Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengelolahan kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan
yang menghasilkan minyak kelapa sawit. Hasil utama yang dapat
diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan
kosong. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa
sawit Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi Crude Palm Oil (CPO)
dan inti sawit dari Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. PKS
tersusun dari unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi
perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting produksi
seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, dan kualitas produk sangat
penting peranannya dalam menjamin daya saing industri perkebunan
kelapa sawit dibandingkan minyak nabati lainnya. Perlu diketahui
bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi
oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses
pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan
minyak dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan
tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.
Pada prinsipnya proses pengolahan kalapa sawit adalah proses
ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit
yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses
tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara
sinambung dan terkait satu sama lain. Kegagalan pada satu tahap
proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh
karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancer
sesuai dengan norma-norma yang ada.
Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Toili PT. Kurnia Luwuk Sejati
sendiri merupakan salah satu pabrik yang ada di Indonesia yang
bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak kelapa sawit,
produksi kelapa swait merupakan bagian penting dari ekonomi
Indonesia karena Negara ini merupukan produsen dan konsumen
terbesar di dunia. Kelapa sawit sendiri merupakan tumbuhan industry
sebagai bahan baku penghasil minyak masak, minyak industry,
maupun bahan bakar. Minyak sawit biasanya digunakan untuk
kebutuhan bahan pangan, industri kosmetik, industri kimia, dan industri
pakan ternak.
Crude Palm Oil (CPO) adalah minyak kasar yang diperoleh dari
proses ekstraksi atau pemgempaan daging buah kelapa sawit sebelum
diolah lebih lanjut. CPO adalah minyak mentah yang sangat
dibutuhkan industri untuk diolah menjadi berbagai produk. Kebutuhan

1
CPO setiap tahun semakin meningkat sehingga perlu dilakukan
pengolahan yang optimal, terutama pada stasiun press agar tidak
terjadi banyak kehilangan minyak (oil losses) (Owolarafe, 2002).
Kehilangan minyak mentah (CPO) pada pabrik kelapa sawit (PKS)
satu sama lain adalah saling berkaitan. Losses minyak dimulai dari
proses perebusan, hal ini disebabkan karena pada saat kelapa sawit
yang masih berupa brondolan, setelah perebusan dipisahkan
janjangannya sehingga pada janjangan masih terdapat minyak kelapa
sawit yang masih tertinggal. Pada biji masih terdapat serabut yang
masih menyisakan kandungan minyak, begitu juga pada ampas masih
terdapat minyak yang tinggal. Efisiensi didefinisikan sebagai efektivitas
dan produktivitas dalam pengoperasian suatu pabrik. Suatu pabrik
dikatakan kurang efisien jika angka losses, kualitas, ekstraksi minyak
dan inti sawit serta kapasitas produksi tidak sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Hal ini dapat diketahui dari kapasitas olah yang
tidak sesuai dengan kapasitas mesin, losses yang tinggi, dan kualitas
yang rendah. Selain standar pabrik, perlu juga dibuat standar untuk
kematangan buah. Kematangan buah mempunyai kontribusi terhadap
efektivitas pengolahan di pabrik. Ekstraksi atau pengutipan minyak dari
buah kelapa sawit tidak akan pernah mencapai 100%. Kehilangan
minyak pasti terjadi, tetapi harus diusahakan sekecil mungkin atau
pada batas-batas yang telah ditolerir (Potao dan Kanjanapongkul
2016).
Kehilangan minyak (Oil Losses) menjadi penyebab kerugian bagi
perusahaan, karena rendemen minyak yang diperoleh akan menurun.
Dengan demikian, upaya dilakukan semaksimal mungkin untuk
menekan oil losses dan selalu memperhatikan besar tekanan screw
press yang akan diberikan pada saat pengepressan (Ernita dkk,2018)
Oleh karena itu diperlukan pengendalian terhadap proses produksi
agar dapat meminimalisir dan mengurangi terjadinya losses.
Pengendalian merupakan kegiatan untuk menjaga dan
mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat berjalan
baik dan sesuai dengan standar yang diharapkan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam kegiatan kerja praktek ini adalah:
1. Bagaimana tahap proses pengolahan minyak kelapa sawit pada
stasisun press PT. Kurnia Luwuk Sejati?
2. Bagaimana proses mengendalikan Losses pada stasiun press?

