Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PENELITIAN TUGAS KHUSUS

EFISIENSI PEMISAHAN MINYAK DENGAN AIR DAN KOTORAN PADA


OIL TANK TANPA MENGGUNAKAN OIL PURIFIER DAN
HUBUNGANNYA TERHADAP MUTU

Indra Priyatma Hasugian

NIM. 1602054

PROGRAM STUDI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AGROBISNIS PERKEBUNAN


MEDAN

2019
Laporan Praktek Kerja Lapangan II

Pengolahan Kelapa Sawit di PT. Nafasindo, Lae Gombar

Tugas Khusus :

Efisiensi pemisahan Minyak, Air dan Kotoran di Oil Tank

tanpa menggunakan Oil Purifier

Oleh

Indra Priyatma Hasugian

NIM. 1602054

Telah disetujui dan disyahkan berdasarkan ujian PKL pada :

Hari :

Tanggal :

Menyetujui :

Dosen Penguji Dosen Pembimbing

(………………………) (Ika Ucha Pradifta Rangkuti, S.ST., M.Si)

Ketahui Oleh :

Ketua Program Studi TPHP

Ika Ucha Pradifta Rangkuti, S.ST., M.Si.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak diproduksi dan
dikonsumsi di dunia. Sebagian besar minyak sawit diproduksi di Asia, Afrika dan
Amerika Selatan, karena pohon sawit membutuhkan suhu hangat, sinar matahari,
dan curah hujan tinggi untuk memaksimalkan produksinya. Perkembangan
industri minyak kelapa sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi peningkatan
jumlah produksi minyak kelapa sawit seiring dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat (Agustina, 2006).

Tandan Buah Segar (TBS) yang telah dipanen harus sesuai kriteria matang panen
untuk mendapatkan minyak yang di inginkan dengan rendemen yang tinggi.
Pengolahan harus benar benar diperhatikan untuk menjaga kualitas mutu Crude
Palm Oil (CPO) yang dihasilkan. Pada pengolahan yang diinginkan ialah buah
dengan fraksi 1, 2 dan 3. Hal ini ditetapkan karena fraksi ini memiliki mutu
minyak yang baik dengan tingkat ekstraksi minyak yang optimal.

Tabel 1.1 Kriteria Matang panen

Fraksi Istilah Kriteria


00 Mentah Sekali Brondolan 0
0 Mentah Brondolan 1 - 12,5%
1 Kurang Matang Brondolan 12,5 – 25%
2 Matang I Brondolan 25 – 50 %
3 Matang II Brondolan 50 – 75 %
4 Lewat Matang Brondolan 75 – 100 %
Restan Buah dalam ikut membrondol

Dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit tentunya harus diperhatikan mutu
minyak yang dihasilkan agar sesuai standar ataupun permintaan dari customer.
Saat ini parameter mutu CPO yang dipersyaratkan dalam perdagangan adalah
kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran. Proses pemisahan miyak
dengan air dan kotoran dilakukan pada stasiun klarifikasi yang meliputi alat
sebagai berikut :

 Sand Trap Tank


 Vibrating Screen
 Crude Oil Tank
 Vertical Clarifier Tank (VCT)
 Oil Tank
 Oil Purifier
 Vacuum Dryer
 Sludge Tank
 Sand Cyclone
 Sludge Separator
 Collecting Tank

Minyak Kasar yang berada dipermukaan VCT dialirkan kedalam Oil Tank.
Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. Oil Tank
dilengkapi dengan pipa coil pemanas yang digunakan untuk menaikkan suhu
minyak hingga 900C. Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah
pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan,yaitu
zat yang memiliki berat jenis yang lebih berat dari minyak akan mengendap pada
dasar tanki (Ponten, 1996).

1.2 Urgensi Penelitian


Proses pemisahan minyak kasar dengan air dan kotoran-kotoran ringan harus
seefektif mungkin dilakukan agar minyak yang dihasilkan sesuai dengan baku
mutu. Pada penelitian ini proses pemisahan minyak pada stasiun klarifikasi tidak
menggunakan Oil Purifier tetapi standar mutu dari permintaan konsumen tetap
tercapai.

