Anda di halaman 1dari 4

PT.

GAWI MAKMUR KALIMANTAN


SOP/GMK-AGRO/02/07 Hal : 1 Dari 4
(PT.GMK)

BAB VII. PENYISIPAN POKOK SAWIT

A. LEMBAR PENGESAHAN
Disiapkan Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

Branch Controller Management Representative Direktur


Julianto Harsono Farid Makruf Hadi Setiadarma

PERINGATAN !
Perlindungan Hak Cipta. Tidak sebagianpun dari terbitan ini dapat digandakan,
disimpan, dipindahkan dalam bentuk atau dengan cara apapun;
baik elektronik, photo copy, dicatat atau lainnya;
terutama tanpa izin tertulis dari Wakil Manajemen Perusahaan

PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN

No. Dokumen SOP/GMK-AGRO/02/07


No. Revisi 01
Tanggal Berlaku Dokumen 7 – 06 – 2013
Jumlah Halaman 4

Status Distribusi *) :
 CONTROLLLED
 UNCONTROLLED
Penerima Distribusi :
Tanggal Distribusi :
Nomor Distribusi :
*) Beri Tanda () untuk yang sesuai
**) Nama Bagian / No. Urut Distribusi
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/07 Hal : 2 Dari 4
(PT.GMK)

BAB VII. PENYISIPAN POKOK SAWIT


DAFTAR REVISI
NO NO DOK TGL PERBAIKAN NO. REVISI HALAMAN URAIAN REVISI PARAF

1 SOP/ 7 Juni 2013 01 1 dari 4 Perubahan nama MR.


GMK- Perubahan kata
AGRO/ DIKENDALIKAN
02/07 menjadi COTROLLED
dan TIDAK
DIKENDALIKAN
menjadi
UNCONTROLLED
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/07 Hal : 3 Dari 4
(PT.GMK)

BAB VII. PENYISIPAN POKOK SAWIT


1. PENDAHULUAN
1.1. Penyisipan adalah melakukan penanaman pada titik yang sebelumnya belum tertanam
berdasarkan hasil sensus yang dilakukan sebelum pokok memasuki usia Tanaman Menghasilkan
(TM).
1.2. Sulam adalah mengganti pokok yang mati, stress, dan tidak produktif berdasarkan hasil sensus
yang dilakukan sebelum pokok memasuki usia Tanaman Menghasilkan (TM).

2. PRINSIP PENYISIPAN

2.1. Penyisipan dimulai dari umur tanaman yang paling tua (maximal TBM 3) dan seterusnya
sampai yang paling muda.
2.2. Penyisipan dimulai dari populasi yang paling tinggi agar cepat diperoleh blok yang cukup sesuai
standard SPH, dan seterusnya hingga sisip hamparan.
2.3. Penyisipan hanya boleh dilaksanakan apabila persiapan Infrastruktur Blok Sisip ( IBS ) telah
selesai dan jumlah bibit yang diperlukan sudah dihitung dengan pasti untuk setiap blok sisip.
2.4. Penyisipan dilakukan oleh tim yang dibentuk khusus untuk sisip dengan satu kemandoran dan
dikontrol langsung oleh Kepala Divisi.

3. TEKNIS PENYISIPAN DAN PENYULAMAN

3.1. Penyisipan
3.1.1. Hal yang pertama sekali dilakukan sebelum penyisipan adalah melakukan sensus blok
(SOP Sensus Pokok).
3.1.2. Penyisipan dilakukan bila keadaan memungkinkan dan pertumbuhan tanaman baru tidak
dibatasi oleh tanaman asli (lama).
3.1.3. Waktu penyisipan dilaksanakan pada awal musim hujan.
3.1.4. Pokok sisipan ditanam pada titik tanam yang kosong yang sudah diajir agar jarak tanam
tetap sama.
3.1.5. Bibit yang digunakan untuk penyisipan sebaiknya menggunakan bibit yang seumur
dengan tanaman disekitarnya.
3.1.6. Pemupukan dilakukan dengan cara :
a) Pemupukan pada semua tanaman sisipan dan sulaman di dalam areal tanaman
menghasilkan tetap harus mengikuti jadwal dan dosis yang direkomendasi untuk
TBM 1 (buat monitoring tersendiri) sampai rotasi ketiga. Pada aplikasi keempat
mengikuti dosis dan jadwal pemupukan tanaman utama.
b) Takaran yang dipakai dalam pemupukan harus dikalibrasi sesuai dosis.
3.2. Penyulaman
3.2.1. Penyulaman sebagai pengganti pokok-pokok abnormal dan pokok mati sebaiknya
dilakukan pada saat TBM.
3.2.2. Penanaman pokok sulaman didasarkan pada umur tanaman asli, yaitu :
Umur 0 - 3 tahun, setiap tanaman abnormal dan non-valuer yang dibongkar dapat
seluruhnya disulam.
PT.GAWI MAKMUR KALIMANTAN
SOP/GMK-AGRO/02/07 Hal : 4 Dari 4
(PT.GMK)

BAB VII. PENYISIPAN POKOK SAWIT


3.2.3. Pokok sulaman ditanam pada bekas tanaman yang sudah dibongkar agar barisan
tanaman tetap lurus (kecuali tanaman mati karena penyakit Ganoderma sp)
3.1.7. Pemupukan dilakukan dengan cara :
a) Pemupukan pada semua tanaman sisipan dan sulaman di dalam areal tanaman
menghasilkan tetap harus mengikuti jadwal dan dosis yang direkomendasi untuk
TBM 1 (buat monitoring tersendiri) sampai rotasi ketiga. Pada aplikasi keempat
mengikuti dosis dan jadwal pemupukan tanaman utama.
b) Takaran yang dipakai dalam pemupukan harus dikalibrasi sesuai dosis.

4. PERAWATAN TANAMAN SISIP DAN SULAM

4.1. Pemeliharaan pokok sisipan dan sulaman dilakukan dengan intensif, antara lain pemupukan,
perawatan piringan, dan rotasi perawatan berdasarkan kondisi di lapangan.
4.2. Untuk areal tanaman baru rotasi pemeliharaan pokok sisipan dan sulam (meliputi :
konsolidasi, buka piringan, pemupukan, dsb) disesuaikan kondisi lapangan.
4.3. Untuk areal tanaman yang selisih umur pokok sisipan dan sulaman dengan tanaman aslinya itu
> 1 tahun, maka pemeliharaan pokok tersebut dilakukan tersendiri. Hal ini dimaksudkan agar
pertumbuhannya tidak tertinggal dengan tanaman aslinya.
4.4. Bila jumlah pokok sisipan dan sulaman relatif banyak sebaiknya dibentuk team khusus
(jumlah tenaga kerjanya disesuaikan kebutuhan) yang bertugas, antara lain : konsolidasi pokok
yang doyong, perawatan piringan, mengendalikan hama penyakit, dan melakukan pemupukan
ekstra (misalnya: Urea sebanyak 3 rotasi) sesuai rekomendasi.
4.5. Pemeliharaan pokok sisipan yang letaknya sporadis dilakukan bersamaan dengan kegiatan
yang berlangsung pada blok tersebut oleh Mandor Perawatan.
4.6. Lakukan evaluasi terhadap pokok sisipan secara periodik (3 bulan sekali).

Anda mungkin juga menyukai