Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang dan penulisan
skripsi dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir akademik sebagai syarat
untuk menyelesaikan studi program sarjana di Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan
hasil dari kerja dan analisis selama kegiatan magang yang telah dilaksanakan
penulis selama empat bulan di perkebunan kelapa sawit PT Inti Indosawit Subur,
Pelalawan, Riau. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak (Tonggo Tambunan) dan Ibu (Adriany Gultom) tercinta serta seluruh
keluarga besar atas segala doa, dukungan, dan bantuan.
2. Prof Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc. selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, saran, serta nasihat selama pelaksanaan
magang dan penyusunan skripsi.
3. Dr. Ir. Hajrial Aswidinnoor, MSc selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di Departemen Agronomi
dan Hortikultura.
4. Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi dan Dr. Ir. Eny Widajati, MS selaku dosen
penguji ujian skripsi.
5. Ir. Faisal selaku Estate Manager, Ir. Benjamin Basuki Yulianto S selaku
Training Center Manager dan keluarga besar PT Inti Indosawit Subur,
Pelalawan, Riau, terutama Bapak Nirwan Ginting selaku asisten di
Afdeling II yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.
6. Alice, Josia Tambunan, Christopher, Syahrizan, Guntur, Elizabet Sagala,
dan semua teman-teman AGH 44 atas segala bantuan, dukungan, dan saran.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................ 1
Tujuan.............................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 3
Kesesuaian Lahan untuk Kelapa Sawit ........................................... 3
Daun Kelapa Sawit .......................................................................... 3
Penunasan Tanaman Kelapa Sawit.................................................. 4
Teknik Penunasan Tanaman Kelapa Sawit ..................................... 6
METODE MAGANG ................................................................................. 7
Tempat dan Waktu .......................................................................... 7
Metode Pelaksanaan ........................................................................ 7
Pengamatan dan Pengumpulan Data ............................................... 8
Analisis Data dan Informasi ............................................................ 8
KEADAAN UMUM ................................................................................... 9
Letak Geografi................................................................................. 9
Keadaan Iklim dan Tanah................................................................ 9
Luas Areal dan Tata Guna Lahan .................................................... 10
Keadaan Tanaman dan Produksi ..................................................... 10
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG............................................... 13
Aspek Teknis ................................................................................... 13
Aspek Manajerial ............................................................................ 31
PEMBAHASAN ......................................................................................... 34
Sistem Penunasan ............................................................................ 35
Waktu dan Sistem Pembayaran Penunasan ..................................... 37
Teknik Penunasan ........................................................................... 40
Jumlah Pelepah yang Dipertahankan .............................................. 42
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 51
Kesimpulan...................................................................................... 51
Saran ................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 53
LAMPIRAN ................................................................................................ 54
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Inti Indosawit Subur, Tahun 2010 12
Nomor Halaman
Nomor Halaman
Latar Belakang
Tujuan
Daun pertama yang keluar pada stadia bibit kelapa sawit adalah berbentuk
lanceolate yang kemudian akan berkembang menjadi bifurcate dan terakhir
berbentuk pinnate . Pada bibit kelapa sawit yang berumur 5 bulan akan dijumpai
5 lanceolate, 4 bifurcate dan 3 pinnate, sedangkan pada bibit yang berumur 12
bulan akan terdapat 5 lanceolate, 4 bifurcate, dan 10 pinnate.
Pangkal pelepah daun (petiole) adalah bagian daun yang mendukung atau
tempat duduknya anak/helaian daun yang terdiri atas rachis, tangkai daun
(petiolus), duri (spine), helai anak daun (lamina), ujung daun (apex folium), lidi
(nervatio), tepi daun (margo folium), dan daging daun (lintervenium).
4
Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8. Lingkaran atau spiralnya ada
yang berputar kiri dan kanan tetapi lebih banyak yang berputar kanan. Produksi
pelepah daun pada tanaman kelapa sawit dalam satu tahun dapat mencapai
20 – 30 pelepah. Panjang pelepah dapat mencapai 7.5 – 9.0 m pada tanaman
dewasa. Setiap pelepah diisi oleh anak daun di kiri dan kanan rachis. Jumlah anak
daun pada tiap sisi dapat mencapai 125 – 200. Anak daun yang di tengah dapat
mencapai panjang 1.2 m. Pada satu tanaman dewasa terdapat 40 – 50 pelepah.
Luas permukaan daun dapat mencapai 10 – 15 m2 pada tanaman dewasa yang
berumur 10 tahun atau lebih. Daun yang masih muda belum membuka dan tegak
berdiri. Daun mulai membuka dan tegak berdiri dalam waktu 2 tahun dan
kedudukannya makin condong sesuai dengan umurnya. Daun akan cepat
membuka pada tanah-tanah yang subur, sehingga akan makin efektif proses
asimilasinya.
Dalam satu bulan akan terbentuk dua sampai tiga pelepah daun pada
tanaman produksi sedang, sedangkan pada tanaman yang berproduksi tinggi
dalam waktu yang sama terbentuk tiga sampai empat pelepah daun. Untuk
tanaman yang normal terdapat 45 sampai 55 pelepah daun, serta dapat juga
sampai 60 pelepah jika tidak dipotong. Umur daun dari mulai terbentuk sampai
tua adalah sekitar enam hingga tujuh tahun. Letak pelepah daun pada batang
menurut garis spiral yang bergerak dari kanan atas ke kiri bawah. Letak daun
pertama hampir tepat sejajar pada spiral daun ke-9, 17, 25, 33, dan seterusnya atau
spiral lain daun ke-2, 10, 18, 26, 34 dan seterusnya. Pola ini berlaku untuk daun
ke-3, 4, 5, dan seterusnya.
Metode Pelaksanaan
Letak Geografi
Areal perkebunan kelapa sawit PT Inti Indosawit Subur terdiri dari kebun
inti dengan luas 5 549 ha, kebun inti tersebut memilik 6 Afdeling yang terdiri dari
Afdeling I dengan luas 881 ha, Afdeling II dengan luas 827 ha, Afdeling III
dengan luas 904 ha, Afdeling IV dengan luas 1 112 ha, Afdeling V dengan luas
883 ha, dan Afdeling VI dengan luas 942 ha. Selain itu, terdapat juga lahan
kemitraan pola PIR - Trans, dengan luas 10 946 ha serta lahan KKPA (Kredit
Koperasi Primer Anggota) yang terdiri dari 2 Afdeling yaitu Afdeling VII dengan
luas 851 ha dan Afdeling VIII dengan luas 649 ha.
Jenis Tanaman kelapa sawit yang ditanam di PT Inti Indosawit Subur adalah
jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat. Jarak
tanam yang digunakan adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan jarak antar barisan
7.96 m dan jarak dalam barisan 9.2 m sehingga populasi per hektarnya 136 pokok.
Namun berdasarkan dari kondisi di lapangan, populasi tanaman rata-rata per
hektar lebih rendah dari populasi yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh
adanya tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kemiringan
tempat, jarak tanam yang tidak teratur, dan sebagainya. Produktivitas dan bobot
janjang rata-rata (BJR) TBS PT Inti Indosawit Subur tahun 2006 – 2010 dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Inti Indosawit Subur, Tahun 2010
No Jabatan Jumlah
1 Staf
General Manager 1
Estate Manager 1
Asisten Kepala 2
Asisten Afdeling 6
Asisten QC 1
Asisten Humas 1
Asisten By Product 1
Asisten Traksi 1
KTU 1
2 Non Staf
Tenaga kerja tak langsung
SKU B/H : - Traksi 48
SKU B/H : - Kantor 141
SKU B/H : - Afdeling 196
Jumlah 1308
Sumber : Kantor Besar PT Inti Indosawit Subur (2011).
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma
dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral, CO 2, dan air.
Pengendalian gulma juga mempermudah pengontrolan kerja dan menghindari
serangan hama dan penyakit. Secara umum, pengendalian gulma di PT Inti
Indosawit Subur difokuskan pada gulma di pringan, jalan pikul, dan tempat
pengumpulan hasil (TPH).
Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu
(DAK) adalah kegiatan menyiang tanaman dengan membongkar atau membuang
hingga akarnya (mendongkel) sehingga diharapkan tidak tumbuh kembali di
piringan maupun di gawangan. Alat yang digunakan untuk DAK adalah parang
14
Tim Unit Semprot (TUS) dengan alat semprot CDA terdiri dari satu unit
kendaraan pengangkut tangki bahan kimia (truk + tangki 600 liter) dan satu unit
kendaraan pengangkut karyawan semprot, 12 unit alat semprot (Micron Herbi
Sprayer) yang dibagi menjadi 10 unit untuk operasional dan dua unit sebagai
cadangan (jika terjadi kerusakan) dan telah diberi nomor urut sesuai nomor
karyawan semprot. Alat semprot CDA biasa dikenal dengan nama micron herbi
dan digunakan untuk Ultra Low Volume (ULV) dengan volume semprot rendah
< 50 liter/ha. Hasil semprotannya menghasilkan butiran halus yang terkendali
dengan ukuran seragam (± 250 mikron) dan konsentrasi herbisida yang tinggi.
Kapasitas tangki dengan alat ini adalah 10 liter. Bahan aktif yang digunakan
adalah Glifosat konsentrasi 4 % dengan merek dagang Bionasa dan bahan aktif
2.4D konsentrasi 2 % dengan merek dagang Lindomin. Gulma-gulma yang
menjadi sasaran utama adalah Asystasia dan rumput-rumputan yang terdapat di
jalan pikul, piringan dan TPH. Prestasi kerja karyawan sebanyak 5 ha/HK.
± 30 karung agar tanah tidak mudah longsor (Gambar 1). Prestasi kerja yang
diperoleh untuk kegiatan ini adalah 1 unit/2 HK. Prestasi kerja karyawan adalah 1
unit/2 HK dan prestasi kerja penulis sama dengan prestasi karyawan.
Pemupukan
Pemupukan kelapa sawit merupakan pekerjaan penambahan unsur hara
secara efektif dan berimbang yang diberikan secara langsung ke tanaman maupun
tidak langsung ke dalam tanah untuk mempertahankan kesuburan. PT Inti
Indosawit Subur mensubstitusi sebagian pupuk anorganik dengan pupuk organik
yang berasal dari by product pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) seperti
janjangan kosong, abu janjang, decanter solid, dan Palm Oil Mill Effluent
(POME). Penggunaan by product pabrik sebagai pupuk organik signifikan dalam
mengurangi biaya pemupukan, mempertahankan produksi TBS, peremajaan
tanah, dan mengurangi polusi lingkungan.
Janjangan kosong. Janjangan kosong merupakan tandan kosong dari
pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) yang berasal dari stasiun rebusan dan stasiun
pemipilan. Janjangan kosong memiliki kandungan bahan organik yang berguna
bagi tanaman. Saat pengaplikasian janjangan kosong, gawangan mati harus
dibersihkan terlebih dahulu. Jika gawangan mati pada saat pengaplikasian
janjangan kosong tidak dibersihkan dari gulma, maka pada saat penyerapan unsur
hara, akar tanaman kelapa sawit tidak dapat menyerapnya secara keseluruhan.
18
Norma kerja karyawan penguntil pupuk adalah 1 500 kg/HK sehingga jumlah
bobot untilan pupuk untuk satu hari adalah sebesar 9 000 kg. Ketepatan
penguntilan sangat dipengaruhi oleh penggunaan alat takar until, keterampilan
tenaga kerja penguntil, dan kontrol mandor until pupuk. Selain itu, perlu juga
dilakukan kontrol dengan menggunakan timbangan agar dosis pupuk sesuai
dengan bobot untilan yang dibuat.
Pengeceran pupuk dilakukan dengan mengangkut pupuk ke tempat
peletakkan pupuk (TPP) dengan menggunakan dump truck. Pemuatan untilan ke
dalam kendaraan dilakukan pada pagi hari ke TPP blok yang akan dipupuk pada
hari itu juga. Mandor pupuk harus mengetahui dan memastikan untilan pupuk
sudah diecer pada TPP, sesuai dengan jumlah untilan/TPP yang tertera pada
pokok.
Pelangsiran pupuk adalah membawa untilan pupuk yang berada di pinggir
jalan ke dalam blok dan diletakkan setiap selang 8 pokok/baris. Penaburan pupuk
pun dilakukan setelah pelangsiran untilan pupuk selesai. Penabur diberikan
takaran pupuk yang sesuai untuk jenis dan dosis pupuk yang akan diberikan.
Pupuk yang ditabur harus tersebar merata di piringan dan tidak menumpuk.
Norma kerja pemupuk adalah 400 kg/HK dengan premi “mati” sebesar
Rp 5 000.00 apabila melewati norma kerja pemupuk tersebut. Prestasi kerja
penulis adalah delapan until.
Karung bekas untilan yang telah ditabur dikumpulkan oleh para pemupuk
ke gudang pupuk. Pekerjaan pengumpulan karung untilan pupuk penting
dilakukan sebagai alat kontrol terhadap kehilangan pupuk di lapangan dan juga
sebagai alat monitoring terhadap karung untuk penguntilan.
alat pengasapan mengandung 4.6 liter Solar dicampur 0.4 liter Polydor. Umumnya
satu hari diperlukan 5 kap untuk 5 ha lahan pengendalian ulat api.
Penunasan
Penunasan merupakan pemangkasan daun sesuai umur tanaman serta
pemotongan pelepah yang tidak produktif (pelepah sengkleh, pelepah kering, dan
pelepah terserang hama dan penyakit) untuk menjaga luasan permukaan daun
(leaf area) yang optimum agar diperoleh produksi yang maksimum. Tujuan utama
penunasan adalah untuk menjaga sanitasi tanaman, memudahkan pemanenan,
serta mencegah terjadinya kehilangan hasil melalui berondolan tersangkut di
ketiak pelepah dan buah tinggal di pokok.
