Anda di halaman 1dari 27

Cara Menentukan Bilangan Kuantum

Bilangan kuantum adalah bilangan yang berkaitan dengan posisi elektron di sekitar inti atom. Bilangan ini
menunjukkan letak elektron pada kulit dan subkulit atom, orientasi orbital dalam ruang, serta arah rotasi
elektron.
Ada empat bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), bilangan
kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum spin (s).
Bilangan kuantum utama dan bilangan kuantum azimut ditentukan dengan melihat konfigurasi elektron
terakhir dari suatu atom. Adapun bilangan kuantum magnetik dan bilangan kuantum spin dapat ditentukan
dengan membuat diagram orbital terlebih dahulu. Tetapi jika sudah mahir, kedua bilangan kuantum ini
juga dapat ditentukan dengan konfigurasi elektron, tanpa membuat diagram orbital.
Contoh 1
S memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4.

16

Bilangan kuantum ditentukan dari konfigurasi elektron terakhir, jadi cukup perhatikan 3p 4.
3p4
Tingkat energi yang saya tandai dengan warna merah adalah bilangan kuantum utama, sehingga n = 3.
Selanjutnya, yang saya beri warna biru menunjukkan bilangan kuantum azimut.
l=0 untuk subkulit s, l=1 untuk subkulit p, l=2 untuk subkulit d, dan l=3 untuk subkulit f.
Karena berada di subkulit p, maka l = 1.
Untuk menentukan nilai bilangan kuantum magnetik dan bilangan kuantum spin, kita perlu membuat
diagram orbital dari 3p4.

-1aa0a+1
Pengisian elektron berakhir pada orbital -1, sehingga m = -1. Elektron terakhir tadi digambarkan dengan
anak panah yang menghadap ke bawah, sehingga s = -.
Contoh 2
KIMIA UMUM

Page 1

Ti memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2. Perhatikan konfigurasi elektron terakhir,

22

yaitu 3d2.
n = 3, karena tingkat energinya (bilangan yang di sebelah kiri) adalah 3.
l = 2, karena berada di subkulit d.
Diagram orbital 3d2.

-2aa-1aa0a+1a+2
m = -1, karena elektron terakhir diisikan pada orbital -1.
s = +, karena elektron terakhir digambarkan dengan anak panah menghadap ke atas.

Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital


Dalam penulisan konfigurasi elektron dan diagram orbital perlu berlandaskan pada tiga prinsip utama
yaitu prinsip aufbau, aturan Hund dan aturan penuh setengah penuh.
A. Azas Aufbau
Azas Aufbau menyatakan bahwa :Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi paling rendah
dilanjutkan pada subkulit yang lebih tinggi energinya. Dalam setiap sub kulit mempunyai batasan
elektron yang dapat diisikan yakni :
Subkulit s maksimal berisi 2 elektron
Subkulit p maksimal berisi 6 elektron
Subkulit d maksimal berisi 10 elektron
Subkulit f maksimal berisi 14 elektron
Berdasarkan ketentuan tersebut maka urutan pengisian (kofigurasi) elektron mengikuti tanda panah pada
gambar berikut!

KIMIA UMUM

Page 2

Berdasarkan diagram di atas dapat disusun urutan konfigurasi elektron sebagai berikut :
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 . dan seterusnya
Keterangan :

Jumlah elektron yang ditulis dalam konfigurasi elektron merupakan jumlah elektron maksimal dari
subkulit tersebut kecuali pada bagian terakhirnya yang ditulis adalah elektron sisanya. Perhatikan contoh
di bawah ini :

Jumlah elektron Sc adalah 21 elekron kemudian elektron-elektron tersebut kita isikan dalam konfigurasi
elektron berdasarkan prinsip aufbau di atas. Coba kalian perhatikan, ternyata tidak selalu kulit yang lebih
rendah ditulis terlebih dahulu (4s ditulis dahulu dari 3d). Hal ini karena semakin besar nomor kulitnya
maka selisih energi dengan kulit di atasnya semakin kecil sementara jumlah sub kulitnya semakin banyak
sehingga terjadi tumpang tindih urutan energi sub kulitnya. Untuk mempermudah penilisan
tingkatenerginya digunakan prinsip aufbau di atas. Untuk keteraturan penulisan, 3d boleh ditulis terlebih
dahulu dari 4s namun pengisian elektronnya tetap mengacu pada prinsip aufbau. hal ini terkesan remeh
tapi penting..... jadi bila kalian disuruh menuliskan bilangan kuantum dari elektron terakhir dari Sc maka
elektron tersebut terletak pada sub kulit 3d bukan 4s, walau dalam penulisan terakhir sendiri adalah sub
kulit 4s.....cirinya pada sub kulit 3d tidak terisi penuh elektron sedangkan sub kulit 4s nya terisi penuh.
KIMIA UMUM

Page 3

Penulisan konfigurasi elektron dapat disingkat dengan penulisan atom dari golongan gas mulia yaitu : He
(2 elektron), Ne (10 elektron), Ar (18 elektron), Kr (36 elektron), Xe (54 elektron) dan Rn ( 86 elektron).
Hal ini karena pada konfigurasi elektron gas mulia setiap sub kulitnya terisi elektron secara penuh.