1.3. Tujuan

2
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui proses
pengolahan minyak kelapa sawit dan pengendalian losses yang terjadi
pada stasiun press di PT Kurnia Luwuk Sejati.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pabrik Minyak Kelapa Sawit


1. Pengertian
Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) adalah pabrik yang
mengolah Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak
kelapa sawit mentah dan inti sawit. Serta produk lain seperti fiber
dan cangkang sebagai bahan bakar boiler. Pabrik Minyak Kelapa
Sawit (PMKS) dibangun berdasarkan suatu rancangan tertentu
sesuai dengan keinginan atau kebutuhannya, disertai dengan
teknologi-teknologi yang berbeda-beda dan kapasitas berbeda-
beda.
2. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi minyak
kelapa sawit mentah adalah tandan buah segar yang diperoleh

3
dari pohon kelapa sawit yang telah berumur lebih dari 3 tahun.
Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas sebagaimana
diharapkan maka setiap pabrik minyak kelapa sawit mempunyai
standar atau kriteria terhadap buah yang akan diolahnya dan
setiap saat akan dikaji ulang sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya, misalnya dilihat dari tipe buah, kematangan buah,
kesegaran buah, panjang tangkainya, dan sebagainya. Khusus di
Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Toili PT. Kurnia Luwuk Sejati
buah yang akan di produksi memiliki standar atau kriteria sebagai
berikut:
Tabel 2. 1 Kriteria Buah

No Kriteria Buah Norma


1 Buah Mentah (F0-F00) 3%
2 Buah Matang (F1-F3) 90%
3 Buah Lewat Matang (F4-F5) 7%
4 Buah Busuk 0%
5 Tandan Busuk 0%
6 Tangkai Panjang 0%
7 Brondolan 12,5 %

2.2 Proses Produksi Pabrik Kelapa Sawit


Pengolahan di dalam pabrik mempunyai alur proses, secara umum
proses produksi di dalam pabrik minyak kelapa sawit terdiri dari
beberapa stasiun. Berikut ini alur proses produksi pada Pabrik Minyak
Kelapa Sawit (PMKS) Toili PT. Kurnia Luwuk Sejati :
1. Stasiun Penerimaaan Buah
a. Jembatan Timbang (Weighing Bridge)
Sebelum TBS (Tandan Buah Segar) ke loading ramp untuk
dilakukan sortasi, maka perlu ditimbang terlebih dahulu.
Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap truk pengangkut
TBS yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk, ditimbang
untuk memperoleh berat truk sesudah TBS dibongkar (Tarra).
b. Sortasi TBS
Sortasi dilakukan dilantai peron loading ramp. Mutu dan
rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan
mutu panen.
c. Loading rampLoading ramp merupakan area tempat
penerimaan /penumpahan buah dengan kemiringan kurang
lebih 27 ° yang bertujuan untuk menerima buah TBS dari

4
angkutan yang nantinya akan dihantarkan dan diisi kemasing-
masing lori (cage). Pada loading ramp tersebut dilengkapi pintu
hydraulic yang dipergunakan untuk melakukan pengisian buah
kedalam lori. Disamping itu loading ramp tersebut dilengkapi
lubang-lubang (celah-celah) dengan jarak yang sudah
ditentukan secara sejajar yang bertujuan untuk akses keluarnya
condensate untuk mengurangi kotoran yang terbawa oleh buah
sawit.
Fungsi loading ramp adalah:
1) Tempat menampung TBS sebelum diproses
2) Mempermudah pemasukan TBS kedalam lori
3) Mengurangi kadar zat pengotor
2. Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Perebusan TBS merupakan salah satu tahap yang sangat
menentukan berhasil atau tidaknya tujuan dari pengelolahan
kelapa sawit yaitu menghasilkan CPO dan Kernel semaksimal
mungkin sesuai dengan rendemen dan mutu yang diharapkan.
Sterilizer (ketel rebusan) adalah ketel yang digunakan untuk
proses perebusan buah sawit dengan uap (steam) yang
bertekanan kurang lebih 3.0 bar pada temperature (suhu) kurang
lebih 150°C dengan waktu masa perebusan minimal 90 menit.
Adapun fungsi dari perebusan:
a. Mengurangi kadar air dalam rebusan
b. Memudahkan lepasnya berondolan dari janjang
c. Mematikan enzim-enzim untuk mencegah berlanjutnya proses
kenaikan asam lemak bebas
3. Stasiun Tippler
Tippler adalah alat yang digunakan dalam proses penuangan
buah yang telah di rebus yang ada dalam lori untuk diproses di
thresher drum. Sistem kerjanya yaitu dengan memutar lori 180°
sehingga buah dapat tertuang. Tippler digerakkan secara hydraulic
(power pack hydraulic) yang ditempatkan didekatnya. Buah kelapa
sawit tersebut diangkut menggunakan conveyor menuju thresher.
4. Stasiun Penebah (Thresing Station)
Thresing Station adalah suatu alat atau mesin berupa drum
berputar yang berfungsi memisahkanah kelapa sawit dari
tandannya. Pada thresher, penebahan buah dilakukan dengan
membanting buah kedalam drum berputar dengan putaran 23-25
rpm. Buah yang sudah lepas dari tandan akan masuk ke conveyor
yang dipasang dibawah thresher sedangkan tamgkai kosong
(tankos) akan keluar menuju horizontal empty bunch conveyor.
5. Stasiun Press