Jika ingin mencapai tujuan penunasan dan tetap mempertahankan produksi
yang maksimum, maka harus dihindari terjadinya over pruning dan under
pruning. Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah produktif secara
berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Penurunan produksi ini
terjadi karena berkurangnya areal fotosintesis dan pokok mengalami stres yang
terlihat melalui penurunan nisbah seks (penurunan jumlah bunga betina dan
peningkatan jumlah bunga jantan), dan penurunan bobot janjang rata-rata (BJR).
Tanaman yang mengalami kondisi under pruning atau tidak mengalami kegiatan
penunasan yang baik dan teratur, juga dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap produksi, yaitu dapat mengganggu proses panen serta meningkatkan
kehilangan hasil melalui berondolan tersangkut di ketiak pelepah dan buah tinggal
di pokok.
Dalam prakteknya, penunasan dapat dilakukan bersamaan dengan
kegitatan potong buah atau pada waktu lain secara periodik. Kebijakan PT Inti
Indosawit Subur adalah menggunakan sistem penunasan progresif. Penunasan
progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan
dengan panen. Penunasan progresif dilakukan per blok dalam enam seksi wilayah,
satu seksi ditunas setiap dua bulan sekali dalam satu tahun. Teknik penunasan
yang dilaksanakan adalah dengan teknik songgo satu, yaitu hanya menyisakan
satu pelepah dari tandan buah paling bawah. Pelepah daun yang telah ditunas
dipotong menjadi tiga bagian dan ditata dengan rapi di gawangan mati agar
pelepah yang sudah kering dapat berfungsi sebagai mulsa bagi tanaman kelapa
25
sawit. Biaya penunasan progresif per hektar sebesar Rp 108 000.00. Jumlah
pelepah yang harus dipertahankan berdasarkan umur tanaman disajikan pada
Tabel 5.
Gang tunas. Gang tunas merupakan organisasi khusus yang dibentuk oleh
perusahaan yang bertugas untuk membantu kegiatan penunasan agar kegiatan
penunasan di setiap Afdeling dapat berjalan dengan baik. Setiap karyawan tunas
menghanca satu jalan pikul (2 baris kiri kanan). Rata-rata jumlah total tenaga
kerja gang tunas yang dibutuhkan di Afdeling II adalah 6 – 11 orang. Saat
menjadi KHL untuk kegiatan penunasan, penulis ikut melaksanakan kegiatan
penunasan yang dilaksanakan di blok B89a, anggota tunasan berjumlah 16 orang
yang terdiri dari 8 orang laki-laki sebagai penunas dan 8 orang wanita sebagai
penyusun pelepah. Tenaga kerja gang tunas ini dapat diambil dari KHL mandoran
lain maupun anggota khusus yang didatangkan dari daerah lain. Norma kerja dari
kegiatan ini adalah minimal satu pasangan pekerja (terdiri dari satu penunas dan
satu penyusun pelepah) harus dapat menunas minimal 40 pokok dalam satu jalan
pikul dengan pembayaran per pokok sebesar Rp 1 500.00. Selama melaksanakan
kegiatan penunasan, penulis dapat menunas 5 pokok.
Pemanenan
Pemanenan merupakan kegiatan pengambilan buah kelapa sawit yang
memenuhi kriteria matang panen dari pohonnya, mengumpulkan dan mengutip
berondolan yang terjatuh di piringan atau gawangan, serta menyusun tandan buah
matang di TPH, selanjutnya bersama-sama berondolannya dikumpulkan untuk
diangkut ke pabrik. Tujuan utama kegiatan panen adalah untuk mendapatkan
26
rendemen minyak dan kernel yang tinggi dengan mutu minyak yang tinggi (kadar
ALB yang rendah). Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara
lain: menjalankan ketentuan panen yang baik seperti: sistem panen, kriteria buah
matang, dan persentase berondolan; mengangkut hasil panen sesegera mungkin ke
pabrik pengolahan TBS dengan menggunakan angkutan panen; dan melakukan
pengolahan TBS secepat mungkin di pabrik.
Standard Operating Procedure (SOP) panen di PT Inti Indosawit Subur,
yaitu: 1) Buah matang dipotong semua, 2) Buah mentah tidak ada, 3) Berondolan
dikutip semuanya, 4) Buah disusun rapi dan cangkem kodok, 5) Pelepah disusun
rapi di gawangan mati, 6) Pelepah sengkleh tidak ada, 7) Administrasi diisi
dengan teliti dan tepat waktu.
Persiapan panen. Persiapan panen merupakan kegiatan yang penting
dilakukan sebelum kegiatan panen berlangsung, agar perusahaan dapat mencapai
produksi yang diinginkan. Kegiatan yang perlu dilakukan adalah perbaikan dan
perawatan jalan poros, penyediaan tenaga kerja panen, pembagian seksi panen
yang jelas, penyediaan alat-alat kerja dan lain-lain. Persiapan panen ini dilakukan
secara bertahap sampai kegiatan panen berlangsung.
Sistem panen. Sistem panen merupakan suatu ketentuan atau aturan yang
membagi daerah atau wilayah dari masing-masing pemanen. Sistem panen yang
dilaksanakan di PT Inti Indosawit Subur menggunaan sistem hanca tetap dimana
setiap pemanen diberi hanca dengan dengan luas 3 ha. Jika ada pemanen yang
tidak masuk ataupun persentase kematangan hasil taksasi produksi harian tinggi
(membutuhkan banyak tenaga kerja), maka akan ada transfer anggota pemanen di
antara masing-masing mandoran panen. Pemanen tetap harus bertanggung jawab
menyelesaikan panen sesuai dengan luas yang telah ditentukan mandor panen.
Apabila pemanen tidak bekerja, maka mandor panen harus dapat mencari
penggantinya.
Rotasi (pusingan) panen. Rotasi panen adalah lamanya waktu yang
diperlukan antara panen yang satu dengan panen berikutnya di tempat yang sama.
PT Inti Indosawit Subur menggunakan rotasi panen 6/7, yang artinya dalam satu
minggu terdapat enam hari panen dan selang pemanenan dalam seksi yang sama
27
areal dibagi menjadi enam seksi. Namun seringkali rotasi panen berubah karena
tergantung kondisi kerapatan buah.
Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan indikasi yang
dapat menolong pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria
matang panen yang dipakai di PT Inti Indosawit Subur yaitu berdasarkan jumlah
berondolan yang terlepas dari tandannya dan jatuh ke tanah secara alami. Tabel 6
dapat digunakan sebagai acuan untuk memudahkan pemahaman terhadap kriteria
matang panen tersebut. tersebut dianggap buah mentah.