Skema yang digunakan untuk memudahkan penyingkatan sebagai berikut :

Contoh penyingkatan konfigurasi elektron :

Konfigurasi elektron dalam atom selain diungkapkan dengan diagram curah hujan, seringkali
diungkapkan dalam diagram orbital. Ungkapan yang kedua akan bermanfaat dalam menentukan bentuk
molekul dan teori hibridisasi.
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan diagram orbital :
1. Orbital-orbital dilambangkan dengan kotak
2. Elektron dilambangkan sebagai tanda panah dalam kotak
3. Banyaknya kotak ditentukan berdasarkan bilangan kuantum magnetik, yaitu:

KIMIA UMUM

Page 4

4. Untuk orbital-orbital yang berenergi sama dilambangkan dengan sekelompok kotak yang bersisian,
sedangkan orbital dengan tingkat energi berbeda digambarkan dengan kotak yang terpisah.
5. Satu kotak orbital berisi 2 elektron, satu tanda panah mengarah ke atas dan satu lagi mengarah ke
bawah. Pengisan elektron dalam kotak-kotak orbital menggunakan aturan Hund.
B. Aturan Hund
Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan pengisian elektron pada
orbital yaitu :
orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih dulu oleh satu elektron arah (spin)
yang sama dahulu kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut dengan arah (spin)
berlawanan atau dengan kata lain dalam subkulit yang sama semua orbital masing-masing terisi satu
elektron terlebih dengan arah panah yang sama kemudian sisa elektronnya baru diisikan sebagai elektron
pasangannya dengan arah panah sebaliknya.
Coba perhatikan contoh diagram elektron di bawah ini, khususnya pada bagian akhirnya :

Pada pengisian diagram orbital unsur S pada konfigurasi 3p4, 3 elektron diisikan terlebih dahulu dengan
gambar tanda panah ke atas baru sisanya 1 elektron digambar dengan tanda panah ke bawah.
C. Aturan Penuh Setengah Penuh
Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menyatakan bahwa : suatu elektron
mempunyai kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk susunan elektron yang
lebih stabil.....untuk konfigurasi elektron yang berakhiran pada sub kulit d berlaku aturan penuh setengah
penuh. Untuk lebih memahamkan teori ini perhatikan juga contoh di bawah ini :
Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 menjadi 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

24

KIMIA UMUM

Page 5

dari contoh terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu elektron untuk menjadi setengah
penuh....maka elektron dari 4s akan berpindah ke 3d. hal ini juga berlaku untuk kasus :
Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 menjadi 29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10

29

2.3. Konfigurasi Elektron Ion


Unsur yang mengalami ionisasi akan mengalami perubahan jumlah elektron. Misalnya adalah besi (Fe)
yang mempunyai nomor atom 26 dan mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d 64s2. Jika Fe terionisasi
menjadi Fe2+, maka elektron Fe berkurang 2 dari jumlah asal. Sehingga konfigurasi Fe 2+ adalah [Ar] 3d6.
Ingat, jika sebuah atom mengalami ionisasi maka yang berkurang adalah elektron valensi (elektron
terluar).

Penentuan Periode dan Golongan Suatu Unsur


Untuk menentukan letak periode suatu unsur relatif mudah. Periode suatu unsur sama dengan nomor kulit
terbesarnya dalam konfigurasi elektron. musalnya :
Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

24

Nomor kulit terbesarnya adalah 4 (dalam 4s1) maka Cr terletak dalam periode 4
Sedangkan untuk menentukan golongan menggunakan tabel. Bila subkulit terakhirnya pada s atau p maka
digolongkan dalam golongan A (utama) sedangkan bila subkulit terakhirnya pada d maka digolongkan
dalam golongan B (transisi). Lebih lengkapnya coba perhatikan tabel di bawah ini :

Coba kalian perhatikan tabel di atas. Untuk memudahkan pengingatan golongan A dimulai dari golongan
I A sedangkan golongan B dimulai dari III B. selain itu jika subkulit terakhirnya p atau d maka sub kulit s
sebelumnya diikutkan. Pada golongan VI B dan I B berlaku aturan penuh setengah penuh.
Sebagai contoh :
KIMIA UMUM

Page 6

Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

24

Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Tabel Periodik

Bentuk dari tabel periodik berkaitan dengan konfigurasi elektron masing-masing atom yang
terdapat disana. Contohnya, semua golongan ke-2 tabel periodik memiliki konfigurasi elektron
[E] ns2 (dimana [E] merupakan konfigurasi gas mulia) dan memiliki kesamaan sifat kimia.
Umumnya, perioditas tabel periodik dalam blok tabel periodik bergantung pada jumlah elektron
yang diperlukan untuk mengisi subkulit s, p, d, dan f.
Kulit elektron terluar sering disebut elektron valensi dan menentukan sifat kimia. Harus
diingat bahwa kemiripan sifat kimia telah ada lebih dari satu abad sebelum teori konfigurasi
elektron. Belum jelas seberapa jauh aturan Madelung menjabarkan (bukan hanya menjelaskan)
tabel periodik. Meski beberapa sifat jelas berbeda dengan perbedaan urutan pengisian orbital.

6.1. Menentukan Golongan dan Periode Tabel Periodik Suatu Unsur dengan Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron juga dapat digunakan untuk menentukan letak suatu unsur pada tabel
periodik. Periode suatu unsur sama dengan nomor kulit terbesarnya. Golongan suatu unsur
ditentukan dengan menggunakan tabel seperti dibawah.

KIMIA UMUM

Page 7

Bila subkulit terakhirnya pada s atau p maka unsur tersebut termasuk golongan A (utama). Sedangkan bila
subkulit terakhirnya pada d maka unsur tersebut termasuk golongan B (transisi).
Berikut adalah contoh menentukan golongan dan periode suatu unsur dengan konfigurasi elektron:
Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

24

Berdasarkan konfigurasi elektron diatas, maka letak unsur adalah pada golongan VI B periode 4.
7. Penyimpangan Konfigurasi Elektron
Berdasarkan eksperimen, terdapat penyimpangan konfigurasi elektron dalam pengisian elektron.
Penyimpangan pengisian elektron ditemui pada elektron yang terdapat pada orbital subkulit d dan f.

7.1. Penyimpangan Konfigurasi Elektron pada Orbital d


Penyimpangan pada orbital subkulit d dikarenakan orbital yang setengah penuh (d5) atau penuh (d10)
bersifat lebih stabil dibandingkan dengan orbital yang hampir setengah penuh (d4) atau hampir penuh (d8
atau d9). Dengan demikian, jika elektron terluar berakhir pada d4, d8, atau d9, maka satu atau semua
elektron pada orbital s pindah ke orbital d. Dibawah ini adalah beberapa contoh penyimpangan orbital d.

KIMIA UMUM

Page 8

7.2. Penyimpangan Konfigurasi Elektron pada Orbital f

Pada orbital f, sebagaimana dengan penyimpangan konfigurasi dalam orbital d, maka konfigurasi
elektron yang berakhir pada orbital f juga mengalami penyimpangan. Penyimpangan disebabkan
oleh tingkat energi orbital saling berdekatan dan hampir sama. Penyimpangan ini berupa
berpindahnya satu atau dua elektron dari orbital f ke orbital d. Dibawah ini adalah beberapa
contoh penyimpangan orbital f.

8. Konfigurasi Elektron dalam Molekul


Dalam molekul, konfigurasi elektronnya semakin rumit. Masing-masing molekul memiliki struktur
orbital yang berbeda. Orbital molekul ditandai berdasarkan simetrinya. Misalnya O 2 ditulis 1g2 1u2 2g2
2u2 3g2 1u4 1g2, atau setara dengan 1g2 1u2 2g2 2u2 1u4 3g2 1g2. Istilah 1g2 mewakili dua elektron
di dalam dua turunan orbital ke-* (antibonding). Berdasarkan aturan Hund, elektron tersebut memiliki
putaran paralel dalam keadaan dasar, dan dioksigen memiliki momen magnetik (disebut paramagnetik).
Penjabaran dari paramagnetisme pada dioksigen adalah penemuan besar dalam teori orbital molekul.
Konfigurasi elektron dari molekul poliatomik dapat berubah tanpa penyerapan atau pelepasan foton
melalui sambungan bergetar.

KIMIA UMUM

Page 9

8.1. Konfigurasi Elektron dalam Padatan


Dalam padatan, elektron menjadi sangat banyak. Elektron tidak menjadi berlainan, dan bercampur secara
efektif menjadi rentang kemungkinan keadaan secara berkelanjutan (disebut pita elektron). Gagasan
tentang konfigurasi elektron menjadi tidak relevan dan menghasilkan teori pita.
9. Aplikasi Konfigurasi Elektron
Penerapan konfigurasi elektron yang paling luas adalah dalam bidang rasionalisasi sifat kimia, baik dalam
kimia organik maupun kimia anorganik. Akibatnya, konfigurasi elektron sepanjang teori orbital molekul
menjadi perbandingan modern untuk konsep valensi yang menjelaskan jumlah dan jenis ikatan kimia.
Pendekatan lebih lanjut juga diterapkan di kimia komputasi. Dimana digunakan untuk membuat perkiraan
kuantitatif terhadap sifat kimia. Selama beberapa tahun, perhitungan mengandalkan perkiraan kombinasi
linear orbital atom (LCAO), menggunakan basis set orbital atom yang lebih besar dan lebih kompleks
sebagai titik awal. Langkah berikutnya adalah menghitung penempatan elektron di antara orbital-orbital
molekul dengan menggunakan prinsip Aufbau. Tidak semua metode penghitungan kimia mengandalkan
konfigurasi elektron. Misalnya teori tingkat fungsional (DFT).
Untuk atom atau molekul dengan lebih dari satu elektron, pergerakan elektron saling berhubungan.
Konfigurasi elektron dengan angka yang sangat besar diperlukan untuk menjelaskan semua sistem
multielektron, dan tidak ada energi yang dapat dikaitkan dengan satu konfigurasi. Namun, fungsi
gelombang elektron biasanya didominasi oleh konfigurasi dalam jumlah yang sangat kecil dan gagasan
konfigurasi elektron menjadi sangat esensial untuk sistem multielektron.
Penerapan fundamental dari konfigurasi elektron adalah dalam interpretasi terhadap spektrum atom.
Dalam kasus ini, diperlukan untuk menambahkan konfigurasi elektron dengan satu atau lebih istilah
simbol yang menjelaskan perbedaan tingkat energi yang terdapat dalam sebuah atom. Istilah simbol dapat
dikalkulasikan untuk semua konfigurasi elektron, tidak hanya konfigurasi keadaan dasar yang tertulis
dalam tabel.

1.

Bilangan kuantum utama (n)


Bilangan kuantum utama (n) menentukan besarnya tingkat energi suatu elektron yang
mencirikan ukuran orbital. Bilangan kuantum utama ini pernah diusulkan oleh Niels Bohr dan hanya
disebut dengan bilangan kuantum saja Sudarmo Unggal(2006: 6).
KIMIA UMUM

Page 10

Bilangan kuantum utama (n) mewujudkan lintasan elektron dalam atom. n mempunyai harga 1,
2, 3, .....
Lambang dari bilangan kuantum utama adalah n (en kecil). Bilangan kuantum utama
menyatakan kulit tempat ditemukannya elektron yang dinyatakan dalam bilangan bulat positif. Nilai
bilangan itu di mulai dari 1, 2, 3 dan seterusnya.
Jenis kulit-kulit dalam konfigurasi elektron dilambagkan dengan huruf K, L, M, N dan
seterusnnya. Kulit yang paling dekat dengan inti adalah kulit K dan bilangan kuantum kulit ini = 1. Kulit
berikutnya adalah L yang mempunyai bilangan kuantum utama = 2 dan demikian seterusnya untuk kulitkulit berikutnya. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan tabel di bawah ini:

Tabel 1: Hubungan jenis kulit dan nilai bilangan kuantum utama.


