Tugas Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Mata Kuliah
Kimia Fisika
Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020
OLEH
Kelompok : 3
Kelas : 2 KIA
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, berkat ridho-Nya kami dapat menyelesaikantugas makalah
yang berjudul “Sifat-Sifat Koligatif Larutan”.
Dalam menyusun makalah ini, terdapat hambatan yang penulis alami,namun berkat
dukungan, dorongan dan semangat sehingga kami mampumenyelesaikan makalah ini. Oleh
karena itu kami tidak lupa pada kesempatan inimengaturkan terima kasih kepada Ibu Meilianti,
S.T., M.T. selaku dosen pembimbing.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah “Sifat-Sifat Koligatif Larutan” ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami pada khususnya.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap,
penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama
penurunan titik beku dan tekanan osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-
hari.
Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai
1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam
jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain
serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida,
ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan
trihalose.Berikut ini penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Apa pengertian sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit ?
2. Bagaimana sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit penting
untuk kehidupan kita ?
3. Bagaimana contoh larutan yang termasuk kedalam sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat
koligatif larutan non elektrolit?
iii
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Mampu memahami arti dari sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan
nonelektrolit.
2. Mampu memahami sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit
penting untuk kehidupan kita
3. Mampu memahami contoh larutan yang termasuk kedalam sifat koligatif larutan elektrolit
dan sifat koligatif larutan nonelektrolit.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas
zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan
dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang
akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat
elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non
elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Contoh lain adalah, bila
NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Ion positif yang
dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion. Larutan NaCl
adalah contoh larutan elektrolit.
Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion
tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit
maupun non elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka makan,
larutan asam sulfat, larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh larutan non elektrolit adalah
larutan gula, larutan urea, larutan alkohol, larutan glukosa.
Adalah sifat larutan encer yang tidak mudah menguap dan hanya tergantung pada
jumlah partikel zat terlarut, tidak tergantung pada jenis zat terlarut.
Adalah sifat dari larutan yang bergantung pada jumlah volume pelarut dan bukan pada
massa partikel.
5
Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan
sifat koligatif larutan non elektrolit. Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat
terlarut
(Gambar .1)
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu
sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut :
6
Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
Molal,yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan
Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat pelarut dan
zat terlarut.
Sifat koligatif larutan non elektrolit sangat berbeda dengan Sifat koligatif larutan
elektrolit, disebabkan larutan non elektolit tidak dapat mengurai menjadi ion – ion nya. Maka
Sifat koligatif larutan non elektrolit dapat di hitung dengan menghitung tekanan uap, titik
didih, titik beku, dan tekanan osmosis.
Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan
dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding langsung dengan
konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut
larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer.
Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi
antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut
pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
Proses penguapan adalah perubahan suatu wujud zat dari cair menjadi gas. Ada
kecenderungan bahwa suatu zat cair akan mengalami penguapan. Kecepatan penguapan dari
setiap zat cair tidak sama, tetapi pada umumnya cairan akan semakin mudah menguap jika
suhunya semakin tinggi.
Penurunan tekanan uap adalah kecenderungan molekul-molekul cairan untuk
melepaskan diri dari molekul-molekul cairan di sekitarnya dan menjadi uap. Jika ke dalam
cairan dimasukkan suatu zat terlarut yang sukar menguap dan membentuk suatu larutan,
maka hanya sebagian pelarut saja yang menguap, karena sebagian yang lain penguapannya
dihalangi oleh zat terlarut.
Banyak sedikitnya uap diatas permukaan cairan diukur berdasarkan tekanan uap cairan
tersebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada diatas permukaan
cairan dan berarti tekanan uapnya semakin tinggi. Jumlah uap diatas permukaan akan
7
mencapai suatu kejenuhan pada tekanan tertentu, sebab bila tekanan uap sudah jenuh akan
terjadi pengembunan, tekanan uap ini disebut tekanan uap jenuh.
Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi penurunan
tekanan uap.
Bila kita memanaskan air (atau zat yang dapat menguap lainnya) dalam ketel yang
tertutup, maka ketika air mendidih tutup ketel dapat terangkat, mengapa hal ini terjadi? Apa
sebenarnya yang menekan tutup ketel tersebut, air atau uap airnya? Dalam ruang tertutup air
akan menguap sampai ruangan tersebut jenuh,yang disertai dengan pengembunan sehingga
terjadi kesetimbangan air dengan uap air.
Terjadinya uap air ini akan menimbulkan tekanan sehingga menekan ketel. Ketika air
mendidih (suhu 100°C)banyak air yang menguap sehingga tekanan yang ditimbulkan lebih
besar hingga tutup ketel terangkat. Tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh air ini disebut
tekanan uap jenuh air.
