Anda di halaman 1dari 71

APLIKASI TANDAN KOSONG DAN POME SEBAGAI

PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN KELAPA


SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN INTI PETAPAHAN,
PT PEPUTRA MASTERINDO, KAMPAR, RIAU

BAMBANG TRI JATMIKO

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Aplikasi Tandan
Kosong dan POME sebagai Pupuk Organik pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Kebun Inti Petapahan, PT Peputra Masterindo, Kampar,
Riau” adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2021

Bambang Tri Jatmiko


A24170014
ABSTRAK
BAMBANG TRI JATMIKO. Aplikasi Tandan Kosong dan POME sebagai
Pupuk Organik pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun
Inti Petapahan, PT Peputra Masterindo, Kampar, Riau. Dibimbing oleh AHMAD
JUNAEDI dan SUPIJATNO.

Pengolahan minyak kelapa sawit dari tandan buah segar (TBS) akan
menghasilkan limbah tandan kosong dan lumpur berupa solid dan Palm Oil Mill
Effluent (POME). Limbah tersebut dapat digunakan sebagai pupuk organik pada
area perkebunan. Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Inti Petapahan PT
Peputra Masterindo, Kampar, Riau pada tanggal 18 Januari sampai 17 Mei 2021.
Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis dan
manajerial perkebunan kelapa sawit dengan bekerja secara langsung di lapangan
serta mendalami aspek pemanfaatan limbah kelapa sawit. Pengamatan aspek
khusus yang dilakukan meliputi kegiatan pemeliharaan blok kontrol, aplikasi
tandan kosong dan aplikasi POME, ketepatan dosis pupuk organik, sex ratio, serta
produktivitas blok kontrol, aplikasi tandan kosong dan aplikasi POME. Kegiatan
pemeliharaan blok terdapat perbedaan pada pemberantasan gulma di gawangan
sedangkan pada rencana pemupukan anorganik tidak terdapat perbedaan.
Ketepatan dosis pupuk organik di Kebun Inti Petapahan belum sesuai dosis
rekomendasi setiap tahunnya. Sex ratio dan produktivitas selama 3 bulan (Januari-
Maret) pada tahun 2021 menunjukkan blok aplikasi POME berbeda nyata lebih
tinggi daripada blok kontrol, sedangkan blok aplikasi tandan kosong tidak berbeda
nyata baik dengan blok kontrol maupun dengan blok aplikasi POME.

Kata kunci: limbah, produktivitas, sex ratio, tandan buah segar


ABSTRACT
BAMBANG TRI JATMIKO. Application of Empty Fruit Bunches and
POME as Organic Fertilizer for Palm Oil Plants (Elaeis guineensis Jacq.) at
Petapahan Nucleus Plantation, PT Peputra Masterindo, Kampar, Riau.
Supervised by AHMAD JUNAEDI and SUPIJATNO.

Processing of palm oil from fresh fruit bunches will produce waste as
empty fruit bunches and mud in the form of solid and POME. The waste can be
used as organic fertilizer in plantation areas. The internship activity was carried
out at the Petapahan Nucleus Plantation of PT Peputra Masterindo, Kampar,
Riau on January 18 to May 17, 2021. The internship aims to improve technical
and managerial skills of oil palm plantations by doing activities directly as a
worker and exploring aspects of the utilization of oil palm waste. Observations
of the specific aspects contained control block maintenance activities, empty
bunches application and POME application, accuracy of organic fertilizer
dosage, inflorescence sex ratio, as well as productivity at the control block,
empty bunches application and POME application. There are differences in the
block maintenance activities in weeds control in the gates area, while in
inorganic fertilization application there is no difference dosage. The accuracy of
the dosage of organic fertilizer in the Petapahan Nucleus Plantation is not
eventually in accordance with the recommended portion per year. Observation
on sex ratio and productivity for 3 months (January-March) in 2021 showed that
POME application block are significantly higher than that of the control block,
whereas on empty bunch application area has no significant with the POME
application block, as well as with control blocks.

Keywords: fresh fruit bunch, productivity, sex ratio, waste


© Hak Cipta milik IPB, tahun 2021
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa


mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya


tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
APLIKASI TANDAN KOSONG DAN POME SEBAGAI
PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN INTI PETAPAHAN,
PT PEPUTRA MASTERINDO, KAMPAR, RIAU

BAMBANG TRI JATMIKO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada
Program Studi Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN


HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
Tim Penguji pada Ujian Skripsi:
1 Ir Adolf Pieter Lontoh, MS
Judul Skripsi : Aplikasi Tandan Kosong dan POME sebagai Pupuk Organik pada Tanaman
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Inti Petapahan PT Peputra
Masterindo, Kampar, Riau
Nama : Bambang Tri Jatmiko
NIM : A24170014

Disetujui oleh

Pembimbing 1:
Dr Ir Ahmad Junaedi, MSi

Pembimbing 2:
Dr Ir Supijatno, MSi

Diketahui oleh

Ketua Program Studi:

NIP
Atau (pilih salah satu)
Ketua Ketua Departemen …..:
Prof Dr Edi Santosa, SP MSi
NIP 197005201996011001

Tanggal Ujian:
13 Desember 2021 Tanggal Lulus:
28 Desember 2021
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan
baik. Tema yang dipilih dalam magang yang dilaksanakan sejak bulan Januari
2021 sampai bulan Mei 2021 ini ialah “Aplikasi Tandan Kosong dan POME
sebagai Pupuk Organik pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Kebun Inti Petapahan, PT Peputra Masterindo, Kampar, Riau”. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, dan seluruh keluarga atas segala do’a dan
dukungan terhadap penulis selama penyusunan skripsi dan
pelaksanakan studi di IPB.
2. Dr Ir Ahmad Junaedi, MSi dan Dr Ir Supijatno, MSi selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberikan saran dalam menyusun skripsi dengan
baik.
3. Dr Ir Purwono, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan nasehat dan motivasi selama penulis menjalani studi.
4. Bapak Edison Tarigan, SP selaku Manajer Kebun PT Peputra
Masterindo yang telah memfasilitasi penulis selama magang.
5. Bapak Pohan selaku Asisten Kepala dan Bapak DM Wijaya selaku
Asisten Divisi I atas bimbingan dan arahan selama kegiatan magang.
6. Bapak Harun, Bapak Julpan, Bapak Toni selaku KCS, Mandor Panen,
Mandor Perawatan yang selalu memberikan arahan dan penjelasan
kepada penulis selama kegiatan magang.
7. Seluruh staf dan karyawan Kebun Inti Petapahan, PT Peputra
Masterindo, Riau.
8. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura 54 yang telah memberikan
dukungan selama kegiatan magang maupun selama studi.
9. Teman-teman GAMAPURI (Keluarga Mahasiswa Purworejo di IPB)
yang telah menjadi keluarga penulis selama studi di IPB.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan
bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bogor, Desember 2021

Bambang Tri Jatmiko


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xviii


DAFTAR GAMBAR xviii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1. Tanaman Kelapa Sawit 2
2.2. Limbah Kelapa Sawit 2
2.3. Tandan Kosong Kelapa Sawit 3
2.3. Limbah Cair Kelapa Sawit 3
III METODE 5
3.1. Waktu dan Tempat 5
3.2. Prosedur Kerja 5
3.2.1 Metode pelaksanaan magang 5
Pengamatan dan pengumpulan data magang 5
3.3. Analisis Data 7
IV KEADAAN UMUM 8
4.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif 8
4.2. Keadaan Iklim dan Tanah 8
4.3. Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan 8
4.4. Keadaan Tanaman dan Produksi 8
4.5. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 9
V HASIL DAN PEMBAHASAN 11
5.1 Aspek Teknis 11
Pengendalian gulma 11
Pengendalian hama 13
Penunasan 14
Pemupukan 15
Pemanenan 20
5.2 Aspek Manajerial 24
Pendamping mandor panen 24
Pendamping mandor perawatan 25
Pendamping KCS/kerani transport 25
Pendamping asisten divisi 26
5.3 Aspek Khusus 26
Kegiatan pemeliharaan blok 26
Ketepatan dosis pupuk organik 27
Sex ratio 29
Produktivitas tanaman per blok 30
VI SIMPULAN DAN SARAN 32
6.1 Simpulan 32
6.2 Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 33
LAMPIRAN 35
RIWAYAT HIDUP 59
DAFTAR TABEL

1 Kandungan hara kompos TKKS 3


2 Total luas tanam kebun inti petapahan 8
3 Produksi dan produktivitas TBS di kebun inti petapahan tahun 2016-
2020 9
4 Jumlah tenaga kerja kebun inti petapahan 10
5 Parameter denda karyawan potong buah 24
6 Realisasi pemupukan anorganik 5 tahun terakhir (2016-2020) 27
7 Realisasi dan rekomendasi aplikasi tandan kosong dan POME 28
8 Kandungan hara pada realisasi pupuk organik 29
9 Sex ratio blok kontrol, tandan kosong, dan POME 30
10 Produktivitas blok kontrol, tandan kosong, dan POME 3 bulan (Januari-
Maret) 31

DAFTAR GAMBAR

1 Pengendalian gulma secara kimiawi 12


2 Pengendalian gulma secara manual 13
3 Pengendalian hama kumbang tanduk 14
4 Pengendalian hama tikus 14
5 Penunasan 15
6 Aplikasi tandan kosong 16
7 Aplikasi POME 17
8 Cara pemupukan 18
9 Pelaksanaan kegiatan pemupukan 19
10 Peralatan panen 21
11 Pemeriksaan AKP 22
12 Pelaksanaan panen 23

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta wilayah administrasi Kebun Inti Utara Petapahan,Kampar, Riau 36


2 Keadaan curah hujan dan hari hujan bulanan di Kebun Inti Utara
Petapahan, Kampar, Riau 37
3 Jenis tanah di Kebun Inti Utara Petapahan, Kampar, Riau 38
4 Struktur organisasi Kebun Inti Utara Petapahan, Kampar, Riau 39
5 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di
Kebun Inti Utara Petapahan, Kampar, Riau 40
6 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor dan
pendamping asisten divisi di Kebun Inti Utara Petapahan, Kampar, Riau 45
7 Produktivitas blok kontrol, tandan kosong, dan POME 5 tahun terakhir
(2016-2020) 58
1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional
di Indonesia. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga menjadi sumber perolehan devisa negara (Fauzi et
al. 2012). Produksi kelapa sawit khususnya minyak sawit di Indonesia terus
meningkat seiring meningkanya luas areal. Menurut data GAPKI (2019), luas
areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia tahun 2019 seluas 16,38 juta hektar.
Sedangkan produksi minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 2019 mencapai
51,828 juta ton.
Selain menghasilkan minyak kelapa sawit yang jumlahnya cukup besar
disisi lain juga pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah cair dan limbah
padat. Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak
termasuk dalam produk utama atau hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa
sawit. Limbah hasil pengolahan kelapa sawit dibedakan menjadi limbah cair yang
biasa disebut dengan istilah Palm Oil Mill Effluent (POME) serta limbah padat
berupa sabut, cangkang, tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan solid basah (wet
decanter solid) (Pahan 2007).
Limbah industri kelapa sawit banyak mengandung senyawa organik dan
anorganik. Senyawa organik lebih mudah mengalami pemecahan dibandingkan
senyawa anorganik. Senyawa organik dapat dirombak oleh bakteri baik secara
aerob maupun anaerob. Kandungan bahan organik yang terkandung dalam limbah
hasil pengolahan kelapa sawit merupakan bahan baku potensial yang bernilai
ekonomis serta dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi tanaman.
Limbah TKKS yang dihasilkan dari suatu pabrik sebanyak 22–23% dari
total tandan buah sawit (TBS) yang dihasilkan (Rahmadi et al. 2014). Tandan
kosong kelapa sawit memiliki berbagai manfaat sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk, yakni meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) dan pH tanah,
mengandung unsur hara N, P, K, dan Mg, sebagai mulsa (menurukan temperatur
tanah, mempertahankan kelembapan tanah, mengurangi erosi, dan menekan
pertumbuhan gulma), serta meningkatkan aktivitas mikroba tanah (Irvan 2009).
Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) yang dikenal dengan istilah POME
mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi, sehingga POME dapat diolah
atau dimanfaatkan untuk pupuk. POME memilki sejumlah kandungan hara yang
dibutuhkan tanaman, yaitu N, P, K, Ca dan Mg yang berpotensi sebagai sumber
hara untuk tanaman (Budianta 2005).

1.2 Tujuan
Tujuan umum kegiatan magang ini adalah meningkatkan kemampuan dan
keterampilan kerja dalam memahami proses kerja nyata pengelolaan kelapa sawit
dan meningkatkan kemampuan teknik budidaya dan manajerial pengelolaan
kelapa sawit.
Tujuan khusus kegiatan magang ini adalah mengetahui penanganan dan
pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pupuk organik serta mengetahui
dampak aplikasinya terhadap pemeliharaan tanaman, sex ratio dan produktivitas
tanaman kelapa sawit.
2

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat.
Tetapi ada yang berpendapat bahwa kelapa sawit berasal dari kawasan Amerika
Selatan yaitu Brazil. Hal ini karena spesies kelapa sawit lebih banyak ditemukan
di daerah hutan Brazil dibandingkan Amerika. Pada kenyatannya tanaman kelapa
sawit tumbuh subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand,
dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang
lebih tinggi (Fauzi et al. 2012).
Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah
kolonial Belanda pada tahun 1848. Saat itu ada empat bibit kelapa sawit yang
dibawa dari Maritius dan Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya Bogor.
Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial
pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah
Adrien Haller, seseorang berkebangsaan Belgia yang telah belajar banyak tentang
kelapa sawit di Afrika. Budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang
menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu
perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa
sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatra (Deli) dan Aceh. Luas areal
perkebunannya saat itu sebesar 5123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak
sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara Eropa, kemudian tahun
1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton (Fauzi et al. 2012).

