Bilangan kuantum adalah bilangan yang berkaitan dengan posisi elektron di sekitar inti atom. Bilangan ini
menunjukkan letak elektron pada kulit dan subkulit atom, orientasi orbital dalam ruang, serta arah rotasi
elektron.
Ada empat bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), bilangan
kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum spin (s).
Bilangan kuantum utama dan bilangan kuantum azimut ditentukan dengan melihat konfigurasi elektron
terakhir dari suatu atom. Adapun bilangan kuantum magnetik dan bilangan kuantum spin dapat ditentukan
dengan membuat diagram orbital terlebih dahulu. Tetapi jika sudah mahir, kedua bilangan kuantum ini
juga dapat ditentukan dengan konfigurasi elektron, tanpa membuat diagram orbital.
Contoh 1
S memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4.
16
Bilangan kuantum ditentukan dari konfigurasi elektron terakhir, jadi cukup perhatikan 3p 4.
3p4
Tingkat energi yang saya tandai dengan warna merah adalah bilangan kuantum utama, sehingga n = 3.
Selanjutnya, yang saya beri warna biru menunjukkan bilangan kuantum azimut.
l=0 untuk subkulit s, l=1 untuk subkulit p, l=2 untuk subkulit d, dan l=3 untuk subkulit f.
Karena berada di subkulit p, maka l = 1.
Untuk menentukan nilai bilangan kuantum magnetik dan bilangan kuantum spin, kita perlu membuat
diagram orbital dari 3p4.
-1aa0a+1
Pengisian elektron berakhir pada orbital -1, sehingga m = -1. Elektron terakhir tadi digambarkan dengan
anak panah yang menghadap ke bawah, sehingga s = -.
Contoh 2
KIMIA UMUM
Page 1
Ti memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2. Perhatikan konfigurasi elektron terakhir,
22
yaitu 3d2.
n = 3, karena tingkat energinya (bilangan yang di sebelah kiri) adalah 3.
l = 2, karena berada di subkulit d.
Diagram orbital 3d2.
-2aa-1aa0a+1a+2
m = -1, karena elektron terakhir diisikan pada orbital -1.
s = +, karena elektron terakhir digambarkan dengan anak panah menghadap ke atas.
KIMIA UMUM
Page 2
Berdasarkan diagram di atas dapat disusun urutan konfigurasi elektron sebagai berikut :
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 . dan seterusnya
Keterangan :
Jumlah elektron yang ditulis dalam konfigurasi elektron merupakan jumlah elektron maksimal dari
subkulit tersebut kecuali pada bagian terakhirnya yang ditulis adalah elektron sisanya. Perhatikan contoh
di bawah ini :
Jumlah elektron Sc adalah 21 elekron kemudian elektron-elektron tersebut kita isikan dalam konfigurasi
elektron berdasarkan prinsip aufbau di atas. Coba kalian perhatikan, ternyata tidak selalu kulit yang lebih
rendah ditulis terlebih dahulu (4s ditulis dahulu dari 3d). Hal ini karena semakin besar nomor kulitnya
maka selisih energi dengan kulit di atasnya semakin kecil sementara jumlah sub kulitnya semakin banyak
sehingga terjadi tumpang tindih urutan energi sub kulitnya. Untuk mempermudah penilisan
tingkatenerginya digunakan prinsip aufbau di atas. Untuk keteraturan penulisan, 3d boleh ditulis terlebih
dahulu dari 4s namun pengisian elektronnya tetap mengacu pada prinsip aufbau. hal ini terkesan remeh
tapi penting..... jadi bila kalian disuruh menuliskan bilangan kuantum dari elektron terakhir dari Sc maka
elektron tersebut terletak pada sub kulit 3d bukan 4s, walau dalam penulisan terakhir sendiri adalah sub
kulit 4s.....cirinya pada sub kulit 3d tidak terisi penuh elektron sedangkan sub kulit 4s nya terisi penuh.
KIMIA UMUM
Page 3
Penulisan konfigurasi elektron dapat disingkat dengan penulisan atom dari golongan gas mulia yaitu : He
(2 elektron), Ne (10 elektron), Ar (18 elektron), Kr (36 elektron), Xe (54 elektron) dan Rn ( 86 elektron).
