Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manajemen Weeding pada
Areal Replanting dan Immature Oil Palm”. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah
satu syarat dalam Field Assistant Assessment Program di PT. Tolan Tiga Indonesia (Sipef Group).
Penyelesaian makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa
1. Bapak H. Ir. Suwandi selaku Manager Training di PT. Tolan Tiga Indonesia
6. Rekan seperjuangan FAT, MAT dan OAT PT. Tolan Tiga Indonesia Tahun 2018
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada penulisan makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun ke arah penyempurnaan
sehingga dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Beatrix Blandina
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Perumusan Topik
Ruang Lingkup
Referensi
Tugas dan Tanggung Jawab
2. PROSEDUR PELAKSANAAN
2.1 Perencanaan & Persiapan :
Budget
Program Kerja
Pengaturan Waktu
Bahan dan Alat
Administrasi
2.2 Pelaksanaan
2.3 Koordinasi
3. ADMINISTRASI
7. LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang bernilai negatif apabila tumbuhan tersebut
merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Gulma juga diartikan sebagai
tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya atau tumbuhan selain tanaman utama
yang dibudidayakan dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif. Gulma merupakan
tumbuhan yang dapat menghambat pertumbuhan dari budidaya tanaman sehingga
pengendaliannya harus dilakukan dengan sesuai dan tepat.
Pengendalian gulma (weeding) dapat didefenisikan sebagai proses membatasi
pertumbuhan gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif
dan efisien. Pengendalian gulma tidak ditujukan untuk meniadakan sama sekali keberadaan
gulma di area perkebunan. Keberadaan gulma di tempat yang semestinya akan memberikan
manfaat secara agronomi dan dapat mendorong pertumbuhan tanaman secara optimal.
Jika gulma tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan kerugian seperti, kehilangan
produksi, terjadi kompetisi penyerapan unsur hara, menghambat pertumbuhan tanaman,
menghambat pekerjaan harian, serta biaya perawatan rutin meningkat.
Klasifikasi gulma berdasarkan morfologinya dijelaskan sebagai berikut :
o Gulma berdaun sempit / Rerumputan (Grasses)
Daun menyerupai pita, batang tanaman beruas-ruas, tumbuh tegak atau menjalar. Gulma
golongan ini kebanyakan berasal dari famili Graminae (Poaceae). Contoh :
Axonopus compressus, Cynodon dactylon, Eleusine indica, dsb.
o Gulma teki-tekian (Sedges)
Gulma jenis ini mirip dengan gulma rumput, namun memiliki penampang lintang batang
berbentuk segitiga membulat dan tidak berongga. Memiliki umbi batang di dalam tanah,
daun berurutan sepanjang batang dalam tiga baris. Mencakup semua anggota Cyperacea.
Contoh : Cyperus rotundus, Cyperus compressus, Cyperus kyllingia, dsb.
o Gulma berdaun lebar (Broad Leaves)
Bentuk daunnya melebar, tanaman tumbuh tegak atau menjalar. Kompetisi terhadap
tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh : Ageratum conyzoides,
Mikania micrantha, Borreria latifolia, dsb.
o Gulma pakis-pakisan (Ferns)
Gulma jenis ini pada umumnya berkembang biak dengan spora dan berbatang tegak atau
menjalar. Contoh : Nephrolepis biserrata, Stenochlaena palustris, Dicranopteris linearis,
dsb.