Buah dapat dipanen jika terpenuhi kriteria “Untuk tiap 1 kg bobot tandan
terdapat berondolan lepas di TPH yang bukan berondolan parthenokarpi atau
berondolan muda karena serangan tikus atau penyakit”, misalnya bobot janjang
rata-rata (BJR) blok adalah 24 kg maka buah yang dapat dipanen pada blok
tersebut adalah buah dengan berondolan yang lepas sebanyak 24 berondolan, jika
terdapat buah yang jumlah berondolannya kurang dari 24 berondolan, maka buah
tersebut dianggap buah mentah.
Peralatan panen. Penggolongan alat kerja dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
alat untuk memotong tandan buah segar (TBS), alat untuk membawa TBS ke
TPH, dan alat untuk bongkar muat TBS. Pisau egrek, dodos, kapak, dan batu asah
28
merupakan alat yang digunakan untuk memotong TBS. Angkong, gancu, dan
karung goni merupakan alat yang digunakan untuk membawa TBS ke TPH, serta
tojok besi merupakan alat untuk bongkar muat TBS dari TPH ke PMKS (Tabel 7).
Tabel 7. Alat-alat Panen
No Nama alat Penggunaan/pemakaian
Dodos Kecil Potong buah tanaman umur 3 s/d 4 tahun
Dodos Besar Potong buah tanaman umur 5 s/d 8 tahun
Pisau Egrek Potong buah tanaman umur lebih dari
9 tahun (tinggi pohon > 3 m)
Angkong Sebagai tempat atau wadah TBS dan
berondolan untuk diangkut ke TPH
Keranjang Sebagai tempat atau wadah TBS dan
berondolan untuk diangkut ke TPH
Goni eks pupuk Sebagai tempat atau wadah TBS dan
berondolan untuk diangkut ke TPH
Kapak Sebagai alat pemotong tangkai tandan
yang panjang pada tanaman lebih dari
9 tahun
Tali Nilon Pengikat pisau egrek
Batu Asah Pengasah dodos dan pisau egrek
Bambu Egrek Gagang pisau egrek
Allumunium Pole Sebagai gagang pisau egrek.
a. Ebor Gold Pole Ebor Gold Pole lebih berat, keras, dan
b. Ultra-Light Pole tahan lama serta digunakan pada pokok
yang lebih rendah dibandingkan Ultra-
Light Pole
Gancu Memuat dan membongkar TBS dari dan
ke alat transportasi
Tojok Memuat dan membongkar TBS dari dan
ke alat transportasi
Sumber: Agricultural Policy Manual (APM) Asian Agri (2008)
dengan memotong pelepah yang menghalangi TBS yang akan dipanen dengan
syarat minimal songgo satu (progressive pruning).
Pelepah yang menopang tandan buah dipotong rapat ke batang, kemudian
pelepah tersebut dipotong menjadi dua bagian disusun rapi memanjang searah
barisan di gawangan mati dan di antara pohon dalam barisan membentuk
U-shape. Semua TBS yang sudah dipanen disusun teratur di TPH dengan
menggunakan angkong, kemudian tangkai tandan yang panjang dipotong rapat
membentuk “cangkem kodok” dengan menggunakan kampak dan ditulis nomor
pemanen. Semua berondolan dikutip bersih dan tidak boleh ada yang tertinggal
baik yang berada di piringan dan gawangan dengan menggunakan karung goni
bekas pupuk dan mengumpulkannya di TPH.
Taksasi produksi. Taksasi produksi merupakan kegiatan menghitung
jumlah tandan buah segar (TBS) yang akan dipanen. Taksasi produksi
dilaksanakan sehari sebelum dilaksanakan kegiatan pemanenan. Taksasi produksi
harian ini dilaksanakan oleh mandor panen dengan cara mengambil sampel
400 pokok secara acak pada areal yang akan dipanen esok hari. Perhitungan
taksasi produksi harian di PT Inti Indosawit Subur ini dapat memperkirakan
persentase kematangan buah suatu blok yang akan dipanen, jumlah janjang
masak, bobot total buah matang, dan jumlah tenaga panen esok hari. PT Inti
Indosawit Subur juga melaksanakan taksasi produksi setiap 6 bulan sekali (sensus
produksi) yang bertujuan untuk mengetahui target produksi yang harus dicapai
oleh perusahaan untuk enam bulan ke depan. Sensus produksi ini dilaksankan
setiap akhir bulan Juni dan akhir Desember.
Tenaga panen. Kebutuhan tenaga pemanen yang dialokasikan setiap
harinya harus berpedoman kepada hasil sensus kerapatan buah yang dibandingkan
dengan output rata-rata tenaga potong buah yang dapat dicapai setiap hari pada
bulan berjalan. Setelah menghancakan para pemanen, mandor panen
melaksanakan taksasi potong buah pada hanca yang akan dipanen besok.
Kebutuhan tenaga kerja panen setiap Afdeling berbeda-beda, disesuaikan dengan
luas TM Afdeling. Berikut ini adalah rumus untuk kebutuhan tenaga kerja panen
di Afdeling II:
Kebutuhan tenaga kerja panen Afdeling II =
30
Basis dan premi panen. Basis panen adalah batas minimum jumlah
janjang masak yang harus dicapai pemanen untuk mendapatkan premi. Basis
panen di PT Inti Indosawit Subur terdiri atas basis siap borong dan basis lebih
borong. Basis siap borong adalah batas minimum yang harus didapat pemanen
dalam satu hari kerja yaitu 50 tandan untuk hari Senin-Sabtu kecuali hari Jumat,
sedangkan basis siap borong pada hari Jumat adalah 36 tandan, jika pemanen
dapat memenuhi basis siap borong ini maka pemanen mendapat pembayaran HK
sebesar Rp 35 000.00 untuk pemanen yang sudah mendapat SKU dan
Rp 49 360.00 untuk pemanen yang belum mendapatkan SKU.
Basis lebih borong adalah basis yang didapat pemanen jika pemanen dapat
melewati basis siap borong. Basis ini didapat setiap tambahan 50 tandan dari basis
siap borong. Premi panen adalah pembayaran yang diberikan kepada pemanen
apabila pemanen mendapatkan basis. Premi terdiri atas premi siap borong dan
premi lebih borong. Premi siap borong didapatkan jika pemanen mendapatkan
basis siap borong dan basis lebih borong. Untuk basis siap borong pemanen
mendapatkan premi sebesar Rp 7 000.00, sedangkan untuk setiap tambahan 50
tandan dari basis siap borong (basis lebih borong), pemanen mendapatkan
tambahan premi siap borong sebesar Rp 9 000.00. Premi lebih borong didapatkan
melalui perhitungan: jumlah tandan pemanen yang lebih dari basis siap borong
dikalikan dengan premi lebih borong per blok. Perbedaan pembayaran pada premi
lebih borong per blok ini berdasarkan rata-rata BJR setiap blok (Tabel 8).