Besarnya tekanan uap jenuh untuk setiap zat tidak sama, bergantung pada jenis zat dan
suhu.Zat yang lebih sukar menguap, misalnya glukosa, garam,gliserol memiliki uap yang
lebih kecil dibanding zat yang lebih mudah menguap, misalnya eter.Bila suhu dinaikkan,
energi kinetik molekul-molekul zat bertambah sehingga semakin banyak molekul-molekul
yang berubah menjadi gas, akibatnya tekanan uap semakin besar. Perhatikan tekanan uap
jenuh air pada berbagai suhu pada,Tabel berikut:
8
Tabel. Tekanan Uap Jenuh Air pada Berbagai Suhu
Apa yang terjadi terhadap tekanan uap bila ke dalam air (pelarut) ditambahkan zat
terlarut yang sukar menguap?
Bila zat yang dilarutkan tidak mudah menguap, maka yang menguap adalah
pelarutnya, sehingga adanya zat terlarut menyebabkan partikel pelarutyang menguap menjadi
berkurang akibatnya terjadi penurunan tekanan uap. Jadi, dengan adanya zat terlarut
menyebabkan penurunan tekanan uap. Dengan kata lain tekanan uap larutan lebih rendah
dibanding tekanan uap pelarut murninya.
Sejak tahun 1887 – 1888 Francois Mario Roult telah mempelajari hubungan antara
tekanan uap dan konsentrasi zat terlarut, dan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya
tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap dari pelarut
murninya.
Penurunan tekananuap yang terjadi merupakan selisihdari tekanan uap jenuh pelarut
murni(P°) dengan tekanan uap larutan (P).
Adapun bunyi hukum Raoult yang berkaitan denganpenurunan tekanan uap adalah sebagai
berikut.
9
a. Penurunan tekanan uap jenuh tidak bergantung padajenis zat yang dilarutkan, tetapi
tergantung pada jumlahpartikel zat terlarut.
b. Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus denganfraksi mol zat yang dilarutkan.
P = Xt . Po
Keterangan:
P = Xt . Po
Po - P = (1 - Xp) Po
Po - P = Po - Xp . Po
- P = Po - Po - Xp . Po
P = Xp . P o
10
b. Kenaikan Titik Didih Larutan (∆Tb) dan Penurunan Titik Beku Larutan (∆Tf)
Sifat yang berikutnya adalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Titik didih
larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. hal sebaliknya berlaku pada titik
beku larutan yang lebih rendah dibandingkan pelarut.
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang menguap.
Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan menimbulkan tekanan uap
yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat tekanan uap zat cair diatas permukaan
zat cair tersebut sama dengan tekanan udara disekitarnya disebut mendidih dan suhu ketika
tekanan uap diatas pemukaan cairan sama dengan tekanan uap luar disebut titik didih. Pada
saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi kenaikan titik didih dari
larutan tersebut.
Garis mendidih
air digambarkan
oleh garis CD,
sedangkan garis
mendidih larutan
digambarkan
oleh garis BG. Titik
didih larutan
dinyatakan
dengan Tb1, dan titik
Gambar .2
didih pelarut dinyatakan dengan Tbo. Larutan
mendidih pada tekanan 1 atm.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa titik didih larutan (titik G) lebih tinggi
daripada titik didih air (titik D).Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni
disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ).
11
Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali
dari Molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb).
Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti berikut:
g 1000
∆Tb = Kb.m danm = x
Mr P
Maka:
g 1000
∆Tb = Kb. x
Mr P
Keterangan:
m = molalitas larutan
P = massa pelarut
Berdasarkan gambar di atas (gambar 2), dapat dilihat bahwa tekanan uap larutan lebih
rendah daripada tekanan uappelarut murni. Hal ini menyebabkan titik beku larutan lebih
rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut murni. Selisih temperatur titik beku pelarut
murni l dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (∆Tf).
g 1000
∆Tf = Kf.m m= x
Mr p
Maka:
g 1000
∆Tf = Kf. x
Mr p
12
Keterangan:
M = molalitas larutan
P = massa pelarut
b. Tekanan Osmotik
Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab peranannya penting
dalam transfor molekul melalui membran sel. Membran ini disebut semipermiabel, yang
membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan molekul besar seperti protein dan
karbohidrat. Membran semi permiabel dapat memisahkan molekul pelarut kecil dari molekul
zat terlarut yang besar. Peristiwa bergeraknya partikel (molekul atau ion) melalui dinding
semipermeabel disebut osmotik. Tekanan yang ditimbulkan akibat dari tekanan osmotik
disebut tekanan osmotik. Besar tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan
memberikan beban pada kenaikan permukaan larutan menjadi sejajar pada permukaan
sebelumnya.
Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair dari larutan hipotonis
ke larutan hipertonis melalui membran semipermiabel. Osmosis dapat dihentikan jika diberi
tekanan, tekanan yang diberikan inilah yang disebut tekanan osmotik. Tekanan osmotik
dirumuskan:
π = nRT
V
Atau
π = M R T
13
Untuk larutan elektrolit ditemukan penyimpangan oleh Vanit Hoff. Penyimpangan ini
terjadi karena larutan elektrolit terdisosiasi di dalam air menjadi ion, sehingga zat terlarut
jumlahnya menjadi berlipat. Dari sini dibutuhkan faktor pengali atau lumrah disebut faktor
Vanit Hoff. Dirumuskan sebagai berikut :
Fenol 39 7,3
Naftalena 80 7
Kamfer 180 40
Partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai
menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan
demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat
koligatif larutan elektrolit.
Dalam sistem analisis, dikenal larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut tinggi, larutan isotonic yaitu dua larutan yang mempunyai konsentrasi
terlarut sama, dan larutan hipotonik yaitu larutan dengan konsentrasi terlarut rendah. Air
kelapa merupakan contoh larutan isotonik alami. Secara ilmiah, air kelapa muda mempunyai
komposisi mineral dan gula yang sempurna sehinggga memiliki kesetimbangan elektrolit
14
yang nyaris sempurna setara dengan cairan tubuh manusia. Proses osmosis juga terjadi pada
sel hidup di alam.
i = sifat koligatif larutan eklektrolit dengan kosentrasi m / sifat koligatif larutan nonelektrolit
dengan kosentrasi m
Keterangan:
a. ∆P = Xt . Po. i
b. ∆Tf = m Kf . i
c. ∆Tb = m Kb . i
d. π = M . R . T . i
keterangan:
i = 1 + (n-1) α
n = jumlah ion
α = derajat ionisasi
15
1. Menghasilkan banyak ion Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
2. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
3. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu
menyala
4. Penghantar listrik yang baik
5. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
6. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HF); basa kuat (NaOH,
Ca(OH)2, Mg(OH)2, LiOH), garam NaCl
16
BAB IV
CONTOH SOAL
Po = 17,5 mmHg
Ditanya : P ...?
Jawab :
ΔP = Xt.Po
= 8,75 mmHg
P = Po – ΔP
= 8,75 mmHg
2. Tekanan uap air pada 100oC adalah 760 mmHg. Berapakah tekanan uap larutan
glukosa 18% pada 100oC? (Ar H= 1 ; C=12 ; O=16)
Jawab :
• Glukosa 18% = 18/100 x 100 gram = 18 gram.
17
• Air (pelarut) = (100 – 18) = 82 gram.
18
Jumlah mol glukosa = =0,1 mol
180
82
Jumlah mol air = =4 , 55 mol
18
n pelarut
Xp =
n pelarut + n terlarut
4,55 uap glukosa :
XJadi
pel=
tekanan =0 , 978
( 4,55+0,1)
o
P = Xp. P
P = 0,978 x 760
= 743,28 mmHg
p = 500 gram
Kb = 0,52 °Cm-1
Ditanya : Tb ...?
m 1000
= x xKb
MrNaOH p
1,6 gr 1000
= x x 0,52° C m-1
40 500 gr
= 0,0416 °C
Tb = 100 °C + ΔTb
= 100 °C + 0,0416 °C
= 100,0416 °C
18
c. Tekanan Osmotik
1. Seorang pasien memerlukan larutan infus glukosa. Bila kemolaran cairan tersebut 0,3
molar pada suhu tubuh 37 °C, tentukan tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-1K-1)
Penyelesaian:
Diketahui : M = 0,3 mol L–1
T = 37 °C + 273 = 310 K
R = 0,082 L atm mol-1K-1
Ditanya : π ...?
Jawab :
π = 0,3 mol L-1 × 0,082 L atm mol-1K-1 × 310 K
= 7,626 atm
1. Pada suhu 37 °C ke dalam air dilarutkan 1,71 gram Ba(OH)2 hingga volume 100 mL
(Mr Ba(OH)2 = 171). Hitung besar tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-1K-1)
Penyelesaian:
Diketahui : m = 1,71 gram
V = 100 mL = 0,1 L
Mr Ba(OH)2 = 171
R = 0,082 L atm mol-1K-1
T = 37 °C = 310 K
Ditanya : π ...?
Jawab : Ba(OH)2 merupakan elektrolit.
Ba(OH)2→ Ba2+ + 2 OH¯, n = 3
1,71 gr
mol Ba(OH)2 = = 0,01 mol
171 gr /mol
n
M=
V
19
0,01 mol
= = 0,1 mol L-1
0,1 L
π=M×R×T×I
= 0,1 mol L-1 × 0,082 L atm mol-1K-1 × 310 K × (1 + (3 –1)1)
= 7,626 atm
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
1. Satuan konsentrasi yang digunakan dalam penentuan sifat koligatif larutan antara lain
molalitas, molaritas, dan fraksi mol. Sifat koligatif adalah sifat-sifat larutan yang tidak
bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah zat terlarut dalam
larutan.
2. Sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap ( ΔP ), kenaikan titik didih (ΔTb ),
penurunan titik beku ( ΔT f ), dan tekanan osmotik (π ).
3. Sifat koligatif larutan nonelektrolit dapat dirumuskan sebagai berikut.
- ΔP = xAX P0
-ΔTb = m X Kb
- ΔTf = m X Kf
- π =M x R xT
4. Besarnya sifat koligatif larutan elektrolit sama dengan larutan nonelektrolit dikalikan
dengan faktor Van't Hoff (i).
5. Harga faktor Van't Hoff adalah 1 + (n – 1)α .
20
DAFTAR PUSTAKA
http://sahri.ohlog.com/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit.cat3416.html
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit.html
http://taharuddin.com/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit.html
21