PT. Agro Kati Lama South memiliki areal dengan jenis gulma yang berbeda-beda,
sehingga cara penanganan dan racun yang diberikan pun berbeda pula. Secara umum, pekerjaan
weeding dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan metode kerjanya yaitu secara manual dan
kimiawi. Berikut dijelaskan metode pengendalian gulma secara umum di areal replanting dan
immature :
Replanting
- Blanket Spraying
Penyemprotan seluruh permukaan tanah secara total untuk mengendalikan gulma yang
ada di areal replanting
- Purification spraying
Penyemprotan gulma yang tumbuh di antara Legum Cover Crop (pemurnian Mucuna)
- Weeding Cover Crop
Mengendalikan gulma yang tumbuh di antara LCC secara manual dengan mendongkel
atau mencabut gulma pengganggu
Immature
- Circle Weeding
Membersihkan gulma yang tumbuh di seputaran piringan secara manual dengan
menggaruk atau mencabut gulma tersebut
- Creeper Weeding
Membuang rayutan yang ada pada tanaman kelapa sawit dan telah menjalar atau melilit
ke batang maupun pelepah tanaman
- Selective Weeding
Menekan pertumbuhan gulma berkayu secara manual menggunakan cangkul agar akar
gulma tersebut ikut terbongkar
- Circle and Path Spraying
Mengendalikan pertumbuhan gulma yang ada di seputaran piringan kelapa sawit dan di
pasar pikul dengan menyemprotkan herbisida
- Spot Spraying Lallang
Menekan pertumbuhan gulma lalang yang terdapat pada areal secara kimiawi
- Selective Spraying
Menekan pertumbuhan gulma tertentu secara kimiawi dengan pemilihan herbisida yang
tepat.
Pada kebun AKLS, metode yang digunakan hanya secara kimiawi, yaitu Circle and Path
Spraying, Selective Spraying dan Spot Spraying Lallang. Hal ini dikarenakan oleh tingginya
biaya untuk tenaga kerja weeding secara manual dan tidak efisien dari segi waktu yang
diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Tujuan
Tujuan dari pengendalian gulma adalah sebagai berikut :
- Menghindari kerusakan tanaman
- Menyediakan tambahan bahan organik, menjaga kelembaban tanah dan habitat musuh alami
- Mengurangi persaingan penyerapan nutrisi, air, cahaya matahari dan resiko erosi
- Menyediakan akses yang mudah untuk pekerjaan sehari-hari
- Menciptakan lingkungan tumbuh tanaman utama yang optimal sehingga diperoleh tingkat
produksi yang optimal
- Menekan perkembangan gulma berkayu dan gulma berbahaya
Perumusan Topik
Permasalahan yang terdapat di PT Agro Kati Lama South Estate dalam pekerjaan
weeding adalah tingginya biaya untuk tenaga kerja weeding dan tidak tercapainya hasil
pekerjaan weeding dari target yang telah ditentukan. Hal ini juga berkaitan langsung dengan
kemampuan/kapasitas tenaga kerja.
Ruang Lingkup
1. Perencanaan dan persiapan kegiatan pengendalian gulma (weeding)
2. Pelaksanaan / realisasi pengendalian gulma di PT AKL
3. Koordinasi dan pengawasan pengendalian gulma di PT AKL
Referensi
Referensi dalam penulisan makalah ini yaitu dari :
- Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Tolan Tiga Indonesia
- Annual Budget AKLS Tahun 2019
Tugas dan Tanggung Jawab
1. Estate Manager (EM)
- Mengawasi dan menjamin operasional kebun berjalan dengan baik sesuai dengan
ketentuan manajemen perusahaan
- Memeriksa estimasi tahunan dan biaya tahunan yang dibutuhkan sesuai dengan program
- Memonitor pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab staff dalam melaksanakan
kebijakan perusahaan
- Membina untuk lebih profesional dan mengevaluasi pekerjaan weeding untuk efisiensi
- Mengawasi seluruh aktivitas pekerjaan setiap divisi sesuai dengan program
- Membangun dan melaksanakan dengan baik tentang RSPO dan ISO 1991