1.3 Tujuan Khusus

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data efisiensi pemisahan
minyak, air dan kotoran di oil tank tanpa menggunakan oil purifier.

1.4 Target Temuan

Penelitian ini dapat menemukan efisiensi penggunaan oil tank untuk pemisahan
kadar kotoran tanpa menggunakan oil purifier.

1.5 Kontribusi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ataupun pertimbangan


bagi pabrik kelapa sawit tentang proses pemisahan minyak dengan air dan
kotoran tanpa menggunakan oil purifier tetapi mutu yang diinginkan tetap
tercapai.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq)baru dapat berproduksi setelah


berumur sekitar 30 bulan setelah ditanam dilapangan. Buah yang dihasilkan
disebut Tandan Buah Segar (TBS) atau fresh fruit bunch (FFB). Produktivitas
tanaman kelapa sawit meningkat mulai umur 3-14 tahun dan akan menurun
kembali pada umur 15-25 tahun. Setiap pohon kelapa sawit dapat menghasilkan
10-15 TBS per tahun dengan berat 3-40 kg per tandan, tergantung umur tanaman.
Dalam satu tandan terdapat 1000-3000 brondolan dengan berat brondolan
berkisar 10-20 g. TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk mengambil minyak
dan intinya. Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produk
setengah jadi. Minyak mentah atau crude palm oil (CPO, MKS) dan inti
(kernel,IKS) harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya
(Pahan, 2006)

Minyak yang terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk emulsi
pada kantong-kantong minyak, dan agar minyak tidak keluar dari buah, maka
buah dilapisi dengan malam yang tebal dan berkilat. Untuk melindungi minyak
dari oksidasi yang dirangsang oleh sinar matahari maka tanaman tersebut
membentuk senyawa kimia pelindung yaitu karotin. Setelah penyerbukan buah
kelihatan berwarna hitam kehijau-hijauan dan setelah terjadi pembentukan
minyak terjadi perubahan warna buah menjadi ungu kehijau-hijauan. Pada saat-
saat pembentukan minyak terjadi yaitu trigliserida dengan asam lemak tidak
jenuh, tanaman membentuk karotin dan phitol untuk melindungi dari oksidasi,
sedangkan klorofil tidak mampu melakukannya sebagai antioksidasi (Naibaho,
1996)

Minyak yang berasal dari kelapa sawit terdiri atas dua macam. Pertama minyak
yang berasal dari daging buah (mesocarp) yang dihasilkan melalui perebusan dan
pengempaan (press). Minyak jenis ini dikenal sebagai minyak sawit kasar atau
crude palm oil (CPO). Kedua, minyak yang berasal dari inti sawit, dikenal
sebagai minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO). CPO dan PKO dapat
dibuat menjadi berbagai jenis produk. Pabrik pengolahan CPO dan PKO disebut
rifeneri dan ekstraksi, yang menghasilkan beberapa jenis minyak siap pakai
seperti minyak goreng dan bebeberapa jenis minyak lain yang harus dip roses
lebih lanjut untuk menghasilkan produk lain. Selain minyak dan bahan solid lain,
dihasilkan juga beberapa jenis padatan yang dapat langsung digunakan atau di
proses lebih lanjut (Pardamean, 2008)

2.2 Komponen penyusun minyak kelapa sawit

Minyak kelapa sawit adalah minyak yang dihasilkan dari inti kelapa sawit (palm
kernel oil). Minyak kelapa sawit terutama dikenal sebagai bahan mentah minyak
dan lemak pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng,
shortening, margarin, dan minyak makan lainnya. Dengan kandungan karoten
yang tinggi, minyak sawit merupakan sumber provitamin A yang murah
dibandingkan dengan bahan baku lainnya. Minyak sawit dihasilkan dari proses
ekstraksi bagian sabut buah dan biji buah kelapa sawit. Miinyak yang dihasilkan
dari bagian kulit atau sabut tersebut dikenal dengan nama Crude Palm Oil (CPO)
dan bagian biji buahnya disebut Palm Kernel Oil (PKO).

