1
Sejarah Singkat
Pembibitan
Tanaman karet dapat diperbanyak
dengan biji (generatif) atau dengan
bahan tanaman hasil okulasi
(vegetatif). Perbanyakan generatif
dimaksudkan untuk mendapatkan
batang bawah pada waktu okulasi.
Persyaratan Bibit
Pembuatan jalan.
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam karet dibagi berdasarkan
tingkat pertumbuhan atau umur tanaman,
yaitu:
a) Pada waktu tajuk belum menutup,
hampir semua tanaman dapat ditanam di
lahan diantara tanaman karet ditanam
tanaman sela.
b) Pada waktu tajuk sudah saling
manutup, hanya tanaman yang tanah
naungan dapat ditanam di antara
tanaman karet.
Pola tanam karet muda (0-3 tahun),
merupakan tumpang sari dengan
tanaman pangan (padi gogo, jagung,
kedele dan kacang tunggak), tumpang
sari pisang, nanas, cabe, jagung dan
semangka.
Sedangkan pola tanam karet dewasa
(> 3 tahun), adalah tumpangsari
dengan kapulaga/jahe.
Pembuatan Lubang Tanam
Tanaman Belum
Menghasilkan
Penyulaman
Dilakukan saat tanaman berumur
1-2 tahun dan jangan dalam
keadaan terik matahari. Jika
kematian disebabkan bakteri/jamur,
tanah bekas bibit yang mati diberi
bakterisida/fungisida. Pertanaman
karet yang baik hanya disulam
maksimal 5%.
Penyiangan
Dilakukan dengan manual
(tangan/kored/cangkul) atau
secara kimia sebanyak 2-3 kali
dalam satu tahun.
Pemupukan
Pupuk dapat diletakan dengan tiga cara:
Pemupukan dilakukan
bersamaan dengan penyiangan.
Dosis pupuk untuk tanaman belum menghasilkan
pada tanah Ultisol (Podsolik Merah Kuning)
adalah sbb (gram/pohon/aplikasi) :
Rayap
Penyebab: Microtermmes inspiratus,
Captotermes cuevignathus. Gejala:
stump/tanaman karet muda rusak, batang
berlubang besar, akar tanaman putus.
Pengendalian: membersihkan kebun dari
tunggul dan sisa akar, ujung stump
sampai bagian atas mata okulasi ditutup
dengan plastik, pemberian umpan rayap,
insektisida Furadan 3G (5-10 g/pohon),
Agrolene 26 WP 0,2% atau Lindamul 250
EC 0,2%.
Kutu tanaman
Penyebab: Saissetia nigra, Laccifer greeni,
Laccifer lacca, Ferrisiana virgata Planococcus
citri).
Gejala: merusak tanaman dengan mengisap
cairan dari pucuk batang dan daun muda. Bagian
tanaman yang diisap menjadi kuning dan kering.
Pengendalian: melepas musuh alami seperti
Eublema sp., Anysis sp, Scymus sp dan Coccinella
sp. untuk Saissetia nigra, Laccifer greeni, Laccifer
lacca dengan Albolineum 2%, Formalin 0,15%
atau Anthio 33 EC 0,9-1,2 liter/ha. Untuk
Ferrisiana virgata Planococcus citri dengan
Azodrin 60 WSC, Bayrusil 250 EC, Dimecron 50
SCW/Orthene 75 SP dll.
Tungau
Penyebab: Hemitarsonemus ,
Paratetranychus, mengisap cairan daun
muda, daun tua dan pucuk. Gejala:
tanaman tidak normal dan kerdil, daun
berguguran. Pengendalian: (1) dengan
akarisida Thiodan 35 EC 0,15%, Kelthane
MF 0,2%, Morestan 25 WP 0,2%; (2)
dengan menghembuskan gas belerang.
Siput
Penyebab: Achatina fulica. Gejala:
serangan pada musim hujan, daun
dan tanaman muda di areal
pembibitan rusak dan patah-patah.
Pengendalian: dengan larutan
metaldehida 5% dalam dedak, atau
campuran Maradeks dengan semen,
kapur dan dedak (2:3:5:16).
Tikus (Rattus spp.)
Gejala: biji, kecambah dan daun
bibit dimakan habis. Kulit tanaman
muda terkelupas dan tampak ada
bekas gesekan. Pengendalian:
dengan membersihkan semak di
kebun, membongkar sarang tikus
dan membunuh tikus dengan
perangkap mekanis/senyawa kimia
Racumin, Warfarin atau Tomorin 1
g/15 g umpan.
