Anda di halaman 1dari 5

PT.

GAWI MAKMUR KALIMANTAN SOP/GMK-AGRO/02/06 Hal : 1 Dari 5


(PT.GMK)

BAB VI. KASTRASI DAN SANITASI

A. LEMBAR PENGESAHAN

Disiapkan Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

Branch Controller Management Representative Direktur


Julianto Harsono Farid Makruf Hadi Setiadarma

PERINGATAN !
Perlindungan Hak Cipta. Tidak sebagianpun dari terbitan ini dapat digandakan,
disimpan, dipindahkan dalam bentuk atau dengan cara apapun;
baik elektronik, photo copy, dicatat atau lainnya;
terutama tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen Perusahaan

PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN

No. Dokumen SOP/GMK-AGRO/02/06


No. Revisi 01
Tanggal Berlaku Dokumen 7 – 06 – 2013
Jumlah Halaman 5

Status Distribusi *) :
 CONTROLLED
 UNCONTROLLED
Penerima Distribusi :
Tanggal Distribusi :
Nomor Distribusi :
*) Beri Tanda () untuk yang sesuai
**) Nama Bagian / No. Urut Distribusi
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN SOP/GMK-AGRO/02/06 Hal : 2 Dari 5
(PT.GMK)

BAB VI. KASTRASI DAN SANITASI


DAFTAR REVISI
NO NO DOK TGL PERBAIKAN NO. REVISI HALAMAN URAIAN REVISI PARAF

1 SOP/ 7 Juni 2013 01 1 dari 5 Perubahan nama MR.


GMK- Perubahan kata
AGRO/ DIKENDALIKAN
02/06 menjadi
COTROLLED dan
TIDAK
DIKENDALIKAN
menjadi
UNCONTROLLED
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN SOP/GMK-AGRO/02/06 Hal : 3 Dari 5
(PT.GMK)

BAB VI. KASTRASI DAN SANITASI

1. PENDAHULUAN
1.1. Kastrasi adalah membuang semua produk generative yaitu bunga jantan, betina dan seluruh buah
yang berguna untuk mendukung pertumbuhan vegetative kelapa sawit. Pelaksanaan kastrasi
terakhir dilakukan 6 (enam) bulan sebelum pokok dipanen.
1.2. Sanitasi adalah pekerjaan yang mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang, yakni
untuk menjaga produksi maksimum diperlukan pelepah produktif (berkaitan dengan fotosintesis)
sebanyak-banyaknya, tetapi untuk mempermudah pekerjaan panen dan memperkecil losses
produksi, maka beberapa pelepah harus dipotong.
1.3. Kastrasi dan Sanitasi merupakan pekerjaan penting sebelum tanaman beralih dari TBM ke TM.
Untuk itu diperlukan cara bagaimana melakukan kedua kegiatan tersebut untuk mempersiapkan
tanaman memasuki usia TM.

2. KASTRASI
2.1. Tujuan dilakukannya pekerjaan kastrasi
a) Mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan
vegetative.
b) Pokok sawit yang telah dikastrasi cenderung lebih kuat dan seragam dalam
pertumbuhannya.
c) Pertumbuhan buah yang lebih besar dan seragam beratnya.
d) Memutus siklus perkembangan hama tandan Tirathaba dan menghambat perkembangan
hama lainnya.

2.2. Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga setelah berumur 18 bulan, tergantung
pertumbuhannya. Pada saat tersebut, bunga-bunga itu masih belum sempurna membentuk buah
sampai tanaman berumur sekitar 22 bulan, sehingga tidak ekonomis untuk diolah. Oleh karena
itu, semua bunga maupun buah yang keluar sampai dengan umur 22 bulan ini perlu dibuang atau
dikastrasi.

2.3. Rotasi kastrasi adalah 2 (dua) bulan sekali sampai tanaman berumur 22 bulan. Untuk kondisi
tanaman tertentu, apabila diperlukan kastrasi lebih dari 3 rotasi maka harus mendapat
persetujuan tertulis dari EM/PC.