5
Stasiun ini merupakan proses untuk mendapatkan minyak,
fibre, dan nut. Dimana pada stasiun ini terdapat dua tahapan yaitu
proses pencacahan pada digester dan proses pengekstraksian
minyak pada screw press.
6. Stasiun Klarifikasi
Stasiun klarifikasi merupakan proses penjernihan Crude Oil
yang dihasilkan dari press yang masih mengandung sejumlah
kadar air, pasir, sludge dan lumpur. Pada proses klarifikasi ini
tujuan utamanya adalah pengendapan, penyaringan, dan
pemurnian.
7. Stasiun Nut dan Kernel
Stasiun ini merupakan stasiun tempat pengutipan kernel,
tahapan kerja pada bagian ini adalah pemisahan nut dan fiber,
pemecahan nut, pengutipan kernel, dan pengeringan kernel.

Selain itu terdapat juga proses pendukung pada pabrik ini yaitu:
a. Water Treatment Plant (WTP)
WTP adalah instalasi pengolahan air baku menjadi air bersih
yang dapat digunakan dalam proses produksi dan keperluan
domestik. Secara umum, proses-proses pengolahan terbagi
menjadi 3 bagian yaitu pengolahan fisik, pengolahan kimia dan
pengolahan biologi.
- Pengolahan fisik bertujuan untuk menyisihkan kotoran tanpa
adanya tambahan zat kimia
- Pengolahan kimia bertujuan sebagai pengolahan lanjutan,
seperti penambahan zat-zat kimia yang digunakan untuk
penjernian air.
- Pengolahan biologi bertujuan untuk memusnahkan berbagai
macam mikroorganisme, khusus berbagai macam
mikroorganisme, khususnya bakteri yang menyebabkan
penyakit seperti E.Coli. Adapun metode yang diterapkan adalah
desinfektan yaitu dengan menambahkan zat desinfektan
Setelah mengolah air baku menjadi air bersih, dilanjutkan
dengan pengolahan air minum dengan Reserve Osmosis (RO).
RO secara efektif mampu menghilangkan kontaminan dan bahan
kimia non organic dan membasmi mikrioorganisme. Proses RO
dilakukan dengan memberi tekanan tinggi pada air yang akan
dialirkan melalui membrane semi permeabel yang dimana terjadi
pemisahan ion
b. Stasiun Ketel Uap (Boiler)

6
Ketel uap yang di gunakan dipabrik kelapa sawit pada
umumnya adalah ketel pipa air yang menggunakan serabut dan
cangkang yang merupakan limbah pengolahan sebagai bahan
bakar.
c. Engine Room
Merupakan stasiun pembangkitan dan pendistribusian daya
listrik ke semua beban distribusi listrik baik processing maupun
domestic. Energi listrik yang banyak digunakan untuk
menggerakkan alat mesin di PKS dan juga untuk instalasi listrik
perumahan ini, pada umumnya dihasilkan dari pengkonversian
bahan bakar oleh mesin alternator ataupun dari steam turbin yang
didapatkan dari steam boiler. Energi uap dari boiler diubah menjadi
energy kinetic oleh turbin, dan energi kinetik inilah yang nantinya
akan digunakan untuk menghasilkan energi listrik yang di proses
oleh alternator.
Fungsi dan tujuan engine room:
- Menghasilkan dan mendistribusikan listrik untuk kebutuhan
proses kebutuhan domestic/perumahan
- Merupakan stasiun pendistribusian kebutuhan steam untuk
proses
- Menjaga kestabilan tekanan steam ke masing-masing stasiun
proses maupun pendukung pengolahan proses yang ada di
PKS
- Memaksimalkan pemakaian steam turbin sehingga dapat
mengurangi penggunaan mesin genset berbahan bakar solar
d. Kontrol Proses (Laboratorium)
Fungsi laboratorium:
1) Memeriksa kualitas minyak kelapa sawit mentah
2) Menghitung berapa banyak hasil produksi yang hilang selama
proses
3) Menganalisa bahan baku (air) dan boiler.

2.3 Oil Losses pada Stasiun Press


a. Oil losses pada ampas press
Ampas press (Fiber) merupakan limbah sawit yang dihasilkan
dari pengolahan pemerasan buah sawit pada saat proses kempa
(press) yang berbentuk pendek seperti benang dan berwarna
kuning kecoklatan. Setiap 1 ton kelapa sawit dapat menghasilkan
serat kelapa sawit sekitar 12%-13% atau sebanyak 120 kg-130kg.
Losses minyak adalah kehilangan minyak kelapa sawit saat proses
produksi (Sari,2013). Kelapa sawit dikatakan memiliki produksi

7
yang efisien jika presentase oil losses (kehilangan minyak) rendah.
Namun, yang menjadi masalah sulitnya mencegah terjadinya oil
losses tersebut sehingga masih belum bisa di tiadakan. Oil losses
dapat terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya,
salah satu hal yang mungkin menjadi penyebabnya yaitu karena
faktor tekanan pada screw press dan kinerja alat pada stasiun
press. Jika tekanan (press) kecil, maka akan menghasilkan kadar
oil losses besar, sebaliknya jika penggunaan tekanan (press)
besar maka semakin tinggi biji kelapa sawit yang pecah pada
stasiun. Dan jika alat pada stasiun press mengalami keausan
maka akan menyebabkan proses pengepresan buah tidak optimal
yang pada akhinrnya membuat kerja mesin press menjadi lebih
berat sehingga terjadi oil losses.
b. Kinerja Alat Pada Instalasi Stasiun Press
Stasiun Press merupakan stasiun untuk memisahkan antara
minyak sawit, fiber, dan nut. Stasiun press adalah stasiun pertama
dimulainya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat
dan mengepress. Kinerja mesin pada stasiun press sangat
berpengaruh terhadap proses yang berlangsung. Adapun bagian-
bagian dari stasiun press:
1. Fruit Elevator
Fruit elevator berfungsi untuk membawa/memindahkan buah
yang telah diterima dari bottom cross conveyor menuju top fruit
cross. Fruit elevator terdiri dari bucket-bucket yang terpasang
di chain atau rantai. Chain berputar vertical digerakkan oleh
electrometer. Berondolan yang sudah terisi di bucket akan
diangkat dan ditumpahkan menuju top fruit cross conveyor.
Bucket terisi brondolan tidak boleh melebihi penuh, karena hal
ini akan melebihi kapasitas fruit elevator dan mengakibatkan
bucket cepat robek, ketinggian fruit elevator kurang lebih 12
meter dengan jumlah bucket 44 buah.
2. Top Fruit Cross Conveyor
Berfungsi untuk mendistribusikan buah yang telah diterima dari
Fruit Elevator menuju ke Digester Feeding Conveyor
3. Digester Feeding Conveyor
Berfungsi membawa brondolan dari top fruit cross conveyor
untuk didistribusikan ke masing-masing digester. Brondolan
yang ada dalam conveyor ini dibawa dengan sistem screw
yang berputar dimana memiliki kapasitas/beban tertentu sesuai
dengan kapasitas electrometer yang digunakan
4. Digester (Ketel Adukan)

8
Digester adalah sebuah alat berbentuk bejana vertikal yang
berkapasitas 3500 L yang dilengkapi dengan pisau-pisau
pengaduk. Mesin digester di PT. Kurnia Luwuk Sejati berjumlah
6 mesin dengan kapasitas masing-masing digester adalah 15
ton/jam Pisau-pisau tersebut terdiri dari :
a. Dua pasang pisau pencacah panjang (betel long arm)
b. Dua pasang pisau pencacah yang pendek (betel short arm)
c. Satu pasang pisau pelempar (terdiri dari 4 buah pisau) yang
digunakan untuk mendorong buah ke screw press
Kegunaan dari pisau tersebut adalah untuk melumatkan buah
atau melepaskan buah dari cangkangnya untuk mempermudah
proses ekstraksi minyak di press. Letak pisau tersebut dibuat
bersilang antara pasangan yang satu dengan yang lain dan di
pasang miring agar proses adukan sempurna. Temperatur
digester di pertahankan antara 90-95 0C yang diberikan dengan
cara menginjeksikan uap langsung. Dibagian bawah digester
terdapat bottom plat yang berfungsi mengurangi minyak
sebelum masuk ke press.
Beberapa hal yang menentukan efisiensi kerja digester antara
lain:
a. Isian digester sangat mempengaruhi hasil
peremas/pengadukan, jika isian terlalu penuh maka akan
mengakibatkan minyak bertumbah keluar dan jika isian
kurang penuh akan mengakibatkan peremasan kurang
sempurna karena jangka waktu peremasan tidak cukup
lama sudah harus dikeluarkan untuk diperas sedangkan
sebagian berondolan ada yang belum lumat. Untuk
mendapatkan hasil kerja digester yang optimal, maka isian
digester diusahakan minimal ¾ atau pisau paling atas
sudah tertutup oleh masa brondolan, sehingga tekanan
yang ditimbulkan oleh beban berat dari masa digester itu
sendiri akan mempengaruhi gaya gesekan yang diperlukan
untuk memperoleh hasil pengadukan yang optimal.
b. Pengaruh suhu pemanasan pada proses pengadukan
membantu memudahkan penghancuran dari daging buah
dan suhu yang diharapkan bias mencapai 90-95 0C.
c. Kecepatan pengadukan kurang lebih 20 rpm, dan lama
proses pengadukan kurang lebih 15 menit
Adapun fungsi digester antara lain:

9
a. Melumatkan daging buah agar pada proses pengepresan
minyak dengan mudah untuk dipisahkan dari serabut dan
biji
b. Melepaskan/memecah sel-sel minyak dari buah
c. Menghasilkan ekstraksi minyak yang optimum pada saat
pengepresan.
d. Misahkan daging buah dan biji.
5. Fruit Recycling Conveyor
Berfungsi untuk mengembalikan kelebihan-kelebihan buah
yang tidak masuk kedalam digester (alat pencerna). Buah
tersebut di kembalikan ke fruit elevator conveyor
6. Hot Water Tank
Adalah tangki yang berfungsi untuk menghasilkan air panas
yang dibutuhkan dalam proses pengolahan minyak kelapa
sawit. Pembuatan air panas dapat dilakukan dengan cara
menampung air dingin dari over head tank yang kemudian
menginjeksikan uap kedalam tangki tersebut. Didalam hot
water tank ini dipasang sparge steam pipe. Suhu/temperature
air panas yang dihasilkan dalam proses ini dapat mencapai
sekitar 950C. beberapa peralatan yang memerlukan air panas
selama proses berlangsung antara lain:
a. Screw Press
b. Crude Oil Gutter
c. Purifier
d. Sludge Centrifuges
7. Screw Press
Adalah mesin ekstraktor yang berfungsi untuk mengambil
minyak dari buah sawit yang sudah dilumatkan dalam digester
dengan menggunakan sepasang ulir dan penekanan. Tekanan
maksimal untuk screw press adalah 40 bar. Jika tekanan tinggi
maka akan mengakibatkan kadar inti pecah dan kerugian inti
bertambah sedangkan tekanan rendah mengakibatkan cake
basah, loses minyak pada ampas dan biji bertambah,
pemisahan ampas dan biji tidak sempurna dan bahan bakar
ampas basah sehingga pembakaran dalam boiler tidak
sempurna.
Hasil dari Screw Press ini adalah:
a. Minyak sawit mentah yang masih bercampur dengan air dan
sludge, akan dialirkan ke sand trap tank menuju ke vibrating
screen.
b. Fiber dan Nut akan masuk ke Cake Breakaer Conveyor
(CBC)

10
8. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas press yang berasal dari screw press terdiri dari serat
halus (fiber) dan biji (nut) dengan kandungan air yang masih
tinggi dan menggumpal, oleh sebab itu gumpalan serat halus
ini perlu diuraikan dan dikeringkan dengan alat pemecah
ampas yang di sebut dengan creaker breaker conveyor (CBC).
Alat ini berfunsi memecahkan gumpalan ampas, mengeringkan
dan mengangkut ke alat fibre cyclone. Untuk mempermudah
pemecahan gumpalan dan mempersiapkan ampas kering agar
mudah diproses lebih lanjut pada depericarper dan sesuai
dengan persyaratan bahan bakar untuk boiler, maka pada CBC
dilakukan dengan pemanas mantel (steam jacket).
9. Sand Trap Tank
Berfungsi untuk mengendapkan/memisahkan pasir-pasir yang
terdapat didalam sludge (lumpur), sehingga tidak masuk ke
dalam Sludge Centrifuges. Pengendapan atau pemisahan
antara pasir-pasir dengan sludge (lumpur) dengan cara gravity.

2.4 Menentukan Oil Losses Pada Stasiun Press


Oil losses merupakan kehilangan minyak pada saat proses
produksi.. Analisis oil loses dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
berapa persen jumlah minyak yang terikut pada ampas press (fiber) di
stasiun press. Kehilangan minyak dapat diketahui dengan metode
ektraksi dan bahan pelarutnya N-Hexan yang dilakukan di laboratorium
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling terlarut berbeda,
biasanya air dan yang lainnya pelarut organic, adapun alat-alat
Ekstraksi adalah:

1. Kondensor
Kondensor atau pendingin bertujuan untuk mendinginkan pelarut
yang dipanaskan pada labu alas bulat menguap melewati sifon
yang besar, sehingga pendingin dapat mengkondensasi uap
pelarut yang menguap tersebut menjadi fase cair kembali dan akan
tertampung pada ruang ekstraksi yang berisi tempat sample.
2. Soxhlet
Soxhlet berfungsi sebagai tempat timbel yang berisi sample atau
sebagai tempat proses ekstrak
3. Timbel
Timbel berfungsi sebagai tempat penyimpanan sample yang akan
diekstraksi

11
4. Heating Mantle
Heating mantel berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
memanaskan suatu cairan atau larutan
5. Selang air masuk dan selang air keluar
Berfungsi untuk mengalirkan dan mengeluarkan air dari kondensor.
6. Labu Alas Bulat
Labu alas bulat berfungsi sebagai alat untuk menampung pelarut
dan hasil ekstrasi.
7. Penjepit
Berfungsi untuk membantu mengeluarkan timbel dari soxhlet

 Menentukan Presentase Minyak Pada Sample Losses


Pada pabrik minyak kelapa sawit PT. Kurnia Luwuk Sejati
pengambilan sample losses diambil setiap 2 jam sebelum
pergantian shift. Pengambilan sample losses pada shift
pertama(pagi) akan dianalisis pada malam hari (Shift kedua) dan
begitupun sebaliknya. Sample diambil dari 3 titik yaitu kiri, kanan
dan atas dari tiap-tiap mesin screw press. Setiap pengambilan
sample diambil ± 200 gr dari 3 titik sampling untuk di analisis. Untuk
sample press ditimbang sebanyak 10 gram. Setelah sample
ditimbang, dimasukkan ke dalam oven selama ± 2 jam dengan
suhu 120ºC untuk menghilangkan kadar air pada sample tersebut.
Setelah di oven, sample didinginkan kemudian di ekstraksi
menggunakan alat ekstraktor yang menghasilkan residu (%)
minyak.
Selanjutnya sample yang telah diambil akan di analisa di
laboratorium dengan langkah Kerja sebagai berikut:
a. Persiapan Alat
Alat yang digunakan :
- Kondensor
- Soxhlet
- Labu alas bulat 250 ml
- Heating mantle
- Timbel
- Selang air
- Corong
- Penjepit
- Neraca analitik (timbangan sample)
b. Bahan
Bahan yang digunakan:
- N-hexan
- Sample Losses

12
- Air yang mengalir
c. Prosedur kerja
- Timbang sample sebanyak 10 gram, kemudian masukkan
kedalam oven pada suhu 120 o C dengan waktu pengovenan
selama ± 2 jam. Tujuan dari pengovenan ini untuk mengurangi
kadar air yang terkandung dalam sample.
- Dinginkan sample selama ± 20 menit dengan menggunakan
bantuan desikator.
- Masukkan sample losses yang telah didinginkan kedalam timbel
- Timbang labu alas bulat dan masukkan n-hexan sebanyak 250
ml
- Masukkan timbel kedalam soxhlet ekstraktor
- Hidupkan heating mantle dengan suhu 90 oC dan perhatikan
selang air, usahakan selama proses ekstraksi air tetap mengalir
- Ekstraksi selama ± 1 Jam
- Perhatikan n-hexan, jika sudah benar-benar bening atau jernih
keluarkan timbel dari soxhlet.
 Proses pemisahan N-Hexan dari minyak
 Setelah timbel dikeluarkan dari soxhlet, biarkan n-hexan
menguap dan jatuh kedalam soxhlet
 kemudian salin n-hexan yang berada dalam soxhlet secara
bertahap sampai n-hexan dalam labu benar-benar habis.
 Setelah n-hexan benar-benar terpisah dari minyak dan n-hexan
tersebut tidak ada lagi didalam soxhlet, matikan heating mantle
dan dinginkan labu alas bulat selama ± 15 menit
 Setelah didinginkan, labu alas bulat ditimbang
 Setelah ditimbang, hasil timbangan tersebut kemudian di hitung
menggunakan rumus residu untuk mendapatkan nilai residunya
(%)
Adapun rumus untuk menentukan presentase residu (%) pada
sample losses:
( Labu Alas Bulat+ Residu )−( Labu Alat Bulat )
Residu = %
Sample Basah

13
Contoh :
Sampel basah = 10.4767
Labu alas bulat = 104.0568
Labu alas bulat + residu = 104.4375
( Labu Alas Bulat+ Residu )−( Labu Alat Bulat )
Residu = %
Sample Basah

( 104.4375 )−(104.0568)
Residu = %
10.4767

Residu = 3.63

Berikut ini hasil rata-rata oil losses press selama ± sebulan yang
di analis setiap hari.
Tabel 2. 2 Oil Losses Pada Stasiun Press

Oil Losses Stasiun Press


No Press Press Press Press Press Press
Hari / Tanggal
1 2 3 4 5 6

Rabu,
1 - 3,52 3,12  - 4,05 3,44
26/10/2022

Kamis, 27/10/
2 - 4,48 3,46 4,48 3,47 3,87
2022

Jum'at,
3 - 3,72 2,98 3,85 -  4,66
28/10/2022

Sabtu,
4 -  - 3,08 3,41 3,87 4,5
29/10/2022

Senin,
5 -  - 3,25 3,38 4,13 4,07
31/10/2022

Selasa,
6 - 2,96  - 3,06 3,42 3,26
01/11/2022

7 Rabu, - 3,18 3,07 3,72 -  3,7

14
02/11/2022

Kamis,
8 - 3,63 3,01 3,61 -  2,87
03/11/2022

Jum'at,
9 - 4,15 -  3,82 3,82  -
04/11/2022

Sabtu,
10 - 3,96 -  3,84 3,07 3,52
05/11/2022

Senin,
11 4,37 - -  3,26 3,65 3,52
07/11/2022

Selasa,
12 3,29 - -  3,45 4,2 4,54
08/11/2022

Rabu,
13 3,93 - -  3,12 3,08 3,47
09/11/2022

Kamis,
14 3,53 - -  3,7 3,65 3,15
10/11/2022

Jum'at,
15 3,89 - -  3,53 -  3,94
11/11/2022

Sabtu,
16  - - 4 3,78 3,56 3,1
12/11/2022

Senin,
17  - - 3,23 3,95 3,15 3,76
14/11/2022

Selasa,
18  - - 4,80 3,28 3,91 3,48
15/11/2022

Rabu,
19 4,29 - 3,79 4,57 - 4,31
16/11/2022

Kamis,
20 3,47 - 3,39 4,01 - 4,31
17/11/2022

Jum'at,
21 3,47 - 3,81 4,26 - 4,45
18/11/2022

Sabtu,
22 3,95 3,66 4,06 3,91 4,04 -
19/11/2022

Senin,
23 3,78 - 3,96 3,79 3,81 -
21/11/2022

15
Selasa,
24 4,01 - 4,54 -  4,95 3,42
22/11/2022

Rabu,
25 4,02 - 3,33 -  3,6 4,56
23/11/2022

Kamis,
26 4,3 - 3,76 -  4,04 4,84
24/11/2022

Jum'at,
27 4,85 - 4,37 -  4,13 4
25/11/2022

Sumber: Kantor PT. Kurnia Luwuk Sejati

GRAFIK OIL LOSSES


5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
kt kt kt ov v v v ov ov ov ov ov ov ov
-O -O -O N No No No -N -N -N -N -N -N -N
26 28 31 2- 4- 7- 9- 11 14 16 18 21 23 25

Press 1 Press 2 Press 3 Press 4 Press 5 Press 6

Gambar 2. 1 Grafik Oil Losses

Pada PMKS Toili terdapat 6 buah mesin screw press pada


stasiun press. Masing-masing screw press memiliki kapasitas 15
ton/jam. Dengan kapasitas pengolahan pabrik 60 ton/jam
memerlukan screw press sebanyak 4 buah dan 2 diantaranya
dijadikan spare (cadangan) apabila terdapat kerusakan pada salah
satu alat tersebut.
Dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa masih
terdapat losses yang tinggi pada hasil pressan yang melebihi standar
dalam perusahan. Standar losses pada ampas press yang
ditetapkan pada perusahaan adalah 4,00%. Namun dari hasil

16
analisis diatas, persentase tingginya oil losses yang didapatkan yaitu
pada press 1 sebesar 4,85%, press 2 sebesar 4,48%, press 3
sebesar 4,80%, press 4 sebesar 4,48%, press 5 sebesar 4,95% dan
press 6 sebesar 4,84%. Hal ini menandakan bahwa kinerja mesin
pada press 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 di PMKS Toili kurang optimal dalam
mengolah minyak kelapa sawit. Beberapa mesin press di stasiun ini
telah mengalami keausan sehingga sering terjadinya penyumbatan
yang menyebabkan tingginya oil losses. Selain itu juga disebabkan
karena kurangnya pengontrolan tekanan dan steam pada mesin
srew press.

2.5 Pengendalian Losses


Pengendalian merupakan kegiatan untuk menjaga dan
mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat berjalan
baik dan sesuai dengan standar yang diharapkan. Dalam upaya
meminimalisasi oil losses yang terlalu tinggi maka perlu dilakukan
pengkajian terhadap penyebab-penyebab terjadinya masalah.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, masalah penyebab
tingginya oil loses di PMKS Toili PT. Kurnia Luwuk sejati dapat
dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu:
1. Bahan Baku
Brondolan yang keluar dari mesin digester masih ada bagian yang
kasar, diakibatkan oleh pelumatan yang kurang homogen sehingga
menyulitkan proses pengepresan.
2. Manusia
Faktor utama yang menyebabkan tingginya losses dalam
pengolahan minyak kelapa sawit di stasiun press adalah operator
mesin, yaitu operator kurang disiplin mengontrol tekanan dan
steam pada mesin. Sehingga menjadi penyebab tingginya losses.
3. Mesin
Mesin sangat berpengaruh terhadap proses produksi. Pada pabrik
ini kinerja mesin belum maksimal sehingga menjadi penyebab
losses pada stasiun press. Mesin pada stasiun ini sudah banyak
mengalami keausan yang menyebabkan kinerja mesin terganggu.
Adapun usulan pengendalian yang dapat dilakukan terhadap
masalah losses yang terjadi pada stasiun press adalah:
1. Operator harus mengontrol jalannya proses pada stasiun press
2. Melakukan perawatan terhadap mesin screw press secara berkala
3. Melakukan pembersihan terhadap press cage agar
pengekstraksian minyak optimal.
4. Melakukan pengecekan terhadap bahan baku sebelum masuk ke
sterilizer maka perlu penyortiran terhadap buah yang tingkat

