Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES INDUSTRI KIMIA II


INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

Disusun Oleh:
MAULIYA LAILATUL UMRO (1731410118)
MAY ANDY DWI WANTORO (1731410007)
NADUA BELLA WARDANI (1731410063)

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak
kelapa sawit terbesar di dunia.
Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis sektor
pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis
seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Prospek perkembangan industri kelapa
sawit saat ini sangat pesat, karena terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit
seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat. Kebun dan industri kelapa sawit
menyerap lebih dari 4,5 juta petani dan tenaga kerja dan menyumbang sekitar 4,5
persen dari total nilai ekspor nasional (Suharto, 2007). Hal ini telah menjadikan
Indonesia sebagai Negara pengekspor Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia.
Panen rata-rata tahunan minyak sawit mentah Indonesia meningkat sebesar tiga
persen pada 10 tahun terakhir, sedangkan wilayah yang ditanami kelapa sawit
meningkat selama sembilan tahun terakhir. Produksi minyak sawit mentah
Indonesia tahun 2014 mencapai 29 juta metrik ton lebih.

Dampak lain perkembangan pesat produksi minyak sawit mentah adalah


limbah cair kelapa sawit, yang sering disebut sebagai Palm Oil Mill Effluent atau
POME. POME adalah limbah cair yang berminyak dan tidak beracun, hasil
1
pengolahan minyak sawit. Meski tak beracun, limbah cair tersebut dapat
menyebabkan bencana lingkungan bila dibuang ke kolam terbuka, dan akan
melepaskan sejumlah besar gas metana dan gas berbahaya lainnya yang
menyebabkan emisi gas rumah kaca. Proses pengolahan minyak sawit
menghasilkan sejumlah besar limbah cair (55-67 persen), yang dapat mencemari
air karena mengandung 20.000 - 30.000 mg/l Biological Oxygen Demand (BOD).
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui proses pengolahan kelapa sawit
b. Untuk mengetahui sifat fisis dan kimia pada kelapa sawit
c. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam industri pengolahan kelapa sawit
dan manfaat minyak kelapa sawit.
d. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah pada industri kelapa sawit

1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan pada industri
kelapa sawit sampai dengan pengolahan limbah industri kelapa sawit.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak
adalah kelapa sawit. Kelapa sawit dikenal terdiri dari empat macam tipe atau varietas yaitu
tipe Macrocarya, Dura, Tenera, dan Pisifera. Masing-masing dibedakan berdasarkan tebal
tempurung.
Tabel 2.1 Beda Tebal Tempurung dari Tipe Kelapa Sawit

Tipe Tebal tempurung (mm)

Macrocarya Tebal sekali : 5

Dura Tebal : 3 – 5

Tenera Sedang : 2 – 3

Pisifera Tipis

Warna daging buah adalah putih kuning diwaktu masih muda dan berwarna
menjadi jingga setelah buah menjadi matang. Daerah penanaman kelapa sawit di Indonesia
adalah daerah Jawa Barat, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Minyak kelapa sawit dihasilkan dari buah kelapa sawit yang dinamakan minyak kelapa
sawit mentah (CPO) dan inti sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (Palm kernel
Oil/PKO). (Ketaren, 1986)

2.2 Inti Sawit


Inti sawit merupakan hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah menjadi
cangkang dan inti, cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar ketel uap, arang,
pengeras jalan dan lain-lain. Sedangkan inti sawit diolah kembali menjadi minyak inti sawit
(Palm Kernel Oil. Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak terlalu rumit
bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit. Bentuk inti sawit bulat padat atau
agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit mengandung lemak,protein, serat dan air.
Pada pemakaiannya lemak yang terkandung didalamnya disebut minyak inti sawit
dan ampas atau bungkilnya yang kaya protein digunakan sebagai bahan makanan ternak.
Kadar minyak dalam inti kering adalah 44 – 53%. (Mangoensoekardjo.S., 2003). Minyak
sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta
muda dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relative terang dan nilai gizi serta
kandungan asam aminonya tidak berubah. (Ketaren, 1986)

Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit

Asam Lemak Minyak Kelapa Minyak


Sawit (%) Inti Sawit (%)

Asam Kaprilat - 3 –4
Asam Kaproat - 3 –7
Asam Laurat - 46 – 52
Asam Miristat 1,1 – 2,5 14 – 17
Asam Palmitat 40 – 46 6,5 – 9
Asam Stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5
Asam Oleat 39 – 45 13 – 19
Asam Linoleat 7 – 11 0,5 – 2

