DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA
MKE 13.
PANEN
DAN PENGANGKUTAN
DHANISTHA
SURYA
NUSANTARA
#1
PENDAHULUAN
2
DHANISTHA
Survey lahan
Land clearing
Pancang,
Lubang,
Tanam Kacangan Mengeluarkan Biaya
Perawatan TBM
TM Menghasilkan Uang
3
DHANISTHA
PANEN
Pekerjaan Utama
di Perkebunan Kelapa Sawit
Persiapan Panen
Perlu dilakukan dengan BAIK
5
DHANISTHA
DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA
#2
PERSIAPAN PANEN
DHANISTHA
SHARPENING STONE 7
( BATU ASAH )
DHANISTHA
CART
( ANGKONG )
Alat membawa/mengangkat
buah/TBS & Berondolan
SACK
• Angkong ( KARUNG GONI )
buah/TBS
• Gancu
• Tojok
8
DHANISTHA
MOTOR SICKLE
( EGREK DENGAN MESIN )
MOTOR CHISEL
( DODOS DENGAN MESIN )
SARUNG
TANGAN
10
DHANISTHA
• Penomoran TPH dibuat berurut dari Barat – Timur (Dimulai dari sisi selatan)
• Penomoran TPH dibuat di kedua sisi collection road pada setiap blok
11
DHANISTHA
J35
12
3m
12
4m
DHANISTHA
13
DHANISTHA
pasar tengah
pasar pikul
1,5 -2 m
14
DHANISTHA
Tangga Panen
pasar pikul
1 -1,5 m
15
DHANISTHA
Titi Panen
• Pemasangan titi panen di pinggir CR
yang ada paritnya diberikan setiap
TPH dengan asumsi 3 pasar pikul
untuk 1 TPH
• Titi panen terbuat dari beton
dengan ukuran lebar 20 cm x tinggi
15 cm
• Panjang titi panen disesuaikan 20 cm 15 cm
dengan lebar parit (pada Collection 50 Cm
Drain ± 2 m) dengan menambahkan
50 cm pada masing-masing tepi 2m
50 Cm
parit (total 1 m)
• Untuk menghindari resiko pecah
dan masalah pengangkutan
material, sebaiknya titi panen
ukuran lebih dari 6 m di buat di
lokasi.
16
DHANISTHA
17
DHANISTHA
Pertimbangan Utama
18
DHANISTHA
Pertimbangan Tambahan
5. Kemudahan pengancakan
19
DHANISTHA
• Suatu afdeling memiliki luas 750 ha. Tentukan Luasan Kapveld panen!
20
Contoh Kapveld/Seksi Panen DHANISTHA
SURYA
21
DHANISTHA
Contoh Kapveld/Seksi Panen SURYA
22
DHANISTHA
23
DHANISTHA
24
DHANISTHA
Bagaimana tanggapan anda SURYA
25
DHANISTHA
26
DHANISTHA
27
DHANISTHA
Pertimbangan Utama
2. Output pemanen
1. ha/HK
2. Kg/HK
28
DHANISTHA
Pertimbangan Tambahan
1. Umur Tanaman
1. BJR
2. Tinggi pokok
2. Topografi
1. Datar dan bergelombang
2. Berbukit dan terasan
29
DHANISTHA
1. Perhitungan kebutuhan tenaga panen harus berdasar anggaran/budget yang ada. Berdasarkan
luasan panen, secara rata-rata (umum) dapat dihitung dengan rumus :
( )=
6 × ( )
prestasi kerja panen untuk areal datar : 3 - 4 ha/HK per hari dengan 1,5 - 2 ha/ancak
prestasi kerja panen untuk areal bukit : 2 - 3 ha/HK per hari tergantung kondisi bukit dan luasan blok
Contoh Kasus:
Suatu afdeling memiliki luas 750 ha, dengan prestasi kerja panen adalah 2,5 ha/HK per hari. Tentukan
kebutuhan tenaga panen dan rasio pemanen/ha.
Jawab:
750
Kebutuhan tenaga panen =
6 × 2,5 /
= 50
50
Rasio pemanen/ha = = 0,067 /
750
30
DHANISTHA
2. Berdasarkan out put pemanen, secara rata-rata (umum) dapat dihitung dengan rumus :
( )
=
× 300 ( )
Contoh Kasus:
Suatu afdeling memiliki total budget produksi setahun sebesar 18.000 ton. Bila rata-rata
output pemanen per hari adalah 1200 kg/HK per hari, tentukan kebutuhan tenaga panen dan
rasio pemanen/ha.
