PENDAHULUAN
1|Page
1.3 Tujuan Penulis
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1. Untuk Menjelaskan Pengertian Gas ideal ditinjau dari segi mikroskopik dan
makroskopik
1.3.2. Untuk Menentukan persamaan keadaan gas ideal
1.3.3. Dapat Menerapkan persamaan keadaan gas ideal
1.3.4. Dapat Menjelaskan diagram gas ideal
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
3|Page
dianggap bahwa jangkauan pengaruh gaya-gaya molekular dapat dibandingkan
dengan ukuran molekul-molekul.
6. Tumbukan-tumbukan antara molekul-molekul atau antara molekul dengan dinding
elastis sempurna dan tumbukan-tumbukan berlangsung dalam waktu singkat.
Karena tumbukan yang terjadi elastis sempurna maka hukum kekekalan
momentum dan energi kinetik berlaku. Tumbukan-tumbukan antara molekul-
molekul dan diantara molekul dengan dinding-dinding wadah akan
mempertahankan kekekalan momentum dan juga akan mempertahankan kekekalan
tenaga kinetik. Karena waktu tumbukan dapat diabaikan terhadap waktu yang
dihabiskan oleh oleh sebuah molekul di antara tumbukan-tumbukan, maka tenaga
kinetik yang diubah menjadi tenaga potensial selama tumbukan tersebut akan
tersedia sekali lagi sebagai tenaga kinetik setelah waktu yang begitu singkat
sehingga kita dapat mengabaikan pertukaran tenaga seluruhnya.
4|Page
m
n
M
Dimana M merupakan massa molar suatu substansi. Massa molar setiap unsur kimia
adalah massa atom yang dinyatakan dengan g/mol.
Kita asumsikan bahwa gas ideal terbatas pada wadah silinder yang volumenya dapat
divariasikan dengan menggunakan piston bergerak.
Bila kita asumsikan bahwa silinder tertutup (tidak bocor), massa gas dijaga tetap
(konstan). Ketika gas suhunya dijaga konstan, tekanannya berbanding terbalik terhadap
volumenya. Ketika tekanan gas dijaga konstan maka volumenya berbanding lurus terhadap
suhunya. Secara matematis dapat dinyatakan:
PV nRT
Persamaan diatas disebut dengan persamaan keadaan gas ideal bentuk ini dikenal dengan
hukum gas ideal. R merupakan konstanta gas, n adalah jumlah mol gas. Eksperimen pada gas
menunjukan bahwa tekanan mendekati nol, jumlah PV hamper memilki nilai yang sama
nT
dengan R untuk semua gas. R juga disebut konstanta gas universal. Dalam SI, tekanan
dinyatakan dalam pascal, volume dinyatakan dalam meter kubik . hasil PV memiliki satuan
newton. Meter atau joule dan R memiliki nilai:
R 8.314J / molK
Jika tekanan dinyatakan dalam atmosfer dan volume dalam liter (1L= 10 3 cm 3 =10 3 m 3 )
memiliki nilai R 0.,08214 Latm / molK .
Hukum gas ideal juga sering dinyatakan dengan total jumlah molekul N, hal ini
dikarenakan jumlah total molekul sama dengan jumlah mol n dan bilangan Avogadro.
Persamaanya dapat kita tuliskan
N
PV nRT RT
NA
PV Nk BT
R
k B adalah konstanta Boltzman dengan nilai k B 1,38 10 23 J / K .
NA
5|Page
Hubungan ketiga besaran ini telah dipelajari dan diteliti oleh para ilmuwan. Untuk mengetahui
bagaimana hubungan ketiga variabel tersebut.
