Anda di halaman 1dari 69

METODE PENGENDALIAN PENYAKIT

BUSUK PANGKAL BATANG


(Ganoderma boninense)
DENGAN PEMANFAATAN LCPKS ORGANOTRI
PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

Ir, TASLIM HAREFA


Pendahuluan
 Serangan Penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) yang disebabkan Jamur Ganoderma boninense
pada Tanaman Kelapa Sawit saat ini di Indonesia merupakan masalah Nasional dan ancaman
yang serius

 Serangan terjadi pada Tanaman umur 10 Tahun, bahkan juga pada tanaman umur 4 – 5 Tahun
terutama generasi ke 2 – 4

 Di beberapa kebun di Indonesia , akibat serangan Ganoderma menyebabkan kematian Kelapa


Sawit hingga 80% (Susanto, et al, 2002) sehingga terjadi penurunan populasi dan produksi
tanaman

 Ganoderma sudah menyerang 20 – 40% areal perkebunan kelapa sawit, jika hal ini dibiarkan
maka pelaku bisnis tanaman kelapa sawit dan petani pekebun mengalami kerugian puluhan triliun

 Telah banyak usaha pengendalian yang dilakukan namun belum ada yang dapat melumpuhkan
serangan penyakit ini

Ir. Taslim Harefa


AGROEKOSISTEM SEMPURNA

Ir. Taslim Harefa


Penanaman Kelapa Sawit

Terjadi Perubahan Ekosistem

Ir. Taslim Harefa


Penanaman Kembali (Replanting)

Replanting berulang-ulang terjadi perubahan ekosistem

Ir. Taslim Harefa


Serangan Ganoderma boninense

Tanaman mati dan tumbang

Pupus tidak terbuka dan pelepah sengkle Tubuh buah Ganoderma

Ir. Taslim Harefa


Pangkal batang kropos dan berlubang Tanaman TBM terserang Ganoderma

Ir. Taslim Harefa


SEJARAH SERANGAN GANODERMA

Afrika Barat Malaysia


Republik Kongo Menyerang umur 10 – 15
1915 1960 tahun tanaman Kelapa Sawit
Jenis Ganoderma :
Penyebab Penyakit
• Ganoderma boninense,
Busuk Pangkal Batang • Ganoderma zonatum,
• Ganoderma tornatum,
• Ganoderma miniatocinctum

1931 1975 Indonesia


Papua New Guenue
Mulai menyerang tanaman Kelapa
Sawit di Sumatera Utara
Wilayah penyebaran saat ini :
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi

Ir. Taslim Harefa


Ba KINGDOM :
si Ph s
dio ylu FUNGI/ JAMUR ete
my m : : y c
cot l a ss iom
a C si d
Ba

Ordo : Family :
Aphyllophorales Ganodermataceae

Genus : Species :
Ganoderma Ganoderma boninense

KLASIFIKASI GANODERMA
KARAKTERISTIK
GANODERMA

Organisme Eukariotik yang Memiliki kisaran


1
digolongkan dalam kelompok inang yang luas
jamur sejati Multiseluler atau Uniseluler

Jamur terbawa tanah (soil borne) Dinding sel terdiri Bentuk tubuh bervariasi, mulai
2 atas kitin dari bulat, oval, dan pipih

Tubuhnya tersusun dari hifa


Tidak memiliki Klorofil, yang berbentuk seperti benang
Sifat saprofit dan parasitik mendapatkan makanan (mizelium
3 fakultatif secara heterotrof
KARAKTERISTIK SERANGAN GANODERMA
TERHADAP GENERASI TANAMAN

% Tase Generasi I Generasi II Generasi III Generasi IV


100

80

60

40

20

0
15- 25 tahun 8- 25 tahun 4- 25 tahun 2- 25 tahun

Umur Tanaman

Sumber: Agus Susanto, 2021


KARAKTERISTIK GANODERMA

Satu batang tubuh Ganoderma Memiliki alat untuk bertahan hidup seperti
menghasilkan jutaan spora dan tersebar mycellium resisten, basidiospora dan
melalui udara, air dan serangga klamidiospora

Tubuh buah mencapai diameter 30 cm, warna


Spora dapat bertahan dalam tanah pada permukaan tubuh buah kecoklatan dengan tepi
keadaan Dorman sampai bertahun-tahun putih kekuningan. Saat matang warnanya
mengkilap, permukaan bawah warna putih kusam
berpori tempat terbentuknya basidium Spora
MENGAPA GANODERMA DOMINAN ?
Penurunan populasi dan musnahnya
Terjadi ketidakseimbangan biomassa mikroorganisme sebagai
Agroekosistem di perkebunan predator Ganoderma di dalam tanah
Kelapa Sawit (contoh: trichoderma sp, mikoriza
dan lain-lain)

Penurunan bahan organik didalam


tanah yang mengakibatkan
rendahnya unsur hara karena
mengalami degradasi

Prilaku dan kecenderungan menggunakan


Enter Text pupuk anorganik secara terus menerus
sehingga mempengaruhi sifat Biologi, Kimia,
Here dan Fisika tanah yang akhirnya menimbulkan
degradasi tanah dan mempengaruhi
ketersediaan Soil Organik Karbon

Aplikasi Herbisida yang tidak


bijaksana

Ir. Taslim Harefa


POTENSI KERUGIAN EKONOMI
Serangan Ganoderma Dalam Satu Estate Seluas 10.000 Ha,
Potensi Kerugian Ekonomi Sebagai Berikut :

LUAS 10.000 Ha LUAS 10.000 Ha

Potensi Kerugian Ekonomi Kematian Rata-rata


Per Pokok (Pk) Tanaman 8 Pokok Per Hektar (5,5%)
Per Tahun (Th) Adalah Dalam Satu Estate
250 Kg/Pk/Th 10.000 Hektar Adalah Rp
x 375.000/Pk/Th
Rp 1500/Kg x (8 Pk/Ha)
= x (10.000 Ha)
Rp 375.000 /Pk/Th =
Rp 30 M

Sumber : H. Andi Suwigyo, General Manager PT. Socfin Indonesia


Ir. Taslim Harefa
POTENSI KERUGIAN EKONOMI
Serangan Ganoderma Dalam Satu Estate Seluas 10.000 Ha,
Potensi Kerugian Ekonomi Sebagai Berikut :

LUAS 10.000 Ha LUAS 10.000 Ha

Potensi Kerugian Ekonomi Kematian Rata-rata


Per Pokok (Pk) Tanaman 10 Pokok Per Hektar
Per Tahun (Th) Adalah Dalam Satu Estate
200 Kg/Pk/Th 10.000 Hektar Adalah Rp
x 300.000/Pk/Th
Rp 1500/Kg x (10 Pk/Ha)
= x (10.000 Ha)
Rp 300.000 /Pk/Th =
Rp 30 M

Sumber : Henny Hendarjanti, Plant Protection, PT. Astra Agro Lestari, Tbk
Ir. Taslim Harefa
BACK TO
SEKARANG BASIC KE DEPAN

KESERIUSAN KOMITMEN

GUNAKAN PUPUK KIMIA DAN PESTISIDA SECARA BIJAKSANA DAN


TINGKATKAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK
METODE PENGENDALIAN PENYAKIT Ganoderma boninense
PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

Upaya melumpuhkan serangan Ganoderma membutuhkan sistim pengelolaan


pengendalian secara terpadu

1. Remidiasi (Tindakan Pemulihan)


Teknologi pemulihan tanah (Bioremidiasi) meningkatkan dan manipulasi
rhizosfer dengan inokulasi mikroba antagonis dan mutualisme untuk
meningkatkan aktifitas biologis tanah

