Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH LAMANYA BUAH RESTAN TANAMAN KELAPA SAWIT

(ELAEIS QUINENNSIS JACQ) TERHADAP MUTU DAN KUALITAS


RENDEMEN MINYAK KELAPA SAWIT

Disusun Oleh :
ULVIRA
18180013

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
PADANG
2020
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman
perkebunan yang menjadi faktor penting dalam perekonomian rakyat,
penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa bagi negara. Kelapa sawit juga
mampu menghasilkan minyak nabati yang sering dimanfaatkan sebagai
bahan dasar untuk produkproduk industri (Balai Informasi Pertanian,
1990). Tingginya penggunaan minyak kelapa sawit membuat pengelola
perkebunan kelapa sawit mengembangkan perkebunan yang dikelolanya.
Mutu CPO dapat dilihat secara kuantitas dan kualitas. Produksi
buah dengan kuantitas baik akan menghasilkan rendemen CPO 23.2-
27.4% (Pahan 2006) dengan kadar asam lemak bebas (ALB) atau Free
Fatty Acid (FFA) < 3% (Mangoensoekarjo dan Semangun 2003).
Rendemen minyak yang tinggi didapatkan dengan cara mengolah buah
kelapa sawit yang matang (ripe), karena buah yang matang memiliki
kandungan minyak terbanyak (Rendemen minyak tinggi) dari pada jenis
atau kelompok mutu buah lainnya. Buah matang diperoleh dari kegiatan
panen atau potong buah sehingga mengharuskan pemanen untuk
mengutamakan memotong buah matang dengan jumlah paling banyak
(>98%) agar hasil ekstraksi minyak (rendemen CPO) tinggi.
Semakin tinggi kandungan FFA, maka semakin rendah kualitas
CPO. Pengaruh rendah atau tingginya FFA dan rendemen CPO terletak
pada mutu buah yang dipanen. Mutu buah yang baik akan menghasilkan
CPO dengan FFA rendah dan rendemen minyak yang tinggi. Buah yang
terlambat diolah akibat terlambat pengangkutan (restan) dapat
meningkatkan FFA,selain itu penanganan yang kasar juga dapat
meningkatkan laju FFA. Luka pada buah kelapa sawit akibat penanganan
yang kasar dapat menstimulasi konversi molekul minyak menjadi FFA
dengan laju yang sangat tinggi, sehingga kandungan FFA meningkat
dengan cepat(Mangoensoekarjo dan semangun 2003) .
Mutu buah yang buruk dapat meningkatkan kadar FFA secara
signifikan saat buah tersebut diolah menjadi CPO secara bersamaan. Ada
dua hal yang menyebabkan buruknya mutu CPO diantaranya 1)
terpanennya empty bunch oleh pemanen dan kemudian diangkut truk buah
hingga ke Loading ramp. 2) karena buah yang dipanen tidak dapat segera
diolah pada hari yang sama (terlambat angkut) sehingga mengalami
penundaan olah atau penimbunan baik dikebun maupun di loading ramp.
Dengan demikian mutu buah buruk yang diprediksi menyebabkan
rendemen CPO rendah.
Penurunan rendemen CPO secara signifikan disebabkan oleh
pengolahan buah yang bermutu buruk secara bersamaan. Setiap
pengolahan 1% buah bermutu buruk akan mengurangi rendemen minyak
sebesar 0.14% .
I.2 Rumusan masalah
Bagaimana pengaruh buah restan kelapa sawit (elaeis quinennsis jacq)
terhadap mutu dan kualitas rendemen minyak kelapa sawit ?

I.3 Tujuan Penelitian


Untuk menentukan seberapa besar pengaruh lama buah kalapa sawit restan
terhadap Kualitas dan mutu rendemen minyak kelapa sawit
I.4 Hipotesis Penelitian
Lamanya penundaan buah dapat meningkatkan kandungan FFA CPO
sebesar 0.94% setiap bertambahnya umur tunda 1 hari (24 jam)
I.5 Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh lama buah kalapa sawit restan terhadap
Kualitas dan mutu rendemen minyak kelapa sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Minyak Kelapa Sawit (CPO)
Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit adalah minyak
nabati edible yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit,
umumnya dari spesies Elaeis guineensis dan sedikit dari spesies Elaeis
oleifera dan Attalea maripa. (Reeves, 1979). Minyak kelapa sawit secara
alami berwarna merah karena kandungan betakaroten yang tinggi. Minyak
sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (Palm kernel oil ) yang
dihasilkan dari inti buah yang sama. Minyak kelapa sawit juga berbeda
dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos
Nucifera).
Minyak kelapa sawit kasar (Crude Palm Oil ) Merupakan minyak
kelapa sawit mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari proses
pengempaan daging buah kelapa sawit dan belum mengalami pemurnian .
minyak kelapa sawit biasanya digunakan untuk kebutuhan bahan pangan,
industry kosmetik , industri kimia, dan industry pakan ternak. Kebutuhan
minyak sawit 90% digunakan untuk bahan pangan seperti minyak goreng
margarin, Shortening, pengganti lemak kakao dan untuk kebutuhan
industry roti, cokelat, es krim, biscuit, dan makanan ringan.
Tabel 2.1 Komponen Penyusun Minyak Sawit