Hal ini karena pada konfigurasi elektron gas mulia setiap sub kulitnya terisi elektron secara penuh.
Konfigurasi elektron dalam atom selain diungkapkan dengan diagram curah hujan, seringkali
diungkapkan dalam diagram orbital. Ungkapan yang kedua akan bermanfaat dalam menentukan bentuk
molekul dan teori hibridisasi.
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan diagram orbital :
1. Orbital-orbital dilambangkan dengan kotak
2. Elektron dilambangkan sebagai tanda panah dalam kotak
3. Banyaknya kotak ditentukan berdasarkan bilangan kuantum magnetik, yaitu:
KIMIA UMUM
Page 4
4. Untuk orbital-orbital yang berenergi sama dilambangkan dengan sekelompok kotak yang bersisian,
sedangkan orbital dengan tingkat energi berbeda digambarkan dengan kotak yang terpisah.
5. Satu kotak orbital berisi 2 elektron, satu tanda panah mengarah ke atas dan satu lagi mengarah ke
bawah. Pengisan elektron dalam kotak-kotak orbital menggunakan aturan Hund.
B. Aturan Hund
Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan pengisian elektron pada
orbital yaitu :
orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih dulu oleh satu elektron arah (spin)
yang sama dahulu kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut dengan arah (spin)
berlawanan atau dengan kata lain dalam subkulit yang sama semua orbital masing-masing terisi satu
elektron terlebih dengan arah panah yang sama kemudian sisa elektronnya baru diisikan sebagai elektron
pasangannya dengan arah panah sebaliknya.
Coba perhatikan contoh diagram elektron di bawah ini, khususnya pada bagian akhirnya :
Pada pengisian diagram orbital unsur S pada konfigurasi 3p4, 3 elektron diisikan terlebih dahulu dengan
gambar tanda panah ke atas baru sisanya 1 elektron digambar dengan tanda panah ke bawah.
C. Aturan Penuh Setengah Penuh
Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menyatakan bahwa : suatu elektron
mempunyai kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk susunan elektron yang
lebih stabil.....untuk konfigurasi elektron yang berakhiran pada sub kulit d berlaku aturan penuh setengah
penuh. Untuk lebih memahamkan teori ini perhatikan juga contoh di bawah ini :
Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 menjadi 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
24
KIMIA UMUM
Page 5
dari contoh terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu elektron untuk menjadi setengah
penuh....maka elektron dari 4s akan berpindah ke 3d. hal ini juga berlaku untuk kasus :
Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 menjadi 29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10
29
24
Nomor kulit terbesarnya adalah 4 (dalam 4s1) maka Cr terletak dalam periode 4
Sedangkan untuk menentukan golongan menggunakan tabel. Bila subkulit terakhirnya pada s atau p maka
digolongkan dalam golongan A (utama) sedangkan bila subkulit terakhirnya pada d maka digolongkan
dalam golongan B (transisi). Lebih lengkapnya coba perhatikan tabel di bawah ini :
Coba kalian perhatikan tabel di atas. Untuk memudahkan pengingatan golongan A dimulai dari golongan
I A sedangkan golongan B dimulai dari III B. selain itu jika subkulit terakhirnya p atau d maka sub kulit s
sebelumnya diikutkan. Pada golongan VI B dan I B berlaku aturan penuh setengah penuh.
Sebagai contoh :
KIMIA UMUM
Page 6
24
Bentuk dari tabel periodik berkaitan dengan konfigurasi elektron masing-masing atom yang
terdapat disana. Contohnya, semua golongan ke-2 tabel periodik memiliki konfigurasi elektron
[E] ns2 (dimana [E] merupakan konfigurasi gas mulia) dan memiliki kesamaan sifat kimia.
Umumnya, perioditas tabel periodik dalam blok tabel periodik bergantung pada jumlah elektron
yang diperlukan untuk mengisi subkulit s, p, d, dan f.
Kulit elektron terluar sering disebut elektron valensi dan menentukan sifat kimia. Harus
diingat bahwa kemiripan sifat kimia telah ada lebih dari satu abad sebelum teori konfigurasi
elektron. Belum jelas seberapa jauh aturan Madelung menjabarkan (bukan hanya menjelaskan)
tabel periodik. Meski beberapa sifat jelas berbeda dengan perbedaan urutan pengisian orbital.
6.1. Menentukan Golongan dan Periode Tabel Periodik Suatu Unsur dengan Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron juga dapat digunakan untuk menentukan letak suatu unsur pada tabel
periodik. Periode suatu unsur sama dengan nomor kulit terbesarnya. Golongan suatu unsur
ditentukan dengan menggunakan tabel seperti dibawah.
KIMIA UMUM
Page 7
Bila subkulit terakhirnya pada s atau p maka unsur tersebut termasuk golongan A (utama). Sedangkan bila
subkulit terakhirnya pada d maka unsur tersebut termasuk golongan B (transisi).
Berikut adalah contoh menentukan golongan dan periode suatu unsur dengan konfigurasi elektron:
Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
24
Berdasarkan konfigurasi elektron diatas, maka letak unsur adalah pada golongan VI B periode 4.
7. Penyimpangan Konfigurasi Elektron
Berdasarkan eksperimen, terdapat penyimpangan konfigurasi elektron dalam pengisian elektron.
Penyimpangan pengisian elektron ditemui pada elektron yang terdapat pada orbital subkulit d dan f.
KIMIA UMUM
Page 8
Pada orbital f, sebagaimana dengan penyimpangan konfigurasi dalam orbital d, maka konfigurasi
elektron yang berakhir pada orbital f juga mengalami penyimpangan. Penyimpangan disebabkan
oleh tingkat energi orbital saling berdekatan dan hampir sama. Penyimpangan ini berupa
berpindahnya satu atau dua elektron dari orbital f ke orbital d. Dibawah ini adalah beberapa
contoh penyimpangan orbital f.
KIMIA UMUM
Page 9
1.
Page 10
Bilangan kuantum utama (n) mewujudkan lintasan elektron dalam atom. n mempunyai harga 1,
2, 3, .....
Lambang dari bilangan kuantum utama adalah n (en kecil). Bilangan kuantum utama
menyatakan kulit tempat ditemukannya elektron yang dinyatakan dalam bilangan bulat positif. Nilai
bilangan itu di mulai dari 1, 2, 3 dan seterusnya.
Jenis kulit-kulit dalam konfigurasi elektron dilambagkan dengan huruf K, L, M, N dan
seterusnnya. Kulit yang paling dekat dengan inti adalah kulit K dan bilangan kuantum kulit ini = 1. Kulit
berikutnya adalah L yang mempunyai bilangan kuantum utama = 2 dan demikian seterusnya untuk kulitkulit berikutnya. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan tabel di bawah ini:
dan seterusnya
Tiap kulit atau setiap tingkat energi ditempati oleh sejumlah elektron. Jumlah elektron
maksimmm yang dapat menempati tingkat energi itu harus memenuhi rumus Pauli = 2n 2.
Contoh: kulit ke-4 (n=4) dapat ditempati maksimum= 2 x 42 elektron = 32 elektron
2.
KIMIA UMUM
Page 11
KIMIA UMUM
Page 12
Tabel 2 : Hubungan subkulit sejenis dalam kulit yang berbeda pada atom.
Kulit
Bilangan
Bilangan
Jenis
Jumlah
kuantum azimut
subkulit
(n)
1s
1
2
yang mungkin
0
2s
1
0
2p
3s
1
2
0
3p
3d
4s
1
2
3
4p
4d
4f
N
3.
kuantum utama
subkuli
t
Page 13
azimutnya). Bilangan kuantum magnetik menentuka arah orientasi dari orbital didalam ruang relatif
terhadap orbital yang lain. Dengan demikian untuk setiap satu subkulit terdapat beberapa orbital yang
dicirikan dengan nilai m.
Misalnya subkulit s mempunyai nilai l = 0 maka bilangan kuantum magnetiknya (m) = 0. Angka
nol ini melambangkan satu-satunya orbital yang ada pada subkulit s. Sub kulit p mempunyai nilai l = 1
maka bilangan kuantum magnetiknya = - 1, 0, +1. Angka-angka tersebut melambangkan 3 orbital yang
ada pada subkulit p. Subkulit d mempunyai nilai l = 2 maka bilangan kuantum magnetiknya = - 2, - 1, 0,
+ 1, + 2. Angka-angka tersebut melambangkan 5 orbital yang ada pada subkulit d dan demikian
seterusnya.
Tabel 3 : Hubungan bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik.
Bilangan
Kuantum
Azimut
0
1
2
3
Tanda
Bilangan Kuantum
Gambaran
Jumlah
Orbital
Magnetik
Orbital
Orbital
S
P
D
F
0
-1, 0, +1
-2, -1, 0, +1, +2
-3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
1
3
5
7
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai magnetik (m) diantara - l sampai + l (l = bilangan kuantum
azimut). Nilai bilangan kuantum magnetik suatu elektron tergantung pada letak elektron tersebut dalam
orbital. Nama-nama kotak di atas sesuai dengan bilangan kuantum magnetiknya. Dan perlu diingat juga
dengan mengabaikan tanda -/+ maka nilai m tidak mungkin lebih besar dari nilai l.
4.
Page 14
probabilitas berputar berlawanan dengan jarum jam juga mempunyai harga . Untuk membedakan arah
putarannya maka diberi tanda negatif dan positif. Jadi, harga bilangan kuantum spin yaitu atau + .
Bilangan kuantum spin (s) menunjukkan arah perputaran elektron pada sumbunya. Dalam satu
orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar melalui sumbu dengan arah
yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.
Pertanyaan:
Bagaimana menyatakan keempat bilangan kuantum dari elektron 3s 1 ?
Jawab:
Keempat bilangan kuantum dari kedudukan elektron 3s 1 dapat dinyatakan sebagai, n= 3 ; l = 0 ; m = 0 ; s
= +1/2 ; atau -1/2
B.
Sub
Jumlah
Gambaran Orbital
kulit
Orbital
1 00
2 00
1 -1, 0, +1
3 00
1 -1, 0, +1
2 -2, -1, 0, +1, +2
4 00
1 -1, 0, +1
2 -2, -1, 0, +1, +2
3 -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3
1s
2s
2p
3s
3p
3d
4s
4p
4d
4f
1
3
1
3
5
1
3
5
7
Jumlah Orbital
Maksimum
Subkulit Kulit
2
2
2
8
6
2
18
6
10
2
6
32
10
14
Page 15
C.
1)
2)
3)
4)
a)
Sampai saat ini, elektron-elektron baru menempati subkulit-subkulit s, p, d, dan f. Sedangkan subkulit g,
h, dan i belum terisi elektron.
b)
Setiap kulit mengandung subkulit sebanyak nomor kulit dan dimulai dari subkulit yang paling sedikit
orbitalnya. Kulit pertama hanya mengandung subkulit s; kulit ke-2 mengandung s dan p; kulit ke-3
mengandung subkulit s, p, dan d; dan seterusnya.
Nomor Kulit
Kulit ke-1 (K)
Kulit ke-2 (L)
Kulit ke-3 (M)
Kulit ke-4 (N)
Kulit ke-5 (O)
Kulit ke-6 (P)
Kulit ke-7 (Q)
Kulit ke-n
Sebagai contoh konfigurasi elektron dan diagram orbital dari sulfur (S) seperti di bawah ini :
KIMIA UMUM
Page 16
Untuk menentukan bilangan kuantum dari elektron terakhirnya kita cukup memperhatikan subkulit
terluarnya yakni 3p :
Penggambaran elektron terakhir yang diberi tanda merah. Elektron tersebut terletak pada kulit 3
berarti bilangan kuantum utamanya (n) = 3. Terletak di subkulit p berarti bilangan kuantum azimutnya (l)
= 1. Sedangkan untuk menentukan bilangan kuantum magnetiknya kita perlu menamai tiap-tiap orbital
dalam subkulit 3p tersebut yakni angka yang berwarna hijau. Sesuai dengan diagram di atas maka nilai
bilangan kuantum magnetiknya (m) = - 1. Dan karena tanda panahnya ke bawah maka bilangan kuantum
spinnya (s) = - .
hn AlexanderReina Newlands adalah seorang ahli kimia ingris. Neulands dikenal pengelompokkan unsur kimia
dengan nama TEORI OKTAF, Newlands pengelompokkan unsur unsur kimia berdasarkan
kenaikan berat atom. Newlands menemukan hubungan antara sifat unsur dan kenaikan atom,
sifat sifat unsur akan berulang pd unsur ke delapan sehingga unsur ke delapan akan mempunyai
sifat yg sama dengan unsur yg pertama.
4. Tabel periodik unsur cara mendeleev dan meyer
Pd thn 1896, ditemukan cara baru untuk menyusun unsur unsur kimia. Penemuan tersebut
merupakan hasil kerja dua ahli kimia, yaitu mendeleev dari rusia dan julius lothar meyer dari
jerman mereka bekerja secara terpisah tetapi menghasilkan tabel periodik yg sama pd waktu
hampir bersamaan . Mendeleev mempresentasikan hasil kerjanya di depan ahli kimia rusia pd
permulaan thn 1869 ,sedangkan tabel periodik meyer baru dikemukakan pd bulan des 1896 .
dalam hal ini, mendeleev lebih dulu penemuanya sehingga dikenal bapak tabel periodik.
Bagaimana mendeleev dan meyer meyusun unsur unsur kimia?
a.
KIMIA UMUM
Page 17
Mendeleev adalah seorang guru kimia. Dia menemukan bahwa jika unsur disusun
menurut massa atom yg meningkat, unsur dengan sifat sifat yg sama akan tersusun secara
periodik.dengan kata lain unsur unsur terletak dalam kolom yg sama mempunyai sifat yg mirip.
b.
2.
a.
Golongan utama (gol lA VlllA ) golongan utama mempunyai nama yg khas sesuai dgn sifat
anggotanya, golongan lA yg disebut golongan logam alkali , gol llA disebut gol. Alkalitanah, nama alkali
KIMIA UMUM
Page 18
diambil dari sifat unsur unsur yg menbentuk basa. Gol. VllA diberi nama halogen nama tersebut diambil
dari bahasa yunani yg berarti pembuat garam
Akhirnya unsur golongan nol atau golongan VlllA disebut gas mulia karena unsur tersebut sukar bereaksi
b.
Golongan transisi ( gol. lB VlllB ) unsur unsur transisi berada diantara golongan lA llA dan
golongan lllA VlllA. Unsur unsur dalam digolongan VlllB terdapat tiga jalur karena semuanya
mempunyai sifat sifat yg identik. Ada dua baris unsur yg diletakkan tepat di bawah bagian utama tabel .
unsur tersebut di kenal dgn nama unsur transisi bagian dalam.
c.
KIMIA UMUM
Page 19
KIMIA UMUM
Page 20
Unsur H sifatnya sama dengan unsur F,unsur Li sifatnya sama dengan unsur Na dan seterusnya
4 .Berdasarkan Periodik Mendeleev
Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev lebih
mengutamakan kenaikan massa atom.
Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka
Sifat tertentu akan berulang secara periodik.
5.Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik Panjang)
Dikemukakan oleh Henry G Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat fisis dan kimia unsur
merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya .Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor
atomnya bukan oleh massa atom relatifnya (Ar).
Pengelompokkan ini dikenal dengan sistem periodik panjang yang diketahui dengan nama Sistem
Periodik Modern. Sistem ini terdiri dari 2 hal yaitu golongan (lajur vertikal) dan periode(lajur horisontal)
KIMIA UMUM
Page 21
1. Golongan
Golongan adalah unsur-unsur yang memiliki kesamaan jumlah elektron valensi yang disususn dalam
satu lajur vertikal. Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan tersebut memiliki kesamaan sifat fisika
dan sifat kimia. Tabel periodik Modern mempunyai 8 golongan utama (golongan A) dan 8 golongan
transisi (golongan B). golongan-golongan tersebut dinamai sesuai nomor kelompoknya, seperti IA, IIA,
IB dan seterusnya. Bahkan golongan utama memiliki nama khusus, misalnya golongan IA dinamai
golongan alkali, IIA golongan alkali tanah, IIIA golongan Alumunium, IVA golongan karbon, VA
golongan Nitrogen, VIA golongan khalkogen, VIIA golongan halogen dan VIIIA golongan gas mulia.
Semua golongan transisi merupakan unsur logam sehingga biasa disebut logam-logam transisi. Pada
golongan transisi terdapat golongan unsur-unsur transisis dalam. Golongan transisi dalam memiliki 14
unsur lantanida (terletak setelah unsur lantanium) dan 14 unsur aktinida (terletak setelah unsur aktinium).