2.3 Pengamanan Bahan Produksi


Inti sawit dihasilkan melalui proses pemisahan inti sawit dari tempurungnya
berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit dan tempurung. Inti dipisahkan oleh
aliran air yang berputar dalam sebuah tabung atau dapat juga dengan mengapung biji-biji
yang pecah dalam larutan lempung yang mempunyai berat jenis.
Dalam keadaan tersebut inti sawit akan mengapung dan tempurungnya akan
tenggelam. Proses selanjutnya adalah pencucian inti sawit dan tempurung sampai bersih.
Untuk menghindari kerusakan akibat mikroorganisme,maka inti sawit harus segera
dikeringkan dengan suhu 80℃. Setelah kering,inti sawit dapat diolah lebih lanjut yaitu
dengan ekstraksi untuk menghasilkan minyak inti sawit. (Yan Fauzi,2004)
2.4 Sifat Fisika-Kimia Minyak Kelapa Sawit
Sifat fisika-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan rasa, kelarutan,
titik cair, titik didih , titik pelunakan, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan, titik asap, dan
titik nyala.

Tabel 2.4.1 Nilai Sifat Fisika-Kimia Minyak Sawit


Sifat Minyak kelapa sawit Minyak Inti Sawit

Bobot jenis pada suhu kamar 0,900 0,900 – 0,913

Indeks bias 1,4565 – 1,4585 1,495 – 1,415

Bilangan Iod 48 – 56 14 – 20

Bilangan Penyabunan 196 – 205 244 – 254

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau
kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.
Bau dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam- asam
lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit
ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone.
Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak sawit
mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda.
(Ketaren,S. 1986).

2.5 Proses Pengolahan Kelapa Sawit


PKS (Pabrik Kelapa Sawit) pada umumnya mengelola bahan baku berupa Tandan
Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit
(Kernel). CPO merupakan minyak yang dihasilkan dari daging buah sawit sedangkan PKO
minyak yang di hasilkan dari inti sawit. Proses awalnya sama seperti pengolahan kelapa
sawit menjadi CPO. Pada pengolahan kelapa sawit menjadi PKO setelah proses
pengepresan maka terjadi pemisahan antara minyak sawit dan kernel, sabut dan ampasnya.
PKO (Palm Kernel Oil) atau minyak inti sawit adalah minyak yang di hasilkan dari
inti sawit. Inti sawit dihasilkan berdasarkan perbedaan berat jenis.antara sawit dan
tempurung.
2.5.1 Proses Pengolahan CPO
PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS)
menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel). Proses
pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari
beberapa tahapan yaitu:
1. Jembatan Timbang, sebagian besar sekarang menggunakan sel-sel beban,
dimana tekanan dikarenakan beban menyebabkan variasi pada sistem listrik
yang diukur. Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai
menggunakan sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari
jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5
menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir,
kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang, selisih berat awal dan
akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
2. Penyortiran, Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat
kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera
dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam
pemeriksaan kualitas buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar).
Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam
Lemak Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Kematangan buah Rendamen minyak (%) Kadar ALB (%)

Buah mentah 14 – 18 1,6 – 2,8


Setengah matang 19 – 25 1,7 – 3,3
Buah matang 24 – 30 1,8 – 4,4
Buah lewat matang 28 – 31 3,8 – 6,1
Selanjutnya pengolahan dilakukan dengan mesin di dalam pabrik sebagai berikut :

1. Perebusan
Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori
atau boiler rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan
langsung dimasukkan ke dalam sterilizer yaitu bejana perebusan yang
menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2 sampai 3.0 Kg/cm2. Proses
perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat
menurunkan kuaiitas minyak. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah mudah
lepas dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan
keluarnya air dari biji. Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan
menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS.
Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0.5% minyak
ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat
Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan ke dalam Threser dengan
menggunakan Hoisting Crane.

2. Perontokan Buah dari Tandan


Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan
dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian
ditampung dan dibawa oleh Fit Conveyor ke Digester. Tujuannya untuk
memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut
thresher dengan drum berputar (rotari drum thresher). Hasil stripping tidak selalu
100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini yang
disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai
sistem “Double Threshing”. Sisitem ini bekerja dengan cara janjang kosong/EFB
(Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung
dibuang, tetapi masuk ke threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat
pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan sebagai produk samping.
3. Pengolahan Minyak dari Daging Buah
Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh Fruit Conveyor dimasukkan
ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. Di dalam alat ini dimaksudkan supaya
buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan (Digester) ini digunakan uap air
yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80° – 90°C. Setelah massa buah
dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan
(Scew Press) agar minyak keluar dari biji dan fibre.Untuk proses pengepresan ini
perlu tambahan panas sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan. Dari
pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji.Sebelum
minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, harus dilakukan pemisahan
kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan
(Vibrating Screen). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak
(oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (Depericarper). Dalam proses
penyaringan minyak kasar tersebut perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan
penyaringan minyak tersebut. Minyak kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke
dalam Decenter guna memisahkan Solid dan Liquid. Pada fase cair yang berupa
minyak, air dan masa janis ringan ditampung pada Countnuous Settling Tank,
minyak dialirkan ke oil tank dan pada fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan
padatan terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke
Sludge Separator untuk memisahkan minyaknya.

4. Proses Pemurnian Minyak


Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk
memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke
Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian
melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil
Storage Tank).
2.5.2 Proses pengolahan PKO (Oil) Palm Kernel
Tahap-tahap proses pembuatan PKO:
1. Weight bride
Buah kelapa sawit yang berasal dari tandan buah segar setelah tiba di pabrik
kemuadian do pindahkan ke lori-lori selanutnyna di timbang di weight bride.
2. Penyortiran
Kualitas buah yang diterima di pabrik harus di periksa tingkat kematangannnya.
Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis tenera dan jenis dura.
Kriteria matang panen merupakan factor penting dari pemeriksaan kualitas buah
di stasiun tandan buah segar.
Proses pengolahan kelapa sawit :
a. Sterilizer
Lori yang telah di isi tandan buah segar dimasukan kedalam sterilizer
menggunakan capstand.
Tujuan perebusan :
1. Untuk mengurangi peningkatan asam lemak bebas
2. Mempermudah proses pembrodolan pada threser
3. Menurunkan kadar air
4. Melunakan daging buah, sehingga mudah lepas dengan biji
b. Proses penebahan (thresher process)
Tandan buah segar yang sudah di sterilisasi dituang sedikit demi sedikitsecara
teratur kedalam mesin penebah (stripper/pemipih) untuk memisahkan antara
buah dan tandannya. Hal ini dilakukan dengan cara membanting tandan
sehingga kadang-kadang disebut sebagai tahap bantingan. Hasil dari stripping
tidak selalu 100%, artinya masih terdapat berondolan yang melekat pada
tangkai tandan, hal ini disebut dengan USB (Unstripped bunch) sehingga
sering dilakukan double threshing.
c. Digesting
Setelah buah pisah dari janjangnya, makan buah dikirim ke digester dengan
cara buah dimasuka kedalan conveyer under threse yang fungsinya untuk
membawa buah ke fruit elevator yang fungsinya mengangkat buah ke atas.
d. Pengempaan (dressing)
Massa buah yang tercacah dan telah berbentuk bubur dimasukan kedalam
screw press (alat kempa). Alat ini terdiri dari dua buah worm screw yang
duduk dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju mundur.
Disebabkan putaran kedua worm screw tersebut dan penekanan cone, minyak
pangan dalam mesocarp itu akan diperas dan keluar melalui lubang-lubang
kecil pada press cake. Sedangkan ampas press dan campuran fibred an nut akan
keluar melalui worm screw. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses yaitu
press harus kering. Maksudnya minyak pangan yang melekat pada ampas press
diusahan sedikit mungkin dan cukup rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menekan cone,tetapi akibatnya akan menaikan nut/ kernel yang pecah.
e. Pemecahan nut
Nut yang telah kering (dinyatakan oleh tes laboratorium) masuk kedalam nut
cracher. Dalam nut cracher ini nut akan dipecah menjadi inti yang masih basah
dan cangkang kernel. Inti dikirim untuk bahan baker broiler dan diolah lebih
lanjut menjadi palm kernel oil. Ampas kelapa sawit yang terdiri dari biji dan
fibre hasil olahan diatas tadi dimasukan kedalam deprecicarper melalui cake
breaker conveyor yang dipanaskan dengan uap agar sebagian kandungan air
dapat diperkecil, sehingga press cake terurai dan mempermudah proses
pemisahan fibred dan biji.
Pemisahan terjadi akibat perbedaan dan daya hisap blower. Biji ditampung
pada nut silo yang dialiri udara panas 60-800C selama 10-14 jam untuk
mengurangi kadar air dari 21% menjadi 14%. Fibre dialirkan ke boiler station
sebagai bahan baker ketel uap.
f. Ripple mill
Sebelum biji masuk ke ripple mill, terlebih dahulu diproses dalam nut grading
fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke ripple millsebagai alat
pemecah. Massa biji yang pecah kemudia dialirkan kedalam light dus
separator dan fibrating grade untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh,
cangkang dan inti.
g. Claybath
Massa cangkang bercampur inti dimasukan kedalam claybath untuk
memisahkan cangkang dengan inti. Cangkang dipakai sebagai bahan baker
ketel uap dan alat pengeras jalan. Sedangkan inti dialirkan masuk kedalam
kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7% dengan tingkat
pengeringan 600C,700C,800C dalam waktu 5-6 jam. Selanjutnya di proses
untuk menghasilkan palm kernel oil.
h. Extraction process
Kebanyakan ampas kelapa sawit disamakan dengan ampas kelapa. Padaha
dalam kenyataanya berbeda. Ampas kelapa sawit adalah hasil akhir dari
pengolahan palm kernel oil dan biasanya sering digunakan sebagai bahan
pembuatan makana ternak diberbagai Negara misalnya brazil. Secara umum
ada 2 cara yang digunakan untum membuat palm kernel oil.
Pemisahan terjadi akibat perbedaan dan daya hisap blower. Biji ditampung
pada nut silo yang dialiri udara panas 60-800C selama 10-14 jam untuk
mengurangi kadar air dari 21% menjadi 14%. Fibre dialirkan ke boiler station
sebagai bahan baker ketel uap.
1. Kernel pretreatment
- Cleaning (pembersihan) : pemisahan seluruh zat-zat asing sperti pasir,
kandungan logam yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan magnetic separator dab fibrating secreen.
- Flaking : dilakukan dengan cara memecahkan kernel menjadi butiran kecil
dengan menggunakan swinging hammer dan breaker boiler. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah proses pemecahan dan pengepresan.
- Cooking
2. Oil extraction
- Screw pressing and oil crarification
Meal yang telah di proses diatas tadi dilanjutkan dengan pressing
dengan menggunakan remolving worm. Oleh karena itu maka hilanglah
minyak pangan pada meal, sehingga kadar minyak pangan yang tersisa
sekitar 6-10% (toleransi). Expelled oil mengandung kotaran yang harus
dihilangkan. Untuk expelled oil dapat dilakukan dengan proses dekantasi dan
filtrasi yang kemudian disimpan. Expelled cake yang telah terbebas dari
minyak pangan tadi kemudian dibungkus untuk kemudian disimpan.
Beberapa industry mengolah palm kernel expeller tanpa pretreatment
process. Dalam hal ini pengepressan ganda sangat diperlukan demi
keefisienan ekstraksi minyak pangan. Namun bagaimanapun kapasitas hasil
pengepresan selalu lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan
pretreatment process. Biasanya pretreatment process yang lengkap
digunakan pada perusahaan besar, karena mesin mesinnya telah modern yang
telah di impor dari eropa.
- Solvent extraction
PKO yang telah dipanaskan tadi di ekstraksi dengan menggunakan N-
hexan pada alat ekstraksi. Boleh juga dilakukan dengan proses perendaman
dan penyaringan. Penyaringan hexan di pompakan pada meal dan selanjutnya
disaring dengan menggunakan kertas saring.
Perendaman kernel meal di masukan kedalam ekstraktor, lalu hexan
dialirkan dengan elevator tersebut. Biarkan hingga keseluruhan minyak
pangan dalam kernel meal larut.
Solvent recovery from meal hexan dihilangkan dari deffated meal
dalam toaster. Setelah seluruh hexan menguap, maka akan didapat pellet
yang baik dan terbebas dari hexan yang dikenal dengan palm kernel expeller
yang selanjutnya dapat disimpan dan siap untuk dipasarkan. Hexan yang
telah digunakan tadi dalpat diperoleh kembali dengan cara memurnikannya
dengan proes ekstraksi pada tekanan rendah dengan temperature yang
berangsur angsur nai. Lalu hexan kondensat tadi dapat dipergunakan lagi
selanjutnya.
Setelah melewati proses proses diatas tadi, palm kernel oil dimurnikan
dan di proses ke tahap yang selanjutnya yaitu degumming, bleaching,
deodorizing, fraksinasi sehingga diperoleh hasil yaitu RBD palm kernel oil,
RBD palm kernel stearin, crude palm kernel olein, RBD palm kernel olein
serta produk lainnya. Dalam proses pemurnian dan fraksinasi metode dan
prinsip pengerjaannya sama seperti pada proses palm oil.
Gambar.2.1 Proses Pengolahan Industri Minyak Kelapa Sawit