Tabel 8. Premi Lebih Borong di Afdeling II Tiap Blok
Blok Luas (ha) Premi lebih borong (Rp)/janjang
B89a 96 1160
B89b 92 1160
B90a 103 1160
B90b 99 1160
B90c 103 1200
B90d 75 1160
B91a 40 1000
B91b 55 1160
B91c 85 1160
B91d 75 1000
Sumber: Agricultural Policy Manual (APM) Asian Agri (2008)
31
Aspek Manajerial
dilaksanakan pada hari itu. Selain itu, mandor juga harus membuat rencana kerja
harian (RKH) yang akan dilaksanakan untuk keesokan harinya.
Pendamping Mandor I. Mandor I bertugas untuk melakukan koordinasi
secara langsung tehadap mandor ataupun karyawan di lapangan. Selama menjadi
pendamping mandor I, penulis membantu memeriksa laporan mandor, mengawasi
kegiatan yang dilakukan mandor dan karyawan di lapangan, serta melakukan
pemeriksaan atas kemungkinan adanya buah restan ataupun berondolan yang tidak
dikutip oleh pemanen pada blok-blok yang telah dipanen.
Pendamping mandor pupuk anorganik. Prinsip 4T yaitu: tepat dosis,
waktu, cara, dan tempat merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam menentukan efisiensi pemupukan terutama pemupukan anorganik. Selama
menjadi pendamping mandor pupuk, penulis bertugas mengawasi kegiatan
pemupukan mulai dari pengeluaran pupuk dari gudang, penguntilan, pelangsiran
hingga pengaplikasian di lapangan. Pelaksanaan pemupukan di PT Inti Indosawit
Subur sudah berjalan dengan baik, meski masih terdapat beberapa kendala yang
ditemui penulis di lapangan, seperti keefektifan jam kerja. Pemupukan biasanya
dimulai setelah jam kerja lewat dari jam normal yaitu pukul 07.00 WIB. Hal ini
karena kurangnya pengkoordinasian yang teratur antara pengangkut pupuk dan
mandor sehingga pelangsiran pupuk terlambat yang mengakibatkan pupuk
kadang-kadang belum ada di lapangan walaupun jam kerja telah dimulai.
Pendamping mandor semprot. Secara umum, pengendalian gulma di PT
Inti Indosawit Subur difokuskan pada gulma di pringan, pasar pikul, dan TPH.
Pengendalian gulma secara kimiawi yang dilakukan di PT Inti Indosawit Subur
dikelola oleh Tim Unit Semprot (TUS) yang langsung dibawah tanggung jawab
asisten kepala. Tim Unit Semprot (TUS) dibagi menjadi dua berdasarkan alat
penyemprotan yaitu knapsack sprayer dan Controlled Droplet Applicator (CDA).
Alat semprot knapsack sprayer (RB-15/Solo) menggunakan bahan aktif Paraquat
konsentrasi 0.50 % dengan merek dagang Gromoxon dan Methyl metsufuron
konsentrasi 0.03 % dengan merek dagang Trapp, sedangkan alat semprot micron
herbi sprayer menggunakan bahan aktif Glifosat konsentrasi 4 % dengan merek
dagang Bionasa dan 2.4D konsentrasi 2 % dengan merek dagang Lindomin.
Selama menjadi pendamping mandor semprot, penulis membantu mandor
33
menakar bahan atau obat yang akan diaplikasikan di lapangan dan mengawasi
jalannya kegiatan penyemprotan.
Pendamping kerani panen. Selama bertugas sebagai pendamping kerani
panen, penulis membantu kerani mengecek buah dan berondolan yang telah
disusun di TPH, memberikan cap/stempel buah yang sudah dicek, menghitung
jumlah buah yang telah dipanen tiap pemanen dan menuliskannya di dalam buku
penerimaan buah. Penulis bekerja hingga pemanen terakhir telah menyelesaikan
hancanya. Setelah kembali ke kantor Afdeling, penulis membantu kerani membuat
laporan potong buah dan menghitung jumlah premi yang didapat pada hari
tersebut.
Pendamping mandor panen. Penulis bersama dengan mandor panen
mengawasi tenaga pemanen agar buah yang dipanen tidak ada yang tertinggal di
pohon dan pelepah yang dipotong disusun rapi di gawangan mati. Selain itu,
penulis bersama denga mandor juga melakukan taksasi produksi harian, yaitu
kegiatan menghitung jumlah TBS yang akan dipanen esok hari. Permasalahan
yang sering dijumpai adalah masih ada pemanen yang memanen buah kurang
matang maupun buah mentah, berondolan yang tidak dikutip, dan juga masih
adanya buah matang yang tertinggal di pohon akibat penunasan tidak berjalan
dengan baik.
Karyawan Staf
Penulis berstatus sebagai pendamping asisten Afdeling pada bulan ketiga
dan keempat dan penulis ditempatkan di Afdeling II. Asisten Afdeling
bertanggung jawab dalam pengelolaan kebun yang dipimpinnya, tanggung jawab
tersebut berupa pencapaian produksi yang maksimal, menyusun rencana kerja
bulanan, melaksanakan program sesuai dengan rencana yang telah dibuat,
membina karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja, dan melaksanakan
program monitoring berkesinambungan terhadap setiap laporan mandor dan
kerani. Selama menjadi pendamping asisten Afdeling, penulis melakukan
pengawasan pekerjaan di lapangan serta membantu kegiatan administrasi di
kantor Afdeling.
PEMBAHASAN
Sistem Penunasan
Sistem Penunasan
Sistem penunasan di PT Inti Indosawit Subur terdiri atas sistem penunasan
progresif dan juga sistem gang tunas.
Sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang
dilakukan oleh pemanen bersamaan dengan panen. Penunasan progresif dilakukan
per blok dalam enam seksi wilayah, satu seksi ditunas setiap dua bulan sekali
dalam satu tahun. Sistem penunasan ini memiliki beberapa karakteristik,
diantaranya sistem hanca panen tetap, pemanen bertanggungjawab penuh
menunas hancanya sendiri, dan jumlah tenaga panennya harus cukup, sehingga
rotasi panennya relatif akan stabil. Sistem penunasan ini pun memiliki beberapa
kekurangan yaitu pendapatan pemanen dapat berkurang dan membutuhkan tenaga
kerja panen yang banyak.
Sistem penunasan progresif di Afdeling II PT Inti Indosawit Subur pada
kenyataannya masih belum berjalan dengan baik karena kurangnya tenaga kerja
pemanen, sehingga dapat mengakibatkan rotasi panen lebih lama. Berikut ini
adalah perhitungan jumlah tenaga kerja panen Afdeling II:
= 46 – 55 pemanen
Keterangan: 6 = Jumlah seksi panen, (2.5 s/d 3) ha = luas hanca pemanen
penunasan ini adalah sistem hanca giring, yaitu satu mandor tunas menggiring
perpindahan penunas dari satu blok ke blok berikutnya dalam satu Afdeling.