Jawab:
18.000.000
Kebutuhan tenaga panen =
1.200 × 300
= 50
Rasio pemanen/ha = 50 = 0,067 /
750
31
DHANISTHA
terbagi menjadi 2
yaitu: 1. Ancak tetap
• Suatu sistem organisasi panen dimana semua pemanenan
diberi di nomor ancak tetap di blok panen selama proses
panen berlangsung untuk menjadi kestabilan kecepatan
panen serta tidak ada ancak tertinggal.
2. Ancak giring
• Sistem ancak panen yang dilakukan dengan cara
mengiring atau memindahkan pemanen dari suatu ancak
ke ancak berikutnya dengan cara digiring. Ancak giring
hanya digunakan pada saat awal produksi (TM 1)
32
DHANISTHA
33
DHANISTHA
34
DHANISTHA
35
DHANISTHA
36
DHANISTHA
37
DHANISTHA
• Pembagian ancak panen di areal datar diatur menggunakan sistem ancak tetap
harus dipastikan seluruh luasa afdeling selesai dipanen dalam 6 (enam) hari (6/7)
38
DHANISTHA
39
DHANISTHA
41
DHANISTHA
DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA
#3
PELAKSANAAN KERJA
PANEN
DHANISTHA
44
DHANISTHA
45
DHANISTHA
46
DHANISTHA
47
DHANISTHA
Absensi
Pemanen berangkat ke
areal yang akan dipanen
menggunakan transportasi
yang sudah dipersiapkan
oleh perusahaan
49
DHANISTHA
51
DHANISTHA
Memotong buah
Memotong pelepah
(bila dibutuhkan)
Menyusun pelepah
di gawangan mati
52
DHANISTHA
53
DHANISTHA
54
DHANISTHA
55
DHANISTHA
56
DHANISTHA
brondolan ditumpuk di
atas alas karung dengan
takaran 8 kg/tumpukan
Pemanen pindah ke
ancak selanjutnya
57
DHANISTHA
58
DHANISTHA
Pasar Tengah
CR
Pasar Tengah
59
DHANISTHA
60
DHANISTHA
61
DHANISTHA
62
DHANISTHA
DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA
#4
PENGANGKUTAN HASIL PANEN
DHANISTHA
64
DHANISTHA
Potong Buah
Rotasi Panen
Pengutipan brondolan
%-tase buah mentah (mutu buah)
Sistem panen & loses
Transport
Organisasi transport (panen)
Pola & perawatan jalan
Tipe & maintenance alat transport
Operasional & pengorganisasian
Loading ramp (kasus : double handling)
Pengolahan/pabrik
Sistem premi transport
Keamanan/losses Jumlah & fluktuasi buah
Mutu pengolahan buah
Loading ramp & timbangan
Maintenance & instalasi
Efisiensi & kapasitas olah
65
Losses
DHANISTHA
4. Keamanan TBS
66
DHANISTHA
67
DHANISTHA
68
DHANISTHA
Diketahui:
• Kecepatan DT rata-rata 20 km/jam
• Kapasitas 6 ton ton/trip
• Jarak 5 km (PP 10 km)
• Kecepatan muat 1 jam/trip
• Total buah yang akan dimuat 24 ton
• Antri dan loading PKS 0.5 jam
69
DHANISTHA
Waktu yang dibutuhkan untuk 1 trip muat buah dari TPH ke PKS adalah:
= waktu muat + waktu tempuh + antri dan loading PKS
= 1 jam + (10 km: 20 km/ jam) + 0.5 jam
= 1 jam + 0.5 jam + 0.5 jam
= 2 jam/trip
Dengan demikian, jumlah unit yang dibutuhkan adalah 1 unit dump truck.
70
DHANISTHA
71
DHANISTHA
72
DHANISTHA
73
DHANISTHA
74
DHANISTHA
76
DHANISTHA
77
DHANISTHA
78
DHANISTHA
80
DHANISTHA
81
DHANISTHA
82
DHANISTHA
83
DHANISTHA
DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA
#5
KUALITAS HASIL PANEN
DHANISTHA
85
DHANISTHA
Inti Pekerjaan
PANEN
“MEMINIMALKAN LOSES”
86
DHANISTHA
1. Buah mentah
2. Brondolan tertinggal/tidak dikutip
3. Buah masak tidak dipanen/Buah tinggal
4. Buah/Brondolan di curi
5. Buah mentah diperam
6. Tangkai panjang
7. Buah partenocarpi, Buah Batu, Buah abnormal
8. Janjangan / buah busuk
9. Terikutnya kerikil / sampah
10. Administrasi yang tidak akurat….. Dsb
87
DHANISTHA
88
DHANISTHA
89
DHANISTHA
90
DHANISTHA
91
DHANISTHA
92
DHANISTHA
93
DHANISTHA
“MEMINIMALKAN LOSES”
94
DHANISTHA
95
DHANISTHA
DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA
Terima Kasih