Ir. Taslim Harefa


2. Peningkatan Penggunaan Bahan Organik

 Bahan Organik pada tanaman Kelapa Sawit berasal dari hasil pengoperasian pabrik
Kelapa Sawit terdiri dari Limbah padat, Cair, Tandan Kosong dan lain-lain

 Potensi LPKS jumlahnya sangat besar, agar tidak menimbulkan permasalahan diperlukan
management yang baik untuk mengelolanya yaitu dengan melakukan pengomposan

 Pengomposan merupakan proses dekomposisi bahan organik kompleks yang dilakukan


oleh mikrorganisme sehingga menjadi bahan Organik sederhana yang kemudian
mengalami mineralisasi sehingga menjadi tersedia dalam bentuk mineral yang dapat
diserap oleh tanaman atau organisme lain

Ir. Taslim Harefa


TARGET PENGENDALIAN
 Serangan
Ganoderma
terkendali

 Agroekosistem
tanah terjaga

GOAL  Biaya Pemupukan


dapat dihemat

 Komitmen
Suistanable Oil
Falm

 Masalah limbah
teratasi ( zero
waste)
Aplikasi Pengendalian Ganoderma

Bahan dan Cara Aplikasi :

 OrganoTri ( Carier 1 – 5 )
 Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit BOD 3500-5000 mg/L
 Tandan Kosong Kelapa Sawit
 Limbah Padat (Solid)

Ir. Taslim Harefa


Ir. Taslim Harefa
BAHAN PENGOMPOSAN LCKS ORGANOTRI

ORGANOTRI 1 KG

CARIER 1 CARIER 3
2 KG 4 KG

CARIER 5
1 KG

CARIER 2 CARIER 4
1 LITER 1 KG

Ir. Taslim Harefa


OrganoTri

 BAHAN AKTIF : Trichoderma sp


 BIOFUNGISIDA : Sebagai Agens Hayati
 MEKANISME ANTAGONIS Trichoderma sp :

a. Bersifat antagonis yang dapat langsung menghambat patogen dengan sekresi anti biotik,
berkompetisi memperebutkan tempat hidup dan sumber makanan.
b. Memarasit miselium Ganoderma dengan menembus dinding sel dan masuk kedalam sel
untuk mengambil zat makanan dari dalam sel sehingga cendawan akan mati.
c. Menghasilkan antibiotik dengan mengeluarkan enzim b - 1,3 – glukanase dan kitinase dapat
menghancurkan sel melalui pengrusakan terhadap permeabilita smembran sel dan akhirnya
menyebabkan lisis dinding sel
d. Menginterfensi hifa, dimana hifanya membelit dan menghimpit hifa inang dengan
membentuk struktur seperti kait.
e. Akhirnya Trichoderma berkembang dan melindungi akar tanaman Kelapa Sawit dari
serangan Ganoderma.

Taslim Harefa,
CARA PENGOMPOSAN LCKS DENGAN OrganoTri
UNTUK PENGENDALIAN G. boninense

1 Kg OrganoTri + Carrier 1-5

Ir. Taslim Harefa LCPKS = Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit


SISTEM FERMENTASI ORGANOTRI
- Organotri
- Carrier 1 Dituang
- Carrier 2 ke dalam
- Carrier 3 kolam

Hari ke 6
Kultur induk I
Organo Tri Di Fermentasi ke dalam
2 Hari
+ kolam LCKS BOD <
5000 Aplikasi ke lapangan areal
Carrier kelapa sawit (piringan)
Anaerob primer
1-5 (2hr KI 1 + 2hr KI 2 =
Kultur induk II 4 hari)
2 Hari Indikator :
Masuk stlh
KI I 2 hari - LCKS tidak bau
Didalam - Suhu 20 - 300
- Carier 4 kolam
Hari ke 5
- Carier 1
masukan Carier 5 (sebelumnya
- Carier 3
dilarutkan dalam air sumur)
50 ltr untuk 1 kg)
Keterangan :
1 kg Organo Tri + Bahan carier 1 s/d 5 di Fermentasi kedalam LCKS BOD < 5000
untuk 20.000 - 30.000 liter (Selama 6 Hr)

Ir. Taslim Harefa


Ir. Taslim Harefa
Ir. Taslim Harefa
Ir. Taslim Harefa
Ir. Taslim Harefa
Ir. Taslim Harefa
Ir. Taslim Harefa
Pengomposan Tandan Kosong (TKS)

TKS diangkut dari fabrik dan


diletakan di areal
pengomposan

TKS ditumpuk setinggi 1 meter,


lebar 3 meter, panjang 48 meter
dan jumlah tumpukan 60 ton

Ir. Taslim Harefa


Pengomposan Tandan Kosong (TKS)

 Penyiraman tumpukan TKS dengan


LCKS OrganoTri

 Penyiraman dilakukan 1 kali seminggu


sebanyak 10 kali, jumlah LCKS
OrganoTri 10% dari jumlah tumpukan

 Setiap melakukan penyiraman Cover


dibuka dan ditutup rapat kembali

Ir. Taslim Harefa


Pengomposan Tandan Kosong (TKS)

Tumpukan ditutup rapat dengan


Cover Compos UV

Ir. Taslim Harefa


Pengomposan Tandan Kosong (TKS)

Kompos TKS siap dipanen dan


diangkut kelapangan, selanjutnya
ditaburkan pada piringan dan
didalam lobang tanaman
Replanting

Ir. Taslim Harefa


PENGENDALIAN GANODERMA PADA TANAMAN MENGHASILKAN

Ir. Taslim Harefa


PENGENDALIAN GANODERMA PADA TANAMAN MENGHASILKAN

Ir. Taslim Harefa


KEGIATAN APLIKASI LCKS OrganoTri

Truk tangki ditambah selang Selang ditarik ke areal piringan Aplikasi OrganoTri

Keadaan piringan setelah aplikasi


OrganoTri Aplikasi OrganoTri

Taslim Harefa, 2014


HASIL APLIKASI LCKS ORGANOTRI
TERHADAP PENGENDALIAN GANODERMA
1. Pengaruh Terhadap Jamur Ganoderma

Minggu ke 2 – 3 Jamur Ganoderma kelihatan mulai kering dan pada minggu ke 8 jamur
Ganoderma busuk dan mati
Ir. Taslim Harefa
Pada hari ke 10 Jamur Ganoderma kelihatan mulai kering dan pada hari ke 25 jamur
Ganoderma busuk dan mati
Ir. Taslim Harefa
2. Pengaruh Terhadap Pucuk Tanaman

Daun tombak
membuka
sempurna

Setelah aplikasi LCKS OrganoTri yang ke 6 dan ke 7 Daun tombak sudah mulai
membuka sempurna
Ir. Taslim Harefa
Daun tombak
membuka sempurnah

Setelah aplikasi LCKS OrganoTri yang ke 6 dan ke 7 Daun tombak sudah mulai
membuka sempurna
Ir. Taslim Harefa
Setelah aplikasi LCKS OrganoTri yang ke 6 dan ke 7 Daun tombak sudah mulai
membuka sempurna

Ir. Taslim Harefa


3. Pengaruh Terhadap munculnya Akar Baru

Bulan ke 5 - ke 7 setelah penyiraman OrganoTri muncul akar baru

Ir. Taslim Harefa


Bulan ke 5 - ke 7 setelah penyiraman OrganoTri muncul akar baru

Ir. Taslim Harefa


HASIL ANALISA JUMLAH KERAPATAN SPORA Ganoderma, Trichoderma, Mycoriza PADA PIRINGAN
KELAPA SAWIT DENGAN APLIKASI LCKS ORGANOTRI

TBM Kebun Teluk Dalam PT. Padasa Enam Utama


Jumlah Kerapatan Spora
Thn Spora Spora Spora
Tanam Perlakuan Ganoderma Trichoderma Mycoriza
(spora/gr) (spora/gr) (spora/50gr)