Norma prestasi kerja penunas gang tunas dapat dilihat pada Tabel 10.
= 6 – 11 penunas/hari
Jadi, kebutuhan tenaga kerja gang tunas per hari di Afdeling II adalah
6 – 11 penunas. Tenaga kerja tunas dapat berasal dari KHL mandoran lain
maupun anggota khusus yang didatangkan dari luar daerah. Tenaga tunas harus
terlatih dan tidak boleh diganti-ganti dengan orang yang belum terbiasa menunas.
Setiap penunas harus memasang nomor hanca (pancang hanca) di jalan pikul yang
akan ditunas. Hal ini diperlukan untuk memudahkan pengontrolan oleh asisten
Afdeling, mandor I, maupun mandor tunas. Sistem pembayaran gang tunas
disesuaikan dengan pokok-pokok yang telah ditunas, dengan biaya per pokok
sebesar Rp 1 500.00.
37
Pelepah
7 Nomor Penunas
Arah Ancak
Tanggal Tunas 5
4 Bulan Tunas
B89a 1 1.80 55
B91d 3 5.45 55
Sumber : Data Primer
Berdasarkan data Tabel 13, blok B91d memiliki jumlah buah tinggal yang
lebih banyak daripada B89a dari 55 pokok sampel. Blok B91d memiliki jumlah
buah tinggal sebesar 3 buah dari 55 pokok sampel, sehingga persentase yang
didapat sebesar 5.45 %, sedangkan B89a memiliki jumlah buah tinggal sebesar 1
buah dari 55 pokok sampel, sehingga persentase yang didapat sebesar 1.8 %.
39
Teknik Penunasan
telah dipastikan abnormal tidak perlu ditunas karena pada akhirnya akan di
thinning out.
Tabel 14. Hasil Pengamatan Teknik Songgo oleh Pemanen di Kebun Inti
dan Kebun Plasma
Tabel 15. Jumlah Pelepah Dipertahankan per Umur Tanaman Sesuai SOP
PT Inti Indosawit Subur
Tabel 16. Data Persentase Jumlah Pelepah per Interval Pelepah di Blok
B89a (Tahun Tanam 1989)
Interval Jumlah Pelepah (%) ∑ Pokok
27 – 31 25.00 15
32 – 36 36.67 22
37 – 41 26.67 16
42 – 46 5.00 3
47 – 51 6.67 4
Sumber : Data Primer
Berdasarkan data Tabel 16, dapat disimpulkan bahwa jumlah pelepah pada
interval 32 – 36 pelepah memiliki nilai persentase tertinggi, yaitu 36.67 %,
sedangkan interval 42 – 46 pelepah memiliki nilai persentase terendah, yaitu
44
5.00 %. Secara umum, penunasan di Blok B89a sesuai dengan SOP PT Inti
Indosawit Subur, yaitu 32 – 36 pelepah. Penunasan pada blok B89a harus tetap
dijaga untuk mencegah terjadinya over pruning dan under pruning.
Tabel 17. Data Persentase Jumlah Pelepah per Interval Pelepah di Blok
B91d (Tahun Tanam 1991)
Interval Jumlah Pelepah (%) ∑ Pokok
27 – 31 13.33 8
32 – 36 23.33 14
37 – 41 28.33 17
42 – 46 25.00 15
47 – 51 10.00 6
Sumber : Data Primer
Berdasarkan data Tabel 17, dapat disimpulkan bahwa jumlah pelepah pada
interval 37 – 41 pelepah memiliki nilai persentase tertinggi, yaitu 28.33 %,
sedangkan interval 47 – 51 pelepah memiliki nilai persentase terendah, yaitu
10.00 %. Secara umum penunasan di blok B91d masih belum sesuai dengan SOP
PT Inti Indosawit Subur, yaitu 32 – 36 pelepah, karena masih banyak pokok yang
under pruning. Oleh karena itu, penunasan di blok B91d harus lebih dijaga lagi
sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
Kebun Plasma
Berdasarkan data Tabel 18, dapat disimpulkan bahwa jumlah pelepah pada
interval 32 – 36 pelepah memiliki nilai persentase tertinggi, yaitu 35.00 %,
sedangkan interval 47 – 51 pelepah memiliki nilai persentase terendah, yaitu
0.00 %. Secara umum penunasan di Hamparan 20 sesuai dengan SOP PT Inti
Indosawit Subur, yaitu 32 – 36 pelepah, tetapi penunasan di Hamparan 20 harus
tetap dijaga, agar mencegah terjadinya over pruning dan under pruning.
45
Berdasarkan data Tabel 19, dapat disimpulkan bahwa jumlah pelepah pada
interval 37 – 41 pelepah memiliki nilai persentase tertinggi, yaitu 33.33 %,
sedangkan interval 47 – 51 pelepah memiliki nilai persentase terendah, yaitu
8.30 %. Secara umum penunasan di Hamparan 94 masih belum sesuai dengan
SOP PT Inti Indosawit Subur, yaitu 32 – 36 pelepah, karena masih banyak pokok
yang under pruning. Oleh karena itu, penunasan di Blok B91d harus lebih dijaga
lagi sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
Secara umum, tabel-tabel data persentase jumlah pelepah per interval
jumlah pelepah baik di kebun inti maupun kebun plasma menunjukkan bahwa
pada jumlah pelepah pada interval 32 – 36 di kebun inti, Blok B89a (tahun tanam
1989), dan di kebun plasma, Hamparan 20 (tahun tanam 1989), memiliki
persentase yang lebih tinggi dibandingkan jumlah pelepah interval yang lain
dengan persentase sebesar 36.67 % untuk blok B89a dan 35.00 % untuk
Hamparan 20. Blok B91d (tahun tanam 1991) di kebun inti dan Hamparan 94
(tahun tanam 1991) di kebun plasma memiliki persentase yang tertinggi pada
interval 37 – 41 sebesar 28.33 % (B91d) dan 33.33 % (Hamparan 94) diikuti
dengan jumlah pelepah pada interval 42 – 46 sebesar 25.00 % (B91d) dan
31.67 % (Hamparan 94).
Berdasarkan data Agricultural Policy Manual (APM) PT Inti Indosawit
Subur, jumlah pelepah yang harus dipertahankan pada umur tanaman >14 tahun
adalah 32 – 36 pelepah dan songgo satu. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
penunasan pada blok B89a di kebun inti dan Hamparan 20 di kebun plasma masih
lebih baik dibandingkan dengan blok B91d dan Hamparan 94 karena memiliki
persentase jumlah pelepah pada interval 32 – 36 dengan songgo satu yang lebih
tinggi. Sebagian besar pokok tanaman pada blok B91d masih under prunning
46
Kebun Inti
Tabel 20. Pengaruh Jumlah Pelepah terhadap Nisbah Seks dan Jumlah
Tandan di Blok B89a (Tahun Tanam 1989)
Interval ∑ Bunga Jantan ∑ Bunga Betina ∑ Tandan ∑ Pokok
27 – 31 3.07 2.90 2.00 15
32 – 36 2.05 2.91 2.64 22
37 – 41 2.25 3.25 2.75 16
42 – 46 1.67 3.67 3.30 3
47 – 51 2.00 2.75 3.25 4
Sumber : Data Primer
Tabel 21. Pengaruh Jumlah Pelepah terhadap Nisbah Seks dan Jumlah
Tandan di Blok B91d (Tahun Tanam 1991)
a b
Kebun Plasma
Tabel 22. Pengaruh Jumlah Pelepah Terhadap Nisbah Seks dan Jumlah
Tandan di Hamparan 94/Kerinci Sakti (Tahun Tanam 1991)
Interval ∑ Bunga Jantan ∑ Bunga Betina ∑ Tandan ∑ Pokok
27 – 31 3.43 2.57 2.14 7
32 – 36 1.89 3.56 3.30 9
37 – 41 1.65 2.55 2.50 20
42 – 46 1.47 2.79 2.73 19
47 – 51 1.60 3.40 3.80 5
Sumber : Data Primer
Tabel 23. Pengaruh Jumlah Pelepah Terhadap Nisbah Seks dan Jumlah
Tandan di Hamparan 20/Sumber Makmur (Tahun Tanam 1989)
Interval ∑ Bunga Jantan ∑ Bunga Betina ∑ Tandan ∑ Pokok
27 – 31 2.60 2.90 2.20 10
32 – 36 1.62 3.05 2.57 21
37 – 41 2.17 3.00 2.56 18
42 – 46 3.09 2.73 2.54 11
47 – 51 - - - -
Sumber : Data Primer
48
a b
Gambar 8. Kondisi Pokok Kelapa Sawit (a. Under pruning dan b. Over pruning)
49
Data Tabel 24 menunjukkan bahwa nilai BJR tahun tanam 1989 lebih
besar dibandingkan BJR tahun tanam 1991. Blok pengamatan pada kebun inti
menunjukkan bahwa blok B89a dengan rata-rata jumlah pelepah yang
dipertahankan sebesar 35.72 (sesuai dengan ketentuan SOP) dari tiga ulangan
pengamatan yang dilakukan menghasilkan jumlah tandan sebesar 4 242 tandan
dengan bobot 105 500 kg, sehingga nilai BJR yang dihasilkan sebesar 24.87. Blok
B91d dengan rata-rata jumlah pelepah yang dipertahankan sebesar 38.90 (tidak
sesuai dengan ketentuan SOP) menghasilkan jumlah tandan total sebesar 5 029
dengan bobot 112 130 kg, sehingga nilai BJR yang dihasilkan sebesar 22.29.
Hasil pengamatan pada kebun plasma menunjukkan bahwa Hamparan 20
dengan rata-rata jumlah pelepah yang dipertahankan sebesar 36.87 dari tiga
ulangan pengamatan yang dilakukan, menghasilkan jumlah tandan sebesar
5 659 tandan dengan bobot 124 200 kg, sehingga nilai BJR yang dihasilkan
sebesar 21.95. Hamparan 94 dengan rata-rata jumlah pelepah yang dipertahankan
sebesar 39.68 (tidak sesuai dengan ketentuan SOP) mengahasilkan jumlah tandan
50
total sebesar 5 774 tandan dengan bobot 88 035 kg, sehingga nilai BJR yang
dihasilkan sebesar 15.25.
Secara umum, pokok-pokok pada tahun tanam 1991 memiliki jumlah TBS
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pokok-pokok pada tahun tanam 1989,
tetapi pokok-pokok pada tahun tanam 1989 memiliki nilai BJR yang lebih tinggi
dibandingkan pokok-pokok pada tahun tanam 1991. Hal ini dapat disebabkan
karena semakin tua umur suatu tanaman maka semakin tinggi bobotnya, karena
unsur hara yang diserap dan pasokan karbohidrat melalui fotosintesis pada
tanaman yang lebih tua lebih dikhususkan untuk menunjang produksi buah
daripada untuk pertumbuhan vegetatif tanaman. Nilai BJR pada kedua blok di
kebun inti secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan kebun plasma. Hal ini
dapat disebabkan karena kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit pada kebun
inti masih lebih baik dibandingkan kebun plasma.
Pengelolaan tajuk dengan menjaga jumlah pelepah yang dipertahankan
tetap optimal sangat penting untuk maksimalisasi produksi. Oleh karena itu,
penentuan jumlah pelepah optimal yang harus dipertahankan harus tetap dijaga
sesuai dengan umur tanaman. Sesuai dengan SOP umur tanaman >14 tahun,
jumlah pelepah optimal yang harus dipertahankan sebesar 32 – 36 pelepah.
51
Kesimpulan
Perlu adanya pengawasan ketat yang harus dilakukan oleh mandor yang
mengawasi kegiatan penunasan. Pelatihan dan simulasi terutama kepada pemanen
dan anggota gang khusus tunas juga harus dilakukan, sehingga para pemanen
dapat menunas secara benar sesuai dengan ketentuan jumlah pelepah yang harus
dipertahankan. Rata-rata umur tanaman yang ada di PT Inti Indosawit Subur
adalah >14 tahun, sehingga teknik penunasan yang harus dilakukan adalah teknik
songgo satu dan jumlah pelepah yang harus dipertahankan sebesar 32 – 36
pelepah. Teknik songgo satu seyogyanya tidak diberlakukan pada pokok yang
berproduksi rendah atau nisbah bunga betina/jantannya rendah, karena akan
berakibat over pruning, disarankan menerapkan teknik berdasarkan jumlah
pelepah yang dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
Asian Agri Group. 2008. Agricultural Policy Manual (APM). Deli Serdang,
Medan.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.
PPKS. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
145 hal.
55
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
Penulis Karyawan Standar
...…………….(satuan/HK)………….....