Gambar.2.2 Proses Pengolahan Industri Minyak Kelapa Sawit


Gambar.2.3 Flowchart Pengolahan Industri Minyak Kelapa Sawit

2.6 Manfaat atau kegunaan Proses Industri Minyak Kelapa Sawit


Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain:
a. Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel
b. Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan)
c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan)
d. Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik, industri
makanan)
e. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi
f. Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).
BAB 3
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Pada
umumnya alat-alat tersebut terdiri dari:
1. Safety Helmet, berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai
kepala secara langsung.
2. Tali Keselamatan (Safety Belt), berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan
alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-
lain)
3. Sepatu Karet (Sepatu Boot), berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat
yang becek ataupun berlumpur.
4. Sepatu Pelindung (Safety Shoes), berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.
5. Sarung Tangan, berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat
atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.
6. Tali Pengaman (Safety Harness), berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di
ketinggian.
7. Penutup Telinga (Ear Plug/ Ear Muff), berfungsi sebagai pelindung telinga pada
saat bekerja di tempat yang bising.
8. Kacamata Pengaman (Safety Glasses), berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja
(misal mengelas).
9. Masker (Respirator), berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja
di tempat dengan kualitas udara yang buruk (misal berdebu, beracun, berasap, dan
sebagainya).
10. Pelindung Wajah (Face Shield), berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda
asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda).
11. Jas Hujan (Rain Coat), berfungsi melindungi diri dari percikan air saat bekerja (misal
bekerja pada saat hujan atau sedang mencuci alat).
BAB 4
KESIMPULAN

Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena
berhubungan dengan sektor pertanian (agro‐based industry) yang banyak berkembang di
negara‐negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Hasil industri minyak kelapa
sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan dasar industri
lainnya seperti industri makanan, kosmetika dan industri sabun.
Prospek perkembangan industri minyak kelapa sawit saat ini sangat pesat, dimana
terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Dengan besarnya produksi yang mampu dihasilkan, tentunya hal ini berdampak positif
bagi perekenomian Indonesia, baik dari segi kontribusinya terhadap pendapatan negara,
maupun besarnya tenaga kerja yang terserap di sektor. Sektor ini juga mampu meningkatkan
taraf hidup masyarakat di sekitar perkebunan sawit, di mana presentase penduduk miskin di
areal ini jauh lebih rendah dari angka penduduk miskin nasional sebesar. Boleh dibilang,
industri minyak kelapa sawit ini dapat diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi
nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Ketaren, S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Penerbit


Universitas Indonesia: Jakarta.

Ketaren, S. 2005. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Penerbit


Universitas Indonesia: Jakarta.

Hadi,Nurul. Makalah Pengolahan Kelapa Sawit.


https://www.academia.edu/17001547/Makalah_pengolahan_kelapa_sawit?auto=d ownload [
Diakses 21 Desember 2017)

Adha. Makalah Pengolahan kelapa Sawit Menjadi CPO dan PKO.


https://www.academia.edu/17605413/Makalah-pengolahan-kelapa-sawit-menjadi-cpo-dan-
pko?auto=download [ Diakses 21 Desember 2017]

http://lemakminyak.blogspot.com/2009/05/pengolahan-minyak-kelapa-sawit.html/
[Diakses 20 Desember 2017] http://apwardanhu.wordpress.com/2009/03/teknologi-
pengolahan-kelapa-sawit/ laporan prakerin ahmad husni lubis, dkk pada Indokem
Laborindu//teknik pengolahan kelapa sawit [Diakses 20 Desember 2017]

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58115/Chapter%20
II.pdf?sequence=3&isAllowed=y [Diakses 20 Desember 2017]

Anda mungkin juga menyukai