2016 LCKS Organotri - Piringan 3 x 105 6 x 106 85

2016 LCKS Organotri - Gawangan 2 x 105 8 x 106 121

2017 LCKS Organotri - Piringan 1 x 105 8 x 108 86

2017 LCKS Organotri - Gawangan 1 x 105 6 x108 97


HASIL ISOLASI JAMUR Trichoderma sp
YANG MENGINFEKSI JAMUR Ganoderma

APLIKASI ORGANOTRI PADA TANAMAN MENGHASILKAN


Kebun Teluk Dalam PT. Padasa Enam Utama

Jumlah Kerapatan Spora Trichoderma sp


pada tubuh buah Ganoderma

Dosis
Perlakuan
/pokok - ltr
1 Bulan 1, 5 Bulan

LCKS Organotri 50 108 109


Pengendalian Ganoderma pada Tanaman Replanting
Luas 900 Ha (Ex Endemik serangan Ganoderma)

1. Luku I ( barisan tanaman) 3. Luku II (jalur tanam)

2. Tumbang dan cincang batang 4. Hero

Ir. Taslim Harefa


5. Lubang Tanam 6. Aplikasi LCKS ORGANOTRI

Truk LCKS ORGANOTRI

LCKS + TKS ORGANOTRI

Aplikasi TKS ORGANOTRI

Ir. Taslim Harefa


Tanaman TBM
Aplikasi LCKS + TKS ORGANOTRI (Umur 3 Bulan)

Ir. Taslim Harefa


UMUR TANAMAN 13 BULAN (LCKS DAN TKS ORGANOTRI)

Ir. Taslim Harefa


UMUR TANAMAN 22 BULAN (LCKS DAN TKS ORGANOTRI)

Ir. Taslim Harefa


UMUR TANAMAN 30 BULAN
(LCKS DAN TKS ORGANOTRI) AFD I

Ir. Taslim Harefa


UMUR TANAMAN 36 BULAN

Ir. Taslim Harefa


UMUR TANAMAN 36 BULAN

Ir. Taslim Harefa


UMUR TANAMAN 48 BULAN
UMUR TANAMAN 48 BULAN
UMUR TANAMAN 60 BULAN
UMUR TANAMAN 60 BULAN
GOLONGAN PUPUK
Berdasarkan Sumber Berdasarkan Kelompok Hara

Organik Anorganik Tunggal Majemuk

Biofertilizer
Berdasarkan Daya Serap

Fast-Release Slow-Release Slowly Soluble

Cepat Tersedia Lambat Tersedia Lambat Larut

Ir. Taslim Harefa


1. PUPUK ORGANIK

 Pupuk organik adalah jenis bahan organik asal tanaman dan hewan di rombak menjadi hara
tersedia bagi tanaman

 Pupuk organik pada tanaman Kelapa Sawit berasal dari hasil pengoperasian pabrik Kelapa
Sawit yang terdiri dari limbah padat, cair, tandan kosong, boiler dan lain-lain.

 Setiap ton TBS yang di olah di pabrik akan menghasilkan 220 kg TKS, 670 kg Limbah
cair, 120 kg serat mesocrab, 70 kg cangkang dan 30 kg palm kernel cake (W.
Darmosaskoro dan Winama, 2001)

 Semua hasil limbah Kelapa Sawit sebelum di gunakan sebagai pupuk terlebih dahulu
dilakukan proses pengomposan.

 Pengomposan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai hara.

Ir. Taslim Harefa


 Tandan Kosong
1 Ton tandan kosong mengandung unsur hara yang setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg RP, 12 kg MOP
dan 2 kg Kieserite (Loong, S. G, M. Nazeeb, A. Letchumanan 1987)

 Limbah Cair
1 Ton limbah cair mengandung hara setara 1.5 kg Urea, 0.25 kg TSP, 2.5 kg MOP, 1 kg Kieserite
( Lubis, B dan P.L. Tobing 1989)

 Pemanfaatan limbah cair PKS dengan BOD antara 3500 - 5000 mg/L (dari kolam anaerobik primer)
diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik.

 Kedua limbah ini dapat berfungsi dan mempunyai peran dalam memperbaiki sifat fisik tanah,
meningkatkan kelembapan tanah, kapasitas memegang air dan sifat kimia tanah meningkatkan nilai
kapasitas tukar kation, peningkatan ph tanah, ketersediaan kation kation K, Ca, Mg, dan dapat
mencegah serta mengendalikan serangan Ganoderma.

Ir. Taslim Harefa


Penelitian Aplikasi TKS dan Limbah Cair di laporkan :
 Sing et al, 1990 bahwa produksi TBS meningkat 16,9 – 23 %
 Loong et al, 1989 peningkatan produksi TBS rata-rata selama 4 tahun sebesar 10 – 16 %
 Kesimpulan dari E. S. Sutarta et al, 2001 bahwa aplikasi limbah cair pabrik Kelapa Sawit mampu
meningkatkan produksi TBS sebesar 16% - 60%

Keunggulan Pupuk Organik :

 Mengandung unsur hara yang paling lengkap, yakni unsur Makro dan Mikro (Makro seperti N, P, dan
K sedangkan Mikro seperti unsur Fe, B, S, dan Ca) walaupun lebih sedikit
 Membuat struktur tanah menjadi gembur
 Memperbaiki daya serap air pada tanah dan tanaman
 Memperbaiki perkembangan mikrorganisme dalam tanah
 Biaya pembuatan relatif murah
 Dapat di buat sendiri

Ir. Taslim Harefa


2. PUPUK ANORGANIK

 Merupakan pupuk buatan pabrik dengan jenis dan kadar unsur hara yang sengaja di tambahkan atau
di ukur dalam jumlah tertentu.

 Pupuk anorganik kandungan haranya tidak lengkap hanya mengandung beberapa unsur hara dalam
jumlah besar seperti Urea, ZA, TSP, SP36, KCL, Kieserite, dan lain-lain.

 Pupuk anorganik terdiri dari:


– Pupuk tunggal (Urea, TSP/RP/SP, MOP, Kieserite) pupuk ini hanya mengandung satu jenis
unsur hara
– Pupuk majemuk (pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara, contoh: NPK
Mahkota (13-6-27-4+0,65 B), NPK Hi-Kay plus (13-6-27-4+0,65 B), NPK Pelangi (12-6-22-3)
merupakan rangking pertama pupuk majemuk yang terbaik direkomandasikan.

Ir. Taslim Harefa


PUPUK TUNGGAL ( Urea, KCl, TSP, dll)
Kelebihannya : Dapat mengatur dosis sesuai dengan kondisi tanaman terhadap defisiensi unsur.
Kelemahannya : Sering salah menentukan jenis pupuk, salah menepatkan waktu memupuk, salah mencampur jenis
pupuk, dan biaya pemupukan tinggi.

PUPUK MAJEMUK (NPK)


Kelebihannya : Sekali memupuk semua unsur primer terpupukan sehingga kecil kemungkinan terjadi difisiensi
unsur terlalu besar, bisa tepat waktu dan biaya rendah.
Kelemahannya : Dosis harus lebih banyak dan sering salah memilih NPK dengan kualitas baik ( baik keseimbangan
unsur, baik bahan baku dan baik teknologi)

KELEMAHAN PUPUK ANORGANIK :


 Mengandung unsur hara tidak lengkap, hanya beberapa saja, tetapi dalam jumlah yang banyak
 Membuat struktur tanah menjadi keras
 Jika tanah mengeras, sulit terjadi penyerapan air untuk keperluan tanaman
 Dapat mematikan mikrorganisme
 Biaya pembuatan lebih mahal
 Dibuat oleh pabrik

Ir. Taslim Harefa


3. BIOFERTILIZER (Pupuk Hayati )

 Biofertilizer adalah pupuk hayati yang pada dasarnya mengandung mikrorganisme hidup.
Tidak mengandung NPK atau unsur lainnya.

 Keberadaan mikrorganisme yang ada di dalamnya dapat berperan dalam menyediakan,


melarutkan, dan menyerap unsur hara dari atmosfer kedalam tanah

Kelemahan Biofertilizer :

 Mikrorganisme akan terdegradasi / musnah apabila pemakaian pupuk anorganik dilakukan


terus menerus dalam jumlah besar

 Kandungan bahan organik < 2% keberadaan mikrorganisme didalam tanah tidak


berkembang dan lama kelamaan terdegradasi / musnah

Ir. Taslim Harefa


Fungsi Pupuk Hayati :

 Soil Regenerator (Pembangkit kembali kehidupan tanah)


 Feeding The Soil that feed the plant, memberikan makanan pada tanah, selanjutnya tanah akan
memberikan makanan pada tanaman
 Herman Riegel dan Herman Wilfarth dua orang peneliti Jerman yang pertama
mendemonstrasikan adanya proses penambatan N secara simbiosis pada tanaman kacang-
kacangan pada tahun 1988

1. Mengikat N yang melimpah di udara, 74% sebagai N tersedia bagi tanaman


2. Mengikat P dan K yang banyak terdapat di tanah
3. Mengeluarkan zat pengatur tumbuh (ZPT) yang di butuhkan untuk pertumbuhan tanaman
4. Menguraikan sisa-sisa limbah organik tanah untuk dijadikan sumber nutrisi tanaman
5. Mengendalikan penyakit tanaman karena mengandung mikroorganisme antagonis terhadap
tanaman

Ir. Taslim Harefa


Mikroorganisme – mikroorganisme antara lain :

 Mikroorganisme pengikat N seperti Rhizobium sp, Azospirillum sp, dan Azotobacter sp


 Mikroorganisme pelarut P seperti Pseudomonas sp, Bacillus sp, Bacillus megatirium, dan Chromobacterium sp sebagai
bakteri pelarut P menjadi tersedia bagi tanaman
 Mikroorganisme penyerap unsur P seperti Glomus sp dan Gigaspora sp.
 Mycorhiza, bersimbiosis dengan tanaman untuk menyerap lebih banyak P
 Tricoderma sp, salah satu biodekomposer / pengurai limbah organik menjadi pupuk biologi tanah dan stimulator bagi
pertumbuhan tanaman. Salah satu mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap patogen tanaman seperti serangan
cendawan Ganoderman boninense pada tanaman Kelapa Sawit.
 Aspergillus niger, Aspirgillus candidus, Aspergillus awamori, fusarium, Penicillum, Schlerotium, dan Phialotobus.
Jamur ini berperan dalam pelarutan P. Penicillium sp mampu melarutkan Ca ₃ (PO ₄ ) ₂ sebesar 26-40%, Aspergillus sp
melarutkan Ca₃ (PO₄ )₂ sebesar 18%
 Actinomycetes memegang peranan dalam pemecahan senyawa selulosa, lignin, kitin, serta protei. Enzim yang di
produksinya dapat mendekomposisi ranting-ranting tanaman dan kertas.
 Lactobacillus sp berperan membantu proses permentasi bahan organik menjadi senyawa asam laktat yang dapat
diserap tanaman
 Cacing tanah berperan memperbaiki struktur tanah dengan cara membuat lubang-lubang, mengangkut bahan organik
kebagian tanah yang lebih dalam sehingga memperbaiki airase dan drainase didalam tanahsehingga tanah menjadi
gembur

Ir. Taslim Harefa


Sukses & Terima Kasih
Ir. Taslim Harefa

Anda mungkin juga menyukai