29-03-2011 Penguntilan pupuk 1500 kg 1500 kg 1500 kg Gudang pupuk
30-03-2011 Penunasan 5 pokok 50 pokok 50 pokok Blok B89a
17-03-2010 Hutan lindung (pembibitan) 125 bibit 400 bibit 400 bibit Blok B91d
tanaman tanaman tanaman
56
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Inti Indosawit Subur
Prestasi Kerja
Jumlah KHL Luas Areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi Kegiatan
(orang) (ha) (jam)
01-04-2011 Mengawasi Pemanenan 10 46 7 Blok B89b
02-04-2011 Mengawasi Pemanenan 8 46 7 Blok B89b
04-04-2011 Mengawasi Pemanenan 11 41 7 Blok B91d
05-04-2011 Mengawasi Pemanenan 9 38 7 Blok B91d
06-04-2011 Mengawasi Pemanenan 10 57 7 Blok B91b
07-04-2011 Mengawasi Penunasan 15 48 7 Blok B89a
08-04-2011 Mengawasi Penunasan 13 48 7 Blok B89a
09-04-2011 Mengawasi Penunasan 15 48 7 Blok B89a
11-04-2011 Mengawasi Pemupukan 14 18 4 Blok B90a
12-04-2011 Mengawasi Pemupukan 15 27 4 Blok B90a
13-04-2011 Kerani Panen 8 41 4 Blok B91d
14-04-2011 Kerani Panen 11 41 7 Blok B91d
15-04-2011 Mengawasi Pemupukan 12 29 7 Blok B90b
16-04-2011 Mengawasi pemupukan 12 27 4 Inti 44
18-04-2011 Mengawasi Penyemprotan Herbisida 20 50 4 Inti 14
19-04-2011 Mengawasi Penyemprotan Herbisida 11 50 7 Blok B89a
20-04-2011 Mengawasi Pemanenan 11 48 7 Blok B90b
21-04-2011 Mengawasi penguntilan pupuk 5 - 4 Gudang pupuk
23-04-2011 Mengawasi Pemanenan 12 46 7 Blok B89b
25-04-2011 Mengawasi Pemupukan 19 36 7 Blok B91d
26-04-2011 Mengawasi Pemupukan 14 22 7 Blok B91d
27-04-2011 Mengawasi Pemupukan 16 24 7 Blok B89b
57
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Inti Indosawit Subur (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Jumlah KHL Luas areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi kegiatan
(orang) (ha) (jam)
28-04-2011 Kunjungan ke PMKS II - - - PMKS II
29-04-2011 Kunjungan ke PMKS II - - - PMKS II
30-04-2011 Kunjungan ke PMKS II - - - PMKS II
02-04-2011 Kunjungan ke PMKS II - - - PMKS II
58
Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten di PT Inti Indosawit Subur
Prestasi Kerja
Jumlah Mandor Luas Areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi Kegiatan
(orang) (ha) (jam)
03-05-2011 Mengawasi Pemanenan 3 130.5 7 Blok B90c & B91d
04-05-2011 Mengawasi Pemanenan 3 140 7 Blok B91b & A91c
05-05-2011 Mengawasi Pemanenan 3 117 7 Blok B90d & B91a
06-05-2011 Mengawasi Penunasan 1 96 7 Blok B89a
07-05-2011 Mengawasi Penunasan 1 96 7 Blok B89a
09-05-2011 Mengawasi Pemupukan 1 18 7 Blok B90b & B89b
10-05-2011 Mengawasi Pemupukan 1 59 7 Blok B89b & B91d
11-05-2011 Mengawasi Penguntilan pupuk 1 - 7 Gudang pupuk
12-05-2011 Supervisi - - - AALI
13-05-2011 Mengawasi Pemupukan 1 23 7 Blok B90d
14-05-2011 Mengawasi Pemanenan 3 95 7 Blok B91c & B91d
16-05-2011 Mengawasi Penguntilan pupuk 1 - 7 Gudang pupuk
17-05-2011 Mengawasi Penguntilan pupuk 1 - 7 Gudang pupuk
18-05-2011 Mengawasi Pemupukan 1 29 7 Blok B90b
19-05-2011 Mengawasi Pemupukan 1 27 7 Blok B90a
20-05-2011 Mengawasi Pemanenan 3 111 7 Blok B90c & B90b
21-05-2011 Adninistrasi - - 5 Kebun Plasma
23-05-2011 Adninistrasi - - 5 Kebun Plasma
24-05-2011 Administrasi - - 5 Kebun Plasma
25-05-2011 Mengawasi Pemanenan 1 50 7 Kebun Plasma
59
Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten di PT Inti Indosawit Subur (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Jumlah Mandor Luas Areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi kegiatan
(orang) (ha) (jam)
26-05-2011 Mengawasi Pemanenan 1 50 7 Kebun Plasma
27-05-2011 Pelatihan K3 - - 4 Kebun Plasma
28-05-2011 Mengawasi Pemanenan 1 50 7 Kebun Plasma
30-05-2010 Mengawasi Pemanenan 1 50 7 Kebun Plasma
31-05-2011 Mengawasi Pemanenan 1 50 7 Kebun Plasma
01-06-2011 Mengawasi Pemanenan 1 50 7 Kebun Plasma
03-06-2011 Mengawasi Pemanenan 1 50 7 Kebun Plasma
04-06-2011 Mengawasi Pemanenan 1 44 7 Kebun Plasma
06-06-2011 Mengawasi Pemanenan 1 44 7 Kebun Plasma
07-06-2011 Mengawasi Pemanenan 1 44 7 Kebun Plasma
08-06-2011 Mengawasi Pemanenan 1 44 7 Kebun Plasma
09-06-2011 Mengawasi Pemanenan 1 44 7 Kebun Plasma
10-06-2011 Mengawasi Pemanenan 1 44 7 Kebun Plasma
11-06-2011 Mengawasi Pemanenan 1 44 7 Kebun Plasma
13-06-2011 Administrasi - - 5 Kebun Plasma
14-06-2011 Mengawasi Pemupukan 1 25 7 Blok B91d
15-06-2011 Mengawasi Penguntilan Pupuk 1 - 7 Gudang Pupuk
16-06-2011 Mengawasi Pemanenan 3 107.5 7 Blok B89a & B90b
17-06-2011 Mengawasi Penguntilan Pupuk 1 - 7 Gudang Pupuk
18-06-2011 Mengawasi Penguntilan 1 - 7 Gudang Pupuk
20-06-2011 Mengawasi Penguntilan 1 - 7 Gudang Pupuk
21-06-2011 Mengawasi Penguntilan 1 - 7 Gudang Pupuk
60
Lampiran 4. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten di PT Inti Indosawit Subur (Lanjutan)
Prestasi Kerja
Jumlah KHL Luas areal Lama
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi
yang Diawasi yang Diawasi kegiatan
(orang) (ha) (jam)
22-06-2011 Administrasi - - 7 Kantor Afdeling 2
23-04-2011 Administrasi - - 7 Kantor Afdeling 2
24-06-2011 Administrasi - - 7 Kantor Afdeling 2
25-06-2011 Administrasi - - 7 Kantor Afdeling 2
27-06-2011 Persiapan Presentasi - - - -
28-06-2011 Persiapan Presentasi - - - -
29-06-2011 Persiapan Presentasi - - - -
30-06-2011 Presentasi - - - Kantor Kebun Buatan
01-07-2011 Pulang
61
Lampiran 5. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Periode 2007 - 2010
62
Lampiran 6.Peta PT Inti Indosawit Subur, Pelalawan, Riau
63
Lampiran 7. Peta Satuan Peta Tanah dan Kesesuaian lahan di PT Inti Indosawit Subur, Pelalawan, Riau.
64
Lampiran 8. Struktur Organisasi di PT Inti Indosawit Subur, Pelalawan, Riau
65