hari seperti pada obat tetes mata.

2.9 Pengertian Koloid

Koloid adalah jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya


dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. sistem koloid itu terdapat
fase terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi adalah zat yang
mengalami penyebaran secara merata dalam suatu zat lain, sedangkan medium
pendispersi adalah zat yang menyebabkan terjadinya penyebaran secara merata.

Perbedaan Koloid dengan Larutan dan Suspensi


Ciri-ciri larutan:
 Tidak bisa disaring

18
 Satu fase
 Sifat antar zat stabil
 Homogen
 Diameter partikel berukuran kurang dari 10-7 cm

Ciri-ciri koloid:
 Dapat disaring, tapi dengan membrane semipermeabel saja
 Dua fase
 Sifat antar zat stabil
 Heterogen
 Diameter partikel berukuran antara 10-7 s.d 10-5 cm

Ciri-ciri suspensi:
 Dapat disaring
 Dua fase
 Sifat antar zat tidak stabil, sehingga pasti akan memisah
 Heterogen
 Diameter partikel berukuran lebih dari 10-5 cm

Jenis dan Contoh Koloid


Pada dasarnya, koloid terdiri atas dua komponen: zat terdispersi dan
medium pendispersi. Nah, dengan mengacu pada perbedaan fase terdispersi dan
medium pendispersi, terdapat 8 (delapan) jenis koloid yang ada, Detikers. Ini dia
kedelapan jenis koloid tersebut

Jenis Terdispersi Fase Pendispersi Contoh

Aerosol Cair Gas Awan, Hair Spray,


Kabut
Aerosol Padat Gas Debu di udara
Buih Gas Cair Buih sabun,
whipped cream
Emulsi Cair Cair Mayones, santan,
susu
Sol Padat Cair Pasta gigi, sol

19
emas, tinta
Buih padat Cair Padat Batu apung, karet
busa, Styrofoam
Emulsi padat Cair Padat Jelly, keju,
(gel) margarin, Mutiara
Sol padat Padat Padat Intan hitam, kaca
berwarna

20
21
22
BAB II
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Larutan, dalam kimia,
adalah campuran homogen yang terbentuk ketika dua atau lebih jenis zat
bergabung menjadi satu fase yang seragam. Artinya, dalam larutan, berbagai
zat tersebut tercampur secara merata dan membentuk satu keseluruhan.
Terdapat berbagai jenis larutan yang dapat terbentuk, tergantung pada
kombinasi bahan-bahan yang digunakan dalam proses pencampuran. Sifat
koligatif larutan merupakan sifat-sifat yang bergantung pada jumlah partikel
zat terlarut dalam larutan, tanpa memperhatikan jenis zat terlarutnya.
Besarnya perubahan sifat-sifat ini seperti titik beku atau tekanan osmotik
bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut dalam larutan. Ini adalah
konsep penting dalam kimia yang membantu kita memahami bagaimana
larutan dapat memengaruhi sifat fisiknya. Kesetimbangan ion dalam larutan
mengacu pada kondisi di mana konsentrasi ion positif (kation) dan ion
negatif (anion) dalam larutan tetap relatif stabil. Hal ini terjadi ketika laju
reaksi ionisasi, yaitu pembentukan ion, seimbang dengan laju reaksi
deionisasi, yaitu penghilangan ion, dalam larutan. Kesetimbangan ion
terutama relevan dalam larutan elektrolit, di mana ion-ion terlarut dalam
pelarut seperti air memiliki peran penting. Jenis-jenis kesetimbangan ion
dapat bervariasi tergantung pada jenis ion dan senyawa yang ada dalam
larutan, dan konsep ini membantu kita memahami bagaimana reaksi ion
dalam larutan dapat mencapai keseimbangan.

3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami semua. Terima kasih.

23
DAFTAR PUSTAKA

Mama Muda. (2023, September). Konsentrasi Larutan - Pengertian, Rumus dan Contoh Soal
dengan Penjelasan Terlengkap. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
https://ipa.pelajaran.co.id/konsentrasi-larutan/ Diakses pada tanggal 5 September 2023

Maulia Indriana Ghani. (2022, July). Pengertian Larutan, Klasifikasi & Sifatnya - Materi
Kimia Kelas 11, 2022 https://www.zenius.net/blog/pengeítian-laíutan Diakses pada tanggal 5
Septembar 2023

Azzahra Rahmah, (2023, July). Sifat Koligatif Laíutan


https://rumus.co.id/sifat-koligatif-larutan Diakses pada tanggal 7 September 2023

24

Anda mungkin juga menyukai