Minyak kelapa sawit merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, sedangkan
komponen penyusun utamanya adalah trigliserida dan nontrigliserida.

2.2.1. Trigliserida Pada Minyak Kelapa Sawit.

Minyak kelapa sawit terdiri atas trigliserida yang merupakan ester dari gliserol.
Minyak tersebut jika dihidrolisis akan menghasilkan 3 molekul asam lemak
rantai panjang dan 1 molekul gliserol. Reaksi hidrolisis secara kimia sebagai
berikut.
CH2-COOR1 + CH2-OH

CH-COOR2 + H2O CH-COOR2 + R1COOH

CH2-COOR3 + CH2-COOR3

Trigliserida Air Digliserida FFA

Makin jenuh molekul asam lemak dalam molekul trigliserida, makin tinggi titik
beku atau titik cair minyak tersebut. Sehingga pada suhu kamar biasanya berada
pada fase padat. Sebaliknya semakin tidak jenuh asam lemak dalam molekul
trigliserida maka makin rendah titik cair minyak tersebut sehingga pada suhu
kamar berada pada fase cair. Berikut ini adalah tabel dari komposisi trigliserida
dan tabel komposisi asam lemak dari minyak kelapa sawit.

Tabel.2.1 Komposisi Trigliserida dalam minyak kelapa sawit

Trigliserida Jumlah (%)


Tripalmitin 3-5
Dipalmito- Stearine 1-3
Oleo- Miristopalmitin 0-5
Oleo- Dipalmitin 21-43
Oleo-Palmitostearine 10-11
Palmito-Diolein 32-48
Stearo-Diolein 0-6
Linoleo-Diolein 3-12

Tabel.2.2 Komposisi Asam Lemak Pada Minyak Kelapa Sawit

Asam Lemak Jumlah (%)


Asam kaprilat -
Asam Kaproat -
Asam Miristat 1,1-2,5
Asam Palmitat 40-46
Asam Stearat 3,6-4,7
Asam Oleat 30-45
Asam Laurat -
Asam Linoleat 7-11

2.2.2 Senyawa Non Trigliserida pada Minyak Sawit

Senyawa non trigliserida dalam minyak kelapa sawit ada dalam jumlah kecil.
Dalam proses pemurnian dengan proses penyabunan beberapa senyawa non
trigliserida dapat dihilangkan, kecuali beberapa senyawa yang tak tersabunkan.
Minyak sawit juga merupakan sumber vitamin E, tokoferol dan tokotrienol
yang berperan sebagai antioksidan, yaitu suatu zat yang dapat mencegah
terjadinya oksidasi. Tokoferol dan tokotrienol dapat menangkap radikal bebas
dan mencegah kanker. Berikut merupakan sifat fisik minyak sawit :

Tabel 2.3 Sifat fisik minyak sawit

Berat jenis pada 100o F 0.898-0.901


Indeks refraksi pada 40o C 1.453-1.456
Bilangan Iodium 44-58
Bilangan penyabunan 195-205
Zat tak tersabunkan, % Tak lebih 0.8
Titer,oC 40-47
2.3 Crude Palm Oil (CPO)
Minyak sawit kasar mengandung trigliserida sebagai penyusun utama, dan
sebagian kecil komponen nontrigliserida. Kandungan utama CPO adalah minyak
yang memiliki komposisi antara lain asam lemak tidak jenuh,yang komposisinya
adalah asam oleat C18;1 Cis (ω-9) 40.8%, asam linoleat C18:2 (ω-6) 11.9% dan
asam linoleat C18:3 (ω-3) 0.4%. Kandungan asam lemak tidak jenuh tersebut
diketahui efektif mengurangi kadar kolesterol darah. Sedangkan asam lemak
jenuhnya ( asam palmitat 36.6% dan asam sterat 3.7%) tidak meningkatkan
kolesterol darah.(Bonnie & choo,2000)
2.4 Palm Kernel Oil (PKO)
Minyak ini dihasilkan dari inti buah kelapa sawit, yaitu minyak inti sawit
(CPKO) yang memiliki rasa dan bau yang khas. Minyak ini biasa digunakan
sebagai bahan baku pembuatan margarin.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Waktu dan Tempat

Tugas khusus ini dibuat selama kegiatan PKL II berlangsung dari tanggal 22 Juli
2019 sampai dengan14 september 2019, bertempat di Pabrik Minyak Kelapa Sawit
Lae Gombar PT. Nafasindo, Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam.

3.2 Rancangan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan meneliti hubungan sebab akibat mutu yang
dihasilkan dari stasiun klarifikasi tanpa menggunakan oil purifier dan membuat
perbandingan dengan yang menggunakan mesin oil purifier. Perlakuan pada
penelitian ini adalah dengan pengambilan sampel dari beberapa alat dan mesin di
stasiun klarifikasi.

3.3 Bahan dan Peralatan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

- Minyak kasar yang berasal dari VCT, Oil Tank, dan Vacuum dryer
- Larutan KOH
- Indikator PP
- Alkohol
- Hexane

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini :

- Timbangan analitik
- Vacuum
- Cawan
- Erlenmeyer
- Oven

3.4 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian meliputi :

a. Pemilihan tempat penelitian


Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah stasiun
klarifikasi Pabrik Minyak Kelapa Sawit Lae Gombar PT. Nafasindo
b. Pengambilan sampel
Pada penelitian ini dibutuhkan data untuk membuktikan tercapainya mutu
minyak tanpa menggunakan mesin oil purifier.
- Vertical Clarifier Tank
Sampel pertama diambil dari VCT dengan mengambil minyak yang
berada dipermukaan VCT yang akan dialirkan menuju oil tank.
- Oil tank
Sampel kedua diambil dari output oil tank menuju vacuum dryer, tepatnya
berada di float tank
- Vacuum dryer
Sampel ketiga diambil dari output vacuum dryer menuju storage tank.
c. Anaisa laboratorium
Sampel yang telah diambil dari VCT, Oil Tank dan Vacuum dryer
selanjutnya dianalisa untuk mengetahui mutu minyak kasar yang meliputi
- Analisa Asam Lemak Bebas
- Analisa Kadar Air
- Analisa Kadar Kotoran

3.5 Pengamatan Penelitian

3.5.1 Asam Lemak Bebas

Sampel minyak sawit yang telah diambil dari beberapa titik yang telah
disebutkan selanjutnya dianalisa, langkah analisa ALB :

- Timbang cawan kosong, kemudian di nol kan


- Masukkan sampel ke cawan dengan berat 3 gram lebih
- Tambahkan hexane sebanyak 20 ml
- Tambahkan alcohol sebanyak 15 ml
- Tambahkan indikator PP (Phennoptalen) sebanyak 3 tetes
- Kemudian titrasi dengan KOH sampai warna sampel berubah menjadi
kemerahan.

VCT

Sampel : 3,2147 gram

KOH : 5,0 ml

Konsentrasi KOH : 0,0825

B. Molekul Asam palmitat : 25,6

Perhitungan :

ALB = Jumlah KOH x Konsentrasi KOH x B.Molekul x 100%


Berat Sampel

= 5,0 x 0,0825 x 25,6 x 100%

3,2147

ALB = 3,28 %

Oil Tank

Sampel : 3,3399 gram

KOH : 4,6

Konsentrasi KOH : 0,0825

Berat molekul asam pamitat : 25,6


Perhitungan :

ALB = Jumlah KOH x Konsentrasi KOH x B.Molekul x 100%


Berat Sampel

= 4,6 x 0,0825 x 25,6 x 100%

3,3399

ALB = 2,91 %

Vacuum dryer

Oil Tank

Sampel : 3,3470 gram

KOH : 4,3

Konsentrasi KOH : 0,0825

Berat molekul asam pamitat : 25,6

Perhitungan :

ALB = Jumlah KOH x Konsentrasi KOH x B.Molekul x 100%


Berat Sampel

= 4,3 x 0,0825 x 25,6 x 100%

3,3470

ALB = 2,71 %

3.5.2 Analisa Kadar Air

Langkah-langkah analisa kadar air :


- Timbang cawan kosong dan catat beratnya
- Masukkan sampel sekitar 10 gram
- Keringkan sampel kedalam oven yang bersuhu 1000C dengan waktu 10
menit
- Timbang kembali berat sampel kering, lakukan perhitungan

VCT

Cawan kosong : 69,9603

Total cawan + sampel : 86,9076

Berat sampel basah : 16,9473

Sampel dikeringkan : 86,7943

Perhitungan :

K. air : Total cawan berikut sampel – sampel kering x 100%

Berat sampel

: 86,9076 – 86,7943 x 100%

16,9473

: 0,67%

Oil Tank

Cawan kosong : 71,7938

Total cawan + sampel : 85, 7479

Berat sampel basah : 13,9541

Sampel dikeringkan : 85,6704


Perhitungan :

K. air : Total cawan berikut sampel – sampel kering x 100%

Berat sampel

: 85,7479 – 85,6704 x 100%

13, 9541

: 0,56%

Vacuum dryer

Cawan kosong : 91,6313

Total cawan + sampel : 113,9012

Berat sampel basah : 22,3228

Sampel dikeringkan : 113,8665

Perhitungan

K. air : Total cawan berikut sampel – sampel kering x 100%

Berat sampel

: 113,9012-113,8665 x 100%

22,3228

: 0,16%

3.5.3 Kadar Kotoran

Langkah-langkah analisa :
- Timbang Erlenmeyer
- Masukkan sampel kedalam Erlenmeyer
- Timbang kertas saring bersama cawan vacuum
- Masukkan kertas saring kedalam vacuum
- Tambahkan hexane ke Erlenmeyer secukupnya
- Masukkan sampel melewati saringan
- Keringkan kertas saring selama 2-3 menit
- Timbang berat kertas bercama cawan vacuum

VCT

Timbang erlenmeyer : 128,8735

Total sampel : 141,8058

Berat sampel : 12,9323

Kertas bersama cawan: 17,4887

Kertas bersama cawan setelah dikeringkan : 17,5364

Perhitungan :

K. kotoran : sampel disaring- berat kertas saring x 100%

Berat sampel

: 17,5364 – 17,4887 x 100%

12,9323

: 0,37 %

Oil Tank

Timbang erlenmeyer : 129,0886


Total sampel : 141,0630

Berat sampel : 11,9744

Kertas bersama cawan: 17,4858

Kertas bersama cawan setelah dikeringkan : 17,4988

Perhitungan :

K. kotoran : sampel disaring- berat kertas saring x 100%

Berat sampel

: 17,4988 – 17,4858 x 100%

11,9744

: 0,02 %

3.6 Data Pembanding dari PKS Herfinta

Titik pengambilan sampel

VCT : Skimmer

Oil Tank : kran pengambilan sampel

Float tank : output menuju vacuum dryer

VCT

Kadar air : 1,22

Kadar kotoran : 0,04

Alb : 2,07
Oil Tank

Kadar air : 1,08

Kadar kotoran : 0,64

Alb : 3,44

Float Tank

Kadar air : 0,67

Kadar kotoran : 0,05

Alb : 2,01

BAB IV

Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Pemisahan minyak dengan kotoran dan kadar air tanpa menggunakan Oil
Purifier cukup efektif dan memenuhi standart yang diberikan oleh konsumen,
dapat mengurangi biaya yang lumayan banyak untuk perawatan oil purifier.
4.2 Saran

Saran dari penulis agar penelitian ini diberikan kesempatan untuk dilengkapi

Anda mungkin juga menyukai