2. Field Head Assistant (FHA)
- Membantu EM dalam menjamin operasional kebun dengan baik
- Menyusun estimasi tahunan dan biaya tahunan yang dibutuhkan setiap divisi sesuai
dengan program
- Mengawasi pelaksanaan fungsi dan tugas Field Assistant (FA)
- Melatih FA dan karyawan agar dapat menjalankan tugas secara efektif dan efisien
- Memonitoring atas produktifitas pekerja lapangan, dalam hal ini pekerjaan spraying
- Menyusun rencana estimate & rencana kerja
- - Membangun dan melaksanakan dengan baik tentang RSPO dan ISO 1991
3. Field Assistant (FA)
- Membantu Field Head Assistant dalam pelaksanaan program perusahaan
- Mempersiapkan estimasi tahunan dan biaya tahunan yang dibutuhkan sesuai dengan
program
- Memastikan seluruh aktivitas pekerjaan divisi sesuai dengan program
- Memeriksa dan melaksanakan pengawasan terhadap pekerja dari manipulasi
- Membuat laporan mingguan, bulanan dan data tambahan yang diperlukan
- Mensosialisasikan semua instruksi dari management kepada supervise dan karyawan
- Membangun dan melaksanakan dengan baik tentang RSPO dan ISO 1991
- Memelihara kualitas, keselamatan, kesehatan kerja dan keamanan
4. Supervisi / Mandor
- Membantu Field Assistant dalam pelaksanaan pekerjaan Spraying
- Mengabsen karyawan spraying dan menentukan lokasi kerja karyawan spraying
- Memberikan bimbingan tentang teknis pekerjaan & K3
Program Kerja
Program kerja adalah rencana kegiatan yang tersusun secara sistematis, terpadu,
terperinci dan terarah yang dibuat untuk jangka waktu tertentu yang disepakati oleh pengurus
serta berguna untuk mencapai tujuan perusahaan. Program kerja meliputi Program Kerja
Tahunan (Annual Program), Program Kerja Bulanan (Monthly Program), Program Kerja
Mingguan (Weekly Program), dan Program Kerja Harian (Daily Program). Hal ini dilakukan
untuk menghitung target kerja yang ingin dicapai, kebutuhan tenaga kerja dan material, serta
biaya pekerjaan dan melakukan pengawasan kerja untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan.
1. Program Kerja Tahunan (Annual Program)
Program kerja tahunan adalah rencana kerja tahunan yang dibuat secara sistematis dan
menjelaskan tentang rangkaian kegiatan yang akan dikerjakan selama satu tahun kedepan
yang terdiri dari jenis pekerjaan, biaya yang dibutuhkan, jumlah tenaga kerja, norma kerja,
dan kegiatan lainnya yang ada di dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
2. Program Kerja Bulanan (Monthly Program)
Program kerja bulanan adalah rencana kerja yang akan dilakukan dalam satu bulan yang
dibuat berdasarkan annual program. Program kerja bulanan berisi daftar kegiatan di
lapangan dalam satu bulan yang terdiri dari minggu 1, minggu 2, minggu 3 dan minggu 4.
3. Program Kerja Mingguan (Weekly Program)
Program kerja mingguan adalah rencana mingguan yang berisikan daftar kegiatan dalam
satu minggu (6 hari kerja) dengan target tertentu.
4. Program Kerja Harian (Daily Program)
Program kerja harian adalah program kerja yang berisikan kegiatan yang dilakukan
dalam satu hari dengan target tertentu dan harus dibuat setiap hari.
Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu pelaksanaan weeding dilakukan sesuai dengan norma dan round yang
telah ditentukan oleh Estate Department. Waktu terbaik dalam melakukan weeding adalah pada
pagi hari dan sebelum dilakukan pemupukan, sehingga piringan tempat aplikasi pupuk dalam
keadaan bersih. Apabila cuaca dalam keadaan musim hujan tidak diperbolehkan melakukan
spraying karena racun yang disemprotkan akan langsung tercuci oleh air hujan.