2.2. Limbah Kelapa Sawit


Pabrik kelapa sawit (PKS) menghasilkan produk berupa minyak sawit
mentah atau crude palm oil (CPO) dan minyak inti sawit atau palm kernel oil
(PKO), serta produk sampingan berupa limbah. Limbah yang dihasilkan
merupakan limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat terdiri atas tandan kosong,
cangkang, serat, dan sludge. Limbah cangkang dihasilkan dari hasil proses kernel
inti sawit dengan bentuk seperti tempurung kelapa. Serat merupakan limbah sisa
perasan buah sawit berupa serabut seperti benang. Sludge yaitu limbah yang
berasal dari hasil pengurangan bahan padatan dari limbah cair, yang menghasilkan
lumpur sawit (Kamal 2009). Limbah gas yakni hasil pembakaran dari tandan
kosong atau cangkang. Limbah cair atau POME merupakan seluruh air buangan
PKS yang mengandung bahan organik yang dapat menyebabkan menurunnya
kualitas air dan terjadinya pencemaran lingkungan.
Oleh karena itu, dalam pengelolaan POME perlu diketahui karakteristik
limbah tersebut. Kualitas POME dapat dinilai dari kandungan Biological Oxygen
Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS),
minyak dan lemak, pH, Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), dan Seng
(Zn). Kandungan COD pada POME merupakan bahan makanan mikroorganisme
untuk proses hidrolisis dan pembentukan asam secara anaerob (Widarti et al.
2015).
3

2.3. Tandan Kosong Kelapa Sawit


TKKS merupakan kumpulan serat tebal berwarna coklat yang sengaja
disisihkan setelah proses perebusan buah melalui proses rotary drum thresher di
pabrik pengolahan kelapa sawit. TKKS berbentuk tidak teratur, ketebalan 130
mm, panjang 170–300 mm, dan lebar 250–350 mm (Chang 2014). Setiap
pengolahan 1 ton tandan buah segar akan menghasilkan tandan kosong kelapa
sawit sebanyak 22– 23% atau 220–230 kg (Rahmadi et al. 2014). Penggunaan
TKKS sebagai pupuk organik mengurangi peluang terjadinya pencemaran
lingkungan. TKKS yang dibuang secara sembarang akan menimbulkan
pencemaran, contohnya muncul bau yang tidak sedap dan terdapat sisa cairan
yang berasal dari stasiun perebusan. Darmoko dan Sutarta (2006) menyatakan
bahwa dalam kompos TKKS terkandung beberapa hara penting bagi tanaman.
Kandungan hara dalam kompos TKKS dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kandungan hara kompos TKKS
Parameter Nilai (%)
Air 45-50
Abu 12,60
N 2-3
C 35,10
P 0,2-0,4
K 4-6
Ca 1-2
Mg 0,8-1,0
C/N 15,03
Bahan Organik >50%
Sumber : Darmoko dan Sutarta (2006)

2.3. Limbah Cair Kelapa Sawit


LCPKS atau POME merupakan limbah cair yang dibuang dari proses
perebusan dan pemurnian serta melewati beberapa perlakuan sebelum
diaplikasikan ke areal pertanaman. POME yang dihasilkan pabrik dalam sehari
sebanyak 62,87% dari total TBS yang diolah (Susilawati dan Supijatno 2015).
Pemanfaatan POME sebagai pupuk organik dapat mengurangi resiko pencemaran
lingkungan. POME yang dibuang langsung ke sungai tanpa diolah akan
menyebabkan kematian biota air yang berada di sekitar aliran sungai. Selain itu
kandungan zat beracun seperti logam berat (Tembaga, Timbal, Perak, Seng, Besi,
Nikel, dan lain–lain) dapat berpengaruh buruk pada mikroorganisme air. POME
yang dihasilkan oleh pabrik sebelum diaplikasikan ke lahan diolah terlebih dahulu
di stasiun instalasi pembuangan air limbah (IPAL) dan melalui beberapa
perlakuan sehingga memenuhi standar mutu lingkungan untuk dapat diaplikasikan
ke lahan (Silalahi dan Supijatno 2017). Perlakuan kolam dingin yang
memanfaatkan bakteri akan menurunkan kandungan BOD dalam limbah cair
(Rahmadan 2015).
POME menghasilkan sejumlah besar gas metana dari proses anaerobik.
POME terdiri dari kandungan organik yang tinggi terutama asam minyak dan
lemak, mampu mendukung pertumbuhan bakteri untuk mengurangi daya
pencemarannya (Mumtaz et al. 2008). POME masih mengandung banyak padatan
4

terlarut, sebagian besar padatan terlarut ini berasal dari material lignoselulosa
mengandung minyak yang berasal dari buah sawit. Lignoselulosa dalam POME
adalah penyusun terbanyak dari tanaman berkayu. Lignoselulosa terdiri dari
lignin, hemiselulosa, dan material berselulosa. Kandungan kimiawi dari
lignoselulosa membuat mereka bernilai tinggi dari segi bioteknologi (Irvan et al.
2012). Kandungan hara dalam POME per liter sebelum dilakukan pengolahan,
yaitu N 30- 140 mg, P 500–900 mg, Mg 250–340 mg, K 1000–1975 mg (Panin et
al. dalam Rahmadan 2015).
Pemanfaatan POME sebagai pupuk organik dapat meningkatkan pH tanah,
ketersediaan unsur hara N, P, K, Ca, dan Mg tanah (Susilawati dan Supijatno
2015), meningkatkan biodiversitas tumbuhan penutup tanah, menurunkan gulma
penting, meningkatkan total bakteri tanah (Widhiastuti et al. 2006). Menurut
Rahmadan (2015), pengaplikasian POME direkomendasikan untuk tanaman
kelapa sawit yang sudah menghasilkan. Kandungan bahan organik yang terdapat
dalam limbah dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur tanah dan
memberikan hara bagi tanaman (Pahan 2007). Pelaksanaan aplikasi dan supervisi
POME merupakan kerja sama antara pihak kebun dan pabrik. Pihak kebun
menginformasikan keadaan flat atau long bed sebagai bahan pertimbangan
pembukaan kran aliran limbah ke blok aplikasi dan perawatan flat atau long bed
(Pratiwi 2013).
5

III METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan magang dilakukan selama 4 bulan, yaitu dimulai dari 18
Januari- 17 Mei 2021. Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Inti Petapahan,
PT Peputra Masterindo, Kampar, Riau.

3.2. Prosedur Kerja

3.2.1 Metode pelaksanaan magang


Kegiatan magang secara umum adalah mengikuti seluruh pekerjaan di
lapangan dan kantor yang meliputi aspek teknis dan aspek manajerial.
Pelaksanaan magang mengisi beberapa tingkat jabatan di lapangan secara
berurutan yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor
sampai menjadi pendamping asisten divisi. Bulan pertama bertanggung jawab
sebagai KHL, bulan kedua sebagai pendamping mandor, dan dua bulan terakhir
sebagai pendamping asisten divisi. Secara khusus kegiatan magang diarahkan
pada aspek aplikasi limbah kelapa sawit (tandan kosong dan POME) sebagai
pupuk organik pada tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit.
Pada bulan pertama menjadi KHL, kegiatan yang dilakukan yaitu bekerja
bersama KHL lainnya. Kegiatan yang dilakukan adalah bekerja langsung
sebagai KHL dan melakukan semua tugas lapangan yang diperintahkan sesuai
dengan kebutuhan kebun seperti pemeliharaan tanaman (pemupukan,
pengendalian gulma, dan pengendalian hama), pemanenan, penunasan, dan
kegiatan infrastruktur seperti rawat parit, pembuatan parit, dan pembuatan
tapak timbun. Kegiatan lainnya yang dilakukan adalah mengisi jurnal harian
yang diketahui pembimbing lapang.
Bulan kedua sebagai pendamping mandor yang bertugas membuat
perencanaan kebutuhan fisik dan biaya untuk pekerjaan yang akan dilakukan,
melakukan apel pagi dan sore, mengisi jurnal harian magang sebagai
pendamping mandor, mengawasi karyawan (pupuk, panen, semprot, tandan
kosong, dan tunas), mengisi buku mandor, menentukan kebutuhan bahan, dan
mengawasi kegiatan teknis di lapangan seperti pemupukan (dosis, jenis pupuk,
cara pemupukan, dan jumlah tenaga kerja), pengendalian gulma (jenis gulma,
jenis herbisida, konsentrasi, dan dosis), pemanenan (sensus buah, rotasi panen,
kriteria panen, alat dan tenaga kerja panen, pelaksanaan panen, dan premi
panen), dan susun tandan kosong (jumlah tenaga kerja dan jumlah tumpukan
janjangan). Dua bulan terakhir sebagai pendamping asisten divisi, kegiatan
yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan posisi sebagai pendamping mandor,
melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang telah direncanakan serta
mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.

Pengamatan dan pengumpulan data magang


Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan diperoleh secara
langsung dan tidak langsung. Pengumpulan data dan informasi secara langsung
digunakan untuk memperoleh data primer. Data primer diperoleh melalui
6

pekerjaan dan pengamatan langsung selama di lapangan. Pengumpulan data


dan informasi secara tidak langsung untuk memperoleh data sekunder yang
diperoleh dari data perusahaan dan studi pustaka.
Data primer yang diamati dan dikumpulkan selama magang difokuskan
pada kegiatan aplikasi limbah kelapa sawit sebagai pupuk organik tanaman
menghasilkan (TM) kelapa sawit. Data kegiatan meliputi: Kegiatan
pemeliharaan blok kontrol, aplikasi tandan kosong, dan aplikasi POME,
ketepatan dosis pupuk organik (tandan kosong dan POME), sex ratio tanaman
kelapa sawit pada blok kontrol, aplikasi tandan kosong dan aplikasi POME,
serta produktivitas blok kontrol, aplikasi tandan kosong dan aplikasi POME.
Berikut perincian pengumpulan data primer.
a) Kegiatan pemeliharaan blok
Data (pengendalian gulma dan pemupukan anorganik) diperoleh dengan
melihat rencana pemeliharaan blok tahunan (Tahun 2020), wawancara dengan
asisten divisi serta pengamatan langsung. Data tersebut dibandingkan secara
deskriptif antara blok kontrol dengan blok aplikasi tandan kosong serta blok
aplikasi POME. Pengamatan dilakukan dengan 3 ulangan (ulangan berupa
blok).
b) Ketepatan dosis pupuk organik
Data diperoleh dengan melihat realisasi pengaplikasian tandan kosong
dan POME lima tahun (Tahun 2016-2020). Data dihitung rataannya dan
dibandingkan dengan rekomendasi perusahaan.
c) Sex ratio
Data diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan rasio jumlah
bunga betina dengan jumlah bunga keseluruhan dengan sampel 10 tanaman
(tahun tanam 1998) pada blok kontrol, aplikasi tandan kosong, dan aplikasi
POME dengan 3 ulangan (ulangan berupa blok). Data dihitung rataannya
kemudian diuji dengan uji lanjut BNT.
d) Produktivitas tanaman per blok
Pengamatan dilakukan dengan mencatat produksi blok kontrol, aplikasi
tandan kosong, dan aplikasi POME selama 3 bulan (Januari-Maret 2021). Dari
data tersebut dapat diketahui produktivitas masing-masing blok. Pengamatan
dilakukan dengan 3 ulangan (ulangan berupa blok). Data dihitung rataannya
kemudian diuji dengan uji lanjut BNT.
Data sekunder yang dikumpulkan antara lain: (1) kondisi kebun yang
terdiri dari peta areal, letak geografis, topografi, jenis tanah, iklim, curah hujan,
luas areal, jenis varietas, umur tanaman, populasi tanaman; (2) standar target
kebun yang meliputi pemeliharaan, pemanenan, produksi, produktivitas, dan
tenaga kerja; (3) organisasi dan kelembagaan yang meliputi struktur organisasi
dan ketenagakerjaan. Data sekunder aspek khusus antara lain data limbah
tandan kosong dan POME yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit (per
tahun), persen limbah yang dimanfaatkan sebagai pupuk dari total limbah yang
dihasilkan (per tahun), target dan realisasi aplikasi tandan kosong dan POME 5
tahun terakhir, dan produktivitas blok-blok yang diberi tandan kosong dan
POME 5 tahun terakhir.
7

3.3. Analisis Data


Data primer dan sekunder yang diperoleh selama magang dianalisis
menggunakan dua metode analisis, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif yaitu menjabarkan dan mendeskripsikan data dari informasi
yang diperoleh, kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan atau literatur.
Analisis kuantitatif adalah mengolah data yang bersifat numerik menggunakan
analisis statistik sederhana (nilai rata-rata) atau uji lanjut BNT pada software SAS.
8

IV KEADAAN UMUM

4.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif


Kebun Inti Petapahan merupakan unit kebun yang tergabung dalam PT
Peputra Masterindo yang bergerak dalam bidang perkebunan subsektor
perkebunan kelapa sawit. PT Peputra Masterindo adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan pengolahan minyak kelapa
sawit. Kebun Inti Petapahan terletak di Jalan Raya Petapahan Suram, Simpang
Jengkol, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provisni Riau. Kebun Inti
Petapahan secara geografis terletak di 0°35'45.9"Lintang Utara dan
100°58'36.4"Bujur Timur. Wilayah administrasi Kebun Inti Petapahan berada di
Desa Petapahan Jaya, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Kebun Inti
Petapahan berjarak 72 km dari Kota Pekanbaru. Peta wilayah administrasi kebun
disajikan pada Lampiran 1.

4.2. Keadaan Iklim dan Tanah


Jumlah rata-rata curah hujan di Kebun Inti Petapahan dalam kurun waktu 5
tahun terakhir (2016–2020) sebesar 4546,8 mm per tahun dengan jumlah rata-rata
hari hujan 92 hari per tahun. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidht
Ferguson Kebun Inti Petapahan termasuk dalam tipe iklim A (sangat basah) yaitu
dengan jumlah rata-rata bulan kering 1,2 bulan per tahun dan rata-rata bulan basah
8,4 bulan per tahun. Keadaan curah hujan di Kebun Inti Petapahan dapat dilihat
pada Lampiran 2. Jenis tanah yang dominan adalah tanah podsolik merah kuning
(PMK), sisanya yaitu aluvial. Topografi kebun secara umum dibagi atas 4
wilayah, yaitu landai, gelombang, agak curam, dan curam. Kebun Inti Petapahan
didominasi oleh wilayah landai dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.3. Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan


Luas areal hak guna usaha (HGU) PT Peputra Masterindo adalah 451,94 ha
dengan rincian luas tanam Kebun Inti Petapahan dapat dilihat pada Tabel 2. PT
Peputra Masterindo terbagi menjadi dua kebun inti, yaitu Kebun Inti Petapahan
dengan luas 329,90 ha dan Kebun Inti Laboi Jaya dengan luas 122,04 ha. Total
luas yang ditanami PT Peputra Masterindo adalah 451,94 ha. Kapasitas pabrik
pengolahan kelapa sawit 90 ton per jam, berlokasi di area Kebun Inti Petapahan.
Tabel 2 Total luas tanam kebun inti petapahan
Uraian Luah Lahan (ha)
TM (Tanaman Menghasilkan) 317,85
TBM (Tanaman Belum
Menghasilkan) 12,05
Total luas tanam 329,90
Sumber: Administrasi Kantor Kebun Inti Petapahan 2021

4.4. Keadaan Tanaman dan Produksi


Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Kebun Inti Petapahan adalah
varietas Tenera Marihat yang benihnya berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(PPKS). Pola tanam yang digunakan adalah segitiga sama sisi dengan jarak tanam
9

9 m x 9 m x 9 m atau 9,2 m x 9,2 m x 9,2 m sehingga memiliki populasi tanaman


143 atau 136 tanaman per hektar. Kondisi di lapangan menunjukkan adanya
perbedaan populasi per hektarnya dengan populasi sesuai perhitungan. Rata-rata
jumlah tanaman per hektar di lapangan hanya mencapai 125 tanaman, hal ini
terjadi karena adanya serangan hama Oryctes dan ternak. Produktivitas rata-rata
TBS di Kebun Inti Petapahan sebesar 18,633 ton per hektar per tahun. Data
produksi dan produktivitas TBS Kebun Inti Petapahan dapat dilihat pada Tabel 3.
Data tersebut menunjukan bahwa produksi TBS meningkat dari tahun 2016
sampai tahun 2019 dan menurun di tahun 2020. Peningkatan produksi disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain adanya pertambahan luas areal produktif kelapa
sawit, penggunaan pupuk ekstra, dan curah hujan yang mendukung. Bobot janjang
rata-rata (BJR) mengalami penurunan di tahun 2018 ke 2019, hal ini karena
banyak tanaman yang baru mulai menghasilkan buah sehingga ukurannya masih
relatif kecil.
Tabel 3 Produksi dan produktivitas TBS di kebun inti petapahan tahun
2016- 2020