Komponen Komposisi (%)


Triglierida 95,62
Asam lemak bebas 4,00
Air 0,20
Phosphatida 0,07
karoten 0,03
Aldehid 0,07
Sumber : Gunstone (1997)

Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai


dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas
asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan
dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit
bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free
Fatty Acid) tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar
minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % FFA. Setelah
pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak
22,1 %  ‐  22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % ‐ 2,1 %
(terendah).
II.2 Buah Restan
Restan adalah buah kelapa sawit yang sudah dipanen namun tidak
terangkut kepabrik. Perusahaan kelapa sawit manapun pasti
menginnginkan nol restan dilapangan, artinya tidak ada buah yang
tertinggal dilapangan. Restan menjadi salah satu problem yang yang tidak
pernah selesai dan akan menjadi tantangan besar bagi anda sebagai Staff
dilapangan, Asisten maupun sebagai Askep Perkebunan.
Ada beberapa factor yang menyebabkan buah tidak terangkut ke
PKS (restan);
1. Kedisiplinan
2. Cuaca
3. Jumlah unit Pengangkut Buah
4. Kondisi Kendaraan Pengangkutan Buah
5. Akes Jalan
Berikut ini ada beberapa dampak yang mendasar dari buah restan :
1. Buah yang diangkut ke Pabrik mengalami penyusutan
2. Tingginya ALB (Asam Lemak Basah)
3. Mengurangi Rendemen
4. Penghasilan Karyawan Panen berkurang
Restan disebabkan oleh pengangkutan buah yang terlambat.
Keterlambatan tersebut terjadi karena jalan dan atau jembatan tidak dapat
dilalui truk buah (dump truck) serta waktu pengangkutan buah yang
kurang efektif. Kondisi jalan yang tidak dapat dilalui truk buah
dipengaruhi oleh faktor alam, yaitu curah hujan tinggi. Curah hujan
optimum (2000 mm tahun-1) sebagai syarat petumbuhan kelapa sawit
(Hartley 1967) telah dipenuhi di Talisayan 1 Estate (TSE 1), bersamaan
dengan hal tersebut pengelola kebun yang belum siap menjadikan jalan
dan jembatan yang cocok dengan berbagai cuaca (all weather road) akan
berpeluang lebih besar memproduksi buah restan.
Besarnya pengaruh restan bervariasi bergantung dari umur buah
restan, semakin lama buah terlambat angkut atau tertimbun akan semakin
memperburuk mutu buah sekaligus meningkatkan kandungan FFA dalam
CPO Kenaikan kandungan FFA akan bervariasi apabila buah restan
berasal dari buah mentah atau lewat masak, oleh karenanya penting
menyesuaikan faktor cuaca dengan prasarana kebun sehingga dapat
menekan restan.
Restan dapat menurunkan kualitas fraksi atau mutu buah
karenaterjadinya penundaan pengolahan buah baik di TPH maupun di
loading ramp PKS (Hidayat 2009).

25.6 x Normalitas NaOH x Vol. Titrasi NaOH


FFA (%) =
Gram sampel CPO
II.3 Menghitung Rendemen
2.3.1 Definisi
Definisi rendemen kelapa sawit, yaitu perbandingan jumlah antara
minyak kelapa sawit kasar atau CPO yang diproduksi dalam setiap
kilogram TBS. Dalam satu kilogram buah kelapa sawit perlu diketahui
seberapa besar rendemennya. Terdapat rumus yang dipergunakan untuk
menghitung rendemen dari kelapa sawit dalam sebuah pabrik. Yaitu, RKS
= (CPO/TBS) x 100%. RKS merupakan persentase rendemen kelapa sawit
dengan satuan dalam persen (%). CPO merupakan jumlah atau kuantitas
dari Crude Palm Oil yang diproduksi dengan satuan dalam kilogram (kg).
TBS merupakan jumlah atau kuantitas dari Tandan Buah Segar yang
dilakukan pengolahan dengan satuan dalam kilogram (kg).