Bahan dan Alat
Bahan :
- Herbisida
- Air
Alat :
- Knapsack Sprayer SA 15
- Ember
- Jerigen
- Alat Pelindung Diri (APD) yaitu masker, sarung tangan, kaca mata, topi, sepatu AP dan
avron
Administrasi
Persiapan administrasi untuk kegiatan weeding adalah :
- Annual Program
Membuat perencanaan pekerjaan weeding spraying yang akan dilakukan di divisi pada blok
tertentu dalam satu tahun
- Cash Requestion
Permintaan biaya untuk pekerjaan weeding spraying yang akan dilakukan di divisi pada
blok tertentu dalam satu bulan berdasarkan annual budget dan annual proram
- Store Request Note (SRN) - Store Issued Note (SIN)
Pembuatan Store Request Note (SRN) dilakukan untuk permintaan kebutuhan material
herbisida yang akan diaplikasikan.
Langkah-langkah dalam pembuatan SRN kemudian SIN :
a. Pembuatan SRN dibuat 1 hari sebelum melakukan upkeep weeding spraying untuk
mengetahui kebutuhan racun yang akan digunakan disesuaikan dengan luasan yang mau
dikerjakan. SRN dibuat oleh FA/mandor perawatan masing-masing divisi
b. SRN ditandatangani oleh FA, FHA dan OA kemudian dibawa ke kantor untuk diinput
ke Lintramax
c. Setelah SRN diinput ke Lintramax maka dihasilkan SIN
d. Diperiksa dan dicek kesamaan antara SRN dengan SIN sebelum diserahkan ke Manager
e. Setelah diperiksa dan dipastikan sama, maka SIN ditandatangani dan material dapat
diambil ke gudang
- Alokasi Tenaga Kerja
- Kontrak Kendaraan
2.2 Pelaksanaan
Circle and Path Spraying
Circle and path spraying adalah kegiatan penyemprotan gulma yang ada di piringan
kelapa sawit dan di pasar pikul dengan menggunakan herbisida. Tujuan pembersihan gulma di
piringan adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan kelapa sawit, memudahkan pengutipan
brondolan di piringan dan meningkatkan efisiensi pemupukan. Tujuan pembersihan gulma di
pasar pikul adalah untuk mempermudah kontrol dan menyediakan akses yang baik untuk
kegiatan sehari-hari, seperti pengangkutan hasil panen dari tanaman kelapa sawit ke TPH.
Circle and Path spraying dilakukan dengan menggunakan herbisida Smart berbahan aktif
Isopropilamina Glifosat dengan dosis 550 ml/Ha dan Metsulindo berbahan aktif Metil
Metsulfuron dengan dosis 8 gr/Ha. Herbisida Smart digunakan untuk mengendalikan gulma
umum pada tanaman kelapa sawit, seperti rerumputan. Metsulindo digunakan untuk
mengendalikan beberapa jenis gulma campuran, seperti gulma berdaun lebar dan pakis.
Kegiatan pekerjaan spraying di PT. AKL menggunakan knapsack SA 15 dengan deflector
nozzle kuning (VLV 100).
Prosedur pelaksanaan Circle and Path Spraying adalah sebagai berikut :
- Dipersiapkan alat yang akan digunakan (Knapsack Sprayer SA 15, jerigen, ember, takaran
dosis dan APD)
- Dilakukan pengambilan material (herbisida dengan merk dagang Smart dan Metsulindo) dari
gudang setelah dibuat SRN dan SIN
- Dilakukan pencampuran herbisida dengan air di Mixing Area sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan
- Diangkut herbisida dan air di dalam jerigen dengan menggunakan pick up dan diecer sesuai
dengan jumlah SPH atau luasan areal tersebut
- Dipastikan pekerja spraying telah menggunakan alat pelindung diri lengkap
- Dilakukan aplikasi herbisida dengan menyemprot seluruh gulma di piringan dan pasar pikul
secara merata serta dipastikan drip larutan herbisida tidak mengenai bagian tanaman kelapa
sawit
- Dilakukan pengawasan oleh mandor dan setelah penyemprotan selesai maka dilakukan
pencucian dan perawatan alat semprot oleh masing-masing pekerja
Gambar 1. Circle and Path Spraying
Norma Kerja
Berdasarkan budget, norma kerja untuk circle and path spraying adalah 0,45 WD/Ha, artinya
kapasitas menyemprot satu orang yaitu 2,2 Ha dalam satu hari. Namun pada kenyataan di lapangan,
kapasitas menyemprot satu orang hanya sekitar 0,7 Ha per hari (berdasarkan kalibrasi langsung
pada tenaga kerja spraying di lapangan). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
keadaan gulma yang tumbuh di areal pertanaman kelapa sawit, kurangnya kompetensi tenaga kerja
spraying, areal tanaman berupa terasan dan lain sebagainya.
Kapasitas tenaga kerja yang kecil menjadi suatu masalah di PT. AKL dikarenakan tidak sesuai
dengan norma kerja yang telah ditentukan, sehingga biaya yang dikeluarkan pun akan semakin
tinggi. Tindakan yang dilakukan oleh estate untuk mengatasi hal ini yaitu dengan melakukan
pelatihan/training di dalam ruangan maupun di lapangan langsung oleh orang yang
berkompeten/ahli.
Selective Spraying
Selective spraying adalah kegiatan penyemprotan gulma tertentu (anak kayu, pakis) pada
tempat-tempat tertentu dengan pemilihan herbisida yang sesuai. Tujuan dari selective spraying
adalah untuk mematikan gulma yang tidak dapat mati oleh racun yang digunakan dalam circle and
path spraying yang berada pada tempat-tempat tertentu. Selective spraying dilakukan dengan
menggunakan herbisida garlon berbahan aktif Triklopir Butoxi Etil Ester dengan dosis 0,28 L/Ha.
Prosedur pelaksanaan selective spraying sama dengan circle and path spraying, hanya saja racun
yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah garlon dan pengaplikasiannya hanya pada gulma-gulma
tertentu saja.
Berdasarkan aktual di lapangan, pekerjaan selective spraying tidak hanya dilakukan untuk
menyemprot gulma anak kayu saja, namun juga hampir sama dengan kegiatan circle and path
spraying dan para pekerja menyemprot hampir seluruh gulma yang terdapat pada areal pertanaman
kelapa sawit. Hal ini dikarenakan keadaan di lapangan yang semak dan banyak gulma (termasuk
anak kayu) serta pemahaman pekerja mengenai pekerjaan spraying belum begitu baik.
Norma kerja selective spraying berdasarkan budget adalah 1 WD / Ha, artinya kapasitas per
orang 1 Ha dalam satu hari. Namun pada aktual di lapangan, norma kerja selective spraying juga
sama dengan circle and path spraying berdasarkan kalibrasi di lapangan dan untuk mengatasi hal
ini tetap digunakan cara pelatihan/training di dalam ruangan maupun turun ke lapangan langsung.
Lallang Spraying
Lallang spraying adalah penyemprotan herbisida khusus untuk gulma lalang. Tujuan dari lallang
spraying adalah untuk menekan pertumbuhan gulma ilalang yang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman kelapa sawit akibat pertumbuhan ilalang yang cepat dan gulma ini dapat menghasilkan zat
alelopati yang beracun bagi tanaman kelapa sawit. Lallang spraying dilakukan dengan
menggunakan herbisida Smart dengan dosis 0,2 L/Ha.
Prosedur pelaksanaan lallang spraying sama dengan selective spraying, hanya saja racun yang
digunakan dalam pekerjaan ini adalah smart dan pengaplikasiannya hanya pada gulma ilalang.
Pekerjaan lallang spraying dilakukan satu kali dalam satu tahun dengan norma kerja 0,25 WD/HA.
2.3 Koordinasi
Hasil yang baik sesuai standar pekerjaan dan waktu yang sesuai dengan program kerja akan bisa
didapatkan apabila terjadi koordinasi yang baik antara para pekerja spraying, mandor, FA, kontraktor,
FHA dan EM/SM, yang meliputi perencanaan kerja, kualitas kerja dan laporan hasil pekerjaan.