Jenis Kulit
Nilai (n)
K
1
L
2
M
3
N
4
\
Dari tabel di atas terlihat bahwa bilangan kuantum utama berhubungan dengan kulit atom
sehingga bilangan kuantum utama dapat digunakan untuk menentukan ukuran orbit (jari-jari) berdasarkan
jarak orbit elektron dengan inti atom. Kegunaan lainnya adalah untuk dapat mengetahui besarnya energi
potensial elektron. Semakin dekat jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan ikatan elektron dengan inti
atom semakin besar, sehingga energi potensial elektron tersebut semakin besar.
n = 1 sesuai dengan kulit K
n = 2 sesuai dengan kulit L
n = 3 sesuai dengan kulit M

dan seterusnya
Tiap kulit atau setiap tingkat energi ditempati oleh sejumlah elektron. Jumlah elektron
maksimmm yang dapat menempati tingkat energi itu harus memenuhi rumus Pauli = 2n 2.
Contoh: kulit ke-4 (n=4) dapat ditempati maksimum= 2 x 42 elektron = 32 elektron
2.

Bilangan kuantum azimuth (l)

KIMIA UMUM

Page 11

Sudarmo Unggal(2006: 6) mengatakan bahwa Mekanika gelombang menunjukan bahwa setiap


kulit (tingkat energi) tersusun dari beberapa subkulit (sub tingkat energi) yang masing-maisng sub kulit
tersebut dicirikan oleh bilangan kuantum azimut yang diberi lambang l. Nilai bilangan kuantum ini
menentukan bentuk orbital dan besarnya momentum sudut elektron. Misalnya setiap elektron dengan
harga l = 0 akan mempunyai bentuk orbital seperti bola yang berarti kebolehjadian (probabilitas) untuk
menemukan elektron dari inti atom kesegala arah akan bernilai sama.
Bilangan kuantum azimut (l) menunjukkan sub kulit dimana elektron itu bergerak sekaligus
menunjukkan sub kulit yang merupakan penyusun suatu kulit.
Bilangan kuantum azimuth mempunyai harga dari 0 sampai dengan (n-1) untuk setiap n, dan
menunjukan letak elektron dalam subkulit. Setiap kulit terdiri dari subkulit (jumlah subkulit tidak sama
untuk setiap elektron), dan setiap subkulit dilambangkan berdasarkan pada harga bilangan kuantum
azimut (l).
n = 1 ; l = 0 ; sesuai kulit K
n = 2 ; l = 0, 1 ; sesuai kulit L
n = 3 ; l = 0, 1, 2 ; sesuai kulit M
n = 4 ; l = 0, 1, 2, 3 ; sesuai kulit N
dan seterusnya
Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:
Subkulit yang mempunyai harga l = 0 ; diberi lambang s (s = sharp)
Subkulit yang mempunyai harga l = 1 ; diberi lambang p (p = principle)
Subkulit yang mempunyai harga l = 2 ; diberi lambang d (d = diffuse)
Subkulit yang mempunyai harga l = 3 ; diberi lambang f (f = fundamental)
Lambang s, p, d dan f diambil dari nama spektrum yang dihasilkan oleh logam alkali dari Li
sampai dengan Cs yang terdiri dari empat deret, yaitu tajam (sharp). Utama (principal), kabur (diffuse)
dan dasar (fundamental). Untuk harga l selanjutnya (jika mungkin) digunakan lambang huruf berikutnya,
yaitu g, h, i, dan seterusnya. Agar lebih jelas dalam pengelompokannya dibawah ini menunjukan
keterkaitan jumlah kulit dengan banyaknya subkulit serta jenis subkulit dalam suatu atom.

KIMIA UMUM

Page 12

Tabel 2 : Hubungan subkulit sejenis dalam kulit yang berbeda pada atom.
Kulit
Bilangan
Bilangan
Jenis
Jumlah
kuantum azimut

subkulit

(n)

1s

1
2

yang mungkin
0

2s

1
0

2p
3s

1
2
0

3p
3d
4s

1
2
3

4p
4d
4f

N
3.

kuantum utama

subkuli
t

Bilangan kuantum magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik (m) mewujudkan adanya satu atau beberapa tingkatan energi di
dalam satu sub kulit. Bilangan kuantum magnetik (m) mempunyai harga (-l) sampai harga (+l).
Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada subkulit
tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan kuantum magnetik
berhubungan dengan bilangan kuantum azimut dan bernilai dari - l hingga + l (l = nilai bilangan kuantum
KIMIA UMUM

Page 13

azimutnya). Bilangan kuantum magnetik menentuka arah orientasi dari orbital didalam ruang relatif
terhadap orbital yang lain. Dengan demikian untuk setiap satu subkulit terdapat beberapa orbital yang
dicirikan dengan nilai m.
Misalnya subkulit s mempunyai nilai l = 0 maka bilangan kuantum magnetiknya (m) = 0. Angka
nol ini melambangkan satu-satunya orbital yang ada pada subkulit s. Sub kulit p mempunyai nilai l = 1
maka bilangan kuantum magnetiknya = - 1, 0, +1. Angka-angka tersebut melambangkan 3 orbital yang
ada pada subkulit p. Subkulit d mempunyai nilai l = 2 maka bilangan kuantum magnetiknya = - 2, - 1, 0,
+ 1, + 2. Angka-angka tersebut melambangkan 5 orbital yang ada pada subkulit d dan demikian
seterusnya.
Tabel 3 : Hubungan bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik.
Bilangan
Kuantum
Azimut
0
1
2
3

Tanda

Bilangan Kuantum

Gambaran

Jumlah

Orbital

Magnetik

Orbital

Orbital

S
P
D
F

0
-1, 0, +1
-2, -1, 0, +1, +2
-3, -2, -1, 0, +1, +2, +3

1
3
5
7

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai magnetik (m) diantara - l sampai + l (l = bilangan kuantum
azimut). Nilai bilangan kuantum magnetik suatu elektron tergantung pada letak elektron tersebut dalam
orbital. Nama-nama kotak di atas sesuai dengan bilangan kuantum magnetiknya. Dan perlu diingat juga
dengan mengabaikan tanda -/+ maka nilai m tidak mungkin lebih besar dari nilai l.
4.