2.3.2 Proses Perhitungan Rendemen dari Kelapa Sawit


Pabrik minyak kelapa sawit harus menyediakan tim atau orang-
orang yang ahli dalam melakukan perhitungan rendemen minyak kelapa
sawit. Sehingga pabrik dalam sekali produksi dapat mengetahui berapa
persen rendemen yang dihasilkan. Telah diketahui rumus
dasar rendemen untuk minyak kelapa sawit. Untuk menghitungnya, maka
akan diberikan contoh perhitungan sebagai berikut.
Misalnya dinyatakan terdapat sebuah pabrik produksi minyak
kelapa sawit melakukan pekerjaan mengolah Tandan Buah Segar 300.000
kg dalam sehari. Untuk jumlah dari minyak kelapa sawit mentah yang
berhasil diproduksi oleh pabrik tersebut adalah 50.000 kg dalam sehari.
Dari data pabrik minyak kelapa sawit tersebut, berapa besar rendemen
yang ada? Kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui besar
rendemen pabrik kelapa sawit tersebut berdasar rumus yang sudah
disebutkan sebelumnya.
Penyelesaian soal diketahui Tandan Buah Segar (TBS) sebesar
300.000 kg/hari. Untuk Crude Palm Oil (CPO) sebesar 50.000 kg/hari.
Lalu berapakah RKS pabrik tersebut? Cara termudah adlaah dengan
memasukkan angka-angka tersebut dalam rumus RKS = (CPO/TBS) x
100%. Maka, RKS = (50.000/300.000) x 100% = 16,67%. Dan
diperolehlah rendemen yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit sebesar
16,67%.
2.3.3 Tujuan Mengetahui Rendemen dari Minyak Kelapa Sawit
Tujuan sebuah pabrik minyak kelapa sawit adalah untuk
meningkatkan produktivitas. Selain itu, dengan perhitungan dari rendemen
tersebut, pabrik minyak kelapa sawit dapat menentukan mutu minyak.
Dalam hal ini, sistem pengendalian mutu juga dapat dilakukan dengan
mengetahui besarnya rendemen dari minyak kelapa sawit. Pengendalian
mutu minyak kelapa sawit terkait dengan kualitas. Jika tidak dikendalikan,
maka mutu dari minyak kelapa sawit menjadi tidak konsisten. Kadang
memiliki mutu yang baik dan kadang tidak. Jika demikian, tidak hanya
akan membahayakan pabrik, pekerja pabrik, namun juga konsumen.
Sehingga tidak sekadar tahu, karena perhitungan rendemen pabrik kelapa
sawit juga untuk mengukur kualitas pabrik dalam memproduksi minyak
kelapa sawit.

III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Mutu Produksi dilihat dari terpenuhinya rendemen CPO minimal
sesuai standar perusahaan (23-24%) dan kandungan FFA dalam CPO
<3%.
2. Kelompok mutu buah buruk yang terpanen dan diolah di Pabrik
pengolahan kelapa sawit dapat meningkatkan kandungan FFA
sekaligus menurunkan rendemen CPO olahan.
3. Penurunan rendemen CPO adalah sebesar 0.14% Jika terdapat 1%
buah bermutu buruk yang terdapat pada seluruh TBS yang diolah.
4. Mutu buah yang buruk dipengaruhi oleh lamanya penundaan buah
untuk diolah restan, baik saat buah berada pada pokok kelapa sawit,
ditempat pengumpulan hasil (TPH) maupun di Loading ramp PKS.
5. Lamanya penundaan buah dapat meningkatkan kandungan FFA CPO
sebesar 0.94% setiap bertambahnya umur tunda 1 hari (24 jam)

DAFTAR PUSTAKA
Mangoensoekarjo, S., Semangun, H. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.
Mangoensoekarjo S, Tojib A.T, editor. Yogyakarta (ID). Gajah Mada
University Pr.
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Penebar Swadaya

Hartley, C.W.S. 1967. The Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.). London (GB):
Longman Group Limited.

Hidayat, M.A. 2009. Analisis konsistensi mutu dan rendemen crude palm oil
(CPO) di pabrik kelapa sawit Tanjung Seumantoh PTPN I Nanggroe Aceh
Darussalam skripsi. Sumatera Utara (ID): Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai