Anda di halaman 1dari 12

PANEN KELAPA SAWIT

A. PENDAHULUAN
Kegiatan Panen atau pekerjaan potong buah di tanaman Kelapa sawit merupakan
kegiatan yang penting pada pengelolaan Tanaman Menghasilkan
( TM) Kelapa sawit. Produktivitas Kelapa sawit berhubungan dengan Bahan tanam
dan Pemeliharaan Tanaman, selain itu panen Kelapa sawit berhubungan dengan
kualitas buah yang dihasilkan karena berpengaruh terhadap kualitas hasil CPO
atau minyak kelapa sawit yang dihasilkan oleh Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

Untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi harus di hindarkan kehilangan


produksi di lapangan, antara lain:
- Memanen Buah Mentah
- Buah masak yang tidak di panen atau masih tinggal di pohon
- Brondolan tidak terkutib
- Buah dan brondolan yang hilang akibat di curi oleh orang

B. PERSIAPAN PANEN
1. Lokasi Panen/Blok Panen
a. Pembagian Blok Panen
Blok panen diatur menjadi 6 Blok/bagian, sehingga rotasi panen diatur
tiap 1 (Satu) Minggu sehingga dalam 1 Bulan terdapat 4 rotasi panen dalam
1 Blok.

Blok panen disusun secara berurutan atau berdampingan dengan tujuan,


antara lain:
- Meningkatkan prestasi Pemanen
- Memudahkan Tenaga Panen pindah dari Blok satu ke Blok lainnya.
- Mempermudah kontrol panen
- Mempermudah dalam transport buah

b. Luas Blok Panen


Pembagian luas masing-masing Blok Panen tergantung dari keadaan
topografi lahan dan ouput pemanen, sehingga dalam satu Blok Panen tidak
selalu sama luas Ha nya

2. Kebutuhan Tenaga Panen


Jumlah tenaga panen didasarkan produksi buah dan prestasi pemanen

Jumlah tenaga = Total luas panen (Ha) x Produktivitas (Ton)


Prestasi panen (Ton)x48(rotasi panen 1 tahun)xBlok Panen (6)

BGA-XI/Page 1 of 12
3. Peralatan Panen
Jenis dan peralatan panen yang digunakan, antara lain:

No Jenis Spesifikasi Penggunaan


1 Dodos kecil Lebar mata : 8 Cm Untuk potong buah
Lebar tengah: 7 Cm umur 3-4 thn
Panjang : 18 Cm
2. Dodos besar Lebar mata : 14 Cm Untuk potong buah
Lebar tengah: 12 Cm umur 5-8 thn
Panjang : 18 Cm

3. Pisau egrek Panjang pangkal: 20 Cm Untuk potong buah


Panjang pisau : 45 Cm > 9 thn
Sudut lengkung: 135 derajat
4. Batu asah Untuk mengasah
Dodos & egrek
5. Bambu egrek panjang disesuaikan dgn Gagang pisau egrek
tinggi tanaman
6. Angkong Untuk mengeluarkan
TBS keTPH
7. Arit kecil Untuk membuang
Buah/tunas pasir
8. Ganco Besi beton yg melengkung Untuk mengangkat
dan runcing pada ujungnya ke Angkong

9. Kapak Untuk memotong


gagang Buah
terlalu panjang
10. Tojok Besi pipa dgn panjang 1,5 m Untuk mengangkat TBS
runcing pd ujungnya, ke alat transport
pd pangkalnya dibentuk spt
huruf T
11 Tali nilon Untuk pengikat
egrek
12. Karung eks pupuk Untuk wadah/alas
brondolan

4. Sistem Panen
Sistem Panen yang dilakukan adalah dengan menggunakan Sistem Hanca
Tetap, yaitu : Setiap pemanen mempunyai hanca panen yang sama atau tetap
dengan luasan tertentu dan harus diselesaikan pada hari yang sudah
ditetapkan.

a. Keuntungan :
- Setiap Pemanen mempunyai tanggung jawab terhadap hanca yang di

BGA-XI/Page 2 of 12
panen.
- Memudahkan kontrol dalam pelaksanaan panen buah
- Dapat meningkatkan output pemanen
- Pemanen dapat melakukan pekerjaan Tunas Pokok secara terpadu dengan
pelaksanaan panen buah.

b. Kekurangan :
- Bila ada pemanen yang tidak hadir maka Hanca Panen akan dilakukan
panen buah oleh pemanen lainnya, sehingga akan menyebabkan kualitas
tanggung jawab Hanca Panen menjadi turun.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka Mandor Panen mempunyai
prioritas utama dalam pengawasan di lokasi tersebut.

5. Mutasi dari TBM ke TM


Masa mutasi dari TBM ke TM merupakan masa yang perlu mendapat
Perhatian oleh Staff Agronomi Kebun karena pada masa tersebut merupakan
masa perubahan pekerjaan dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) menjadi
Tanaman Menghasilkan (TM).

Dalam kurun waktu 36 bulan (masa TBM) merupakan masa persiapan


untuk mencapai Produktivitas Buah secara maksimal, meliputi: pemeliharaan
tanaman pada masa TBM, kastrasi dan sanitasi, persiapan sarana dan
prasarana menjelang TM.

a. Syarat-syarat:
- Kerapatan panen 50 %, yaitu: Dalam 1 Blok Panen tanaman yang dapat di
lakukan potong buah mencapai 50% dari Luas Blok Panen.
- Berat Janjang Rata-rata (BJR) Buah rata-rata > 3 Kg

b. Persiapan :
- Pembuatan Tempat Penampungan Hasil (TPH), tiap baris tanaman (3
pasar pikul).
- Kebutuhan tenaga panen harus dipersiapkan dan diberi pelatihan tentang
kriteria buah yang akan di panen.
- Peralatan dan sarana panen harus sudah dipesiapkan dan di cek jumlah
dan jenis nya sesuai dengan jumlah pemanen.

6. Penimbangan Berat Janjang Rata-rata (BJR rata-rata)


a. Dasar
Berat Janjang rata-rata Tandan Buah Segar setiap bulan akan berubah-
ubah sesuai dengan pemeliharaan tanaman dan umur tanaman.

b. Tujuan
- Untuk mengetahui Berat Janjang Rata-rata Tandan Buah Segar yang
dihasilkan dalam 1 Blok.
- Untuk mengetahui potensi produksi buah dalam 1 Blok berdasarkan
kondisi tanah dan umur tanaman.
- Dapat dipakai sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui pemeliharaan

BGA-XI/Page 3 of 12
tanaman.
c. Pelaksanaan
- Alat yang digunakan : Timbangan 100 Kg, Karung eks pupuk, Tali
nylon untuk mengikat karung, alat tulis.
- Buah ditimbang setiap bulan sesuai dengan urutan Blok-blok yang akan
di panen.
- Buah yang ditimbang berdasarkan sample/contoh tiap Blok, jumlah
buah yang di timbang adalah masing-masing 100 janjang/Blok
atau
10% dari perkiraan Jumlah janjang yang di panen hari tersebut.
- Penimbangan dilakukan di TPH/lokasi oleh Petugas khusus.
- Buah ditimbang bersamaan dengan brondolan yang dipanen.
- Penimbangan dilakukan seluruh Blok yang dipanen pada hari tersebut.

d. Organisasi
- Dalam 1 Tim Petugas Penimbang BJR terdiri 3 orang (tukang catat = 1
orang dan tukang angkat buah = 2 orang).
- Petugas Penimbang BJR harus dipilih Tenaga Kerja yang jujur dan
dapat
dipercaya.

e. Administrasi
- Hasil Penimbangan BJR harus dilaporkan dan dievaluasi setiap Bulan,
Data hasil tersebut dikirim ke Kantor Kebun/Kantor Besar.
- Dengan mengetahui perkembangan BJR bulanan tiap Blok maka dibuat
grafik perkembangan BJR setiap bulannya yang selanjutnya dapat
dipakai sebagai bahan evaluasi untuk pengambilan keputusan.

7. Taksasi Panen
a. Dasar
Taksasi Panen adalah jumlah buah yang akan di panen pada periode
berikut nya untuk dikirim ke Pabrik.

b.Tujuan
- Untuk mengetahui produksi harian pada periode berikut nya
- Untuk menentukan kebutuhan Truk pengangkut buah
- Untuk menentukan jumlah tonase buah yang akan di olah PKS

c.Pelaksanaan
- Menentukan pohon contoh sebanyak 5 (lima) baris tanaman tiap Blok
Tanaman, penentuan pohon contoh dilakukan secara acak dan dibuat
secara sistematis.
- Jumlah pohon contoh adalah: 1 baris = 34 pohon,
maka jumlah pohon contoh= 5 x 34 = 170 pohon
- Dalam barisan tanaman dapat diketahui jumlah pohon contoh untuk
taksasi buah.

BGA-XI/Page 4 of 12
- Setiap pohon contoh kita hitung buah yang akan di panen untuk
periode berikutnya.
- Tenaga Taksasi dipilih Tenaga yang tetap (tidak berganti-ganti), dapat
dipercaya dan jujur, Tenaga Taksasi dalam 1 Tim terdiri dari 2 orang.
- Setiap bulan menimbang BJR setiap Blok Tanaman, sehingga dapat
diketahui berat/tonase buah nya.

d. Administrasi
- Jumlah tanaman yang terdapat buah di panen pada periode berikutnya
di prosentase dengan jumlah tanaman dalam 1 Blok.

Taksasi = Jumlah tanaman dalam 1 Blok (30 Ha)


(Kg) ---------------------------------------------- x Jumlah Buah x BJR
Jumlah pokok sensus

Keterangan:
* Jumlah tanaman dalam 1 Blok = 4.080 pokok
* Jumlah pokok sensus = 170 pokok
* Jumlah Buah = 34 Janjang
* BJR (bulan sensus) = 10 Kg
Taksasi panen = 4.080
-------- x 34 x 10 Kg
170
= 8.160 Kg

7. Sensus Produksi
a. Tujuan
- Untuk mengetahui produksi tiap semester, sehingga dapat diketahui
estimasi/perkiraan produksi selama 1 semester.

b. Pelaksanaan
- Dilakukan tiap semester, bulan Juni dan Desember
- Dalam 1 blok (30 Ha) diambil pohon contoh 10 % dari luas Blok
- Buah yang dihitung adalah buah yang sudah menampakkan bakal
Buah.
- Buah dihitung berdasarkan panen 6 bulan berikut nya, sehingga dapat
dihitung panen dari bulan I sampai dengan bulan VI
- Petugas sensus berjalan searah barisan tanaman dan sesuai dengan
pasar pikul.
- Tenaga Kerja dipilih dari tenaga yang telatih (mengetahui kriteria buah
masak), dapat dipercaya dan jujur, dalam 1 Tim terdiri dari 2 (dua)
petugas sensus.

c. Administrasi
- Hasil Sensus poduksi tersebut dibandingkan dengan budget produksi
setiap bulan nya.
- Berdasarkan hasil sensus produksi selama 1 semester, dapat dibuat

BGA-XI/Page 5 of 12
rencana panen buah setiap bulannya.
- Dengan mengetahui hasil sensus produksi maka dapat direncanakan
Prasarana panen setiap bulannya.
8. Panen satu Paket
Perhitungan upah potong Buah dan pengutipan brondolan dilakukan
dalam satu paket dalam satu waktu, pada umum nya pelaksanaan nya
dilakukan dengan sistem Keluarga atau family, artinya Potong
buah
dilakukan oleh Laki-laki sedangkan pengutipan brondolan dilakukan oleh
istrinya.
a. Tujuan
- Untuk meningkatkan tanggung jawab pemanen terhadap Hanca Panen
nya.
- Memudahkan pengawasan terhadap kualitas buah yang di panen dan
Kebersihan Hanca Panen.
- Meningkatkan ouput pemanen, karena pemanen dapat melakukan
potong buah secara optimal sesuai dengan kriteria buah matang
b. Pelaksanaan
- Pekerjaan Panen Satu Paket dikerjakan dengan sistem Keluarga, yaitu:
Pekerjaan potong buah dilakukan oleh Laki-laki

9. Panen Hari Minggu/Libur


a. Tujuan :
- Untuk menyeimbangkan rotasi panen sesuai Hanca panen yang telah
ditetapkan (6-7 hari), karena berpengaruh terhadap kualitas buah
(menghindari buah lewat matang)
- Untuk mengantisipasi kekurangan tenaga panen, akibat adanya
kegiatan yang dilakukan di luar pekerjaan panen sehingga tenaga
panen yang seharus nya cukup untuk menyelesaikan sesuai Hanca
Panen menjadi tidak dapat diselesaikan sesuai dengan ditetapkan.

b. Pelaksanaan:
- Pekerjaan panen sesuai dengan kriteria panen buah yang sudah
Ditetapkan.
- Menyelesaikan Hanca Panen yang mempunyai umur panen yang lama
terlebih dahulu.
- Administrasi pembayaran upah panen dilakukan secara tunai
(kontanan) dan dibayar 2 (dua) kali lipat dibanding hari biasa.
Daftar Upah dibuat secara terpisah dengan Daftar Upah Panen Harian

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan:


- Pelaksanaan Panen Hari Minggu/Libur diusahakan untuk dihindari
karena pelaksanaan nya membutuhkan biaya yang tinggi dan
pengawasan yang ketat.
- Mengantisipasi terhadap pencurian buah, karena panen hari Minggu
sulit dalam pengawasan nya.

BGA-XI/Page 6 of 12
C. KRITERIA MATANG PANEN

1. Parameter Matang Panen:


a. Jumlah Brondolan Lepas: Buah yang dipanen berdasarkan jumlah
brondolan
yang lepas dari Tandan Buah Segar, Sebagai pedoman adalah 2 (dua)
brondolan tiap Kg Janjang,

misal: BJR rata-rata = 10 Kg maka kriteria buah matang nya adalah 20


brondolan lepas untuk tiap Janjang.

b. Perubahan Warna Buah: Perubahan warna buah dari hitam menjadi


orange/
kuning atau warna merah menkilap

Kriteria Matang Buah

Fraksi Panen Kriteria matang buah Tingkat Kematangan

00 - Buah luar warna hitam/hijau


- Tidak ada buah memberondol Sangat mentah
0 - Buah warna hitam kemerahan
- Buah luar memberondol 1 - 12,5 % Mentah
1 - Buah warna hitam kemerahan
- Buah luar memberondol 12,5 – 25 % Kurang Matang
2 - Buah warna Merah mengkilap
- Buah luar memberondol 25 – 50 % Matang
3 - Buah warna Orange
- Buah luar memberondol 50 – 75 % Matang
4 - Buah berwarna dominan orange
- Buah luar memberondol 75 – 100 % Lewat Matang
5 - Buah bagian dalam ikut memberondol Lewat Matang/
Busuk

2. Kriteria Panen
a. Tandan Buah Segar (TBS)
- Buah yang masak harus dipanen, tidak boleh ditinggal di pohon
- Gagang Buah harus dipotong rapat (mepet), pemotongan gagang dengan
bentuk huruf V atau istilahnya cangkem kodok
- Janjang di kumpulkan di TPH dengan menyusun, secara berjajar tiap 5
(lima) Janjang
b. Brondolan
- Semua brondolan harus dikumpulkan, dan tidak boleh tinggal di Hanca
panen
- Brondolan dikumpulkan di TPH, dengan cara ditumpuk dan diberi alas
Goni eks pupuk supaya memudahkan penanganan ke alat transport dan

BGA-XI/Page 7 of 12
tidak terkontaminasi dengan kotoran atau sampah.
- Untuk menghitung jumlah Kg brondolan, maka harus di kalibrasi untuk
setiap tumpukan

c. Cabang/Pelepah daun
- Cabang/Pelepah daun harus dipotong mepet dengan batang kelapa sawit
- Cabang kering, sengkleh dapat dipotong
- Cabang/pelepah daun yang sudah dipotong disusun secara memanjang di
gawangan mati

3. Kualitas Hasil Panen


- Buah yang di panen Mutlak sesuai dengan kriteria buah matang
- Buah yang sudah dilakukan potong buah segera diangkut ke PKS hari itu
juga, hindari buah yang tinggal di lapangan/TPH (Buah restan).
- Agar dihindari untuk meletakkan brondolan di dalam karung dalam waktu
yang lama, karena akan menyebabkan penurunan kualitas brondolan.
- Tidak diperkenankan mengirim buah busuk atau brondolan busuk ke PKS
- Untuk menjaga kualitas buah yang di panen dapat konsisten maka sistem
premi dan denda kepada karyawan harus dijalankan secara konsekwen

4. Inspeksi Panen
a. Tujuan
- Untuk mengetahui hasil pemeriksaan setelah dilakukan potong buah
oleh Pemanen. Bila terdapat penyimpangan kriteria Panen, maka
diterapkan denda kepada Pemanen
- Untuk mengetahui kondisi Hanca Panen setelah dilakukan potong
Buah.
- Untuk mengetahui hasil pengawasan yang dilakukan Mandor Panen,
karena yang bersangkutan tidak hanya bertanggung jawab terhadap
kualitas buah yang di panen tetapi ikut bertanggung jawab terhadap
Hanca Panen.
Dengan Hanca Panen yang baik maka produktivitas buah dan kualitas
buah yang di hasilkan dari lokasi tersebut akan menjadi baik.

b. Pelaksanaan
- Dilakukan 1 (satu) hari setelah dilakukan panen buah
- Lokasi Hanca Panen dilakukan secara acak pada Pemanen tertentu
- Dilakukan oleh Assisten, Askep, Manager dengan Mandor Panen pada
lokasi Hanca panen yang diperiksa.
- Obyek yang diperiksa adalah sesuai dengan sistem denda

a. Administrasi
- Pelaksanaan Inspeksi Panen dilakukan secara rutin minimal 20 kali tiap
bulan dengan pencatatan secara tertib dan teratur
- Adminitrasi tersebut dapat dijadikan dasar untuk melakukan denda
kepada Pemanen.

BGA-XI/Page 8 of 12
D. ORGANISASI PANEN
1. Mandor Panen
- Jumlah pemanen per mandoran 15 – 20 orang
- Menentukan hanca panen sesuai dengan rotasi panen
- Mengawasi pemanen untuk memastikan semua buah masak dipanen,
tidak ada buah masak yang tinggal di pohon
- Memastikan semua buah yang di panen di bawa ke TPH
- Memastikan semua brondolan terkutib, tidak ada yang tinggal di ketiak
daun atau di piringan dan pasar pikul
- Memastikan semua Buah dan Brondolan diangkut oleh Transportir, tidak
ada tercecer
- Mengisi administrasi buku hasil potong buah, setiap selesai panen

2. Mandor I
- Mengkoordinasikan Mandor Panen dan membantu Asisten dalam
pengawasan Panen buah
- Melakukan inspeksi kualitas buah yang di panen dan melaporkan kepada
Assiten setiap hari.
- Membuat Laporan Rotasi Panen, Kualitas buah dan Jumlah Buah yang di
panen tiap Blok/tahun tanam
- Membantu evaluasi Blok Panen dan melaporkan kepada Assisten

3. Krani panen
- Mencatat jumlah janjang dan brondolan yang di panen sesuai dengan
Nama Pemanen serta mencatat jumlah janjang dan brondolan sesuai
dengan blok yang di panen
- Setiap janjang dan brondolan di catat sesuai dengan mutunya, bila tidak
sesuai dengan kriteria mutu buah maka dilakukan denda untuk sesuai
dengan tingkat kesalahannya.
- Hasil pencatatan admnistrasi buah harus dilaporkan kepada Assisten
setiap hari

4. Krani Transport
- Mencatat jumlah janjang dan brondolan yang diangkut ke Transport/Truk
- Memastikan janjang dan brondolan di semua Blok Panen terangkut oleh
Transport/Truk

E. TATA CARA PANEN BUAH


1. Semua pemanen harus tiba di Hanca panen jam 06.30 pagi
2. Mandor panen menentukan Hanca Panen untuk tiap pemanen, bila panen
buah dengan sistem hanca tetap maka Mandor memastikan semua Hanca
sudah ada pemanennya, bila Pemanen tidak hadir maka Mandor wajib
mencari Pemanen pengganti.
3. Setiap Pemanen meyiapkan semua peralatan panen, sebelum masuk ke
Hanca panen.

BGA-XI/Page 9 of 12
4. Memotong cabang/pelepah yang menyangga buah yang akan di potong,
tidak boleh melakukan potong buah tanpa memotong pelepah daun.
5. Semua brondolan yang terselip dan di ketiak pelepah daun harus diambil,
tidak ada Brondolan yang tertinggal di Hanca Panen, brondolan
dimasukkan dalam karung eks pupuk dan dibawa dengan Angkong ke TPH
6. Cabang/pelepah daun yang telah dipotong, disusun di gawangan mati
sejajar dengan baris tanaman.
7. Gagang buah dipotong secara mepet, sesuai dengan huruf V atau cangkem
kodok
8. Janjang diangkut ke TPH dengan menggunakan Angkong
9. Mandor Panen mengatur Pemanen supaya dapat agar mengeluarkan buah
ke TPH secara bersama-sama dan secepatnya, sehingga memudahkan
dalam pencatatan administrasi dan transport buah.
10.Setelah Pemanen mengeluarkan Buah di TPH, maka Janjang disusun rapi
secara berjajar tiap 5 Janjang dan diberi tanda atau nomer .
11.Sedangkan brondolan dikeluarkan dari karung eks pupuk dan diletakkan di
TPH, brondolan diberi alas karung eks pupuk, supaya tidak tercampur
dengan kotoran atau sampah.

F. SISTEM PREMI POTONG BUAH


1. Dasar Premi Potong Buah
a. Untuk meningkatkan Ouput Panen, karena bila mendapatkan hasil
diatas basis akan mendapatkan pendapatan yang progresif sesuai
dengan sistem Premi yang telah ditetapkan.
b. Buah yang di panen mempunyai kualitas yang stabil atau konsisten,
karena pemanen akan hati-hati dalam menerapkan dalam memanen
sesuai dengan criteria panen.
c. Golongan Panen karena Kondisi Blok tanaman yang berbeda-beda,
berdasarkan Ketinggian Tanaman dan Topografi. Penghitungan
Golongan Panen dilakukan tiap Semester.
d. Sistem Premi disertai sanksi atau denda, sesuai dengan kriteria kualitas
Buah yang di panen
e. Sistem Premi harus menarik bagi Pemanen, untuk merangsang
Pemanen meningkatkan Jumlah Janjang yang di Panen.
f. Dengan adanya Premi Potong Buah, maka Lembur dihilangkan.

2. Sistem Standart Premi Potong Buah


a. Premi potong buah berdasarkan Jumlah Janjang, sedangkan untuk
menentukan Ouput Kg Pemanen harus diketahui Buah Janjang Rata-
rata (BJR)
b. Premi Potong Buah harus sama untuk semua Kebun sesuai dengan
Golongan Panen
c. Premi Brondolan tidak ada
d. Premi Mandor, Mandor I, Krani Panen berdasarkan dari rata-rata Premi
Pemanen, sedangkan Premi Tukang Angkut berdasarkan Jumlah Tonase
yang diangkut.

BGA-XI/Page 10 of 12
e. Dasar pemberian Denda bagi Pemanen adalah supaya Pemanen tetap
memperhatikan Kualitas Buah yang di Panen dengan tetap Output
Pemanen yang tinggi.
Sistem Denda berlaku juga bagi Mandor, Mandor I, dan Krani Panen

PREMI POTONG BUAH

PEMANEN
Premi Potong Buah

Golongan Ketinggian Basis Premi Premi Lebih Premi


Lebih
Panen Tanaman Datar Bukit Basis Basis I Basis II
(Mtr) (Jjg) (Jjg) (Rp) (Jjg) (Rp) (Jjg) (Rp )
0 <5 125 105 1.500 35 3.000 30 5.000

I 5–6 110 90 1.500 30 3.000 25 5.000

II 6,1 – 7 85 75 1.500 25 3.000 20 5.000

III 7,1 – 8 70 60 1.500 20 3.000 15 5.000

IV 8,1 – 9 55 45 1.500 15 3.000 10 5.000

V 9,1 – 10 40 30 1.500 10 3.000 5 5.000

VI >10 25 20 1.500 5 3.000 5.000

Denda Potong Buah

1. Memanen Buah Mentah tiap Janjang Rp.1.000,/janjang


2. Meninggalkan Buah Masak
di pohon Rp. 1.000,-/janjang
3. Meninggalkan Buah Masak di Hanca Rp. 1.000,-/janjang
4. Tidak mengatur Buah di TPH Rp. 750,-
5. Gagang panjang Rp. 250,-/janjang
6. Salah potong Pelepah/cabang, cabang sengkleh
cabang tidak disusun Rp. 1.000,-/pohon
7. Brondolan tinggal di piringan atau di Pasar pikul Rp. 1.000,-
8. Meletakkan brondolan tanpa alas di TPH Rp. 500,-

SUPERVISI
Premi

BGA-XI/Page 11 of 12
1. Mandor Panen
1,5 x Rata-rata premi Pemanen yang diawasi

2. Mandor I
1,5 x Rata-rata Premi Mandor Panen yang dibawahi

3. Krani Panen
1,25 x Rata-rata Premi Pemanen yang di Mandoran

4. Krani Transport
Berdasar Basis Jumlah Tonase , kelebihan Tonase yang diangkut oleh
Transport atau Truk merupakan Premi

DENDA
1. Mandor Panen
- Premi dipotong 10 % per Hari bila ditemukan kesalahan oleh Assisten,
Askep, Estate Manager

2. Mandor I
- Premi dipotong 10 % per Hari bila ditemukan kesalahan oleh Assisten,
Askep, Estate Manager

3. Krani Panen
- Premi dipotong 10 % per Hari bila ditemukan kesalahan oleh Assisten,
Askep, Estate Manager

4. Krani Transport
- Selisih Janjang antara Kebun dan Pabrik max 1 %, premi dipotong 10 %

BGA-XI/Page 12 of 12

Anda mungkin juga menyukai