PENYAKIT TANAMAN
Penyakit Batang
Akar putih
Penyebab: jamur Rigidoporus lignosus. Gejala:
daun tanaman pucat kuning dengan tepi melipat
ke dalam, daun gugur dan ranting mati. Di akar
tanaman terdapat benang-benang jamur putih
agak tebal yang menempel kuat. Pengendalian:
sanitasi kebun, menanam tanaman penutup,
menanam bibit sehat, menaburkan serbuk
belerang pada areal yang pernah terserang
penyakit ini, fungisida berbahan aktif
hexaconazole, tradimefon dan cyproconazole.
P. BTG
Akar merah
Penyebab: jamur Ganoderma
pseudoferrum. Sangat berbahaya untuk
tanaman karet, penularan terjadi melalui
persinggungan akar, dijumpai pada
tanaman dewasa dan tua. Gejala: setelah
5 tahun serangan, tanaman mati.
Pengendalian: sama dengan akar putih.
P. BTG
Jamur upas
Penyebab: jamur Corticium salmonicolor. Gejala:
terdapat lapisan kerak berwarna merah pada
pangkal atau bagian atas percabangan yang akan
berubah menjadi lapisan tebal merah tua. Bagian
tanaman yang terserang mengeluarkan cairan
lateks berwarna coklat kehitaman yang meleleh.
Kulit tanaman akan membusuk dan hitam, tajuk
cabang mati dan mudah patah. Pengendalian:
dengan menanam klon resisten seperti AVROS
2037, mengurangi kelembaban kebun, Fungisida
di awal serangan dengan Fylomac 90 0,5%,
Calixin MR, Dowco 262 atau Bubur bordo.
P. BTG
Kanker bercak
Penyebab: jamur Phytophthora palmivora.
Gejala: kerusakan kulit batang di luar
bidang sadap atau di percabangan,
tanaman merana dan mati. Pengendalian:
menanam klon resisten, jarak tanam tidak
terlalu rapat, pemangkasan tanaman
penutup yang terlalu lebat, kulit yang
membusuk dipotong dan luka diolesi
Difolatan 4F 3% dan ditutup dengan
petrolatum, bagian kayu yang luka ditutup
ter.
P. BTG
Busuk pangkal batang
Penyebab: jamur Botrydiplodia
theobromae. Gejala: kulit mengering dan
pecah-pecah namun kayu bagian atas
masih baik dan utuh. Kulit menghitam dan
kayunya rusak. Kerusakan menjalar ke
bagian atas sampai mencapai 1 m. Batang
tanaman seperti terbakar. Pengendalian:
pemberian fungisida tepat waktu,
pemupukan dengan dosis dan waktu yang
tepat, penyulaman dengan bibit stump
tinggi.
Penyakit Bidang Sadap
Kanker garis
Penyebab: jamur Phytophthora palmivora. Gejala: adanya
selaput tipis berwarna putih dan tidak begitu jelas
menutupi alur sadap. Di bawah kulit di atas irisan sadap
akan tampak garis-garis tegak doklat atau hitam yang
akhirnya bersatu membentuk jalur hitam seperti retakan
atau kulit pulihan. Menghambat pemulihan kulit di bidang
sadap. Pengendalian: menanam klon resisten PR 300 atau
PR 303, jarak tanam tidak terlalu rapat, memangkas
tanaman penutup tanah, pemupukan yang benar,
penyadapan tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dekat
tanah, fungisida Dilatan 4F 2%, Difolatan 80 WP 2%,
Demosan 0,5%/Actidione 0,5%. Batang yang busuk dikorek
dan diberi fungisida, pisau sadap diolesi
P. BDG. SADAP
Mouldy rot
Penyebab: jamur Ceratocystis fimbriata. Gejala: selaput
tipis putih dibidang sadap dekat alur sadap yang berubah
menjadi lapisan seperti beledu berwarna kelabu sejajar alur
sadap. Di bawah lapisan ini akan tampak bintik coklat atau
hitam. Serangan dapat mencapai kambium dan kayu.
Pengendalian: menanam klon resisten di daerah basah
seperti GT1 dan AVROS 2037, jarak tanam tidak terlalu
rapat, memangkas penutup tanah, pemupukan yang benar,
intensitas sadap diturunkan, fungisida Difolatan 4F 2%,
Difolatan 89 WP 2%, Topsin M 75 WP 0,5%, Derosal 60 WP
0,1%, Actidione 0,5%/Benlate 50 WP 0,1%, pisau sadap
diolesi fungisida.
P. BDG. SADAP
Brown bast
Penyebab: penyadapan yang terlalu sering.
Gejala: lateks tidak mengalir dari sebagian alur
sadap, seluruh alur sadap menjadi kering dan
tidak mengeluarkan lateks. Bagian kering
berubah warna menjadi coklat karena terbentuk
gum. Kulit pecah, batang bengkak. Pengendalian:
mengurangi penyadapan terutama pada klon
peka PR 255, PR 261 dan BPM 1. Klon tahan
adalah AVROS 2037, PR 300 dan PR 303, pohon
diistirahatkan.
Penyakit daun
Embun tepung
Penyebab: jamurOidium heveae. Gejala: daun
muda berwarna hitam, lemas, keriput dan
berlendir. Di bawah permukaan daun terdapat
bercak bundar putih seperti tepung.
Pengendalian: dengan menanam klon resisten,
pemberian nitrogen 2x dosis anjuran, daun
digugurkan lebih awal, menghembuskan belerang
seminggu sekali selama 5 minggu, fungisida
Dithane M-45 0,25%, BAS 2203 1%.
P. DAUN
Penyakit colletorichum
Penyebab: jamur Coletotrichum
gloeosporoides. Gejala: daun tampak
gugur dan pertumbuhannya terhambat,
terjadi pada tanaman yang baru
membentuk daun muda pada musim
hujan. Pengendalian: menanam klon
resisten seperti BPM 1, AVROS 2037,
pemupukan ekstra, daun digugurkan lebih
awal, fungisida Dihane M-45 0,25%,
Manzate M-200 ) 2%, Cobox 0,5%.
P.DAUN
PenyakitPhytophthora
Penyebab: jamur Phytophthora
botriosa. Gejala: diawali dengan
buah yang membusuk dan hitam,
lalu menular ke daun dan tangkai
sehingga daun dan tangkai gugur.
Pengendalian: menanam klon
resisten dan fungisida Cobox atau
Cupravit dalam minyak mineral.
GULMA
Gulma penting di perkebunan :
Alang-alang ( Imperata cylindrical (L)
Beauv )
Paspalum cinjugatum Berg
Eupatorium odoratum
Mikania sp
Melastoma sp
Lantana camara L.
Cyperus rotundus L.
TBM :50 – 70 %
TM : 20 – 30 %
Panen
Eksploitasi Tanaman Karet
Pengertian : Suatu usaha untuk memanen
/ mengambil lateks tanaman karet dengan
cara penyadapan.
Menyadap : suatu cara mengambil lateks
dengan jalan mengiris/menusuk bagian
kulit batangnya.
Lateks : getah karet berupa cairan putih
susu yg terdiri dari partikel karet dn cairan
serum yang mengandung berbagaibahan
yg terlarut di dalamnya seperti protein,
asam amino, enzim dll.
Padatanaman karet, panen berarti
penyadapan lateks dari kulit batang.
Tanaman mulai disadap pada umur 5
tahun. Penyadapan dapat dilakukan
selama 25-35 tahun.
Penyadapan :
1. Sadap Iris (out tapping)
2. Sadap tusuk (micro tapping)
Faktor yang harus diperhatikan
dalam sadap iris adalah ;
a. Kriteria matang sadap
b. Tinggi bukaan sadap arah irisan
sadap dan kemiringannya.
c. Kedalaman sadapan
d. Komsumsi kulit
Peralatan Penyadapan
Penyadapan
Penyadapan mikro dilakukan dengan
penusukan jarumpada jalur yang telah
dikerok dan stimulasi. Pada waktu
penusukan jarum harus cepat ditarik dari
lubang tusukan supaya lateks dengan
cepat merembes dari pembuluh lateks
yang terluka dan keluar melalui lubang
tusukan. Penyadapan pertama dilakukan
dua atau tiga hari setelah pelumasan
stimulan pada jalur baru.
Jarum penusuk
Jarum penusuk terbuat dari baja
yang tahan karat denga garis
tengah 0,8 mm. Panjang jarum
penusuk disesuaikan dengan rata-
rata tebal kulit supaya tidak melukai
lapisan kambium pada waktu
penusukan.
Perpindahan jalur
Perpindahan jalur dilakukan setiap
bulan dengan jalan membuat jalur
baru disebelahnya (bila jalur vertical)
atau dibawahnya (bila jalur spiral).
Penarikan scrap
Seperti halnya pada penyadapan
konvensiaonal, pada penyadapan mikro
scrap ini harus ditarik sebelum
penusukan. Bila scrap tidak ditarik maka
aliran lateks akan terhalang dan lateks
akan meluber ke tanah sehingga hasil
yang diperoleh berkurang.
Mata tunas
Pada tanaman karet sering dijumpai mata
tunas pada permukaan bidang sadapan.
Pada mata tunas ini, ketebalan kulit relatif
tipis sehingga bila mata ditusuk akan
melukai kambium bahkan dapat sampai
ke kayu. Hal ini akan mengakibatkan
timbulnya lump kanker.
Hanca sadap
Jumlah pohon per hanca pada penyadapan
mikro dengan 3,5 jam penyadapan
adalam 500 pohon.
Pemupukan
Tanaman karet yang disadap mikro
memerlukan pemupukan yang rasional
untuk mempertahankan perkembangan
lilit batang dan respon terhadap stimulan.
Pemupukan Mg harus dihentikan satu
tahun sebelum penyadapan mikro dimulai
sebab Mg dapat mengganggu kestabilan
lateks sehingga cepat membeku.
Produksi sadap mikro
Penyadapan mikro pada tanaman
karet umur tiga tahun tidak
ditujukan mendapatkan hasil yang
setinggi-tingginya tetapi hanya
ditujukan untuk mendapatkan hasil
yang dapat menutupi biaya
pemeliharaan tanaman.
Urutan pekerjaan dalam penyadapan mikro
1. Bukaan sadap :
Mengukur lilit batang
Menghitung pohon yang
memenuhi criteria matang sadap
Mengukur tebal kulit/pohon
Mengukur ketinggian sadap
Menggambar jalur pertama
selebar dua cm.
2.Mengerok jalur dan stimulasi
Mengerok jalur selebar 2 cm,
pengerokan dilakukan dengan
membuang kulit coklat dan hijau
Membuat parit tipis ditengah atau di
bawah jalur
Stimulasi dengan ethrel 2,5 %
carrier minyak sawit denagn dosis 1
gram/pohon/bulan. Pelumasan
dilakukan 2 – 3 hari sebelum disadap
dan harus merata sepanjang jalur.
3.Penusukan dan penarikan scrap
Penarikan scrap dari parit jalur dan
membersihkan mangkok.
Penusukan jalur dengan jumlah
tusukan tertentu. Penusukan harus
merata pada seluruh jalur, setiap hari
sadap.
Membimbing lateks agar mengalir ke
arah mangkok.
Notasi Penyadapan
Sadap iris (out tapping)
a. Bentuk irisan
Notasi tusukan
Dalam sadap tusuk, lateks dikeluarkan
dengan jalan menusuk pada alur yang
dibuat dikulit batang. Simbol tusukan
dituliskan berupa huruf besar dan bentuk
alurnya dituliskan dibelakangnya.
Contoh :
P = puncture (tusukan)
PI = tusukan pada alur tegak
PS = tusukan pada alur spiral.
Jumlah tusukan, panjang dan lebar
alur
5 PI = lima tusukan dalam
alur tegak
10 PS = sepuluh tusukan dalam
alur spiral.
10 PI (100) 2 = sepuluh tusukan
pada alur tegak sepanjang 100 cm
dengan lebar alur 2 cm.
Cara pemberian stimulan
Sekarang ini telah banyak cara stimulasi yang
dikenal dan dipraktekkan. Beberapa diantaranya
adalah :
1. Aplikasi pada kulit yang sudh dikeroki (bark
application)
2. Aplikasi pada irisan sadap yang skrepnya sudah
diambil (groove application).
3. Aplikasi pada irisan sadap yang masih tertutup
skrep (lace application).
4. Aplikasi pada bidang sadapan pada kulit pulihan
di atas irisan sadap, pada sadapan ke bawah
(panel application).
5. Aplikasi pada alur yang dibuat pada kulit batang
(tape application). Cara ini biasanya dilakukan
pada sadap tusuk.
Bahan stimulasi
Dari sejak timbulnya pemikiran tentang
penggunaan stimulasi telah banyak
macam bahan yang digunakan. Pada
akhir-akhir ini bahan kimia yang banyak
dikenal untuk keperluan itu antara lain
adalah : Ethepon, Ethad, 2.4. D, 2.4.5.
T, Copper sulfat (Cu SO4), Calcium
carbide (Ca C2) dan lain-klain dengan
konsentrasi dan bahan pembawa
(carrier) yang bermacam-macam.
Notasi stimulasi
Dalam penulisannya notasi stimulasi
tidak terpisah dengan notasi sadapan.
Contoh :
Et 5 % Ga*. 16/y (2) = distimulasi
dengan ethepon 5 % yang dioleskan
pada irisan sadap dengan dengan dosis 1
gram/pohon, jumlah apllikasi 16 kali
pertahun sekali dalam dua minggu.
Antikoagulan