2. Periode
Periode adalah lajur horizontal pada sistem periodik modern yang terdiri dari tujuh lajur. Dinamakan
periode karena sifat-sifat yang dimiliki unsur-unsur dalam satu periode berulang secara periodik. Unsurunsur yang memiliki jumlah kulit yang sama disususn dalam satu periode. Jumlah unsur tiap periode
berbeda yaitu:
1. Periode 1 terdiri dari 2 unsur yaitu hydrogen dan helium.
2. Periode 2 terdiri dari 8 unsur
3. Periode 3 terdiri dari 8 unsur
4. Periode 4 terdiri dari 18 unsur
5. Periode 5 terdiri dari 18 unsur
6. Periode 6 terdiri dari 32 unsur
7. Periode 7 masih belum lengkap unsur-unsurnya, namun saat ini terdiri atas 29 unsur.
Dalam periodik unsur, unsur transisi diletakkan pada periode 6 dan 7 agar maksimal terdiri atas 18
unsur. Untuk memepermudah perhatikan contoh berikut ini:
11
Na = 2 8 1 (maka Na termasuk golongan IA, periode 3)
Golongan merupakan angka kulit terluar yaitu satu, sedangkan periode adalah
banyaknya kulit pada unsur tersebut yaitu 3, dimana kulit pertama adalah 2, kulit
kedua adalah 8 dan kulit ketiga adalah 1.
KIMIA UMUM
Page 22
b. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan oleh atom netral dalam
keadaan gas untuk melepaskan satu buah elektron pada kulit terluarnya.
Dalam satu golongan energi ionisasi unsur dari atas ke bawah semakin kecil.
Hal ini dipengaruhi oleh jari-jari atom, karena semakin ke bawah jari-jari atom
semakin besar yang mengakibatkan gaya tarik menarik antara proton pada initi
atom dan elektron pada kulit terluar semakin lemah, sehingga energi ionisasinya
juga semakin kecil.
KIMIA UMUM
Page 23
Dalam satu periode energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan semakin besar. Hal
ini juga dipengaruhi oleh jari-jari atom yang semakin ke kanan semakin kecil,
sehingga gaya tarik menarik proton pada inti atom dan elektron padakulit
terluarnya semakin besar. Gaya tarik menarik yang semakin besar atau kuat
menyebabkan elektron pada kulit terluar sulit dilepaskan. Sehingga energi
ionisasinya semakin besar.
Berikut adalah tabel energi ionisasi beberapa unsur (dalam satuan kkal/mol):
c. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan oleh atom netral dalam
keadaan gas untuk menerima satu buah elektron. Karena suatu unsur dapat
membentuk ion positif (melepaskan elektron) dan ion negatif (menerima elektron).
Proses penerimaan elektron akan melepaskan energi.
Dalam satu golongan, afinitas elektron unsur dari atas ke bawah semakin
positif . Hal ini menyebabkan suatu unsur sulit untuk menerima elektron.
Dalam satu periode, afinitas elektron unsur dari kiri ke kanan semakin negatif,
yang menyebabkan suatu unsur mudah menerima elektron.
Perhatikan tabel afinitas elektro beberapa unsur berikut (dalam satuan kj/mol):
KIMIA UMUM
Page 24
d. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah ukuran kemampuan suatu atom untuk menarik suatu
pasangan elektron dalam suatu ikatan. Keelektronegatifan dinyatakan dalam skala
Pauling, dimana harga keelektronegatifan yang terbesar diberi skala 4.0,
sedangakan yang terkecil diberi skala 0.7. Dalam satu periode, keelektronegatifan
suatu unsur dari kiri ke kanan semakin besar. Hal ini disebabkan karena sifta
logamnya semakin menurun. Sedangkan dalam satu golongan, keelektronegatifan
suatu unsur dari atas ke bawah semakin kecil.
Perhatikan tabel keelektronegatifan beberapa unsur berdasarkan Skala Pauling
berikut ini:
e. Sifat Logam
KIMIA UMUM
Page 25
KIMIA UMUM
Page 26
KIMIA UMUM
Page 27