Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PT. Wilmar Nabati Indonesia


Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Pabrik


1.1.1 Sejarah Berdirinya PT Wilmar Nabati Indonesia
PT.Wilmar Nabati Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal
asing (PMA) yang tergabung dalam group wilmar. Awalnya PT. Wilmar Nabati
Indonesia bernama PT. Bukit Kapur Reksa, perubahan nama ini dilakukan pada 2
Juli 2009. PT.Wilmar Nabati Indonesia awalnya didirikan didesa Bukit Kapur
pada tahun 1990 dengan memproduksi Palm Kernel Oil (PKO) dengan kapasitas
100 MT. Kemudian dari tahun ke tahun berkembang ditandai dengan didirikannya
pabrik di Jalan Datuk Laksamana, areal industri pelabuhan kota Dumai produk
akhir berupa Palm Kernel Oil (PKO) dari pabrik Crushing Palm Kernel dan
Refined Bleached Deodorized Olein (RBD Olein) dari Refinery dan Fractination.
Adapun tahapan perkembangannya sebagai berikut;
 Januari 1990, start up pabrik Crushing Palm Kernel dengan kapasitas 100
MT dan pada Agustus 1994 up grade menjadi 300 MT/hari,
 Maret 1991, start up pabrik Crushing Palm Kernel dengan kapasitas 700
MT/hari,
 Januari 1993, start up pabrik Refinery dengan kapasitas 700 MT/hari dan
start up pabrik Fractination kapasitas 700 MT/hari,
 Februari 1994, start up pabrik dengan kapasitas 700 MT/hari,
 Oktober 1995, start up pabrik Refinery dengan kapasitas 1000 MT/hari,
 Juli 2000, start up pabrik Refinery dengan kapasitas 1500 MT/hari dan
pabrik Fractionation dengan kapasitas 1500 MT.
PT. Wilmar Nabati Indonesia yang berada di areal pelabuhan Pelindo dan
berada di daerah perkebunan sawit adalah salah satu faktor pendukung
perkembangannya sehingga menjadi salah satu perusahaan penghasil CPO dan
PKO terbesar. Pada awal tahun 2004, manajemen PT. Wilmar Nabati Indonesia

1
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

menambah tangki timbun bahan baku CPO sebanyak 12.000 MT. PT Wilmar
Nabati Indonesia 1 Dumai dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. PT Wilmar Nabati Indonesia I Dumai


(sumber: PGA PT Wilmar Nabati Indonesia I Dumai)

Guna meningkatkan hasil produksi dan memenuhi permintaan pasar maka,


pada tahun 2005 manajemen PT. Wilmar Nabati Indonesia kembali membangun
pabriknya di Jalan Pulau Sumatera, Kawasan industri Dumai, Pelintung sekitar 30
KM dari kota Dumai. Di area pabrik PT. Wilmar Nabati juga sangat dekat dengan
fasilitas dermaga. Adapun tahap pembangunan
PT. Wilmar Nabati Indonesia di areal kawasan industri Dumai adalah;
 Mei 2006, start up pabrik Refinery dan Fractionation dengan kapasitas
2600 MT/hari,
 September 2006, start up pabrik Palm Kernel dengan kapasitas 1500
MT/hari,
 Agustus 2009, start up pabrik Refinery dan Fractionation dengan
kapasitas 2600 MT/hari,
 September 2012, penambahan kapasitas Palm Kernel Crushing plant
menjadi 2000 MT/hari

2
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

1.1.2 Lokasi Perusahaan


Pada awalnya PT. Wilmar Nabati Indonesia bernama Bukit Kapur Raksa
(BKR) yang terletak di desa Bukit Kapur dengan jarak lebih kurang 30 km dari
kota Dumai. Pada tahun 1991 , PT. Wilmar Nabati Indonesia yang biasanya di
singkat dengan nama PT. WINA berkembang dengan di bangunnya pabrik kedua
yang berlokasi di Jln. Datuk Laksamana Areal Pelabuhan Dumai . Berikut ini
merupakan lokasi PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai

1.2 Bahan Baku dan Bahan Penunjang


Bahan baku merupakan materi terpenting dalam penggolongan, pengolahan
serta produk yang dihasilkan ditentukan dari bahan baku, salah satunya dalam
industri pengolahan minyak mentah kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan Minyak
Inti Kelapa Sawit (Crude Palm Kernel Oil). Menurut jenisnya, bahan baku
tersebut terbagi menjadi Bahan Baku Utama dan Bahan Baku Penunjang.

1.2.1 Bahan Baku Utama (Raw Materials)


Bahan baku adalah bahan dasar utama yang di gunakan dan di proses
menjadi produk jadi. Bahan baku utama yang digunakan PT WINA Dumai adalah
CPO yang berada di Kalimantan, Riau dan Sumatra Utara serta kerja sama dengan
perusahaan Sawitindo (PT San). Bahan baku dikirim melalui mobil tangki dan ada
juga yang dikirim melalui angkutan air dengan kapal.
Semua bahan baku yang diterima oleh PT WINA Dumai terlebih dahulu
melalui tahapan pengujian melalui laboratorium (Quality Assurance) milik PT
WINA I Dumai. Setelah sesuai spesifikasi, lalu bahan baku dapat diterima dan
ditampung di tangki timbun yang berkapasitas 12.000 MT untuk selanjutnya dapat
diolah di Refinery dan Fractination Plant. Sedangkan komposisi Asam Lemak
Bebas Crude Palm Oil (CPO) dapat dilihat pada Tabel 1.1.

3
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

Tabel 1.1. Komposisi Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Sawit Mentah
dan Minyak Inti Sawit
Minyak kelapa
Asam Lemak
sawit (%) Minyak Inti Sawit(%)
Kaprilat - 3-4
Kaproat - 3-7
Laurat - 46-52
Miristat 1,1-2,5 14-17
Palmitat 40-46 6,5-9
Stearat 3,6-4,7 1-2,5
Oleat 39-45 13-19
Linoleat 7-11 0,5-2
(Sumber:Kataren. 1986)

1.2.2 Bahan Pendukung


Bahan pendukung adalah bahan-bahan yang ikut dalam proses produksi
tetapi tidak tampak dalam produk akhir, serta berfungsi untuk memperbaiki proses
produksi. Bahan pendukung dalam proses produksi minyak goreng di PT. WINA
yaitu terdiri dari :
a) Phosporit acid (H3PO4)
Asam Phospat (H3PO4) berfungsi untuk mengikat posfatida (gum/getah),
kandungan logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan
dalam proses degumming, Phosporit acid yang dibutuhkan pada tahap
degumming adalah berkisar antara 0,045-0,06%. Tangki penyimpanan
phosphiric acid dapat di lihat pada Gambar 1.2 di bawah ini.

4
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

Gambar 1.2. Tangki Phosporic Acid ( PA )


(sumber: PGA PT Wilmar Nabati Indonesia I Dumai)

b) Bleaching earth
Bleaching earth berfungsi sebagai bahan pemucatan CPO pada proses
Bleaching. Zat pemucat tersebut berfungsi untuk mengadsorbsi kotoran-
kotoran yang tidak diinginkan seperti kandungan logam, kelembaban,
bahan tak larut, pigmen lainnya. Selain itu Bleaching earth mengurangi
tingkat oksidasi produk dan sebagai bahan pemucat dalam pengambilan
warna pada proses Bleaching. Jumlah pemakaian Bleaching earth antara
0.6 – 1,5 % yang komposisi penyusunnya dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Komposisi Penyusun Bleaching earth
Kandungan Kimia Komposisi (%)
SiO2 77.6
Al2O3 9.35
Fe2O3 3.28
TIO2 0.56
MgO 0.38
CaO 1.17
K2O 0.33
Na2O 1
LOI 6.33
H2O Max 10
Mesh 200
Sumber: Departemen Quality Assurance PT Wilmar Nabati Indonesia I Dumai

5
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

c) Citrid acid
Citric Acid adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia H8C6O7
berfungsi untuk mengikat metal pada proses degumming, oleh sebab itu
Citric Acid berperan penting dalam menurunkan tingkat kesadahan dalam
air. Selain itu Citric Acid juga berfungsi sebagai bahan pengawet dalam
proses pengolahan CPO. Dalam pengolahannya, dossing Citric Acid yang
biasanya dipakai adalah 200 ppm. Citric acid dapat di lihat pada Gambar
1.3 di bawah ini.

Gambar 1.3. CitricAcid


(sumber: PGA PT Wilmar Nabati Indonesia I Dumai)

d) Serat dan cangkang kelapa sawit yang berfungsi sebagai bahan bakar
boiler utama (congent).
e) Minyak MFO (Marine Fuel Oil) berfungsi sebagai bahan bakar boiler
tambahan untuk steam tambahan pada Refinery plant.
f) Alum (tawas), NALCO 8173 berfungsi sebagai bahan pembentuk flok
pada proses pengolahan limbah maupun utilitas untuk air proses.
g) Caustic Soda berfungsi sebagai bahan pembersih atau pengangkat deposit
pada boiler (Blowdown process).

6
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

1.3 Produk dan Pemasaran


Produk adalah hasil akhir yang diperoleh dari suatu proses pengolahan
bahan baku yang memiliki nilai ekonomis dan daya guna baru. Sebagai contoh,
dalam industri pengolahan kelapa sawit, produk yang dihasilkan dapat berupa
bahan jadi (minyak goreng) ataupun bahan setengah jadi Crude Palm Oil (CPO)
dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) .
1.3.1 Produk
Lurgi Plant PT WINA Dumai mengolah Crude Palm Oil (CPO) menjadi
empat jenis produk utama. Produk Utama dapat di lihat pada Tabel 1.3
Tabel 1.3 Jenis Produk Utama
No Produk Gambar
1. Refined Bleached
Deodorized Palm Oil
(RBDPO)

2. Palm Fatty Acid Distillate


(PFAD)

3. Refined Bleached
Deodorized Olein
(RBDOL)

7
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

4. Refined Bleached
Deodorized Stearin)

Kapasitas produksi yang dihasilkan oleh Refinery plant dan Fractionation


plant dapat dilihat pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4 Kapasitas Produksi

Plant Kapasitas Produksi (Ton/hari)

Refinery I 700
Refinery II 700
Refinery III 1000
Refinery IV 1700
Fraksinasi 1 1100
Fraksinasi 2 1100
Fraksinasi 3 1900
Sumber : PT Wilmar Nabati Indonesia Unit 1 Dumai

Spesifikasi persyaratan teknis pengujian mutu minyak dari bahan baku


sampai produk yang dihasilkan oleh Refinery plant dan Fractionation plant dapat
dilihat pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5 Spesifikasi Persyaratan Teknis Pengujian Mutu Minyak.
PRODUK
Spesifikasi
Analisa
RBDPO RBDPKO Olein Stearin PFAD PKFAD

FFA 0,1 % max 0,1 %max 0,1 % max 0,2 % max 70 % min 50% min

Moisture and
0,1 % max 0,1 % max 0,1 % max 0,1 % max 1 % max 1 % max
Impurities

8
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

1,5 R – 15 Y
Warna 2,4 R max 3,0 R max 3,0 R max
max

IV 50-55 19 max 56 min 48 max 50-56 20 max

MP 33-39 25-29 24 max 44 min

Sumber : Dep. Quality Assurance PT Wilmar Nabati Indonesia Unit 1 Dumai

1.3.2 Pemasaran
Produk PT WINA Dumai yang berupa olein dan stearin dan PFAD tidak
dipasarkan di pasar dalam negeri, melainkan di ekspor ke pasar luar negeri seperti
Cina, India, Eropa, Singapura, dan Negara-negara tetangga lainnya.
PT WINA Dumai memasarkan produknya dengan sistem business to
business yaitu memasarkan produknya kepada industri-industri.

1.4 Tata letak (lay out) Pabrik


Adapun tata letak pabrik PT Wilmar Nabati Indonesia Unit Dumai dapat
dilihat pada Gambar di bawah ini pada gambar 1.4

9
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

Loker

Kaw
Bea Cukai

as
an

Pos Satpam
Rok
ok

Pa
rkir

Mushola
Ro
Park
ir Ta

da
mu

Elektrik

2
Gudang 1

Fractination 1 &

Refinery Plant
Panel Room
1, 2 & 3 dan

Filter Press
2

Criztalyzer

Pa
COGENT PLANT (utility)

rkir
Ro
da
Weighting Room

2
Timbangan
Timbangan
Office

Gudang 2
Adm Room

Cooling Tower
Room
Buffer tank
Ginset

Parkir Mobil Karyawan


Quality Control
Gudang Head (Laboratorium)
Spent earth Chiller Chiller Room

Fuel Storage
Olein Storage
Gudang Limbah B3

Effluent
Treatment Plant RBDPO Storage CPO Storage

Stearin Storage
Tank Farm

Cooling Tower
Chiller

Filter Press
Buffer tank

LIP
IC
Chiller

O
PL
AN
T
Panel Room
Refinery Plant 4
dan Fractination Plant 3

Gambar 1.4 Tata Letak PT. Wilmar Nabati Indonesia Unit Dumai
(Sumber: Dokumen PT.WINA 1 Dumai)

1.5 Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan kerja
antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian
suatu tujuan. Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya perusahaan tersebut.
Struktur organisasi PT Wilmar Nabati Indonesia Dumai dapat dilihat pada
Gambar 1.3.