2.4 Pengawasan
Field Assistant dan mandor mengawasi dan memastikan setiap pekerja melakukan pekerjaannya
sesuai dengan standar yang berlaku di estate department. Hal-hal yang perlu diawasi dalam pekerjaan
spraying adalah sebagai berikut :
- Memastikan pekerja memakai Alat Pelindung Diri (APD) untuk kegiatan spraying dengan lengkap
dan benar
- Memastikan penyemprotan herbisida tidak mengenai tanaman kelapa sawit
- Memastikan bahwa penyemprotan herbisida dilakukan secara merata dan mencakup seluruh areal
yang telah ditentukan
- Memastikan bahwa alat semprot dibersihkan dan dirawat setelah selesai digunakan
BAB III
ADMINISTRASI
1. Cash Requisition
2. Store Requisition Note (SRN)
Circle and Path Spraying
Selective Spraying
3. Store Issued Note (SIN)
Circle and Path Spraying
Selective Spraying
4. Alokasi Tenaga Kerja
Attendance & Work Allocation
Muster Chit
Daftar Pekerja Spraying
CW
Surat Perintah Lembur
5. Kontrak Kendaraan
BAB IV
ANALISIS RASIO BIAYA
Pekerjaan weeding (spraying) memerlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan demi
terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja, diantaranya :
- Pelatihan mengenai K3 untuk seluruh pekerja penyemprotan untuk menghindari dan
meminimalkan resiko keracunan
- Pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap dan benar
- Pencampuran pestisida harus dilakukan di mixing area untuk menjaga agar tidak terjadi
pencemaran lingkungan oleh racun herbisida
- Pencucian dan perawatan alat semprot dengan air bersih di mixing area
- Menyimpan peralatan semprot dan APD di tempat yang telah disediakan
- Memastikan pekerja mandi / membersihkan diri setelah melakukan aplikasi herbisida dan
sebelum melakukan aktivitas lainnya
BAB VI
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Aspek lingkungan hidup dalam pengolahan lahan merupakan hal yang penting dan harus
diperhatikan, khususnya dalam pekerjaan weeding spraying karena berpengaruh langsung terhadap
masalah yang dapat timbul yaitu pencemaran lingkungan oleh racun (pestisida) yang digunakan untuk
kegiatan penyemprotan.
Penggunaan dan penanganan pestisida yang tidak mengikuti anjuran mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Hal ini tentu sangat berbahaya dan juga berdampak negatif dalam jangka
waktu yang panjang terhadap kelestarian Bumi. Terlebih pada masa sekarang ini dunia internasional
sangat peka terhadap kerusakan lingkungan akibat pengolahan lahan yang tidak sesuai. Hal ini tentu
berpengaruh terhadap kelangsungan operasional suatu perusahaan.
Pelatihan identifikasi tanaman berguna diperlukan untuk mengambil tindakan konservasi yang
diperlukan. Selain itu, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan demi menjaga lingkungan hidup,
diantaranya :
- Penggunaan pestisida seminimal mungkin
- Ekosistem seimbang
- Menerapkan konsep pengendalian gulma terpadu
- Pengendalian secara hayati seperti penanaman tanaman penutup tanah untuk menekan
pertumbuhan gulma
- Penerimaan, penggunaan dan pemusnahan pestisida harus dilakukan sesuai standar yang berlaku
BAB VII
LAMPIRAN
1. Annual Budget
Weeding ang Lallang
2. Annual Program
Circle Spraying
Selective Spraying
Lallang Spraying
3. Monthly Program
Circle and Path Spraying
Selective Spraying
Lallang Spraying
4. Tarif Borongan Free Labour Region Musi Rawas Tahun 2018
5. Purchase Order
Smart 486 AS
Metsulindo WP
Garlon 670 EC