1. Hukum Boyle
Seorang ilmuwan yang menyelidiki hubungan volume dengan tekanan gas adalah
Robert Boyle (1627 - 1691). Boyle telah menyelidiki hubungan tekanan dan volume gas dalam
wadah tertutup pada temperatur tetap. Boyle menemukan bahwa : hasil kali tekanan dan
volume gas pada temperatur tetap adalah konstan. Hukum ini kemudian dikenal sebagai
Hukum Boyle. Secara matematis, Hukum Boyle dituliskan dalam bentuk :
PV = konstan atau P1 V1 = P2 V2
Keterangan :
P1 = tekanan gas awal (N/m2)
P2 = tekanan gas akhir
V1 = volume gas awal (m3)
V2 = volume akhir
Dari persamaan Hukum Boyle tersebut, hubungan tekanan dan volume pada temperatur tetap
dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti :
2. Hukum Charles
Berdasarkan penyelidikannya, Jacques Charles (1747 - 1823) menemukan bahwa:
volume gas berbanding lurus dengan temperatur mudaknya, jika tekanan gas di dalam
6|Page
ruang tertutup dijaga konstan. Pernyataan Charles ini dikenal sebagai Hukum Charles dan
dituliskan dalam bentuk persamaan :
𝑉 𝑉1 𝑉2
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 atau =
𝑇 𝑇1 𝑇1
Keterangan:
V1 = volume gas awal (m3)
V2 = volume gas akhir (m3)
T1 = temperatur mutlak awal (K)
T2 = temperatur mutlak akhir (K)
Hubungan temperatur dan volume menurut Hukum Charles tersebut dapat digambarkan dalam
bentuk grafik, seperti gambar berikut.
7|Page
3. Hukum Gay Lussac
Seorang ilmuwan bernama Joseph Gay Lussac, telah menyelidiki hubungan tekanan
dan temperatur gas pada volume tetap. Gay Lussac menyatakan: Jika volume gas pada ruang
tertutup dibuat tetap, maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur gas.
Pernyataan ini disebut Hukum Gay Lussac yang dituliskan dalam bentuk persamaan berikut
:
𝑃 𝑃1 𝑃2
= 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 atau =
𝑇 𝑇1 𝑇1
Persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk grafik seperti gambar berikut ini.
𝑃𝑉 𝑃1𝑉1 𝑃2𝑉2
= 𝐾𝑂𝑁𝑆𝑇𝐴𝑁 atau 𝑇1
=
𝑇 𝑇2
8|Page
Tekanan, volume, dan temperatur pada gas yang berbeda mempunyai karakteristik yang
berbeda, walaupun jumlah molekulnya sama. Untuk itu diperlukan satu konstanta lagi yang
dapat digunakan untuk semua jenis gas. Konstanta tersebut adalah konstanta Boltzman (k).
Jadi, dapat dituliskan dalam bentuk persamaan berikut :
Keterangan:
N = jumlah molekul gas
NA = bilangan Avogadro (6,02 x 1023 molekul/mol)
n = jumlah mol gas
k = konstanta Boltzman (1,38 x 10-23 J/K)
Pada persamaan tersebut, NA k disebut dengan konstanta gas umum (R). Jadi, persamaan gas
tersebut dapat diubah menjadi :
PV = nRT
Keterangan:
R = konstanta gas umum
= 8,314 J/mol K
= 0,082 L atm/mol K
Persamaan inilah yang disebut dengan Persamaan Gas Ideal.
9|Page
V2 = ¼ V
P1 = 1,5 . 105 Pa (proses isotermik ditekan perlahan-lahan)
Ditanya: P2 = ...?
Jawab:
P1 . V1 = P2 . V2
1,5 x 105 . V = P2 . ¼ V
P2 = 5 x 105 Pa
(Hukum gay lusac)
2. Sebuah massa oksigen menempati 0,0200 m3 pada tekanan atmosfer 101 kPa, dan 5,0oC.
Tentukan volumenya jika tekanannya dinaikkan menjadi 108 kPa sementara
temperaturnya diubah menjadi 30oC.
Penyelesaian :
Diketahui :
P1 = 101 kPa
P2 = 108 kPa
V1 = 0,0200 m3
T1 = 5 + 273 = 278 K
T2 = 30 + 273 = 303 K
Ditanya : V2 = ..../
Jawab:
P1V1 P2V2
T1 T2
P1T2
V2 V1
P2T1
V2 0,0200
101303 m 3
108278
V2 0,0207m 3
(Hukum charles)
3. dalam suatu wadah tertutup, gas memuai sehingga volumenya berubah menjadi 3 kali
volume awal ( v = volume awal, T = suhu awal). Berapakah suhu akhirnya?
Penyelesaian :
Diketahui :
Volume awal ( Vawal ) = V
10 | P a g e
Volume akhir ( Vakhir ) = 3V
Suhu awal (T1) = T
4. Tentukan volume yang ditempati oleh 4,0 gr Oksigen (M = 32 kg/kmol) dalam keadaan
STP
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 4,0 gr = 4,0 x 10-3kg
R = 8341J/kmol K
T = 273 K
P = 1,01 x 105 N/m2
M = 32 kg/kmol
Ditanya : V = ....?
Jawab:
PV nRT
m
PV RT
M
1 m
V RT
P M
4,0 x10 3
8314 273m 3
1
V
5
1, 01x10 32
V 2,8 x10 3 m 3
11 | P a g e
2.3 Diagram gas ideal
2.3.1 Proses Isobarik
Proses isobarik merupakan suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
pv = RT
sehingga jika diilustrasikan pada grafik maka akan terlihat seperti grafik berikut ini:
pV= RT
sehingga jika diilustrasikan pada grafik maka akan terlihat seperti grafik berikut ini:
12 | P a g e
Gambar 2. Proses pada volume konstan (isokorik)
2.3.3 Proses Isotermal
Proses isotermal merupakan suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
pV= RT
sehingga jika diilustrasikan pada grafik maka akan terlihat seperti grafik berikut ini:
Dari ketiga proses di atas (p,v,T, konstan), maka dapat di gambarkan pada masing-masing
diagram p,v,T.
Untuk T = C diagram p-v
13 | P a g e
Gambar 5. Diagram p-T
Untuk p = C diagram v-T
14 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Pengertian Gas ideal ditinjau dari segi mikroskopik dan makroskopik, Berdasarkan
teori kinetik, molekul-molekul gas ideal bergerak secara acak mematuhi hukum
gerak Newton dan bertumbukan dengan molekul lain maupun dengan dinding
bejana tempat gas berada secara elastis sempurna. Dengan demikian, kita dapat
menganalisis sifat mikroskopis gas (massa, kelajuan, momentum, dan energi
kinetik) berdasarkan sifat makroskopis gas (tekanan, volum, dan suhu).
2) Persamaan keadaan gas ideal menurut hukum boyle yaitu ?
PV = konstan atau P1 V1 = P2 V2
Persamaan keadaan gas ideal menurut hukum charles yaitu
𝑉 𝑉1 𝑉2
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 atau =
𝑇 𝑇1 𝑇1
Persamaan keadaan gas ideal menurut hukumGay Lussac yaitu
:
𝑃 𝑃1 𝑃2
= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 atau =
𝑇 𝑇1 𝑇1
Persamaan keadaan gas ideal menurut hukumBoyle - Gay Lussac yaitu
𝑃𝑉 𝑃1𝑉1 𝑃2𝑉2
= 𝐾𝑂𝑁𝑆𝑇𝐴𝑁 atau 𝑇1
=
𝑇 𝑇2
2). Proses Isokorik yaitu merupakan suatu proses perubahan keadaan gas pada
volume tetap.
15 | P a g e
3). Proses Isotermal yaitu merupakan suatu proses perubahan keadaan gas pada
suhu tetap.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini bahwa
pembahasan tentang gas ideal merupakan pembahasan mengenai pengertian gas ideal
dari segi mikroskopik dan makroskopik serta menerapkan teori-teori yang ada sehingga
dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang banyak.
16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli. 1999. D. C. Fisika. Edisike 5, Jilid 1.Terjemahan :YuhilzaHanum. Jakarta :Erlangga.
Halliday, 1987.fisika edisi ke 3, jilid 1. Jakarta : Erlangga.
17 | P a g e