Luas Produksi
Produktivitas
Tahun Areal Jumlah Bobot Tandan BJR
(ton/ha)
(ha) Tandan (kg) (kg)
2016 347,58 351.519 4.514.830 12,8 12,989
2017 313,05 330.790 5.055.630 15,3 16,150
2018 313,05 421.805 7.084.830 16,8 22,632
2019 351,92 436.372 7.307.850 16,7 20,766
2020 351,92 398.136 7.259.320 18,2 20,628
Sumber: Administrasi Kantor Kebun Inti Petapahan 2021

4.5. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan


Tenaga kerja di Kebun Inti Petapahan dibedakan menjadi karyawan staf dan
karyawan non staf. Karyawan staf terdiri atas manajer kebun, kepala tata usaha
(KTU), asisten kepala (Askep), asisten teknik, dan asisten divisi. Karyawan non
staf terdiri atas krani gudang, krani teknik, mandor, supir, satpam, pemanen,
petugas peron, dan pemuat buah. Total karyawan di Kebun Inti Petapahan 74
orang dapat dilihat pada Tabel 4.
Kebun Inti Petapahan dipimpin oleh satu orang manajer yang bertugas
mengelola dan mengendalikan semua kegiatan di kebun (Utara dan Selatan)
dalam rangka mencapai produksi dengan kualitas dan kuantitas yang optimal.
Untuk PKS dipimpin oleh manajer yang berbeda dengan manajer kebun. Manajer
kebun dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh KTU, Askep, asisten teknik, dan
asisten divisi. Manajer langsung membawahi KTU, Askep, dan asisten teknik.
KTU membawahi satpam dan bagian pembukuan. Askep membawahi 2 asisten
divisi. Asisten teknik membawahi krani teknik dan sopir. Struktur organisasi
Kebun Petapahan dapat dilihat pada Lampiran 4.
10

Tabel 4 Jumlah tenaga kerja kebun inti petapahan


Jabatan Jumlah (orang)
Staf
Manajer 1
Kepala Tata Usaha 1
Asisten Kepala 1
Asisten Teknik 1
Asisten Divisi 2
Non Staf
Krani Gudang 1
Krani Teknik 1
Mandor 11
Satpam 21
Supir 14
Pemanen 18
Pemuat Buah 2
Jumlah 74
Sumber: Administrasi Kantor Kebun Inti Petapahan 2021
11

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Aspek Teknis


Aspek teknis yang dilakukan yaitu menjadi KHL selama satu bulan.
Kegiatan yang dilakukan selama menjadi KHL yaitu mengikuti kegiatan teknik
budidaya yang ada di lapangan berupa kegiatan pengendalian gulma,
pengendalian hama, penunasan, pemupukan, pemanenan, dan perbaikan jalan.
Rincian kegiatan selama menjadi KHL dapat dilihat pada Lampiran 5.

Pengendalian gulma
Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang tidak diinginkan
keberadaannya pada tanaman yang dibudidayakan. Keberadaan gulma
menyebabkan penurunan hasil produksi pada tanaman utama karena adanya
persaingan dalam pemanfatan air, hara dan ruang hidup. Menurut Satyawibawa
dan Widyastuti (1999), keberadaan gulma di lahan perkebunan kelapa sawit
dapat menghambat pertumbuhan dan menurunkan produksi 15–20%.
Pengendalian gulma merupakan upaya untuk menekan adanya persaingan
antara gulma dengan tanaman kelapa sawit untuk meminimalisir penurunan
hasil produksi. Pengendalian gulma yang umum dilakukan yaitu pengendalian
secara kimiawi, pengendalian secara manual, dan kultur teknis. Pengendalian
gulma yang dilakukan di Kebun Inti Petapahan adalah pengendalian gulma
secara kimiawi dan manual.

a) Pengendalian gulma secara kimiawi


Pengendalian gulma secara kimiawi merupakan kegiatan pengendalian
gulma yang dilakukan dengan menggunakan herbisida dan diaplikasikan
dengan disemprotkan langsung pada gulma yang ada di gawangan, pasar pikul,
dan memasang racun pada pohon beringin yang menempel pada tanaman
kelapa sawit yang dikenal dengan infus beringin dapat dilihat pada Gambar 1.
Jenis herbisida yang digunakan di kebun adalah jenis herbisida sistemik dan
kontak. Herbisida sistemik bekerja dengan menyerang jaringan pada tanaman
sehingga mematikan jaringan sampai pada perakaraannya, sedangkan herbisida
kontak bekerja dengan menyerang bagian pada tanaman yang terkena larutan
semprot saja. Bahan herbisida yang digunakan adalah jenis bahan glifosat
dengan merek dagang RALANG 480 SL dan Metsulindo 20 WP, serta jenis
bahan paraquat dengan merek dagang CENTATOP 288 SL. RALANG 48 SL
merupakan herbisida purna tumbuh yang berupa larutan berwarna kuning
dengan kandungan bahan aktif isopropilamina glifosat. Herbisida ini
digunakan untuk mengendalikan gulma Ageratum conyzoides, Ottochloa
nodosa, Digitaria ciliaris, dan lain-lain. Metsulindo 20 WP merupakan
herbisida pra dan purna tumbuh yang berbentuk tepung putih dengan
kandungan bahan aktif metil metsulfuron. Herbisida ini digunakan untuk
mengendalikan gulma daun lebar pada TBM kelapa sawit. CENTATOP 288
SL merupakan herbisida purna tumbuh yang berupa larutan berwarna hijau tua
dengan kandungan bahan aktif paraquat diclorida. Herbisida ini digunakan
untuk mengendalikan gulma Ageratum conyzoides, Melastoma affine,
Chromolaena odoratum, Ottochloa nodosa.
12

Kegiatan penyemprotan herbisida dilakukan dengan menggunakan


knapsack sprayer CBA Elektrik tipe 5,5 dengan kapasitas 15 l per tangki.
Nozzle yang digunakan yaitu jenis flat fan nozzle warna hitam dengan flow rate
0,9 l/menit dan lebar semprot 1,2 meter. Satu tangki berisi campuran RALANG
480 SL, Metsulindo 20 WP, dan CENTATOP 288 SL. Perbandingan
campurannya yaitu 1:0,17:1. Konsentrasi aplikasi yang dipakai oleh kebun
adalah 0,13% Metsulindo 20 WP, 0,8% RALANG 480 SL, dan 0,8%
CENTATOP 288 SL.
Kegiatan penyemprotan dilakukan oleh tenaga kontrak borongan yang bermitra
dengan kebun. Upah yang dibayarkan sebesar Rp 107.650,- per hektar dengan
jam kerja 7 jam. Kegiatan penyemprotan dipimpin dan diawasi oleh mandor
perawatan. Teknik penyemprotan dilakukan dengan sistem Block Spraying
System (BSS). Sistem ini dilakukan dengan cara menyemprotkan herbisida pada
areal tertentu blok demi blok dari arah yang sama sehingga tidak ada yang
berlawanan arah penyemprotannya. Untuk gulma pohon beringin yang
menempel pada tanaman kelapa sawit dilakukan pembersihan dengan
memotong batang beringin sampai putus seluruhnya supaya tidak ada bagian
pohon yang masih terhubung dengan akar beringin yang masih terhubung ke
tanah. Bagian pohon bekas potongan dipasang racun Metsulindo 20 WP
dengan dosis 10 g/l. Tujuan pemotongan dan pemasangan racun tersebut yaitu
untuk memastikan pohon beringin tidak memperoleh hara lagi dari akar dan
pohon tersebut menyerap racun yang terpasang dengan memanfaatkan
transpirasi.

a) Herbisida b) Sprayer

Gambar 1 Pengendalian gulma secara kimiawi


b) Pengendalian gulma secara manual
Kegiatan pengendalian gulma secara manual meliputi kegiatan
pembersihan piringan dan dongkel anak kayu (DAK). Pembersihan piringan
merupakan kegiatan pengendalian gulma pada piringan dengan membabat
kandas gulma yang ada pada piringan dapat dilihat pada Gambar 2. Alat yang
biasa digunakan adalah pisau piringan. Rotasi pengendalian gulma secara
manual pada piringan yaitu dua kali dalam satu tahun. Pengendalian gulma
pada piringan dilakukan oleh tenaga kontrak borongan. Upah yang dibayarkan
sebesar Rp 107.650,- per hektar dengan jam kerja 7 jam. DAK merupakan
kegiatan pengendalian gulma secara manual dengan membersihan gulma
berkayu seperti pakis-pakisan, lompongan, talas dan bibit kelapa sawit yang
tumbuh di gawangan. Kegiatan DAK menggunakan cangkul dan parang
serta
13

menggunakan tangan secara langsung untuk mencabut gulma. Kegiatan DAK


dilakukan oleh tenaga surat perjanjian kerja (SPK) kontrak borongan
bersamaan dengan pembersihan piringan. Dongkel anak kayu dilakukan
dengan rotasi yang sama yaitu dua kali dalam satu tahun.

a) Pengendalian gulma piringan b) Pisau piringan

Gambar 2 Pengendalian gulma secara manual

Pengendalian hama
Hama merupakan organisme pengganggu pada tanaman. Keberadaan
hama pada kelapa sawit dapat menurunkan produksi sampai 40% (Fauzi et al.
2012). Hama yang dominan pada kebun kelapa sawit di Kebun Inti Petapahan
adalah kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros) dan tikus (Rattus sp.).

a) Pengendalian hama kumbang tanduk


Kumbang tanduk atau sering disebut wawung merupakan salah satu hama
pada perkebunan kelapa sawit yang umumnya menyerang tanaman muda.
Kumbang tanduk menyerang bagian pupus dan pangkal pelepah pada tanaman
muda sehingga menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan lama-kelamaan mati.
Woittiez et al. (2017) menyatakan bahwa serangan hama Oryctes yang parah
pada tanaman muda dapat menurunkan produksi 50% pada tahun pertama dan
20% pada tahun kedua setelah serangan. Pengendalian hama kumbang tanduk
dilakukan dengan cara kimiawi dan mekanis. Pengendalian secara kimia
dilakukan dengan menggunakan Marshal 5GR yang memiliki kadungan bahan
aktif karbosulfan 5%. Pengaplikasian Marshal dengan cara ditaburkan pada
pupus tanaman dengan dosis 5 g per tanaman. Pengendalian ini dilakukan oleh
KHL. Basis tugas untuk karyawan adalah 2 ha per HK.
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan memasang perangkap
kumbang tanduk. Perangkap dibuat menggunakan ember, kemudian bagian
dalam ember diberi feromon. Ember digantung menggunakan kayu atau bambu
di sekitar tanaman yang tingkat serangannya tinggi dapat dilihat pada Gambar
3. Pengendalian hama dengan perangkap dilakukan oleh KHL. Tugas mereka
adalah mengambil kumbang tanduk yang terperangkap dan mengganti
feromon. Penggantian feromon dilakukan tiga bulan sekali.
14

a) Pengendalian Marshal 5GR b) Pengendalian Feromon

Gambar 3 Pengendalian hama kumbang tanduk


b) Pengendalian hama tikus
Tikus (Rattus sp.) merupakan salah satu hama pada perkebunan kelapa
sawit yang umumnya menyerang tanaman menghasilkan (TM). Tikus yang
sering dijumpai yaitu spesies tikus pohon (Rattus tiomanicus). Tikus pohon
menyerang bagian bunga dan buah. Pengendalian hama tikus di Kebun Inti
Petapahan dilakukan dengan pengendalian biologis yaitu memanfaatkan
burung hantu sebagai predator dari tikus dapat dilihat pada Gambar 4. Burung
hantu yang bernama latin Tyto alba dinilai cocok untuk digunakan sebagai
pengendali hama tikus karena memiliki kemampuan visual dan pendengaran
yang tajam. Kemampuan adaptasi burung hantu yang baik dan memiliki
kemampuan terbang tanpa mengeluarkan suara.

Gambar 4 Pengendalian hama tikus

Penunasan
Penunasan merupakan pengaturan jumlah pelepah dengan memotong
pelepah tidak produktif untuk mengoptimalkan jumlah pelepah yang
dipertahankan. Pengurangan jumlah pelepah sampai dengan batas tertentu
sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan penunasan adalah
untuk mempertahankan jumlah pelepah positif ,yakni pelepah terbawah yang
masih mendapat cahaya yang cukup untuk mendapat fotosintesis bersih tidak
kurang dari nol. Tujuan lain dari penunasan yakni untuk sanitasi tanaman,
memudahkan
15

pemanen dalam memanen buah, dan meminimalisir kehilangan hasil panen


karena brondolan tersangkut pada ketiak pelepah.
Penunasan yang dilakukan Kebun Inti Petapahan adalah penunasan
progresif, yaitu penunasan yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan potong
buah. Penunasan dilakukan 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun. Kebun
Inti Petapahan menerapkan teknik songgo dua. Songgo dua adalah menunas
dengan mempertahankan dua pelepah di bawah tandan buah paling bawah.
Pemotongan pelepah dilakukan menggunakan egrek sesuai dengan
ketinggian tanaman. Pelepah dipotong rapat ke pangkal agar tidak ada
brondolan yang tersangkut dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar tersebut juga
menunjukkan bahwa sistem penunasan progresif tidak dipraktekkan, yakni 3
spiral sekaligus ditunas bersamaan. Pelepah yang telah diturunkan dipotong
menjadi 3 bagian kemudian dikumpulkan dan dirumpuk di antara tanaman
(dalam barisan). Kenyataan di lapangan pelepah tidak dipotong menjadi 3
bagian dan dikumpulkan di gawangan mati. Kegiatan penunasan dilakukan
oleh pemanen. Sistem pembayaran yang diberikan adalah sistem upah. Upah
per tanaman Rp 1000 untuk semua umur tanaman.

a) Tanaman yang ditunas b) Penempatan pelepah

Gambar 5 Penunasan

Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan penambahan unsur hara pada tanaman
untuk mempertahankan kesuburan tanah dan membantu memacu pertumbuhan
tanaman. Pupuk yang digunakan di Kebun Inti Petapahan berupa pupuk
organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik berupa tandan kosong dan
POME. Pupuk anorganik berupa pupuk tunggal yaitu Urea, MOP, RP,
Dolomit, dan Borat. Pemupukan yang efektif dan efisien harus menerapkan
prinsip 4T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara.