Bilangan kuantum spin (s)


Bilangan kuantum spin (s) merupakan bilangan kuantum yang terlepas dari pengaruh momentum
sudut. Hal itu berarti bilangan kuantum spin tidak berhubungan secara langsung dengan tiga bilangan
kuantum yang lain Sudarmo Unggal(2006: 6).
Bilangan kuantum spin bukan merupakan hasil dari penyelesaian persamaan gelombang, tetapi
didasarkan pada pengamatan Otto stern dan Walter Gerlach terhadap spektrum yang dilewatkan pada
medan magnet, dan ternyata didapatkan dua spektrum yang terpisah dengan kerapatan yang sama.
Kesimpulan yang diperoleh bahwa terjadinya pemisahan garis spektrum oleh medan magnet
dimungkinkan karena elektron-elektron tersebut selama mengelilingi inti berputar pada sumbunya dengan
arah yang berbeda. Dapat diandaikan bumi berotasi pada sumbunya selama mengelilingi matahari.
Berdasarkan hal tersebut diudulkan adanya bilngan kuantum spin untuk menandai arah putaran (spin)
elektron pada sumbunya. Setiap elektron dapat brputar pada sumbunya sesuai dengan arah jarum jam atau
berlawanan dengan jarum jam, maka probabilitas elektron berputar searah jarum jam adalah , dan
KIMIA UMUM

Page 14

probabilitas berputar berlawanan dengan jarum jam juga mempunyai harga . Untuk membedakan arah
putarannya maka diberi tanda negatif dan positif. Jadi, harga bilangan kuantum spin yaitu atau + .
Bilangan kuantum spin (s) menunjukkan arah perputaran elektron pada sumbunya. Dalam satu
orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar melalui sumbu dengan arah
yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.
Pertanyaan:
Bagaimana menyatakan keempat bilangan kuantum dari elektron 3s 1 ?
Jawab:
Keempat bilangan kuantum dari kedudukan elektron 3s 1 dapat dinyatakan sebagai, n= 3 ; l = 0 ; m = 0 ; s
= +1/2 ; atau -1/2

Tabel 4 : Hubungan ke empat bilangan kuantum.


Kulit N L
K
L
M

B.

Sub
Jumlah
Gambaran Orbital
kulit
Orbital

1 00
2 00
1 -1, 0, +1
3 00
1 -1, 0, +1
2 -2, -1, 0, +1, +2
4 00
1 -1, 0, +1
2 -2, -1, 0, +1, +2
3 -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3

1s
2s
2p
3s
3p
3d
4s
4p
4d
4f

1
3
1
3
5
1
3
5
7

Jumlah Orbital
Maksimum
Subkulit Kulit
2
2
2
8
6
2
18
6
10
2
6
32
10
14

Azas Larangan Pauli


Gambar 2 : Wolfgang Pauli (Pencetus Azas Larangan Pauli)
Dengan adanya bilangan kuantum, suatu elektron mempunyai posisi ruang yang berbeda dari
yang lainnya. Pada tahun 1925, seorang Ilmuan dari Austria, Wolfgang Pauli mengemukakan teori yang
dikenal dengan nama azas larangan pauli.
Menurut azas larangan pauli, dalam suatu sistem, baik atom atau molekul, tidak terdapat dua
elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti bahwa setiap orbital
maksimum hanya dapat ditempati oleh 2 elektron.
Maka dari itu W. Pauli (1924) mengemukakan Azas Larangan Pauli Tidak boleh ada elektron
dalam satu atom yang memiliki ke empat bilangan kuantum yang sama.
KIMIA UMUM

Page 15

C.

Fungsi Bilangan Kuantum


Keempat bilangan kuantum tersebut digunakan untuk menunjukkan letak elektron terakhir
(terluar) dari suatu atom. Dimulai dari letak kulit atom (bilangan kuantum utama), subkulit atom
(bilangan kuantum azimut), letak orbital (bilangan kuantum magnetik) hingga perputaran elektronnya
(bilangan kuantum spin). Sehingga bilangan kuantum ini bersifat spesifik sesuai dengan azas larangan
pauli. Selanjutnya kita gabungkan keempat bilangan kuantum tersebut untuk menentukan identitas suatu
elektron. Agar dapat menentukan dengan tepat maka kita harus paham dengan konfigurasi elektron dan
diagram orbital terlebih dahulu.
Berdasarkan beberapa bilangan kuantum diatas, agar dalam penerapannya dapat mudah untuk
dipahami maka dapat disimpulkan bahwa kedudukan suatu elektron dalam suatu atom dinyatakan oleh
empat bilangan kuantum, yaitu:

1)

Bilangan kuantum utama (n) menyatakan kulit utamanya.

2)

Bilangan kuantum azimuth (l) menyatakan subkulitnya.

3)

Bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan orbitalnya.

4)

Bilangan kuantum spin (s) menyatakan spin atau arah rotasinya.


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a)

Sampai saat ini, elektron-elektron baru menempati subkulit-subkulit s, p, d, dan f. Sedangkan subkulit g,
h, dan i belum terisi elektron.

b)

Setiap kulit mengandung subkulit sebanyak nomor kulit dan dimulai dari subkulit yang paling sedikit
orbitalnya. Kulit pertama hanya mengandung subkulit s; kulit ke-2 mengandung s dan p; kulit ke-3
mengandung subkulit s, p, dan d; dan seterusnya.

Nomor Kulit
Kulit ke-1 (K)
Kulit ke-2 (L)
Kulit ke-3 (M)
Kulit ke-4 (N)
Kulit ke-5 (O)
Kulit ke-6 (P)
Kulit ke-7 (Q)
Kulit ke-n

Tabel 5 : Pembagian Kulit Kulit dalam Atom


Jumlah Subkulit Jumlah Orbital Elektron Maksimum
S
1 orbital
2 elektron
s, p
4 orbital
8 elektron
s, p, d
9 orbital
18 elektron
s, p, d, f
16 orbital
32 elektron
s, p, d, f, g
25 orbital
50 elektron
s, p, d, f, g, h
36 orbital
72 elektron
s, p, d, f, g, h, i
49 orbital
98 elektron
n buah subkulit
n2 orbital
2n2 elektron

Sebagai contoh konfigurasi elektron dan diagram orbital dari sulfur (S) seperti di bawah ini :

KIMIA UMUM

Page 16

Untuk menentukan bilangan kuantum dari elektron terakhirnya kita cukup memperhatikan subkulit
terluarnya yakni 3p :
Penggambaran elektron terakhir yang diberi tanda merah. Elektron tersebut terletak pada kulit 3
berarti bilangan kuantum utamanya (n) = 3. Terletak di subkulit p berarti bilangan kuantum azimutnya (l)
= 1. Sedangkan untuk menentukan bilangan kuantum magnetiknya kita perlu menamai tiap-tiap orbital
dalam subkulit 3p tersebut yakni angka yang berwarna hijau. Sesuai dengan diagram di atas maka nilai
bilangan kuantum magnetiknya (m) = - 1. Dan karena tanda panahnya ke bawah maka bilangan kuantum
spinnya (s) = - .

Perkembangan sistem periodik unsur kimia


1.
Pengelompokkan unsur cara lovoisier
Ilmuan kimia prancis, Antoine lavoisier , pd thn 1869 memdefinisikan unsur sebagai zat yg
tidak
dapat di uraikan lagi menjadi sederhana, dalam bukunya lavoisier membuat
daftar 33 unsur kimia yg dikelompokkan menjadi gas, nonlogam, logam dan tanah.
2. Pengelompokkan unsur cara Dobereiner
Pd thn 1817,ilmuan jerman johan wolfgang dobereiner membuat pengelompokkan unsur unsur
kimia. Dobereiner menyelompokkan setiap tiga unsur kimia yg sifatnya mirip menjadi satu
kelompok berdasarkan kenaikan berat atom nya, jika berat atom unsur pertama dan unsur ketiga
dijumlahkan, kemudian dibagi dua , hasilnya sama dengan berat atom unsur kedua.
3. Pengelompokkan cara Newlands

hn AlexanderReina Newlands adalah seorang ahli kimia ingris. Neulands dikenal pengelompokkan unsur kimia
dengan nama TEORI OKTAF, Newlands pengelompokkan unsur unsur kimia berdasarkan
kenaikan berat atom. Newlands menemukan hubungan antara sifat unsur dan kenaikan atom,
sifat sifat unsur akan berulang pd unsur ke delapan sehingga unsur ke delapan akan mempunyai
sifat yg sama dengan unsur yg pertama.
4. Tabel periodik unsur cara mendeleev dan meyer
Pd thn 1896, ditemukan cara baru untuk menyusun unsur unsur kimia. Penemuan tersebut
merupakan hasil kerja dua ahli kimia, yaitu mendeleev dari rusia dan julius lothar meyer dari
jerman mereka bekerja secara terpisah tetapi menghasilkan tabel periodik yg sama pd waktu
hampir bersamaan . Mendeleev mempresentasikan hasil kerjanya di depan ahli kimia rusia pd
permulaan thn 1869 ,sedangkan tabel periodik meyer baru dikemukakan pd bulan des 1896 .
dalam hal ini, mendeleev lebih dulu penemuanya sehingga dikenal bapak tabel periodik.
Bagaimana mendeleev dan meyer meyusun unsur unsur kimia?

a.

Tabel periodik mendeleev

KIMIA UMUM

Page 17

Mendeleev adalah seorang guru kimia. Dia menemukan bahwa jika unsur disusun
menurut massa atom yg meningkat, unsur dengan sifat sifat yg sama akan tersusun secara
periodik.dengan kata lain unsur unsur terletak dalam kolom yg sama mempunyai sifat yg mirip.
b.

Tadel periodik meyer


Mayer meyusun tabel periodik yg hanpir mirip dgn mendeleev, akan tetapi ia tidak
dikenal sbg bapak tabel periodik spt mendeleev. Pd thn 1864 ( 5 thn sebelum mendeleev menyumumkan
tabel periodiknya) , meyer meyusun 28 unsur berdasarkan valensi dalam bentuk tabel. Unsur unsur
dengan valensi yg sama di tempatkan dalam satu kolom. Gagasan meyer lebih sederhana dibandingkan

mendeleev sayangnya meyer baru mempublikasikannya pd thn 1870.


5. Tabel periodik unsur cara moseley
Moseley meyusun unsur unsur tersebut berdasarkan kenaikan nomor atam dalam
bentuk tabel periodik, tabel periodik moseley berhasil memperbaiki kelemahan tabel periodik mendeleev.
Tabel periodik unsur
1.

Nama, lambang, nomor atom, dan nomor massa atom


Tabel periodik membuat nama dan lambang unsur saat ini ada lebih dari 100 unsur yg
telah ditemukan, setiap unsur mempunyai nomor atom dan massa atom. Nomor atom menyatakan jumlah
proton dalam inti atom yg terdapat dalam unsur tersebut, nomor atom juga dikenal dgn istilah massa atom
relatif, cara yg digunakan untuk menentukan massa atom adalah membandingkan nya dgn massa suatu
atom yg dijadikan standar. Massa atom yg diperoleh dgn cara spt itu disebut massa atom relatif.massa
atom relatif suatu unsur bukan massa sebenarnya, akan tetapi hanya merupakan suatu perbandingan. Dgn
demikian , massa atom relatif sebenarnya tidak mempunyai satuan. Unsur yg digunakan pd mulanya ,
unsur hidrogen digunakan sebagai standar setelah itu unsur oksigen digunakan sbg standar menggantikan
hidrogen , kemudian karbon digunakan sbg standar. Massa atom relatif karbon di tetapkan sebesar 12
berdasarkan hal tsb massa atom relatif didefinisikan sebagai berikut massa atom relatif suatu unsur
adalah perbandingan massa atom suatu unsur terhadap satu per dua belas kali massa satu atom karbon yg
bermassa 12

2.