17
kematangan tidak merata dan pemisahan antara buah yang sudah
masak dan buah yang belum masak.
5. Melakukan pengecekan terhadap bahan baku yang rusak agar
tidak terjadi oil losses yang tinggi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Pengelolahan kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan
yang menghasilkan minyak kelapa sawit. Kelapa sawit dikatakan
memiliki produksi yang efisien jika presentase oil losses (kehilangan
minyak) rendah. Namun, yang menjadi masalah sulitnya mencegah
terjadinya oil losses tersebut sehingga masih belum bisa di tiadakan.
Oil losses dapat terjadi karena beberapa faktor yang
mempengaruhinya, salah satu hal yang mungkin menjadi
penyebabnya yaitu karena faktor tekanan pada screw press dan
kinerja alat pada stasiun press. Jika tekanan (press) kecil, maka akan
menghasilkan kadar oil losses besar, sebaliknya jika penggunaan
tekanan (press) besar maka semakin tinggi biji kelapa sawit yang
pecah pada stasiun. Dan jika alat pada stasiun press mengalami
keausan maka akan menyebabkan proses pengepresan buah tidak
optimal yang pada akhinrnya membuat kerja mesin press menjadi
lebih berat sehingga terjadi oil losses.
Proses pengolahan kelapa sawit terdiri dari dua proses yakni
proses produksi dan proses pendukung
1. Proses produksi, terdiri dari
- Stasiun Penerimaan Buah
- Stasiun Perebusan
- Stasisun Tippler
- Stasiun Penebah (Threser)
- Stasiun Press
- Stasiun Klarifikasi
- Stasiun Nut dan Kernel
2. Proses Pendukung
- Water Treatment Plant (WTP)
- Stasiun Ketel Uap (Boiler)
- Engine Room
- Kontrol Proses (Laboratorium)
Adapun usulan pengendalian yang dapat dilakukan terhadap
masalah losses yang terjadi pada stasiun press adalah:
1. Operator harus mengontrol jalannya proses pada stasiun press

18
2. Melakukan perawatan terhadap mesin screw press secara berkala
3. Melakukan pembersihan terhadap press cage agar
pengekstraksian minyak optimal.
4. Melakukan pengecekan terhadap bahan baku sebelum masuk ke
sterilizer maka perlu penyortiran terhadap buah yang tingkat
kematangan tidak merata dan pemisahan antara buah yang sudah
masak dan buah yang belum masak.
5. Melakukan pengecekan terhadap bahan baku yang rusak agar
tidak terjadi oil losses yang tinggi

3.2 SARAN
Saran yang dapat saya berikan kepada perusahaan yaitu :
a. Semua alat pada stasiun press terutama pada digester dan press
seperti long dan short arm, bottom plate, press cage , screw press
harus tetap dikontrol untuk kelancaran proses.
b. Temperatur dan steam didalam mesin digester harus tetap dijaga
suhunya antara 90-950C
c. Settingan ampere dan tekanan hidrolik motor jangan ssering di
ubah-ubah, diubah apabila ampas hasil pengepresan basah.
d. Hasil feedback control harus tetap di pantau oleh operator stasiun
press, supervise proses, dan asisten proses sebagai acuan untuk
lebih baik.
e. Operator stasiun press harus mengisi logsheet stasiun press
secara real sehingga control dan penyelidikan menjadi lebih
mudah apalagi terjadi masalah oil losses yang tinggi pada hasil
keluaran mesin press
f. Tetap menjaga kebersihan dilingkungan stasiun terutama pada
mesin agar mesin tidak mudah mengalami keausan
g. Keamanan dan keselamatan kerja harus tetap diutamakan

19
DAFTAR PUSTAKA

Zakaria, R.P .2020. Perbaikan Mesin Digester Dan Press Untuk


Menurunkan Oil Losses Di Stasiun Press. Jurnal Pasti VII
(2) : 287-299
Eliza. Desniora. 2019. Analasisi Oil Losses Pada Stasiun Press
Dalam Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Dengan
Metode Statistical Procces Control (SPC) Di PT
Perkebunan Nusantara III PKS Rambutan Tebing Tinggi
Sumatera Utara. Majalah Ilmiah Teknologi Industri
(SAINTI) 16(2): 106-115
Irfan,R.2019. Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit PT.
Kurnia Luwuk Sejati. Laporan kerja Praktek.Luwuk.

20

Anda mungkin juga menyukai