10
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

Gambar 1.5. Struktur Organisasi PT Wilmar Nabati Indonesia I Dumai.


(Sumber: Bagian Administrasi Unit Produksi PT WINA I Dumai)

Uraian Tugas dari Perusahaan

11
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

1. GM (General Manager)
Memimpin, mengelola dan mengkoordinasikan semua hal yang berkaitan
dengan jalannya roda perusahaan.
2. FM (Factory Manager)
Uraian Tugas:
- Mengelola pabrik dan seluruh aset sumber daya yang berada dibawah
pengawasannya. Dan Menyusun rencana dan anggaran tahunan
- Merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan dan mengawasi
kegiatan pengelolahan serta aspek yang lainnya agar mutu dan
effisiensi yang tinggi dapat dicapai dengan biaya yang ekonomis
- Menciptakan atau menumbuhkan “sense of belonging” kepada seluruh
personil
- Dapat mengantisipasi kejadian yang mungkin merugikan perusahaan.
3. Produksi
a. Administrasi
Uraian Tugas: Mengelolah semua kegiatan administrasi dalam
lingkungan pabrik untik mendapatkan data yang benar dan akurat
sehingga menghasilkan laporan dan informasi yang tepat waktu,
relevan dan konsisten sebagai alat pengendalian, serta melakukan
pemesanan peralatan dengan melihat kondisi dari barang atau peralatan
b. Shift Leader
Uraian Tugas: Membagi pekerjaan yang akan dikerjakan kepada
operator. Mengontrol dan mengawasi jalannya sistem produksi yang
berlangsung di shift tempatnya bekerja.
c. Operator
Uraian Tugas:
- Mengoperasikan mesin atau peralatan yang ada di pabrik.
- Engineering
d. Mechanic

12
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

Uraian Tugas: Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan


maintenance repair mesin dan peralatan mekanik produksi. Melakukan
perbaikan mesin setelah mendapat laporan (Work Order) dari pihak
produksi.
e. Electrical
Uraian Tugas: Bertanggungjawab atas pemeliharaan, perbaikan dan
perencanaan seluruh instalasi listrik perusahaan, AC serta peralatan
listrik lainnya.
f. Genset atau Power
Uraian Tugas: Bertanggungjawab atas pengawasan, pemeliharaan serta
pemakaian genset untuk menjalankan aktivitas perusahaan.
g. PPIC
PPIC bertanggungjawab membantu GM dalam hal perencanaan dan
pemeriksaan mutu dan bahan baku untuk kelancaran operasional dan
produksi.
h. Laboratorium (Quality Assurance)
Bertanggungjawab dalam pengawasan mutu dengan
pengembangannya serta dampak limbah terhadap lingkungan. Dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, bertanggungjawab kepada
factory manager. Bagian Quality Control (QC) dijabat oleh karyawan
dengan tingkat supervisor sebagai pembantu pelaksana laboratorium
Manager dibidang penelitian dan pengembangan bahan baku
pembantu. Bagian Effluent Treatment dijabat oleh karyawan
perusahaaan dengan tingkat asisten supervisor sebagai pembantu
pelaksanaan Manager Laboratorium dibidang pengawasan limbah
pabrik. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung
jawab kepada laboratorium manager.

i. Acounting

13
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. Wilmar Nabati Indonesia
Jl. Datuk Laksamana kel Buluh kasap Kec. Dumai Timur.

Bagian Acounting dijabat oleh karyawan perusahaan dengan tingkat


superintendent sebagai pembantu GM dibidang keuangan. Bagian ini
bertanggungjawab kepada GM.
j. Security
Bidang security dijabat oleh karyawan yang bertanggungjawab dalam
menjaga keamanan didalam lingkungan perusahaan.

14

Anda mungkin juga menyukai