a) Aplikasi tandan kosong


Tandan kosong merupakan limbah padat sisa pengolahan kelapa sawit.
Tandan kosong merupakan bahan organik yang memiliki unsur hara yang
cukup tinggi. Aplikasi tandan kosong di Kebun Inti Petapahan bertujuan untuk
menambah unsur hara pada tanaman. Menurut Lim dan Zaharah (2002),
aplikasi tandan buah kosong dapat meningkatkan K, Ca, dan Mg tertukar serta
pH tanah. Bata et al (2016) menambahkan bahwa aplikasi tandan kosong
kelapa sawit yang
16

dikombinasikan dengan pupuk anorganik dapat memberikan rata-rata produksi


lebih tinggi dibandingkan lahan tanpa aplikasi tandan kosong kelapa sawit.
Tandan kosong yang diaplikasikan merupakan tandan kosong segar yang
diambil dari PKS. Aplikasi TKKS diangkut dari PKS ke blok aplikasi dengan
menggunakan truk (jenis PS kapasitas 6 ton). Tandan kosong ditumpuk di tepi
jalan koleksi yang kemudian diecer ke titik-titik pengaplikasian. Aplikasi
tandan kosong dilakukan pada tanaman menghasilkan (TM). Metode aplikasi
tandan kosong di PT Peputra Masterindo yaitu dengan teknik mulching
dengan dosis rekomendasi perusahaan 220 kg per titik (30 ton/ha). Aplikasi
tandan kosong dilakukan dengan rotasi dua kali per
tahun. Departemen Riset merekomendasikan blok-blok mana
yang akan diberikan tandan kosong dalam suatu program pemupukan tandan
kosong. Blok-blok yang akan diaplikasi tandan kosong disurvei lebih dahulu
kelayakannya (terletak pada radius 2 km dari PKS, tanah mineral terutama
tanah berpasir, bukan daerah rendahan, drainase baik, sarana jalan dan
jembatan serta sarana dalam blok berfungsi baik).
Aplikasi tandan kosong dilakukan secara manual menggunakan angkong
dan gancu. Pengaplikasian tandan kosong dilakukan oleh KHL dengan upah Rp
5000 per titik dapat dilihat pada Gambar 6. Tandan kosong diletakan diantara
dua tanaman dengan bentuk persegi panjang. Setiap titik ada sekitar 60 tandan
kosong atau sekitar 30 ton/ha.

a) Penurunan tandan kosong b) Penyusunan tandan kosong

c) Penempatan tandan kosong


Gambar 6 Aplikasi tandan kosong
17

b) Aplikasi POME
Aplikasi POME di Kebun Inti Petapahan hanya dilakukan pada tiga blok
saja, yaitu blok 10, 14 dan 15. Hal ini karena tiga blok tersebut merupakan blok
yang tidak terkendala dalam proses pengaliran POME dari PKS ke lahan.
Kendalanya terletak pada kekuatan pompa yang hanya dapat menjangkau tiga
blok tersebut. Aplikasi POME di lahan dilakukan secara mekanis yaitu dengan
mengalirkan POME ke parit Land Application (LA) yang sudah tersedia di
lahan dapat dilihat pada Gambar 7. Blok untuk aplikasi limbah cair dipilih blok
yang tidak terlalu jauh dari areal PKS (berkaitan dengan pemakaian instalasi
dan kekuatan tekanan pompa), topografi tidak terlalu datar karena pada
prinsipnya aliran limbah cair menggunakan konsep gravitasi dan tidak terlalu
banyak areal rendahan sehingga penyebaran aplikasi dalam satu blok
maksimal. Pembuatan long bed tergantung kepada potensi produksi yang
dihasilkan setiap tahun, perencanaannya dimaksudkan agar pembuatan long
bed dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dan menghindari long bed yang
tidak terisi. Limbah cair yang dikeluarkan PKS mengandung bahan organik dan
mineral yang cukup dengan kandungan BOD sekitar 25.000-32.000 mg/l,
apabila dibuang langsung dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan
air (Santoso 2008) sehingga harus diturunkan hingga BOD < 5000 mg/l sesuai
ketentuan yang ditetapkan.

a) Long bed b) Tanda blok aplikasi

Gambar 7 Aplikasi POME

c) Jenis dan dosis pupuk


Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Inti Petapahan adalah pupuk
organik dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang digunakan merupakan
pupuk tunggal. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea, MOP, RP,
Dolomit, dan Borat. Pupuk ini memiliki kandungan N 46% pada Urea, K2O
60% pada MOP, P2O5 27% pada RP, MgO 18-22% dan Cao 30% pada
Dolomit, serta B2O3 48% dan Na2O 21% pada Borat. Dosis pupuk yang
dianjurkan yaitu 2,5 kg/tanaman/tahun untuk Urea, 3 kg/tanaman/tahun untuk
MOP, 2 kg/tanaman/tahun untuk RP dan Dolomit, serta 0,2 kg/tanaman/tahun
untuk Borat. Penentuan dosis pupuk didasarkan pada kebutuhan tanaman
terhadap unsur hara yang dapat dilihat dari hasil analisis daun. Penentuan dosis
dan jenis pupuk mengacu pada rekomendasi Balai Penelitian dan perusahaan
yang berkompeten untuk memberikan rekomendasi pemupukan.
18

d) Waktu pemupukan
Waktu pemupukan sangat menentukan efisiensi penyerapan hara oleh
tanaman. Waktu pemupukan yang optimal yaitu pada curah hujan 100–200 mm
per bulan dengan batas minimal curah hujan 60 mm per bulan dan batas
maksimal 300 mm per bulan. Pemupukan di Kebun Inti Petapahan dilakukan
dua kali dalam setahun. Aplikasi 1 dilakukan pada awal tahun (Januari-April)
dan aplikasi 2 dilakukan pada awal semester II yaitu sekitar bulan (Juli-
September) dan diusahakan dilakukan 6 bulan setelah aplikasi pertama.
Aplikasi pupuk di lapangan tidak sepenuhnya sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Realisasi waktu pemupukan di kebun selain tergantung pada curah
hujan juga tergantung pada ketersediaan pupuk di gudang.

e) Cara pemupukan
Cara pemupukan yang diterapkan di Kebun Inti Petapahan adalah sistem
sebar melingkar dapat dilihat pada Gambar 8. Pemupukan dengan sistem
tersebut dianggap sistem yang paling efektif dari segi waktu dan tenaga. Sistem
ini dipilih karena tenaga kerja menggunakan tenaga kontrak borongan sehingga
perusahaan memilih sistem sebar sehingga luasan yang dapat dicapai lebih
banyak. Dalam pelaksanaannya tenaga pemupuk membagi pupuk secara merata
dan dimasukkan dalam ember. Ember tersebut digendong menggunakan kain
dan pupuk ditebarkan mengelilingi tanaman kelapa sawit menggunakan
mangkuk yang sudah dikalibrasi sebelumnya.

a) Pemupuk menuju blok b) Penebaran pupuk

Gambar 8 Cara pemupukan


f) Pelaksanaan pemupukan
Pukul 07.00 pupuk harus sudah ada di lapangan atau blok yang akan
dipupuk sehingga pelaksanaan pemupukan dapat dilaksanakan sepagi mungkin
sehingga dapat diselesaikan jam 12.00 atau 13.00 WIB. Pupuk dilangsir
menggunakan truk dan diletakkan di pinggir jalan koleksi pada blok yang akan
dipupuk yang kemudian akan diecer oleh pengecer pupuk ke tempat
pengumpulan hasil (TPH). Pengeceran pupuk dilakukan oleh karyawan
menggunakan motor pribadi milik karyawan pengecer pupuk. Sebelum
ditaburkan pupuk diuntil terlebih dahulu. Penguntilan adalah pembagian pupuk
ke wadah yang lebih kecil. Wadah yang digunakan oleh penabur berupa ember
dengan kapasitas 25 kg. Pupuk ditabur menggunakan mangkuk atau alat tabur
19

lain yang ukurannya sama yaitu memuat 500 g pupuk dapat dilihat pada Gambar
9. Jumlah penabur ditentukan oleh ketua tenaga kontrak borongan. Kebun Inti
Petapahan menerapkan sistem borongan dalam penaburan pupuk. Upah untuk
penaburan pupuk yaitu Rp 25.000,- per hektar. Penulis hanya mampu menabur
pupuk sebanyak 30–50 kg karena penulis tidak memiliki perlengkapan untuk
memupuk sehingga hanya mencoba dan bergantian dengan tenaga penabur.
Setiap regu penabur digiring oleh mandor berpindah dari blok satu ke blok
yang lainnya. Setelah kegiatan pemupukan selesai goni bekas pupuk
dikumpulkan dan diikat per 10 goni kemudian diletakkan di gudang.
Pelaksanaan pemupukan di lapangan belum sepenuhnya mengacu pada
instruksi kerja kebun ataupun instruksi Asisten. Hal tersebut dikarenakan
tenaga pemupuk setiap mengambil pupuk dengan mangkuk yang sudah
dikalibrasi terkadang jumlahnya tidak selalu sama karena hanya dikira-kira
sehingga dosis yang diberikan pada tanaman tidak sepenuhnya sesuai dengan
dosis rekomendasi. Faktor lain yaitu karena tenaga pemupuk merupakan tenaga
kerja borongan yang lebih mengutamakan perolehan luas areal pemupukan
yang didapat untuk mendapatkan upah yang lebih banyak. Peran pengawasan
oleh mandor perawatan sangat penting dalam pemupukan karena untuk
menerapkan standar operasional perusahaan (SOP) perusahaan.

a) Penurunan pupuk b) Pengeceran pupuk

c) Penguntilan pupuk d) Penebaran

pupuk Gambar 9 Pelaksanaan kegiatan pemupukan


20

Pemanenan
Panen merupakan kegiatan pengumpulan hasil produksi sampai dengan
pengangkutan ke PKS. Kegiatan panen mencakup semua aktivitas mulai dari
taksasi produksi, pelaksanaan panen, pemeriksaan dan pengawasan panen di
lapangan, dan pengangkutan TBS ke PKS. Tujuan dari panen adalah untuk
mendapatkan rendemen yang optimal dengan asam lemak bebas (ALB) yang
rendah. Ketepatan panen menentukan rendemen dan ALB yang terkandung
dalam buah kelapa sawit.

a) Persiapan panen
Kegiatan persiapan panen yang dilakukan meliputi penentuan lokasi
panen, penentuan kebutuhan tenaga pemanen, dan pengarahan kegiatan panen.
Kegiatan ini dilakukukan oleh asisten divisi, mandor panen dan krani cek sawit
(KCS) pada saat apel pagi. Mandor panen memberikan arahan kriteria panen
dan mengarahkan kegiatan panen sebelum melakukan pemanenan atas dasar
instruksi asisten divisi.

b) Sistem panen
Sistem panen yang diterapkan di Kebun Inti Petapahan adalah sistem
hanca tetap. Sistem ini sistem pemanenan pada hanca dengan luas tertentu yang
dapat diselesaikan pada hari itu dan hanca tersebut dikerjakan oleh orang yang
sama di setiap rotasinya. Jika salah satu pemanen ada yang tidak masuk,
mandor harus sudah mencari orang untuk menggantikan melakukan panen pada
hanca pemanen yang tidak masuk. Hanca tetap memiliki kelebihan, di
antaranya mudah dalam pengontrolan, rotasi panen sudah jelas, dan pendataan
buah di TPH lebih mudah. Sistem hanca tetap juga memiliki kelemahan, yaitu
buah lebih lambat keluar dan buah sampai ke pabrik menjadi lebih lama.

c) Rotasi panen
Rotasi panen merupakan selang antara waktu panen yang satu dengan
panen berikutnya. Rotasi panen yang digunakan di Kebun Inti Petapahan
adalah 6/7, artinya terdapat 6 hari panen dan 1 hari libur. Kenyataan di lapang
menunjukkan rotasi panen tidak sepenuhnya 6/7 karena persentase buah
matang lebih banyak dan kurangnya tenaga pemanen sehingga hanca panen
tidak selesai dalam satu hari. Rotasi panen yang lambat akan berpengaruh pada
mutu buah. Menurut Pahan (2008), rotasi panen merupakan salah satu faktor
pembatas dalam menentukan produksi TBS, kualitas mutu/buah, mutu
transport, dan pengolahan TBS di PKS.

d) Peralatan panen
Alat panen yang digunakan meliputi egrek, kampak, gancu, tojok, becak
montor, angkong, goni dan ember dapat dilihat pada Gambar 10. Egrek
berfungsi untuk memotong buah yang masih menempel pada tanaman.
Penggunaan egrek biasanya hanya pada tanaman yang sudah tinggi, tetapi di
Kebun Inti Petapahan pemanenan pada tanaman pendek maupun tinggi
menggunakan egrek semua. Egrek umumnya untuk memotong buah pada
tinggi tanaman lebih dari 2,5 m. Kampak untuk memotong tangkai tandan
buah. Gancu dan tojok berfungsi untuk mengangkat dan memindahkan buah.
Becak montor dan angkong untuk
21

mengangkut buah ke TPH. Goni dan ember untuk wadah brondolan yang sudah
dikutip. Alat pelindung diri (APD) yang digunakan saat memanen meliputi
sarung tangan, topi pelindung, dan sepatu boots. Penggunaan APD bertujuan
untuk meminimalisir kecelakaan kerja di lapangan. Kenyataaan di lapang tidak
semua pekerja menggunakan APD lengkap. Hasil pengamatan di lapangan
menunjukkan bahwa hanya 25% pemanen yang menggunakan topi pelindung.
Pemanen beranggapan bahwa penggunaan kaca mata pada saat panen
mengganggu penglihatan dalam mengamati buah dan mengganggu saat
melakukan potong buah yang mengakibatkan prestasi panen menjadi lebih
rendah.

a) Angkong, ember, karung b) Egrek dan sarungnya

c) Gancu d) Tojok dan kampak

Gambar 10 Peralatan panen


22

e) Taksasi panen
Taksasi panen merupakan kegiatan penghitungan buah matang yang siap
dipanen untuk memperkirakan jumlah transportasi, tenaga kerja, dan biaya
pemanenan yang dibutuhkan. Taksasi panen dilakukan dengan menghitung
angka kerapatan panen (AKP) pada suatu blok atau kebun dapat dilihat pada
Gambar 11. Angka kerapatan panen merupakan angka yang menunjukkan
potensi rata-rata tandan matang yang dapat dipanen per tanaman. Perhitungan
AKP dengan mengambil sampel pada suatu blok. Sampel yang diambil
sebanyak 3–5% dari jumlah baris dalam blok. Setiap tanaman dalam barisan
sampel dihitung jumlah tandan matang dan dicatat, kemudian jumlah tandan
matang dibagi dengan semua tanaman sampel dalam barisan maka akan
didapat AKP dalam blok. Penghitungan AKP dilakukan sehari sebelum
dilakukannya pemanenan. Hasil dari perhitungan AKP dapat digunakan untuk
menentukan jumlah kendaraan dan jumlah tenaga kerja untuk panen hari
berikutnya.

a) Berkeliling memeriksa AKP b) Pemeriksaan berondolan

Gambar 11 Pemeriksaan AKP


f) Kriteria matang panen
Kriteria matang panen merupakan kriteria yang digunakan untuk
mencirikan bahwa buah sudah layak dipanen. Kriteria yang digunakan pada
umumnya berupa brondolan yang telah lepas dari tandan buah dan jatuh di
piringan. Standar kematangan yang diterapkan di Kebun Inti Petapahan yaitu
setidakya ada 3 brondolan yang ada di piringan agar buah dapat dipanen.
Pemanen tidak diperbolehkan memanen buah yang masih mentah yaitu buah
yang belum membrondol sama sekali, tetapi jika buah sudah merah (meracas)
pada kondisi areal rawa atau perengan maka diperbolehkan untuk dipanen.

g) Pelaksanaan panen
Pemotongan buah dilakukan pada buah yang telah memenuhi kriteria
kematangan panen. Kegiatan potong buah pada tanaman tua dapat dilihat pada
Gambar 12. Pelepah di bawah tandan matang wajib diturunkan atau dipotong
pada tanaman dewasa, sedangkan pada tanaman muda (3-4 tahun) tidak
dipotong. Pelepah dipotong menjadi 3 bagian dan disusun di antara tanaman
atau di gawangan mati. Gagang tandan dipotong rapat ke pangkal buah atau
membentuk huruf V atau seperti cangkem kodok. Semua brondolan dikutip dan
dibersihkan dari sampah kemudian dimasukkan kedalam goni atau ember.
TBS dan
23

brondolan diangkut ke TPH menggunakan becak montor atau angkong. TBS


disusun 5 tandan per baris untuk memudahkan penghitungan oleh KCS dan
memudahkan proses muat buah ke truk. TBS diberi tanda berupa nomor TPH,
manual atau tidak, jumlah tandan, dan jumlah brondolan pada salah satu
tandan. Setelah buah dan brondolan tersusun di TPH kemudian diangkut
menggunakan truk menuju PKS. Proses pengangkutan buah dari TPH ke dalam
truk dapat dilihat pada Gambar 12. Pemanen dalam melaksanakan pemanenan
biasanya dibantu oleh seorang pengutip brondolan. Tenaga kerja yang
digunakan yakni bisa istri pemanen atau tenaga kerja lain.
Pengamatan di lapangan terkait kegiatan pemanenan belum sepenuhnya
mengacu pada instruksi kerja kebun, masih terdapat brondolan yang tertinggal
di piringan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan gulma yang kurang terkontrol
sehingga brondolan sulit untuk diambil dan membutuhkan waktu lama jika
dikumpulkan satu per satu, serta pada areal rawa. Pengutip brondolan
menggunakan serok atau garukan untuk mengumpulkan brondolan sehingga
akan sulit jika menggunakan alat tersebut pada area bergulma atau rawa.

a) Panen b) Penempatan pelepah

c) Penyusunan buah d) Pengangkutan buah

Gambar 12 Pelaksanaan panen


h) Basis tugas dan premi panen
Basis tugas merupakan jumlah buah minimum yang harus dikumpulkan
oleh pemanen agar memenuhi pekerjaan satu hari kerja (HK). Basis tugas di
Kebun Inti Petapahan ditentukan berdasarkan kondisi topografi areal dan
potensi
24

produksi. Basis tugas yang harus dipenuhi oleh pemanen di Kebun Inti
Petapahan adalah 1250 kg per HK.
Premi panen merupakan bentuk penghargaan yang diberikan perusahaan
kepada karyawan atas prestasi kerjanya karena telah bekerja melebihi basis
tugas yang telah ditentukan. Premi panen diberikan kepada pekerja yang telah
memanen melebihi basis tugas. Premi panen dibayarkan bersamaan dengan
pembayaran gaji karyawan. Tarif premi untuk pemanen didasarkan pada basis
tugas, konstanta, dan persentase sesuai dengan topografi areal. Konstanta
merupakan upah pokok pemanen ketika mencapai basis tugas. Konstanta di
Kebun Inti Petapahan yaitu Rp 108.000,-. Brondolan yang dikutip dihitung
sendiri dengan harga Rp 400,- per kg.
Sistem Pengawasan dan Denda. Pengawasan dan pemeriksaan hasil
panen dilakukan secara rutin setiap hari kerja. Pengawasan dilakukan oleh
mandor panen, KCS, dan Asisten Divisi. Pemeriksaan hasil panen dilakukan
oleh mandor panen dan KCS. Tujuan dilakukannya pengawasan dan sistem
denda untuk mendisiplinkan pemanen dalam melaksanakan pemanenan dalam
rangka peningkatan kuantitas dan kualitas buah. Sistem denda juga dijadikan
sebagai acuan dalam pemilihan pemanen berprestasi, yaitu pemanen yang nilai
dendanya paling rendah dan memiliki hasil produksi tinggi. Parameter denda
yang diberikan kepada karyawan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Parameter denda karyawan potong buah

No. Jenis Denda Denda


1. Buah mentah dipanen Rp 10.000/tandan
2. Buah matang tidak dipanen Rp 10.000/tandan
3. Buah matang tinggal di piringan Rp 10.000/tandan
4. Buah mentah diperam Rp 10.000/tandan
Brondolan tidak dikutip bersih (> 5
5. Rp 7000/hanca
butir/tanaman)
6. Rumpuk cabang Rp 10.000/rumpukan
7. Pelepah sengkleh Rp 10.000/tanaman
Sumber: Administrasi Kantor Kebun Inti Petapahan 2021

5.2 Aspek Manajerial


Kegiatan yang dilakukan penulis pada aspek manajerial adalah menjadi
pendamping mandor dan pendamping asisten divisi. Setiap pagi penulis mengikuti
apel pagi yang dimulai pukul 06.30 untuk evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
dan pengarahan untuk kegitan yang akan dilakukan. Evaluasi sering ditujukkan
pada kegiatan pemanenan untuk terus meningkatkan prestasinya karena pada
Divisi I (Kebun Inti Petapahan) sedang dalam masa perbaikan kebun dan
peningkatan produksi. Rincian kegiatan penulis pada aspek manajerial disajikan
pada Lampiran 6.

Pendamping mandor panen


Mandor panen bertanggung jawab atas kegiatan panen di lapangan dan
membuat perencanaan panen. Mandor panen di Divisi 1 Kebun Inti Petapahan
ada satu kemandoran dengan jumlah pemanen 18 orang. Tugas mandor panen
25

adalah melaksanakan apel pagi bersama asisten divisi dan asisten kepala serta
pemanen, memberikan pengarahan kepada pemanen tentang standar
pelaksanaan panen dan keselamatan kerja, membagi hanca panen, memastikan
pemanen masuk ke hanca masing-masing, mengawasi kegiatan panen,
memastikan seluruh hanca selesai dikerjakan, mengisi buku estimasi produksi
yang isinya berupa estimasi dari kegiatan panen, dan mengawasi kegiatan
penunasan. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping mandor
panen yaitu membantu mengawasi pelaksanaan panen dan mengisi buku
estimasi produksi.

Pendamping mandor perawatan


Mandor perawatan bertanggung jawab atas kegiatan perawatan kebun
meliputi pemupukan, pengendalian hama dan gulma, perbaikan jalan kebun,
penanaman kacangan, perbaikan gorong-gorong atau parit yang rusak, serta
perbaikan turap atau tanggul sungai. Pada saat pemupukan menentukan areal
yang akan dipupuk, membuat bon permintaan pupuk ke gudang atas
persetujuan asisten divisi, membuat peta rencana harian pemupukan,
menentukan kebutuhan tenaga kerja, melakukan pemeriksaan atau absensi
terhadap tenaga kerja yang hadir, meminta kendaraan untuk pengangkutan
pupuk, mengawasi dan menghitung jumlah pupuk yang diambil dari gudang,
mengawasi dan mengikuti pendistribusian pupuk dari gudang ke lapangan,
mengawasi pelaksanaan pemupukan, memastikan seluruh pupuk diaplikasikan
sesuai dengan dosis dan sasaran pemupukan. Pada saat pengendalian hama dan
gulma membuat peta rencana dan realisasi pengendalian hama dan gulma,
menentukan kebutuhan bahan herbisisda atau pestisida atas persetujuan asisten
divisi, melakukan pencampuran atau pengenceran herbisisda atau pestisida
sesuai dosis yang telah ditentukan, menentukan areal yang akan dilakukan
pengendalian hama dan gulma, melakukan absensi terhadap tenaga
pengendalian hama dan gulma yang hadir, dan mengawasi kegiatan
pengendalian hama dan gulma di lapangan. Kegiatan yang dilakukan selama
menjadi pendamping mandor perawatan yaitu membantu mandor perawatan
membuat rencana kerja harian (RKH), mengawasi pekerjaan di lapangan, serta
membuat laporan kerja harian (LKH).

Pendamping KCS/kerani transport


KCS bertanggung jawab atas persediaan transportasi untuk pengangkutan
TBS ke PKS. Ada satu KCS di Divisi I Kebun Inti Petapahan. Tugas KCS
adalah menentukan jumlah transportasi yang dibutuhkan untuk mengangkut
buah, menghitung jumlah tandan buah dan brondolan yang dihasilkan oleh
setiap pemanen, dan menjamin buah terangkut seluruhnya ke PKS. Hasil
perhitungan tandan buah kemudian dimasukkan buku perhitungan buah (PB).
Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping KCS yaitu membantu
menentukan jumlah transportasi yang dibutuhkan untuk mengangkut buah serta
membantu menghitung jumlah tandan buah dan brondolan yang dihasilkan
oleh setiap pemanen.
26

Pendamping asisten divisi


Asisten merupakan orang yang bertanggungjawab atas segala kegiatan
yang ada di Divisi. Asisten divisi memiliki tugas memimpin apel pagi,
merencanakan dan mengkoordinasikan program kerja mingguan, bulanan, serta
tahunan yang sesuai dengan program kerja kebun, mengevaluasi kegiatan yang
telah terlaksana, melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kinerja
mandor, melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kegiatan di lapangan,
membuat laporan perencanaan areal yang akan dikerjakan, membuat laporan
kebutuhan tenaga kerja, membuat laporan kebutuhan material yang akan
digunakan, dan membuat laporan realisasi kegiatan di lapangan.

5.3 Aspek Khusus

Kegiatan pemeliharaan blok


Kegiatan pemeliharaan yang dibandingkan meliputi pengendalian
gulma dan pemupukan anorganik. Pembandingan dilakukan di blok kontrol,
blok aplikasi tandan kosong, dan blok aplikasi POME masing-masing 3 (tiga)
blok kebun di lokasi Divisi 1. Pengendalian gulma yang dilakukan yaitu
perawatan gawangan, perawatan piringan, dan perawatan pasar pikul.
Pengendalian gulma tersebut dilakukan dengan cara dan jumlah rotasi yang
sama setiap tahunnya yaitu 2 kali rotasi dalam satu tahun, tetapi biaya untuk
pengendalian gulma berbeda tergantung dari luas areal yang akan dilakukan
pengendalian gulma. Pengendalian gulma di gawangan terdapat perbedaan
pada blok kontrol, blok aplikasi tandan kosong dan blok aplikasi POME
karena ada luasan gawangan yang diaplikasikan tandan kosong dan POME
sehingga tidak dilakukan pengendalian gulma pada areal aplikasi. Biaya
anggaran untuk pengendalian gulma di gawangan yaitu Rp 116.250.- per
hektarnya. Jika luasan setiap blok yaitu 30 hektar maka biaya pengendalian
gulma di gawangan untuk setiap blok yaitu blok kontrol sebesar Rp
2.793.488.-, blok aplikasi tandan kosong sebesar Rp 2.691.190.-, dan blok
aplikasi POME sebesar Rp 2.577.263.-. Perawatan piringan dilakukan secara
manual dan perawatan gawangan serta pasar pikul dilakukan secara kimia
dengan jenis dan dosis herbisida yang sama. Perawatan gawangan dilakukan
menggunakan herbisida CENTATOP 288 SL dengan konsentrasi 120 ml per
15 l. Perawatan pasar pikul dilakukan menggunakan herbisida RALANG
480SL dengan konsentrasi 120 ml per 15 l. Untuk dua jenis herbisida tersebut
dalam penggunaannya dicampur dengan Metsulindo 20WP dengan
konsentrasi 120 ml per 15 l.
Rekomendasi pemupukan anorganik dilakukan dengan dosis dan
semester yang sama pada blok kontrol, blok perlakuan tandan kosong, dan
blok perlakuan POME untuk masing-masing jenis pupuk. Pupuk urea dan
mop diaplikasikan dua kali per tahun dengan dosis 2,5 kg/tanaman/tahun dan
3 kg/tanaman/tahun. Pupuk RP, dolomit, dan borat diaplikasikan satu kali per
tahun dengan dosis 2 kg/tanaman/tahun, 2 kg/tanaman/tahun, dan 0,2
kg/tanaman/tahun.
Data realisasi pemupukan anorganik selama lima tahun terakhir (2016-
2020) belum sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Realisasi pemupukan anorganik dapat dilihat pada Tabel 6 ada yang di bawah
27

atau di atas dosis rekomendasi perusahaan, walaupun dosis yang ditetapkan


perusahaan bukan hasil analisis daun dan analisis tanah yang diperbarui pada
setiap tahunnya. Dosis rekomendasi tersebut merupakan hasil analisis daun
dan analisis tanah tahun 2015, hal tersebut dikarenakan PT PMI tidak
memiliki bagian R&D sendiri.
Tabel 6 Realisasi pemupukan anorganik 5 tahun terakhir (2016-2020)

Rata-rata Dosis Pupuk


Jenis
Blok Perlakuan (kg/tanaman/tahun)
Pupuk 2016 2017 2018 2019 2020
Urea
MOP 2,92 3,30 2,99 2,80 2,00
8, 9, 3,06 3,53 2,65 2,50 2,40
Kontrol RP 2,00 2,64 2,50 2,00 1,50
13 Dolomit 1,74 1,96 1,85 1,76 1,10
Borat 0,10 0,17 0,12 0,00 0,10
Urea
MOP 2,00 2,84 2,50 2,00 2,75
11,17, Tandan RP 2,00 2,84 2,57 2,00 2,20
18 Kosong 1,50 1,82 1,77 1,50 1,90
Dolomit 1,00 1,51 1,48 1,20 1,72
Borat 0,00 0,15 0,10 0,00 0,00
Urea 2,00 2,20 2,75 2,80 3,00
10,14, MOP 2,50 2,60 2,70 2,75 3,00
15 POME RP 1,84 2,00 2,30 2,50 2,10
Dolomit 1,00 1,00 1,00 1,70 2,00
Borat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sumber: RKO Kebun Inti Petapahan 2021

Ketepatan dosis pupuk organik


Jumlah limbah yang dihasilkan oleh PKS bergantung pada kapasitas
olah pabrik, rencana jam olah, sistem pengolahan dan keadaan peralatannya.
PKS yang beroperasi di PT PMI memiliki kapasitas 90 ton per jam dengan
rencana jam olah pabrik 20 jam per hari. Jika kapasitas olah terpenuhi TBS
yang diolah yaitu 1800 ton per hari. Berdasarkan pengamatan pada bulan
Maret 2021, rata- rata total TBS yang diolah oleh PT PMI mencapai 720,2
ton per hari dan menghasilkan produksi berupa CPO sebesar 139,4 ton per
hari atau sekitar 19,35% dari TBS diolah, tandan kosong sebesar 145,5 ton
per hari atau sekitar 20,20% dari TBS diolah, dan POME sebesar 434,6 ton
per hari atau 60,35% dari TBS diolah.
Berdasarkan kontribusi TBS dari Kebun Inti Petapahan selama lima
tahun terakhir dengan rata-rata produksi 6245 ton per tahun maka
diperkirakan limbah tandan kosong yang dihasilkan dari Kebun Inti
Petapahan sekitar 1261,5 ton per tahun dan POME yang dihasilkan sekitar
3769 ton per tahun.
Dari total tandan kosong yang dihasilkan PKS PT PMI 2,58% saja yang
diaplikasikan ke Kebun Inti Petapahan. Tingkat pengembalian tandan kosong
dari kontribusi TBS Kebun Inti Petapahan mencapai 89,30%. Berdasarkan
perkiraan produksi total Tandan Kosong sebesar 43.650 ton per tahun
(dihitung dari produksi tandan kosong bulan Maret 2021 sebesar 3637,5 ton),
28

maka jumlah tandan kosong yang diaplikasikan ke Kebun Inti Petapahan


sebesar 1126,4 ton per tahun.
Berdasarkan produksi pada bulan Maret 2021, perkiraan total POME
yang dihasilkan sebesar 130.380 ton per tahun. Dari total POME yang
dihasilkan PKS PT PMI 0,56% atau 735,84 ton per tahun saja yang
diaplikasikan ke Kebun Inti Petapahan. Tingkat pengembalian POME dari
kontribusi TBS Kebun Inti Petapahan mencapai 19,52%. Aplikasi POME
yang dilakukan pada lahan dengan metode long bed dengan ukuran panjang x
lebar x dalam yaitu 100 m x 1 m x 0,5 m. Banyaknya long bed per hektar
yaitu 6 long bed dengan kapasitas per hektar sekitar 300 m 3 atau ton.
Berdasarkan dosis rekomendasi 750 m3/ha/tahun atau ton/ha/tahun maka
rotasi aplikasi limbah dilakukan tiga kali per tahunnya dengan satu kali
rotasinya 250 m3 atau ton. Total lahan yang dilakukan aplikasi POME yaitu
seluas 70 ha.
Aplikasi tandan kosong dan POME yang dilakukan di Kebun Inti
Petapahan belum sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan dapat dilihat
pada Tabel 7. Dosis rekomendasi tersebut tidak dapat tercapai karena limbah
tandan kosong yang sebagian besar digunakan untuk kebun KKPA,
sedangkan untuk POME sisanya dialirkan ke sungai setelah dari kolam endap
ketiga.
Di PKS, sesudah mengumpulkan minyak dari air limbah dengan kadar
minyak tinggi ke tangki oil recovery, pada dasarnya setelah melewati
pengolahan dari pemisahan minyak-air, kolam anaerob, kolam fluktuatif
(anaerob), kolam oksidasi akan dialirkan ke sungai atau direduksi ke kebun
kelapa sawit sebagai land application. Teknik yang dipakai pabrik PT PMI
yaitu sistem lagoon (kolam stabil biologis). Teknik ini memakai beberapa
kolam dengan luasan 1-beberapa hektar, kedalaman 3–5 m.
Tabel 7 Realisasi dan rekomendasi aplikasi tandan kosong dan POME

Rekom Realisasi (ton/ha)


Jenis Rata-rata
endasi
Pupuk (ton/ha
(ton/ha 2016 2017 2018 2019 2020
Organik /tahun)
/tahun)
Tandan
30 13,27 5,38 29,86 21,12 10 15,93
Kosong
POME 750 10,34 11,34 10,54 9,44 10,90 10,51
Sumber: Administrasi Kantor Kebun Inti Petapahan 2021
Berdasarkan data realisasi aplikasi pupuk organik pada Tabel 7, diperoleh
kandungan N, P2O5, dan K2O untuk setiap ton pupuk organik yang
diaplikasikan. Kandungan unsur hara dalam setiap 1 ton TKKS setara dengan
8,00 kg Urea, 2,90 kg RP, 18,30 kg MOP dan 5,00 kg Kieserite, sedangkan
kandungan unsur hara dalam setiap 1 ton POME setara dengan 1,56 kg Urea,
0,25 kg TSP, 2,50 kg MOP dan 1,00 kg Kieserite (Hastuti 2011). Berdasarkan
literatur tersebut dan jumlah tanaman per hektar sebanyak 143 tanaman didapat
kandungan N, P2O5, K2O dari realisasi pupuk organik yang diaplikasikan dapat
dilihat pada Tabel 8.
29

Tabel 8 Kandungan hara pada realisasi pupuk organik

Kandungan Hara Tahun


(kg/tanaman/tahun) 2016 2017 2018 2019 2020
Tandan Kosong
N 0,34 0,14 0,77 0,54 0,26
P2O5 0,08 0,03 0,17 0,12 0,06
K2O 1,02 0,41 2,30 1,62 0,77
POME
N 0,05 0,06 0,05 0,05 0,05
P2O5 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
K2O 0,11 0,12 0,11 0,10 0,10

Sex ratio
Berdasarkan pengamatan, nilai rata-rata sex ratio setiap ulangan hanya
pada ulangan dua yang berbeda nyata lebih tinggi dari ulangan tiga pada blok
POME. Nilai rata-rata sex ratio blok kontrol tidak berbeda nyata lebih rendah
dari blok tandan kosong, nilai rata-rata sex ratio blok tandan kosong tidak
berbeda nyata lebih rendah dari blok POME, dan nilai rata-rata sex ratio blok
kontrol berbeda nyata lebih rendah dari blok POME. Aplikasi tandan kosong
dapat meningkatkan sex ratio tanaman kelapa sawit tetapi belum konsisten
karena perolehan rata- rata sex ratio blok tandan kosong tidak berbeda nyata
lebih tinggi dengan blok kontrol dapat dilihat pada Tabel 9. Hal ini dapat
disebabkan karena aplikasi tandan kosong belum diaplikasikan secara
maksimal (full blok) dan tidak merata sepanjang tahun.
Hasil penelitian Harahap (1998) pada tanaman kelapa sawit berumur (6-7
tahun) menunjukkan bahwa produksi tandan bunga kumulatif adalah 20,7
tandan bunga per tahun, yang terdiri 15,9 tandan bunga betina dan 4,8
tandan bunga jantan, sedangkan sex ratio sekitar 0,73-0,84. Corley dan
Gray (1976) melaporkan bahwa pada tanaman yang masih muda (awal
perkembangan organ generatif) angka sex ratio yaitu sekitar 0,8 dan akan
menurun sejalan dengan tanaman semakin tua, biasanya pada umur diatas 10
tahun sex ratio rata-rata 0,5.
Aplikasi POME ke blok aplikasi memberikan dampak positif terhadap
nilai rata-rata sex ratio. Pada tabel terlihat perolehan nilai rata-rata sex ratio di
blok aplikasi POME berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan dengan blok
kontrol dapat dilihat pada Tabel 9. Hal ini terjadi karena penambahan POME
ke lahan aplikasi menambah ketersedian air di lapangan.
Ketersediaan air sangat berpengaruh terhadap nisbah bunga jantan dan
bunga betina. Stres air (kekeringan) mengakibatkan jaringan tanaman tidak
dapat mempertahankan jumlah air dalam sel, tekanan turgor sel menurun,
penyerapan unsur hara dari dalam tanah menurun, proses-proses fisiologis dan
distribusi asimilat terganggu serta netto fotosintesis menurun, akibatnya
tanaman cenderung memproduksi bunga jantan lebih banyak sehingga
produksinya menurun (Darmosarkoro et al. 2001). Selain itu tanaman yang
kekurangan air juga akan mengalami aborsi atau keguguran bunga betina yang
lebih tinggi serta gagal tandan atau kerusakan tandan menjadi buah akan
meningkat.
30

Tabel 9 Sex ratio blok kontrol, tandan kosong, dan POME

Rata- Rata-
Blok rata rata Rata-rata Rata-rata Sex
Perlakuan
(ulangan) Bunga Bunga Sex Ratio Ratio/perlakuan
Betina Total
8 (U1) Kontrol 2,6 8,1 0,321a
9 (U2) Kontrol 1,8 6,0 0,300a 0,305b
13 (U3) Kontrol 2,4 8,2 0,293a
Tandan
11 (U1) 1,8 5,8 0,310a
Kosong
Tandan
17 (U2) 2,6 7,5 0,347a 0,326ab
Kosong
Tandan
18 (U3) Kosong 2,6 8,1 0,321a
10 (U1) POME 2,8 7,5 0,373ab
14 (U2) POME 2,7 6,8 0,397a 0,366a
15 (U3) POME 2,5 7,6 0,329b
Uji Lanjut BNT0,05 0,047
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT taraf 5%

Produktivitas tanaman per blok


Analisis dampak aplikasi limbah terhadap produktivitas dilakukan
dengan membandingkan perolehan produktivitas antara blok aplikasi dengan
kontrol masing-masing diambil 3 (tiga) blok sebagai ulangan selama tiga bulan
(Januari, Februari, dan Maret 2021). Parameter produksi yang dibandingkan
yaitu rata- rata produktivitas tanaman selama tiga bulan (kg/ha/perlakuan).
Aplikasi tandan kosong dapat meningkatkan produktivitas tanaman
kelapa sawit karena nilai rata-rata produktivitas (kg/ha/perlakuan) di blok
aplikasi tandan kosong walaupun tidak berbeda nyata lebih tinggi
dibandingkan di blok kontrol dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil tidak berbeda
nyata dapat disebabkan oleh aplikasi pupuk organik tandan kosong belum
diaplikasikan sesuai dengan dosis rekomendasi. Aplikasi tandan kosong dapat
memperbaiki sifat kesuburan tanah dan mengandung unsur hara makro seperti
N, P, K dimana unsur hara K pada tandan kosong merupakan unsur hara yang
tertinggi (Pahan 2007).
Aplikasi POME ke blok aplikasi memberikan dampak positif terhadap
produktivitas tanaman (kg/ha/perlakuan). Pada nilai rata-rata terlihat
produktivitas di blok aplikasi POME berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan
dengan blok kontrol dan tidak berbeda nyata lebih tinggi dari blok tandan
kosong dapat dilihat pada Tabel 10. Hal ini terjadi karena penambahan POME
ke blok aplikasi dapat mencegah kekurangan air sehingga meningkatkan
persentase bunga betina dan pemupukan anorganik hanya sedikit perbedaan
dosis dengan blok kontrol dan blok aplikasi tandan kosong. Hasil tidak berbeda
nyata dapat disebabkan oleh aplikasi pupuk organik POME belum
diaplikasikan sesuai dengan dosis rekomendasi.
31

Tabel 10 Produktivitas blok kontrol, tandan kosong, dan POME 3 bulan


(Januari-Maret)
Produktivitas (kg/ha) Rata-rata Produktivitas
Blok Perlakuan
Jan Feb (kg/ha
Mar /perlakuan)
8 (U1) Kontrol 1.663 1.559 1.492
9 (U2) Kontrol 1.372 1.052 953
13 (U3) Kontrol 804 683 636
Rata-rata Produktivitas 1.098 1.027 1.135b
(kg/ha/bulan) 1.280
Tandan
11 (U1) 1.579 1.489 1.441
Kosong
Tandan
17 (U2) 2.061 2.036 2.021
Kosong
Tandan
18 (U3) 1.110 926 894
Kosong
Rata-rata Produktivitas
1.583 1.484 1.452 1.506ab
(kg/ha/bulan)
10 (U1) POME 2.087 1.991 2.248
14 (U2) POME 2.108 2.056 2.182
15 (U3) POME 1.794 1.648 1.606
Rata-rata Produktivitas 1.898 2.012 1.969a
(kg/ha/bulan) 1.996
Uji Lanjut BNT0,05 661,001
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang
sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT taraf 5%
Analisis dampak aplikasi limbah terhadap produkstivitas juga
dilakukan dengan membandingkan perolehan produktivitas antara blok
aplikasi dengan kontrol masing-masing diambil 3 (tiga) blok sebagai ulangan
selama lima tahun terakhir (2016, 2017, 2018, 2019, dan 2020). Parameter
produktivitas yang dibandingkan yaitu produktivitas tanaman
(kg/ha/perlakuan).
Parameter produktivitas tanaman (kg/ha/perlakuan) tidak ada blok yang
berbeda nyata. Hasil tersebut menggambarkan bahwa tidak terdapat
perbedaan produktivitas yang signifikan antara blok kontrol, blok aplikasi
POME, dan blok aplikasi tandan kosong. Hal ini dapat terjadi karena pada
aplikasi pupuk organik tandan kosong dan POME belum diaplikasikan sesuai
dengan dosis rekomendasi. Tidak tercapainya dosis rekomendasi disebabkan
karena limbah tandan kosong lebih diutamakan untuk kebun KKPA dan pada
limbah POME terjadi kerusakan pada instalasi penyaluran limbah ke lahan.
Blok aplikasi tandan kosong merupakan blok dengan nilai rata-rata
produktivitas terendah selama lima tahun terakhir tetapi tidak berbeda nyata
dengan blok aplikasi blok kontrol dan blok aplikasi POME dapat dilihat pada
Lampiran 7. Hal tersebut dapat terjadi karena dosis aplikasi pupuk anorganik
pada blok tandan kosong juga merupakan yang terendah dibandingkan blok
kontrol dan blok aplikasi POME. Hasil tidak berbeda nyata tersebut karena
kombinasi antara pupuk anorganik dan bahan organik dapat meningkatkan
efektifitas penyerapan unsur hara yang berasal dari pupuk (Chan et al. 1982).
32

VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
Pemeliharaan blok yang dilakukan untuk pengendalian gulma terdapat
perbedaan pada luasan dan biaya pada perawatan gawangan, pemupukan
anorganik realisasinya belum sesuai dengan dosis rekomendasi. Pemanfaatan
limbah kelapa sawit belum sepenuhnya mengikuti RKO perusahaan. Dosis
rekomendasi pemupukan organik belum tercapai pada realisasinya. Sex ratio
dan produktivitas selama 3 bulan (Januari-Maret) pada tahun 2021 menunjukkan
blok aplikasi POME berbeda nyata lebih tinggi dari blok kontrol, sedangkan
blok aplikasi tandan kosong tidak berbeda nyata baik dengan blok kontrol
maupun dengan blok aplikasi POME.

6.2 Saran
Dengan potensi yang dimiliki PKS dalam produksi limbah POME akan
lebih baik jika limbah tersebut dimanfaatkan untuk pupuk organik, sehingga
dosis rekomendasi dapat terpenuhi dan produksi dapat meningkat. Sex ratio dan
produktivitas blok aplikasi POME menunjukkan hasil tertinggi dan berbeda
nyata dengan blok kontrol. Aplikasi pupuk anorganik sebaiknya dilakukan
dengan pedoman hasil analisis daun setiap tahun, sehingga rekomendasi dosis
pemupukan lebih tepat. Aplikasi pupuk anorganik sebaiknya memperhitungkan
kandungan unsur hara dari pupuk organik, sehingga dosis pupuk anorganik
dapat dikurangi dan dapat menghemat biaya.
33

DAFTAR PUSTAKA

Budianta D. 2005. Potensi limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai sumber hara
untuk tanaman perkebunan. J Dinamika Pert. 20(3):273-282.
Chan F, Suwandi, Tobing EL. 1982. Penggunaan abu janjang sebagai pupuk
kalium pada pertanaman kelapa sawit. Pedoman Teknis Pusat Penelitian
Marihat. No. 56/PT/PPM/82.
Chang SH. 2014. An overview of empty fruit bunch from oil palm as feedstock
for bio-oil production. Biomass and Bioenergy. 62:174-181.
Corley RHV dan BS Gray. 1976. Growth and morphology. In RHV Corley, JJ
Hardon, and BJ Wood (Ed) Oil Palm Research. Elsevier, Amsterdam. p.
77- 85.
Darmoko dan Sutarta AS. 2006. Ilmu Tanah dan Agronomi. http://tks/ilmu tanah
dan agronomi.htm. [10 Desember 2020].
Darmosarkoro W, IY Harahap, dan E Syamsudin. 2001. Pengaruh kekeringan pada
tanaman kelapa sawit dan upaya penanggulangannya. Warta Penel Sawit 6(1):
19-38.
Fauzi Y, Paeru RH, Wibawa IS, Widyastuti YE. 2012. Kelapa Sawit. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Fauzi Y, Widyastuti YE, Satyawibawa I, Hartono R. 2012. Kelapa Sawit:
Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran.
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
GAPKI. 2019. Kinerja Industri Sawit Indonesia 2019. https://gapki.id. [12
November 2020].
Harahap IY. 1998. Model simulasi respons fisiologi pertumbuhan dan hasil tandan
buah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) [Disertasi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Irvan, Trisakti B, Vincent M, Tandean Y. 2012. Pengolahan lanjut limbah cair
kelapa sawit secara anaerobik menggunakan effective microorganism guna
mengurangi nilai TSS. J Teknik Kim USU. 1(2):27-30.
Kamal N. 2009. Karakterisasi dan potensi pemanfaatan limbah sawit. J Teknologi
Fakultas Teknik - Universitas Pakuan. 1(15):61-68.
Lim KC dan Zaharah AR. 2002. The effects oil palm empty fruit bunches on oil
palm nutrition and yield and soil chemical properties. J Oil Palm Res. 14
(2):1-9.
Mumtaz T, Abd-aziz S, Rahman NRA, Phang LY, Shirai Y, Hassan MA. 2008.
Pilot-scale of recovery of low molecular weight organic acids from
anaerobically treated palm oil mill effluent (POME) with energy integrated
system. Afr. J Biotechnol. 21:3900-3905.
Pahan I. 2008. Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.
Jakarta(ID): Penebar Swadaya
Pahan I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. 3. Jakarta (ID): Penebar Swadaya
Pratiwi D. 2013. Pengelolaan limbah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Sungai Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro, Kalimantan Tengah
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
34

Rahmadan J. 2015. Pengelolaan limbah tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis


Jacq.) di kebun Manggala-1 PT. Tunggal Mitra Plantation Provinsi Riau
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rahmadi R., Awaluddin A, Itnawita. 2014. Pemanfaatan limbah padat tandan
kosong kelapa sawit dan tanaman pakis-pakisan untuk produksi kompos
menggunakan aktivator em-4. Jom Fmipa. 1(2):245-253.
Santoso P. 2008. Pengelolaan Limbah Cair Industri Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di PT Agrowiyana, Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Barat,
Jambi [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Satyawibawa, I. dan Y. E. Widyastuti. 1999. Kelapa sawit belum menghasilkan :
Usaha budidaya, pemanfaatan hasil, dan aspek pemasaran. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Silalahi BM, Supijatno. 2017. Pengelolaan limbah kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Angsana Estate, Kalimantan Selatan. Bul Agrohorti. 5(3):373–383.
Susilawati dan Supijatno. 2015. Pengelolaan limbah kelapa sawit (Elaeis guineesis
Jacq.) di perkebunan kelapa sawit, Riau. Bul Agrohorti. 3(2):202-212.
Widarti BN, Susetyo SH, Sarwono E. 2015. Degradasi COD limbah cair dari
pabrik kelapa sawit dalam proses pembentukan biogas. J Integrasi Proses.
5(3):138-141.
Widhiastuti R., Suryanto D, Mukhlis, Wahyuningsih H. 2006. Pengaruh
pemanfaatan limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit sebagai pupuk
terhadap biodiversitas tanah. J Il Pertanian Kultura. 41(1):1-8.
Woittiez LS, Wijk MT, Slingerland M, Noordwijk M, Giller KE. 2017. Yield gaps
in oil palm: a quantitative review of contributing factors. Eur J Agron.
83:57-77.
LAMPIRAN
36

Lampiran 1 Peta wilayah administrasi Kebun Inti Petapahan, Kampar, Riau


Lampiran 2 Keadaan curah hujan dan hari hujan bulanan di Kebun Inti Petapahan, Kampar, Riau

Bulan 2016 2017 2018 2019 2020 RATA-RATA


HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH
JAN 11 324 8 176 10 826 8 89 4 175 8,20 318,00
FEB 7 60 11 165 7 1020 4 32 3 56 6,40 266,60
MAR 4 163 11 206 10 1668 4 64 8 108 7,40 441,80
APR 8 244 14 273 9 1780 4 145 4 86 7,80 505,60
MEI 4 166 12 242 10 1310 9 120 6 127 8,20 393,00
JUN 5 61 6 127 9 2110 5 110 3 116 5,60 504,80
JUL 5 83 7 73 6 390 1 4 7 153 5,20 140,60
AGT 2 67 7 68 8 1080 2 6 5 67 4,80 257,60
SEP 6 91 13 288 6 1130 7 42 6 134 7,60 337,00
OKT 5 136 10 186 15 1855 10 125 6 75 9,20 475,40
NOV 14 403 12 435 12 1590 13 264 10 124 12,20 563,20
DES 11 190 12 262 8 1020 10 198 6 46 9,40 343,20
Total 82 1988 123 2501 110 15779 77 1199 68 1267 92 4546,80
BB 7 10 12 6 7 8,4
BK 0 0 0 4 2 1,2
BL 5 2 0 2 3 2,4
Keterangan:
CH= Curah Hujan (mm) Q (%) Tipe
HH= Hari Hujan (hari) 0 < Q < 14.3 A (Sangat Basah)
BK= Bulan Kering (CH < 60 mm) BB= Bulan Basah (CH > 100 14.3 ≤ Q < 33.33 B (Basah)
mm) Perhitungan tipe iklim menurut Schmidt-Fergusoan 33.3 ≤ Q < 60 C (Agak Basah)
Q = Rata-rata BK/Rata-rata BB x 100% 60 ≤ Q < 100 D (Sedang)
Q = (1,2/8,4) X 100% Q = 14,28% (Tipe A Sangat Basah) Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Fergus 100 ≤ Q < 167 E (Agak kering)

37
167 ≤ Q < 300 F (Kering)
300 ≤ Q < 700 G (Sangat Kering)
38

Lampiran 3 Jenis tanah di Kebun Inti Petapahan, Kampar, Riau


Lampiran 4 Struktur organisasi Kebun Inti Petapahan, Kampar, Riau

39
Lampiran 5 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di Kebun Inti Petapahan, Kampar, Riau

40
Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL)

Uraian Prestasi kerja (HK) Paraf


Tanggal Penulis Karyawan Standar Lokasi pembimbing Ket.
kegiatan
lapangan
18/1/2021 Verifikasi - - - Kantor Pusat Menyerahkan berkas-berkas persyaratan
magang Pekanbaru magang pada perusahaan
19/1/2021 Verifikasi - - - Kantor Penentuan lokasi kebun oleh perusahaan
kebun Kebun Inti yang akan dijadikan tempat magang
Petapahan
20/1/2021 Bertemu - - - Kantor Penjelasan secara umum mengenai keadaan
dengan Kebun Inti kebun oleh manajer
manajer dan Petapahan
staf kebun
21/1/2021 Pemupukan - 3,375 ha 2,5 Blok 14 dan Aplikasi pupuk Borat dengan dosis 0,5 kg
per
dan
pemeriksaan ha/orang 17 tanaman blok 14 dan pemeriksaan hanca
hanca panen panen blok 17
22/1/2021 Pamel jalan,
infus beringin, 5 jam 7 jam 7 Blok 17 dan Pamel jalan (gali parit manual) dengan
grebek hanca dan dan jam/hari 10 standar 7 jam blok 10, meracun beringin
2,5 l 5l dan 5 yang menempel di tanaman sawit dengan
l/hari mitsulindo dengan dosis 10 gr/l dengan
standar 5 l blok 10, pemeriksaan hanca
panen bersama semua mandor, asisten, dan
askep blok 17
Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) (Lanjutan)
Prestasi kerja (HK) Paraf
Uraian
Tanggal Penulis Karyawan Standar Lokasi pembimbing Ket.
kegiatan
lapangan
23/1/2021 Pemupukan - 3,75 ha 2,5 Blok 16 Aplikasi pupuk Borat dengan dosis 0,5 kg per
ha/orang tanaman
24/1/2021 LIBUR
25/1/2021 Pemupukan - dan 2,5 l 3,75 ha 2,5 Blok 10,11, Aplikasi pupuk Borate dengan dosis 0,5 kg
dan infus dan 5 l ha/orang dan 12 per tanaman blok 10,11 dengan standar 2,5 ha
beringin dan 5 per orang dan meracun beringin yang
l/hari menempel di tanaman sawit dengan
mitsulindo dengan dosis 10 gr/tanaman blok
12 dengan standar 5 l
26/1/2021 Kutip 30 kg 200 kg - Blok 12 Mengutip berondolan di piringan tanaman
brondolan panen, pasar pikul, dan TPH
27/1/2021 Pembuatan 2 jam 15 7 jam 7 Blok 17 Menggali lubang untuk tiang listrik menuju
lubang tiang menit jam/hari ke bengkel atau gudang korea
listrik
28/1/2021 Pamel jalan 5 jam 7 jam 7 Blok 10 dan Pamel jalan (gali parit manual) blok 10 dan
dan jam/hari 17 mendalamkan lubang tiang listrik blok 17
mendalamkan
lubang tiang
listrik
29/1/2021 Pemindahan 2 jam - - Blok 20 Memindahkan pos satpam dari blok 20
pos satpam menuju blok 18
30/1/2021 Pamel jalan 2 jam 4 jam 4 Blok 20 Menimbun jalan berlubang secara manual
jam/hari menggunakan cangkul

41
Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) (Lanjutan)

42
Prestasi kerja (HK) Paraf
Uraian
Tanggal Penulis Karyawan Standar Lokasi pembimbing Ket.
kegiatan
lapangan
31/1/2021 LIBUR
01/02/2021 Membersihkan 2 jam - - Blok 11 Memindahkan sampah seperti pelepah, bekas
piringan beringin setelah di infus, dan sampah lain
yang ada di piringan ke gawangan mati
02/02/2021 Pamel jalan 2 jam 30 7 jam 7 Blok 10 Pamel jalan (gali parit manual) dan
dan kalibrasi menit jam/hari melakukan kalibrasi karung untuk wadah
karung untuk brondolan
brondolan
03/02/2021 Melangsir TBS 4 menit 53 4 menit 16 - Blok 03 Dengan jarak tanaman panen menuju TPH
dari tanaman detik detik dan jumlah buah satu kali langsir sama
panen ke TPH
dengan
angkong
04/02/2021 Kutip 40 kg 150 kg - Blok 05 Mengutip berondolan di piringan tanaman
brondolan panen, pasar pikul, dan TPH
05/02/2021 Grebek hanca 3 jam 7 jam 7 Blok 17 Pemeriksaan hanca panen bersama semua
dan cor tiang jam/hari mandor, asisten, dan askeb blok 05 dan cor
listrik tiang listrik blok 17

06/02/2021 Cor tiang 1 jam 52 4 jam 4 Blok 17 Mengecor tiang listrik menuju bengkel
listrik menit jam/hari
07/02/2021 LIBUR
Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) (Lanjutan)
Uraian Prestasi kerja (HK) Paraf
Tanggal kegiatan Penulis Karyawan Standar Lokasi pembimbing Ket.
lapangan
08/02/2021 Babat goloran 4 jam 7 jam 7 Blok 18 Membabat goloran yang menempel pada
manual jam/hari tanaman sawit secara manual dengan parang
09/02/2021 Menanam 4 jam 7 jam 7 Halaman Mengisi pot dengan tanah dan menanam
bunga di jam/hari barak satpam bunga di halaman barak satpam dan gudang,
halaman barak dan gudang, gali parit manual di jalan poros depan kantor
satpam dan jalan poros
gudang, pamel depan kantor
jalan
10/02/2021 Pengendalian 2 jam 4 jam 7 Blok 05 Menyemprot gulma di pasar pikul
gulma di pasar jam/hari menggunakan herbisida
pikul secara
kimiawi
11/02/2021 Pengendalian 2 jam 4 jam 4 Blok 05 Menyemprot gulma di gawangan mati
gulma di jam/hari menggunakan herbisida
gawangan mati
secara kimiawi
12/02/2021 LIBUR
13/02/2021 Pamel jalan 2 jam 4 jam 4 Blok 15 Membuat tanggul dari tankos di parit pinggir
jam/hari jalan untuk menahan erosi
14/02/2021 LIBUR
15/02/2021 Pamel jalan 4 jam 30 7 jam 7 Blok Menimbun jalan rusak dengan tanah secara
dan cek AKP menit jam/hari 15,12,16 manual menggunakan cangkul dan angkong
blok 15 dan cek AKP di blok 12,16

43
Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) (Lanjutan)

44
Prestasi kerja (HK) Paraf
Uraian
Tanggal Penulis Karyawan Standar Lokasi pembimbing Ket.
kegiatan
lapangan

16/02/2021 Membuat 2 jam 10 7 jam 7 Blok 15 Membuat tanggul dari tankos di parit pinggir
tanggul dari menit jam/hari jalan untuk menahan erosi
tankos
Lampiran 6 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor dan pendamping asisten divisi di Kebun Inti Petapahan, Kampar,
Riau
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping
mandor
Paraf
Prestasi kerja penulis
Uraian
Tanggal Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan
kegiatan Lokasi pembimbing Ket.
yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
17/02/2021 Belajar - - 7 Kantor Kebun Mengisi RKH, LKH,
administrasi Inti Petapahan dan laporan
pencapaian produksi
18/02/2021 Mengawasi 1 - 2 Blok 18 Mengawasi grader
grader jalan memperbaiki jalan
19/02/2021 Grebek - - 2,5 dan 2 Blok 17 dan 10 Periksa hanca panen
hanca dan bersama askep,
cek AKP asisten, dan mandor
dan cek AKP bersama
mandor panen
20/02/2021 Mengawasi 1 - 4 Blok 11 Mengawasi grader
grader jalan memperbaiki jalan
21/02/2021 LIBUR
22/02/2021 Mengawasi 18 48,71 7 Blok 03,04,06 Mengawasi kegiatan
panen panen bersama
mandor panen
23/02/2021 Mengawasi 18 64,31 7 Blok 05,12 Mengawasi kegiatan
panen panen bersama
mandor panen

45
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor (Lanjutan)

46
Prestasi kerja penulis Paraf
Uraian
Tanggal pembimbing
kegiatan Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan Lokasi Ket.
yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
24/02/2021 Mengawasi 18 28,32 7 Blok 13,08,09 Mengawasi kegiatan
panen panen bersama
mandor panen
25/02/2021 Mengawasi 2 12,05 7 Blok 19 Mengawasi kegiatan
sensus sensus TBM
TBM
26/02/2021 Mengawasi 2 12,05 7 Blok 19 Mengawasi kegiatan
sensus sensus TBM
TBM
27/02/2021 Mengawasi 2 0,15 2 Blok 18/20 Mengawasi kegiatan
pamel jalan perbaikan jalan oleh KHL bersama mandor perawatan

28/02/2021 LIBUR
01/03/2021 Mengambil - - - Blok 11 Parameter 4
data
02/03/2021 Mengawasi 18 48,71 7 Blok 03,04,06 Mengawasi kegiatan
panen panen bersama
mandor panen
03/03/2021 Mengambil - - - Blok 11 Parameter 4
data kayu
anak dongkel anak kayu
04/03/2021 Dongkel 2 7,38 5 Blok 09 Mengawasi kegiatan
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor (Lanjutan)
Prestasi kerja penulis Paraf
Uraian Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan pembimbing
Tanggal Lokasi Ket.
kegiatan yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
oleh KHL bersama
mandor perawatan
05/03/2021 Mengambil - - - Blok 11 Parameter 4
data

06/03/2021 Mengawasi 2 - 5 Taman Kantor Mengawasi kegiatan


KHL Kebun menyebarkan solid ke
menyebar tanaman buah di
solid taman kantor kebun
oleh
KHL bersama mandor
perawatan
07/03/2021 LIBUR
08/03/2021 Mengambil - - - Blok 14,15 Parameter 3 POME
data
09/03/2021 Mengambil - - - Blok 17,18 Parameter 3 Tankos
data
10/03/2021 Mengambil - - - Blok 11 Parameter 3 Tankos
data
11/03/2021 LIBUR
12/03/2021 Gerebek - - 2,5 Blok 17,18 Periksa hanca panen
hanca bersamadan mandor
asisten, askep,

47
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor (Lanjutan)

48
Prestasi kerja penulis

Tanggal Paraf
Uraian Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan Lokasi pembimbing Ket.
kegiatan yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
13/03/2021 Mengambil - - - Blok 08,09,13 Parameter 3 Kontrol
data
14/03/2021 LIBUR
15/03/2021 Mengawasi 18 48,71 7 Blok 03,04,06 Mengawasi kegiatan
panen panen bersama
mandor panen
16/03/2021 Mengawasi 2 - 4 Blok 15 Mengawasi kegiatan
KHL cor cor tower api oleh
tower api KHL bersama mandor
perawatan
17/03/2021 Mengambil - - - Kantor Kebun Parameter 1
data (wawancara dengan
asisten dan meminta
data RKO)
18/03/2021 Mengawasi - 12,05 5 Blok 19 Mengawasi kegiatan
KHL tanam tanam kacangan oleh
kacangan KHL bersama mandor
perawatan
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi
Prestasi kerja penulis
Uraian Paraf
Tanggal Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan
kegiatan Lokasi pembimbing Ket.
yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
19/03/2021 Grebek - - 3 Blok 12 Periksa hanca panen bersama askep,
hanca asisten, dan mandor

20/03/2021 Mengontrol - - 4 RB Mengontrol kegiatan


mandor mandor di KKPA
KKPA Rimba Beringin
bersama asisten
21/03/2021 LIBUR
22/03/2021 Mengontrol 3 45,21 7 Blok 17,18 Mengontrol kegiatan
KCS KCS bersama asisten
23/03/2021 Mengontrol 4 - 7 Sungai Tapung Mengontrol kegiatan
mandor Blok 08/09 mandor perawatan
perawatan memasang turap
turap bersama asisten
24/03/2021 Mengontrol 4 - 7 Sungai Tapung Mengontrol kegiatan
mandor Blok 08/09 mandor perawatan
perawatan memasang turap
turap bersama asisten
25/03/2021 Mengontrol 4 - 7 Sungai Tapung Mengontrol kegiatan
mandor Blok 08/09 mandor perawatan
perawatan memasang turap
turap bersama asisten

49
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi (Lanjutan)

50
Prestasi kerja penulis
Uraian Paraf
Tanggal Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan Lokasi pembimbing Ket.
kegiatan
yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
26/03/2021 Grebek - - 3 Blok 05 Periksa hanca panen
hanca bersama askep,
asisten, dan mandor
27/03/2021 Mengambil - - - Kantor Kebun Parameter 1
data (wawancara dengan
asisten dan meminta
data RKO)
28/03/2021 LIBUR
29/03/2021 Mengontrol 4 - 7 Sungai Tapung Mengontrol kegiatan
mandor Blok 08/09 mandor perawatan
perawatan memasang turap
turap bersama asisten
30/03/2021 Mengambil - - - PKS Parameter 4
data POME wawancara dengan
asisten PKS
31/03/2021 Mengontrol 18 34,46 7 Blok 15 Mengontrol kegiatan
mandor mandor panen dalam
panen mengawasi panen
bersama asisten
01/04/2021 Mengontrol 3 35,15 7 Blok 12 Mengontrol kegiatan
KCS KCS dalam kegiatan
pengangkutan TBS ke
PKS bersama asisten
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi (Lanjutan)
Prestasi kerja penulis
Uraian Paraf
Tanggal Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan Lokasi pembimbing Ket.
kegiatan
yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
02/04/2021 LIBUR
03/04/2021 Mengontrol 18 80,43 4 Blok 14,17,18 Mengontrol kegiatan
mandor mandor panen dalam
panen mengawasi panen
bersama asisten
04/04/2021 LIBUR
05/04/2021 Mengontrol 2 12,05 4 Blok 19 Mengontrol kegiatan
mandor mandor perawatan
perawatan menanam kacangan di
TBM
06/04/2021 Mengontrol 18 40,03 7 Blok 10,11 Mengontrol kegiatan
mandor mandor panen dalam
panen mengawasi panen
bersama asisten

07/04/2021 Mengontrol 13 28,47 4 Blok 05 Mengontrol kegiatan


mandor mandor perawatan
perawatan dalam mengawasi
pemupukan bersama
asisten

51
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi (Lanjutan)

52
Prestasi kerja penulis
Uraian Paraf
Tanggal Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan Lokasi pembimbing Ket.
kegiatan
yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
08/04/2021 Mengontrol 18 48,71 7 Blok 03,04,06 Mengontrol kegiatan
mandor mandor panen dalam
panen mengawasi panen
bersama asisten
09/04/2021 Grebek - - 4 Blok 05 Periksa hanca panen
hanca bersama askep,
asisten, dan mandor
10/04/2021 Mengontrol - - 4 RB Mengontrol kegiatan
mandor mandor di KKPA
KKPA Rimba Beringin
bersama asisten
11/04/2021 LIBUR
12/04/2021 Mengontrol 18 15,26 7 Blok 06 Mengontrol kegiatan
mandor mandor panen dalam
panen mengawasi penunasan
bersama asisten
13/04/2021 Menginput - - - Kantor Kebun Menginput data yang
data primer Petapahan sudah diperoleh
14/04/2021 Menginput - - - Kantor Kebun Menginput data yang
data primer Petapahan sudah diperoleh
15/04/2021 Mencari - - - Kantor Kebun Mencari data sekunder
data Petapahan yang dibutuhkan
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi (Lanjutan)
Prestasi kerja penulis
Uraian Paraf
Tanggal Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan
kegiatan Lokasi pembimbing Ket.
yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
16/04/2021 Grebek - - 4 Blok 18 Periksa hanca panen bersama askep,
hanca asisten, dan mandor

17/04/2021 Mengontrol 2 12,05 4 Blok 19 Mengontrol kegiatan


mandor mandor perawatan
perawatan dalam mengawasi
pasang trap aplikasi feromon pada
kumbang TBM
tanduk
18/04/2021 LIBUR
19/04/2021 Mengontrol 18 26,81 7 Blok 08,09,13 Mengontrol kegiatan
mandor mandor panen dalam
panen mengawasi panen
bersama asisten
20/04/2021 Mengontrol 4 - 7 Sungai Tapung Mengontrol kegiatan
mandor Blok 08/09 mandor perawatan
perawatan dalam mengawasi
turap perbaikan turap
21/04/2021 Mengontrol 4 - 7 Sungai Tapung Mengontrol kegiatan
mandor Blok 08/09 mandor perawatan
perawatan mengawasi perbaikan
turap turap bersama asisten

53
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi (Lanjutan)

54
Prestasi kerja penulis
Paraf
Uraian Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan
Tanggal Lokasi pembimbing Ket.
kegiatan yang diawasi yang diawasi (jam)
(orang) (ha) lapangan
22/04/2021 Mengontrol 4 - 7 Sungai Tapung Mengontrol kegiatan
mandor Blok 08/09 mandor perawatan
perawatan dalam mengawasi
turap perbaikan turap
bersama asisten
23/04/2021 Grebek - - 4 Blok 12 Periksa hanca panen
hanca bersama askep,
asisten, dan mandor
24/04/2021 Menginput - - 4 Kantor Kebun Menginput data yang
data primer Petapahan sudah diperoleh
25/04/2021 LIBUR
26/04/2021 Mengontrol 18 62,31 7 Blok 05,12 Mengontrol kegiatan
mandor mandor panen dalam
panen mengawasi penunasan
bersama asisten
27/04/2021 Melakukan 2 17,13 7 Blok 10 Mengontrol kegiatan
kegiatan penginfusan pohon
penginfusan beringin yang tumbuh
pohon pada batang sawit
beringin bersama mandor
perawatan
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi (Lanjutan)
Prestasi kerja
penulis Paraf
Tanggal Lokasi pembimbing Ket.
Uraian Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan
lapangan
kegiatan yang diawasi
(orang) yang diawasi (jam)
(ha)
28/04/2021 Mengontrol 17 24,15 7 Blok 11 Mengontrol kegiatan
mandor pemupukan yang
perawatan diawasi mandor
29/04/2021 Mengontrol 17 28,47 7 Blok 12 Mengontrol kegiatan
mandor pemupukan yang
perawatan diawasi mandor
dalam perawatan bersama
kegiatan asisten
pemupukan
30/04/2021 Grebek - 4 Blok 05 Periksa hanca panen
hanca bersama askep,
asisten, dan mandor
01/05/2021 Mencari - - - Kantor Kebun Mencari data sekunder
data sekunder Petapahan yang dibutuhkan

02/05/2021 LIBUR
03/05/2021 Mengontrol 4 - 7 Sungai Tapung Mengontrol kegiatan
mandor Blok 08/09 mandor perawatan
perawatan dalam mengawasi
turap perbaikanasisten turap
bersama

55
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi (Lanjutan)
Prestasi kerja penulis

56
Uraian Paraf
Tanggal Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan
kegiatan Lokasi pembimbing Ket.
yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
04/05/2021 Belajar - - 4 Kantor Kebun Membuat RKO
administrasi Petapahan tahunan, target
produksi tahunan,
evaluasi pekerjaan
yang sudah
dilaksanakan
05/05/2021 Mengontrol 2 - 7 Blok 15 Mengontrol kegiatan
cuci parit cuci parit LA bersama
LA asisten
06/05/2021 Mengontrol 2 - 7 Blok 15 Mengontrol kegiatan
cuci parit cuci parit LA
LA menggunakan alat
berat bersama asisten
07/05/2021 Mengontrol 2 - 7 Blok 14/17 Mengontrol perbaikan
perbaikan embung air
embung air menggunakan alat
berat bersama asisten
08/05/2021 Mengontrol 2 - 4 Blok 14/17 Mengontrol perbaikan
perbaikan embung air
embung air menggunakan alat
berat bersama asisten
09/05/2021 LIBUR
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten divisi (Lanjutan)
Prestasi kerja penulis
Uraian Paraf
Tanggal Jumlah KHL Luas areal Lama kegiatan
kegiatan Lokasi pembimbing Ket.
yang diawasi yang diawasi (jam) lapangan
(orang) (ha)
10/05/2021 Mengontrol 2 - 7 Blok 14/17 Mengontrol perbaikan embung
perbaikan embung air air
menggunakan alat
berat bersama asisten
11/05/2021 LIBUR
LEBARAN
12/05/2021 LIBUR
LEBARAN
13/05/2021 LIBUR
LEBARAN
LIBUR
14/05/2021
LEBARAN
15/05/2021 LIBUR
LEBARAN
16/05/2021 LIBUR
17/05/2021 Mengurus - - - Kantor Kebun Mengurus administrasi
administrasi Petapahan kepulangan dan
dan persiapan
persiapan meninggalkan kebun
pulang

57
Lampiran 7 Produktivitas blok kontrol, tandan kosong, dan POME 5 tahun terakhir (2016-2020)

58
Rata-rata
Produktivitas
Blok Perlakuan Produktivitas (kg/ha)
(kg/ha
2016 2017 2018 2019 2020 /perlakuan)
8 (U1) Kontrol 22.229 18.820 24.152 26.414 28.025
9 (U2) Kontrol 21.931 13.814 21.412 22.216 19.446
13 (U3) Kontrol 19.293 18.053 24.020 20.575 19.314
Rata-rata Produktivitas
21.151 16.896 23.195 23.068 22.262 21.314a
(kg/ha/tahun)
11 (U1) Tandan Kosong 10.893 12.971 20.322 21.023 20.652
17 (U2) Tandan Kosong 14.046 14.526 24.010 24.302 21.898
18 (U3) Tandan Kosong 12.765 17.225 28.331 13.585 13.904
Rata-rata Produktivitas
12.568 14.907 24.221 19.637 18.818 18.030a
(kg/ha/tahun)
10 (U1) POME 18.465 20.846 25.477 23.600 25.136
14 (U2) POME 10.766 15.936 22.064 26.250 23.766
15 (U3) POME 11.609 13.806 18.568 19.648 22.939
Rata-rata Produktivitas
13.613 16.863 22.036 23.166 23.947 19.925a
(kg/ha/tahun)
Uji Lanjut BNT0,05 6.032,08
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda
nyata pada uji lanjut BNT taraf 5%
59

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Purworejo pada tanggal 20 Januari 2000 dari


pasangan Bapak Tarmuji dan Ibu Rusmiyati. Penulis merupakan anak ketiga dari
tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan di SMA Negeri 10 Purworejo dan
lulus pada tahun 2017, pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN dan diterima di Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.
Selama menjadi Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura, penulis aktif
dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian. Penulis
menjadi staf divisi Kreasi dan Seni (Kresen) BEM Fakultas Pertanian periode
2018-2019 dan menjadi kepala divisi perlombaan Seri-Action Fakultas Pertanian
periode 2018-2019. Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan Masa Pengenalan
Departemen (MPD) Agronomi dan Hortikultura pada tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai