Anda di halaman 1dari 11

PT.

GAWI MAKMUR KALIMANTAN


SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 1 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR

A. LEMBAR PENGESAHAN
Disiapkan Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

Branch Controller Management Representative Direktur


Julianto Harsono Farid Makruf Hadi Setiadarma

PERINGATAN !
Perlindungan Hak Cipta. Tidak sebagianpun dari terbitan ini dapat digandakan,
disimpan, dipindahkan dalam bentuk atau dengan cara apapun;
baik elektronik, photo copy, dicatat atau lainnya;
terutama tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen Perusahaan

PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN

No. Dokumen SOP/GMK-AGRO/02/03


No. Revisi 01
Tanggal Berlaku Dokumen 7 – 06 - 2013
Jumlah Halaman 11

Status Distribusi *) :
 CONTROLLED
 UNCONTROLLED
Penerima Distribusi :
Tanggal Distribusi :
Nomor Distribusi :
*) Beri Tanda () untuk yang sesuai
**) Nama Bagian / No. Urut Distribusi
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 2 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR


DAFTAR REVISI
NO NO DOK TGL PERBAIKAN NO. REVISI HALAMAN URAIAN REVISI PARAF

1 SOP/ 7 Juni 2013 01 1 dari 11 Perubahan nama MR.


GMK- Perubahan kata
AGRO/ DIKENDALIKAN
02/03 menjadi
COTROLLED dan
TIDAK
DIKENDALIKAN
menjadi
UNCONTROLLED
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 3 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR

1. PENDAHULUAN
1.1. Sebagai sumber daya alam, tanah mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Sumber unsur hara bagi tanaman
b) Matriks tempat perkembangan akar tumbuhan dan air tanah tersimpan
c) Tempat untuk menampung penambahan unsur-unsur hara dan air
d) Media tempat aktivitas mikroorganisme
1.2. Produksi maksimal suatu tanaman dapat dicapai dengan pemupukan jika sifat-sifat fisik tanah
baik. Pemupukan tidak akan menguntungkan sebelum dilakukan usaha-usaha pencegahan erosi,
perbaikan aerasi tanah dan air, pemeliharaan bahan organik tanah, pemulihan tanah-tanah rusak
atau perbaikan drainase tanah.
1.3. Produksi maksimal suatu tanaman dapat dicapai dengan pemupukan jika sifat-sifat fisik tanah
baik. Pemupukan tidak akan menguntungkan sebelum dilakukan usaha-usaha pencegahan erosi,
perbaikan aerasi tanah dan air, pemeliharaan bahan organik tanah, pemulihan tanah-tanah rusak
atau perbaikan drainase tanah.
1.4. Hilangnya kesuburan tanah adalah berkurangnya unsur mineral atau bahan organik di dalam
tanah, kehilangan unsur hara terjadi melalui kekurangan air di dalam tanah.
1.5. Ada 3 (tiga) tipe kehilangan air dari tanah :
a) Gerakan air bebas ke bawah (perkolasi) yang berasal dari air berkelebihan (jumlah air
hujan yang masuk ke dalam tanah melebihi kapasitas menahan air) pada permukaan tanah
dan sub oil bagian atas. Perkolasi biasanya mengakibatkan hilangnya garam/larutan
Kalsium, Kalium, Magnesium dan Sulfur
b) Run off merupakan air yang berkelebihan melalui tanah permukaan. Kehilangan karena
run off mencakup tidak hanya air akan tetapi juga sejumlah tanah (erosi)
c) Evaporasi merupakan kehilangan air karena penguapan.
1.6. Faktor-faktor yang mempercepat tejadinya erosi, yaitu :
a) Pemindahan vegetasi penutup alam.
b) Ditanami dengan tanaman yang tidak menutupi tanah tersebut.
1.7. Pengawetan tanah berarti penggunaan setiap bidang tanah dengan cara benar yang sesuai dengan
kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya dengan syarat-syarat yang diperlukan agar
tidak terjadi kerusakan tanah (erosi, kerusakan struktur tanah dan sebagainya). Sedangkan
pengawetan air prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefesien mungkin dan
pengaturan aliran sehingga tidak terjadi banjir pada musim hujan serta terdapat cukup air pada
musim kemarau.

2. KEMIRINGAN LERENG DAN JENIS-JENIS SARANA PENGAWETAN TANAH DAN AIR


2.1. Pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa erosi adalah akibat interaksi kerja antara faktor-faktor
tanah, iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia (Gambar 5.1). Kemiringan dan
panjang lereng adalah dua unsur topografi yang paling berpengaruh terhadap erosi. Unsur lain
yang mungkin berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan arah lereng.
2.2. Klasifikasi kemiringan lereng
a) Tanah Rata (Flat-Undulating) Sudut kemiringan = 0 – 50
b) Tanah Agak Miring (Rolling) Sudut kemiringan = 6 – 120
c) Tanah Miring (Hilly) Sudut kemiringan = 13 – 200
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 4 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR


d) Tanah Sangat Miring (Steep) Sudut kemiringan = > 200
2.3. Teknik sarana pengawetan tanah air
a) Pemeliharaan tanaman penutup tanah “LCC”
b) Aplikasi tandan kosong
c) Penyusunan pelepah
d) Tapak kuda (planting platform)
e) Benteng teras (contour bund/stop bund) dan rorak
f) Teras kontur (contour terrace)
2.4. Makin besar derajat kemiringan akan mengakibatkan meningkatnya kecepatan aliran air dan
juga air yang mengalir lebih banyak. Panjang lereng atau kemiringan sangat penting, karena
makin besar lereng suatu daerah, makin besar air yang mengalir.

Tanah

Topograf Ero Iklim


i si

Manusia/Hewan Tumbuh-tumbuhan

2.5. Jenis-jenis pengawetan tanah dan air

Kondisi Areal/Tanah Sarana Pengawetan Tanah dan Air


Tanah rata (Flat-Undulating) - Pemeliharaan tanaman penutup tanah “LCC”
- Aplikasi tandan kosong
- Penyusunan pelepah
Tanah agak miring (Rolling) - Pemeliharaan tanaman penutup tanah “LCC”
- Aplikasi tandan kosong
- Penyusunan pelepah
- Tapak kuda
- Rorak dan benteng teras
Tanah miring (Hilly) - Pemeliharaan tanaman penutup tanah “LCC”
- Penyusunan pelepah
- Teras kontur dengan stop bund
Tanah sangat miring (Steep) - Pemeliharaan tanaman penutup tanah “LCC”
- Penyusunan pelepah
- Teras kontur dengan stop bund
Tanah rendahan pada setiap - Pemeliharaan tanaman penutup tanah “LCC”
klasifikasi kemiringan tanah - Pembuatan parit (drainase)
- Penyusunan pelepah
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 5 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR

2.6. Teknik sarana pengawetan tanah dan air


a) Pemeliharaan tanaman penutup tanah “LCC”
b) Aplikasi janjangan kosong
c) Penyusunan pelepah
d) Tapak kuda (planting platform)
e) Benteng teras (contour bund) dan rorak
f) Teras kontur (contour terrace)

3. PEMBUKAAN LAHAN UNTUK AREAL KELAPA SAWIT


3.1. Konservasi Tanah, Air dan Keanekaragaman Hayati
a) Lakukan HCV (NKT = Nilai Konservasi Tinggi) identification, jika ditemukan flora dan
fauna yang harus dilindungi lakukan isolasi dan dokumentasi terhadap flora dan fauna
tersebut.
b) Tidak menebang pohon dengan radius :
 500 m dari tepi waduk atau danau
 200 m dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa
 100 m dari kiri kanan tepi sungai
 50 m dari kiri kanan tepi anak sungai
 2 kali kedalaman jurang dari tepi jurang
 130 kali selisih pasang tertinggi dari tepi pantai
c) Land clearing dilakukan harus dengan zero burning
3.2. Berdasarkan Jenis Tanah
3.2.1. Tanah mineral up land
Tabel 1. Perlakuan areal berdasarkan derajat kemiringan lahan

Kemiringan Keterangan

< 50 Jarak tanam standar, tidak perlu teras/tapak kuda


5–8 0
Membuat Rorak
9 – 140 Membuat Tapak Kuda
Membuat teras dengan lebar teras minimal 4,0 m
15 – 21,80
bergantung pada kondisi tanah/kedalaman tanah.
> 21,80 Tidak direkomendasikan untuk ditanam
Keterangan :
 Kemiringan lahan diukur dengan Abney Level atau clinometer.
 Lebar teras < 5 m dengan backdrop minimal 2 m.
 Sebelum pembuatan teras dibuat jalan terlebih dahulu.
Beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya :
a) Rorak
Pada daerah dengan kemiringan 5 – 8 0, rorak dengan ukuran 0,8 m x 2 m x 0,5
m dibuat secara manual/mekanis dengan jarak antar rorak 35 – 50 m. Rorak
dapat dibuat secara selektif jika diperlukan.
b) Tapak Kuda
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 6 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR


Pada daerah berbukit dengan kemiringan 9 – 14 0 dibuat tapak kuda dengan
lebar 3 – 4,5 m secara mekanis/manual (Tabel 1.).
c) Teras Kontur
Pada daerah dengan kemiringan 15 – 25 0 yang tidak memungkinkan dibuat
tapak kuda maka dibuat teras kontur dengan lebar minimal 4 m mengikuti
kontur yang harus dikombinasikan dengan stop bund setiap 50 m dengan
ketinggian 30 – 50 cm.

Back drop (tebing teras)

Lebar teras 4 m
Tanah timbun

Back slope 10º s.d 12º

Gambar 1. Teras kontur


d) Tanah Konservasi
 Tanaman vertiver grass sangat bermanfaat untuk mencegah erosi
karena perakaran yang dalam mencapai 3 m, dan struktur perakarannya
sangat baik.
 Perbanyakan rumput ini dilakukan dengan membagi rumpun menjadi
bagian kecil dan ditanam berjarak 50 cm. Untuk mempercepat
perkembangannya dilakukan pemangkasan daun setinggi 25 cm setiap
3 bulan.

3.2.2. Tanah mineral low land tanpa sulfat masam


Pada areal pertemuan antara rendahan dan areal berbukit harus dibuat parit
memanjang kaki bukit menuju ke collection atau main drain (Gambar 2.).

Collectian/Main Drain

Gambar 2. Parit pada kaki bukit


3.2.3. Tanah mineral low land mengandung potensial sulfat asam
a) Untuk menghindari terbentuknya sulfat masam sebagai akibat teroksidasinya
pirit permukaan air di atas lapisan pirit harus dipertahankan.
b) Untuk memonitor ketinggian permukaan air tanah harus dipasang pieziometer.
Pieziometer adalah alat pengukur tinggi permukaan air tanah. Cara
pembuatannya adalah sebagai berikut :
 Terbuat dari pipa paralon berdiameter 3” dengan panjang 180 cm.
 Salah satu ujung paralon disumbat dengan material yang permeable
(mudah ditembus air), berada di bagian bawah.
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 7 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR


 Dinding pipa sepanjang 100 cm dibuat lubang-lubang kecil dengan
diameter 5 mm.
 Pipa ditanam dengan kedalaman 150 cm dan sisa 30 cm berada di atas
permukaan tanah.
 Mistar (dari kayu ringan/bambu) berukuran 200 cm dengan dasar kayu
diberi gabus (agar bisa mengapung). Mistar tersebut dibuat skala yang
dimulai dari perbatasan ujung pipa yang tidak tertanam (angka nol)
 Mistar dimasukkan dalam pipa paralon dan ditutup dengan penutup
yang mempunyai lubang ditengahnya sehingga mistar bisa bergerak
naik turun.
 Ketinggian air permukaan tanah dapat langsung diketahui sesuai angka
yang berada sejajar dengan permukaan paralon yang tidak tertanam.
 Pengamatan dilakukan seminggu sekali (4 kali sebulan). Apabila
ketinggian air dalam blok turun > 70 cm pintu bendungan segera
ditutup.
 Untuk satu blok (30 ha) diperlukan 2 unit Pieziometer. 1 unit berada
250 m dari jalan utama sebelah Selatan dan 1 unit lagi berada 250 m
dari jalan Utama sebelah Utara.
 Untuk memudahkan pengamatan dan pemeriksaan, disarankan
Pieziometer diletakkan di jalan kontrol dengan jarak seperti di atas, dan
dibuatkan tanda petunjuk lapangan (Gambar 3.).

Gambar 3. Pieziometer

c) Untuk mempertahankan tinggi permukaan air parit pertama harus dibendung


dengan sekat-sekat di beberapa tempat dengan menggunakan bekas karung
pupuk yang telah diisi tanah.
d) Jumlah bendungan disepanjang parit bergantung pada level air yang harus
dipertahankan.
e) Selama musim hujan, semua pintu air dan bendungan harus dibuka untuk
mengurangi kemasaman air dan pada akhir musim hujan harus ditutup lagi.
f) Permukaan air diatas lapisan pirit harus senantiasa dipertahankan (Gb 4.).

Lap. Pirit (> 80 cm)

Gambar 4. Tinggi Permukaan Air Tanah diatas Lapisan Pirit


3.2.4. Tanah pasang surut
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 8 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR


Pintu air di areal pasang surut ditempatkan pada outlet. Untuk menentukan ketinggian
benteng berdasarkan ketinggian air laut pada waktu air pasang. Parit berukuran 3 m x
2,5 m x 3 m dibuat sepanjang benteng yang berfungsi mencegah perembesan air laut
pada saat pasang yang tidak normal (Gambar 5.).

Gambar 5. Pembuatan parit pada tanah pasang surut

3.3. Teknik Pembukaan Lahan untuk Tanaman Baru


3.3.1. Penyusunan tata ruang
Tata ruang disusun berdasarkan hasil survey lahan semi detil yang mencakup :
a) Jaringan jalan terutama untuk jalan penghubung keluar dan masuk lokasi.
b) Batas kebun dan batas kerja kontraktor.
c) Lokasi bibitan
d) Kondisi lahan : darat, rawa, bukit dan sungai (rencana outlet).
e) Rencana pembagian blok
f) Luas setiap blok 30 ha
g) Penentuan TR (Tranasport Road) dan CR (Collection Road)
h) Rencana lokasi pemukiman karyawan dan bangunan lainnya
i) Rencana lokasi pabrik dan kantor
j) Lokasi sumber material penimbunan dan pengerasan jalan.
3.3.2. Pembukaan lahan dengan vegetasi hutan tanah mineral
a) Imas
Imas (underbrushing) yaitu memotong rapat ke permukaan tanah semak dan
pohon/tumbuhan yang berdiameter <10 cm, dengan menggunakan parang atau
kapak
b) Tumbang
 Pekerjaan menumbang yaitu membebaskan areal dari tegakan kayu
dengan menggunakan chainsaw atau kapak
 Tumbang dilaksanakan setelah pekerjaan Imas selesai, untuk
pohon/kayu yang berdiameter > 10 cm.
 Ketentuan tinggi tunggul maksimum dari permukaan tanah hasil
tumbangan sebagai berikut :
Tabel 2. Ketentuan tinggi tunggul maksimum
dari permukaan tanah hasil tumbangan

Diameter (cm) Maksimum Tinggi Tunggul


(cm)

11 – 20 30
21 – 30 40
31 – 40 45
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 9 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR

41 – 50 50
> 50 75
 Hasil tumbangan tidak dibenarkan melintang di atas alur air dan jalan.
 Harus dilakukan secara tuntas sehingga tidak ada pohon yang setengah
tumbang maupun pohon yang ditumbuhi oleh tanamn menjalar.
 Pohon yang masih tegak tetapi sudah mati tidak perlu ditumbang
sampai pada waktu dilakukan perumpukan
c) Perumpukan
Menggunakan buldozer dan atau excavator untuk merumpuk kayu hasil
imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman dengan arah
Utara-Selatan. Jenis alat berat yang dibutuhkan terkait dengan vegetasi,
topografi dan kerapatan kayu adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Kebutuhan jenis alat berat

Posisi
Jenis alat berat Vegetasi Topografi Kerapatan kayu
rumpukan

Hutan sekunder, Gelombang,


Buldozer 4:1 Sedang – rendah
semak belukar datar

Datar,
Buldozer Hutan sekunder 2:1 Tinggi – sedang
gelombang

Buldozer dan Hutan sekunder, Bukit,


Antar teras Tinggi – rendah
Excavator semak belukar gelombang

Hutan sekunder,
Excavator Rendahan 2:1 Tinggi – rendah
semak belukar

d) Pancang jalur rumpukan


 Pancang dipasang di jalur rencana rumpukan yang berada di
gawangan mati.
 Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah
dilihat oleh operator excavator/buldozer.
 Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu sehingga terdapat 6
– 8 pancang pembantu dalam jalur.
 Pada jarak 100 m dibuat tanda tidak boleh dirumpuk karena akan
digunakan sebagai jalan control dengan lebar 4 m.
e) Pelaksanaan rumpuk
 Posisi buldozer atau excavator berada di gawangan hidup, kegiatan
pengumpulan atau perumpukan kayu-kayu diatur dalam gawangan
mati sejauh 2,5 m dari radius pohon sawit dan harus diletakkan rata di
permukaan tanah.
 Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau buldozer,
posisi pisau diatur 10 cm di atas permukaan tanah dan atau pisau
dipasang gigi
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 10 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR


 Penempatan rumpukan di areal berbukit dilakukan mengikuti arah
kontur dan kayu-kayu yang melintang pada jalur kontur tanaman
harus dipotong dan disusun di jalur rumpukan
3.3.3. Pembukaan lahan dengan vegetasi lalang
a) Sistem kimiawi
Pembukaan lahan dengan vegetasi lalang dapat dilakukan secara kimia yaitu
menggunakan glyphosate dengan dosis anjuran antara 5 - 6 liter/ha blanket,
bergantung pada kondisi lalang dan kualitas air. Cara pengendalian lalang
tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Cara pengendalian lalang.

Cara Dosis/ha Waktu


Semprot total 6 liter/ha blanket Awal pembukaan areal

Spot spraying 1 5 liter/ha & vol 50 % 2 – 3 bulan setelah semprot total

Spot spraying 2 5 liter/ha & vol 25 % 2 – 3 bulan setelah spot spraying 1

Initial wiping 5 liter/ha & vol < 5% 2 – 3 bulan setelah spot spraying 2

b) Sistem mekanis
 Tidak dilakukan pada musim hujan atau kemarau panjang.
 Dilakukan dengan dua kali bajak dan dua kali garu yang ditarik oleh
traktor atau buldozer masing-masing dengan arah bersilangan.
 Jangka waktu antara pembajakan kedua dan garu pertama sekitar 2 – 3
minggu dan dapat langsung diikuti dengan garu kedua.
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/03 Hal : 11 Dari 11
(PT.GMK)

BAB III. KONSERVASI TANAH DAN AIR

Lampiran 1. Rencana dan realisasi penanaman di area rentan erosi

Anda mungkin juga menyukai