Golongan dan periode

a.

Golongan utama (gol lA VlllA ) golongan utama mempunyai nama yg khas sesuai dgn sifat
anggotanya, golongan lA yg disebut golongan logam alkali , gol llA disebut gol. Alkalitanah, nama alkali

KIMIA UMUM

Page 18

diambil dari sifat unsur unsur yg menbentuk basa. Gol. VllA diberi nama halogen nama tersebut diambil
dari bahasa yunani yg berarti pembuat garam
Akhirnya unsur golongan nol atau golongan VlllA disebut gas mulia karena unsur tersebut sukar bereaksi
b.

Golongan transisi ( gol. lB VlllB ) unsur unsur transisi berada diantara golongan lA llA dan
golongan lllA VlllA. Unsur unsur dalam digolongan VlllB terdapat tiga jalur karena semuanya
mempunyai sifat sifat yg identik. Ada dua baris unsur yg diletakkan tepat di bawah bagian utama tabel .
unsur tersebut di kenal dgn nama unsur transisi bagian dalam.

c.

Sifat logam dan nonlogam


Unsur unsur kimia dapat di golongkan berdasarkan kesamaan sifat fisik dan kimia.
Salah satu sifat fisik unsur adalah sifat logam dan nonlogam, penggolongan tersebut bergantung pada ada
atau tidaknya sifat kilap logam, baik atau buruknya kemampuan untuk menghantar listrik dan kalor serta
kerapuhan. Unsur tertentu ( antimon, asenik, boron, silikon dan telurium ) mirip logam dalam beberapa
hal, akan tetapi dalam hal lain mirip nonlogam sehingga unsur itu disebut metalod, unsur unsur yg
bersifat logam diantaranya magnesium, natrium, kalium, tembaga, besi, seng, perak, emas, raksa. Emas
merupakan logam mulia oleh sebab itu emas bernilai tinggi umumnya logam berbentuk padat kecuali
raksa, unsur2 yg bersifat nonlogam ( nitrogen, sulfur, klorin, fluorin, hidrogen, bromin, dan iodin.

Hubungan konfigurasi elektron dengan sistem periodik


Hubungan antara sistem periodik dengan konfigurasi elektronnya
Nomor periode sama dengan jumlah kulit
Nomor golongan sama dengan elektron valensi
Berdasarkan hubunhgan tersebut, letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan berdasarkan
konfigurasi elektron

KIMIA UMUM

Page 19

Sistem Periodik Unsur


A. Perkembangan Periodik Unsur
1. Berdasarkan Sifat Logam dan Non Logam
Unsur-unsur yang ada di alam dikelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu logam dan non logam.
Pengelompokan ini merupakan metode paling sederhana , dilakukan dengan cara mengamati
ciri-ciri fisiknya
2. Berdasarkan Hukum Triade Dobereiner
Tahun 1817 Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki kemiripan
sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom. Kelompok ini dinamakan triade. Berdasarkan
eksperimennya disimpulkan bahwa berat atom unsur kedua hampir sama atau mendekati berat rata-rata
dari unsur sebelum dan
sesudahnya.
Pengelompokkan unsur dari Dobereiner dapat digambarkan sebagai berikut:

3. Hukum Oktaf dari Newland


Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya (Ar).
Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur pertama; unsur ke-9 memiliki sifat yang mirip
dengan unsur ke-2 dst. Sifat-sifat unsur yang ditemukan berkala atau periodik setelah 8 unsur disebut
Hukum Oktaf.

KIMIA UMUM

Page 20

Unsur H sifatnya sama dengan unsur F,unsur Li sifatnya sama dengan unsur Na dan seterusnya
4 .Berdasarkan Periodik Mendeleev
Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev lebih
mengutamakan kenaikan massa atom.
Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka
Sifat tertentu akan berulang secara periodik.
5.Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik Panjang)
Dikemukakan oleh Henry G Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat fisis dan kimia unsur
merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya .Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor
atomnya bukan oleh massa atom relatifnya (Ar).
Pengelompokkan ini dikenal dengan sistem periodik panjang yang diketahui dengan nama Sistem
Periodik Modern. Sistem ini terdiri dari 2 hal yaitu golongan (lajur vertikal) dan periode(lajur horisontal)

KIMIA UMUM

Page 21

1. Golongan
Golongan adalah unsur-unsur yang memiliki kesamaan jumlah elektron valensi yang disususn dalam
satu lajur vertikal. Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan tersebut memiliki kesamaan sifat fisika
dan sifat kimia. Tabel periodik Modern mempunyai 8 golongan utama (golongan A) dan 8 golongan
transisi (golongan B). golongan-golongan tersebut dinamai sesuai nomor kelompoknya, seperti IA, IIA,
IB dan seterusnya. Bahkan golongan utama memiliki nama khusus, misalnya golongan IA dinamai
golongan alkali, IIA golongan alkali tanah, IIIA golongan Alumunium, IVA golongan karbon, VA
golongan Nitrogen, VIA golongan khalkogen, VIIA golongan halogen dan VIIIA golongan gas mulia.
Semua golongan transisi merupakan unsur logam sehingga biasa disebut logam-logam transisi. Pada
golongan transisi terdapat golongan unsur-unsur transisis dalam. Golongan transisi dalam memiliki 14
unsur lantanida (terletak setelah unsur lantanium) dan 14 unsur aktinida (terletak setelah unsur aktinium).
2. Periode
Periode adalah lajur horizontal pada sistem periodik modern yang terdiri dari tujuh lajur. Dinamakan
periode karena sifat-sifat yang dimiliki unsur-unsur dalam satu periode berulang secara periodik. Unsurunsur yang memiliki jumlah kulit yang sama disususn dalam satu periode. Jumlah unsur tiap periode
berbeda yaitu:
1. Periode 1 terdiri dari 2 unsur yaitu hydrogen dan helium.
2. Periode 2 terdiri dari 8 unsur
3. Periode 3 terdiri dari 8 unsur
4. Periode 4 terdiri dari 18 unsur
5. Periode 5 terdiri dari 18 unsur
6. Periode 6 terdiri dari 32 unsur
7. Periode 7 masih belum lengkap unsur-unsurnya, namun saat ini terdiri atas 29 unsur.
Dalam periodik unsur, unsur transisi diletakkan pada periode 6 dan 7 agar maksimal terdiri atas 18
unsur. Untuk memepermudah perhatikan contoh berikut ini:
11
Na = 2 8 1 (maka Na termasuk golongan IA, periode 3)
Golongan merupakan angka kulit terluar yaitu satu, sedangkan periode adalah
banyaknya kulit pada unsur tersebut yaitu 3, dimana kulit pertama adalah 2, kulit
kedua adalah 8 dan kulit ketiga adalah 1.

KIMIA UMUM

Page 22

3. Sifat-sifat Periodik Unsur


Sifat-sifat periodik unsur meliputi: jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan
keelektronegatifan.
a. Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dengan kulit terluar suatu atom. Dalam satu golongan jarijari atom dari atas ke bawah akan semakin besar. Hal ini disebabkan jumlah kulit atomnya semakin ke
bawah semakin besar, sehingga jarak dari inti ke kulit terluarnnya juga akan semakin besar.
Dalam satu periode, jari-jari atom dari kiri ke kanan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena dalam
satu periode jumlah kulitnya sama, namun jumlah elektron valensinya semakin banyak. Sehingga gaya
tarik-menarik proton dan elektronnya semakin kuat dan menyebabkan jarak inti atom ke kulit terluarnya
semakin kecil. Untuk memperjelas perhatikan tabel jari-jari atom beberapa unsur di bawah ini (dalam
satuan angstrom):

b. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan oleh atom netral dalam
keadaan gas untuk melepaskan satu buah elektron pada kulit terluarnya.
Dalam satu golongan energi ionisasi unsur dari atas ke bawah semakin kecil.
Hal ini dipengaruhi oleh jari-jari atom, karena semakin ke bawah jari-jari atom
semakin besar yang mengakibatkan gaya tarik menarik antara proton pada initi
atom dan elektron pada kulit terluar semakin lemah, sehingga energi ionisasinya
juga semakin kecil.

KIMIA UMUM

Page 23

Dalam satu periode energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan semakin besar. Hal
ini juga dipengaruhi oleh jari-jari atom yang semakin ke kanan semakin kecil,
sehingga gaya tarik menarik proton pada inti atom dan elektron padakulit
terluarnya semakin besar. Gaya tarik menarik yang semakin besar atau kuat
menyebabkan elektron pada kulit terluar sulit dilepaskan. Sehingga energi
ionisasinya semakin besar.
Berikut adalah tabel energi ionisasi beberapa unsur (dalam satuan kkal/mol):

c. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan oleh atom netral dalam
keadaan gas untuk menerima satu buah elektron. Karena suatu unsur dapat
membentuk ion positif (melepaskan elektron) dan ion negatif (menerima elektron).
Proses penerimaan elektron akan melepaskan energi.
Dalam satu golongan, afinitas elektron unsur dari atas ke bawah semakin
positif . Hal ini menyebabkan suatu unsur sulit untuk menerima elektron.
Dalam satu periode, afinitas elektron unsur dari kiri ke kanan semakin negatif,
yang menyebabkan suatu unsur mudah menerima elektron.
Perhatikan tabel afinitas elektro beberapa unsur berikut (dalam satuan kj/mol):

KIMIA UMUM

Page 24

d. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah ukuran kemampuan suatu atom untuk menarik suatu
pasangan elektron dalam suatu ikatan. Keelektronegatifan dinyatakan dalam skala
Pauling, dimana harga keelektronegatifan yang terbesar diberi skala 4.0,
sedangakan yang terkecil diberi skala 0.7. Dalam satu periode, keelektronegatifan
suatu unsur dari kiri ke kanan semakin besar. Hal ini disebabkan karena sifta
logamnya semakin menurun. Sedangkan dalam satu golongan, keelektronegatifan
suatu unsur dari atas ke bawah semakin kecil.
Perhatikan tabel keelektronegatifan beberapa unsur berdasarkan Skala Pauling
berikut ini:

e. Sifat Logam

KIMIA UMUM

Page 25

Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu


kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat logam
tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsure-unsur
logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil),
sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron (memiliki
keelektronegatifan yang besar).
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka
sifat logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:
1) Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat
nonlogam bertambah.
2) Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat
nonlogam berkurang.
Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik unsur,
sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas logam
dan nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal
bergaris tebal, sehingga unsur-unsur di sekitar daerah perbatasan antara logam dan
nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur-unsur itu
disebut unsur metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon.
Selain itu, sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur.
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur
makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah
melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik
makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena semakin sukar
menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA
(logam alkali) dan unsur nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA
(halogen).

Untuk memudahkannya, dibawah ini disajikan peningkatan sifat-sifat periodik


unsur searah dengan tanda panah.

KIMIA UMUM

Page 26

KIMIA UMUM

Page 27

Anda mungkin juga menyukai