2.4. Peralatan Kastrasi


Peralatan yang digunakan untuk kastrasi adalah Dodos Kastrasi dengan ukuran mata dodos
maksimum 8 cm dan Gancu.

2.5. Waktu pelaksanaan


a) Pada saat tanaman berumur 18 dan 22 bulan setelah tanam dengan cara membuang
seluruh bunga jantan dan betina.
b) Pada saat berumur 22 bulan setelah tanam dengan cara hanya membuang bunga betina.
Bunga jantan dibiarkan untuk tempat perkembangbiakan serangga penyerbuk
(Elaeidobius camerunicus).

2.6. Teknik Pelaksanaan


Buah, bunga jantan dan betina yang masih kuncup dan sudah terbuka dipotong dengan dodos
dan dibuang ke gawangan mati.
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN SOP/GMK-AGRO/02/06 Hal : 4 Dari 5
(PT.GMK)

BAB VI. KASTRASI DAN SANITASI

Gambar 1. Teknis pelaksanaan Gambar 2. Hasil Kastrasi

3. SANITASI / BASAL PRUNING


3.1. Untuk mempermudah proses panen dan mendapatkan kondisi buah yang baik pada saat memulai
panen, maka diperlukan pekerjaan pembersihan (sanitasi).

3.2. Adapun tujuan dilakukan sanitasi antara lain :


a) Mempermudah melakukan pekerjaan panen (melihat dan memotong buah masak)
b) Menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak pelepah
c) Memperlancar proses penyerbukan alami
d) Melakukan sanitasi (kebersihan) tanaman, sehingga menciptakan lingkungan yang tidak
sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit
e) Pada tanaman muda, pelaksanaan tunas pasir/sanitasi dapat mempermudah pemupukan,
semprot piringan, dan pengutipan brondolan

3.3. Prinsip sanitasi adalah membuang pelepah dasar/tua yang kering dan sampah yang ada di
sekitar piringan.

3.4. Untuk mencapai tujuan penunasan dan tetap mempertahankan produksi yang maksimum, maka
harus dihindari terjadinya over pruning akibat kesalahan sanitasi.

3.5. Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah produktif secara berlebihan yang akan
mengakibatkan penurunan produksi. Penurunan produksi ini terjadi karena berkurangnya areal
fotosintesis dan pokok mengalami stres yang terlihat melalui:
a) Peningkatan gugurnya bunga betina
b) Penurunan seksrasio (peningkatanbungajantan)
c) Penurunan BJR (Berat Janjang Rata-Rata)

3.6. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam melakukan sanitasi maka harus dilakukan :
a) Pelatihan dan simulasi
b) Pengawasan yang ketat
c) Peralatan yang tepat

3.7. Peralatan sanitasi


a) Dodos (tanpa mata pengkait) maksimum berukuran 8 cm
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN SOP/GMK-AGRO/02/06 Hal : 5 Dari 5
(PT.GMK)

BAB VI. KASTRASI DAN SANITASI


b) Penggaruk piringan

3.8. Waktu pelaksanaan


Pekerjaan sanitasi dilakukan 1 - 2 bulan sebelum panen pertama.

3.9. Teknik pelaksanaan


a) Membuang tandan parthenocarpy dan tandan busuk terutama yang diserang Tirathaba.
Tandan tersebut harus diletakkan di gawangan mati.
b) Membuang semua pelepah kering pada pangkal pohon, dan diletakkan di gawangan mati
serta dilarang memotong pelepah segar.
c) Membersihkan semua sampah di sekitar pohon untuk memudahkan pengutipan
brondolan.

Gambar 3. Pokok Sawit sebelum Sanitasi Gambar 4. Pokok Sawit setelah Sanitasi

Anda mungkin juga menyukai