Anda di halaman 1dari 97

DHANISTHA

DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA

MKE 13.
PANEN
DAN PENGANGKUTAN
DHANISTHA
SURYA
NUSANTARA

#1
PENDAHULUAN

2
DHANISTHA

Membangun Perkebunan SURYA


NUSANTARA

Survey lahan

Land clearing

Pancang,
Lubang,
Tanam Kacangan Mengeluarkan Biaya

Tanam Kelapa Sawit

Perawatan TBM

TM Menghasilkan Uang
3
DHANISTHA

Pentingnya Panen SURYA


NUSANTARA

PANEN
Pekerjaan Utama
di Perkebunan Kelapa Sawit

Persiapan Panen
Perlu dilakukan dengan BAIK

Kalau benar Untung, kalau salah


Rugi Tidak ada kata IMPAS (=0)
4
DHANISTHA

Pentingnya Panen SURYA


NUSANTARA

1. APA SAJA YANG HARUS DIPERSIAPKAN?


2. BAGAIMANA PELAKSANAAN KERJA PANEN?
3. BAGAIMANA PENGANGKUTAN?
4. KUALITAS SEPERTI APA YANG INGIN DICAPAI?

5
DHANISTHA
DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA

#2
PERSIAPAN PANEN
DHANISTHA

Persiapan Alat-Alat Panen/Potong Buah SURYA


NUSANTARA

Alat memotong buah/TBS


CHISEL
• Dodos ( DODOS )

– TM 1-2 lebar ± 8 cm

– TM > 2-4 lebar ± 12.5 cm

– TM > 4-5 lebar ± 14 cm
• Pisau egrek
• Tongkat /alumunium pole SICKLE
( EGREK )
• Kapak
• Batu asah

SHARPENING STONE 7
( BATU ASAH )
DHANISTHA

Persiapan Alat-Alat Panen/Potong Buah SURYA


NUSANTARA

CART
( ANGKONG )

Alat membawa/mengangkat
buah/TBS & Berondolan
SACK
• Angkong ( KARUNG GONI )

• Goni eks pupuk


• Ember 8 Kg
BUCKET
• Pungkis ( EMBER )
LOOSE FRUIT BASKET
Alat memuat/membongkar ( PUNGKIS )

buah/TBS
• Gancu
• Tojok

8
DHANISTHA

Alat Panen Mekanis SURYA


NUSANTARA

MOTOR SICKLE
( EGREK DENGAN MESIN )

MOTOR CHISEL
( DODOS DENGAN MESIN )

UTILITY TRACTOR WITH GRAPPLE DUMP BOX (


TRAKTOR DENGAN CAPIT DAN BAK HIDROLIK )
9
DHANISTHA

Alat Pelindurng Diri (APD) SURYA


NUSANTARA

SARUNG
TANGAN

10
DHANISTHA

Infrastruktur Panen SURYA


NUSANTARA

TPH (Tempat Pengumpulan Hasil)


• TPH diperlukan sebagai tempat penumpukan hasil panen
• TPH dibuat setiap 3 pasar pikul untuk areal datar dan bergelombang,
sedangkan untuk areal berbukit disesuikan dengan kondisi lapangan.
• Ukuran TPH: 3 m x 4 m
• Permukaan tanah TPH harus rata sehingga mempermudah penempatan TBS
• Penomoran TPH, berbentuk bulat dengan ø 20 cm, warna dasar
biru, serta warna tulisan putih, memuat informasi:
J35 : Blok J35
J35 12 : Nomor TPH
12 Bentuk : Lingkaran (diameter 20 cm)

• Penomoran TPH dibuat berurut dari Barat – Timur (Dimulai dari sisi selatan)
• Penomoran TPH dibuat di kedua sisi collection road pada setiap blok

11
DHANISTHA

Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) SURYA


NUSANTARA

PENOMORAN TPH PADA TM > 5

J35
12

3m

12
4m
DHANISTHA

Akses Panen SURYA


NUSANTARA

Pasar Pikul/Jalan Panen (Path)


• Lebar 1,5 - 2 m, bersih dari gulma dan tunggul (kayu)
• Pada areal datar dan bergelombang:
– Setiap 2 baris tanaman terdapat 1 pasar pikul

– Tembus CR (Collection Road) CR
– Tegak lurus dengan pasar tengah/jalan kontrol (Control Path) yang
berada di tengah blok
– Pada areal rawa dan Gambut, pasar pikul yang terhalangi oleh parit,
untuk dapat diakses ke CR dihubungkan oleh pasar kumis.
• Pada areal berbukit dan terasan:
– Panjang pasar pikul mengikuti panjang terasan
– Lebarnya 1-1,5 m
– Tiap pasar pikul/terasan dihubungkan dengan tangga panen atau ereng-ereng

13
DHANISTHA

Pasar Pikul pada Areal Datar dan Bergelombang SURYA


NUSANTARA

pasar tengah

pasar pikul

1,5 -2 m
14
DHANISTHA

Pasar Pikul pada Areal Berbukit dan Terasan SURYA


NUSANTARA

Tangga Panen

pasar pikul

1 -1,5 m

15
DHANISTHA

Akses Panen SURYA


NUSANTARA

Titi Panen
• Pemasangan titi panen di pinggir CR
yang ada paritnya diberikan setiap
TPH dengan asumsi 3 pasar pikul
untuk 1 TPH
• Titi panen terbuat dari beton
dengan ukuran lebar 20 cm x tinggi
15 cm
• Panjang titi panen disesuaikan 20 cm 15 cm
dengan lebar parit (pada Collection 50 Cm
Drain ± 2 m) dengan menambahkan
50 cm pada masing-masing tepi 2m
50 Cm
parit (total 1 m)
• Untuk menghindari resiko pecah
dan masalah pengangkutan
material, sebaiknya titi panen
ukuran lebih dari 6 m di buat di
lokasi.

16
DHANISTHA

Kapveld/Seksi Panen SURYA


NUSANTARA

• Kapveld/seksi panen adalah sektor-sektor atau


wilayah-wilayah panen dalam suatu afdeling.
• Pembagian seksi panen dalam satu afdeling
berdasarkan 6 hari dalam satu rotasi panen (6/7)
• Ditentukan pada saat TBM 3 yaitu menjelang
pelaksanaan panen perdana
• Prinsipnya adalah seluruh luasan TM afdeling harus
selesai dipanen dalam 6 hari kerja yaitu Senin sampai
dengan Sabtu sehingga didapat rotasi panen minimal 4
kali setiap bulannya untuk setiap seksi

17
DHANISTHA

Kapveld/Seksi Panen SURYA


NUSANTARA

Pertimbangan Utama

Satu seksi harus selesai Output pemanen


dipanen satu hari lebih tinggi

Areal Panen Transportasi


Terkonsentrasi lebih efisien

Mempermudah kontrol Keamanan buah


supervisi lebih terjamin

18
DHANISTHA

Kapveld/Seksi Panen SURYA


NUSANTARA

Pertimbangan Tambahan

1. Variasi potensi, bukan hanya luas

2. Arah putaran; sistematis

3. Letak posisi pondok

4. Hari Jum’at (ibadah)

5. Kemudahan pengancakan

19
DHANISTHA

Contoh perhitungan Kapveld panen SURYA


NUSANTARA

• Suatu afdeling memiliki luas 750 ha. Tentukan Luasan Kapveld panen!

• Maka luasan Kapveld per hari adalah:


• Pada hari biasa (selain ju’mat) luasan panen:
( 7jam /40 jam/minggu) x 750 ha/minggu = 131,25 ha
• Pada hari jumat luasan dapat disesuaikan dengan jam kerja :
( 5jam /40 jam/minggu) x 750 ha/minggu = 93,75 ha
• Jadi luasan Kapveld panennya adalah sebagai berikut

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

131,25 Ha 131,25 Ha 131,25 Ha 131,25 Ha 93,75 Ha 131,25 Ha

20
Contoh Kapveld/Seksi Panen DHANISTHA
SURYA

Pada Areal Datar Bergelombang NUSANTARA

21
DHANISTHA
Contoh Kapveld/Seksi Panen SURYA

Pada Areal Berbukit dan Teras NUSANTARA

22
DHANISTHA

Rotasi panen SURYA


NUSANTARA

• Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen


terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama.
• Rotasi panen 6/7 adalah rotasi panen dalam kondisi normal.
• Asisten harus memastikan terlebih dahulu bahwa blok
yang akan dipanen adalah blok yang sudah
memasuki hari ke-7 dalam rotasi panen.
• Monitoring rotasi panen dilakukan dengan
membuat visualisasi rotasi panen di kantor
afdeling menggunakan Format Rotasi Panen.

23
DHANISTHA

Rotasi Panen Normal SURYA


NUSANTARA

24
DHANISTHA
Bagaimana tanggapan anda SURYA

terhadap Rotasi Panen berikut? NUSANTARA

25
DHANISTHA

Akibat pusingan potong buah yang terhambat SURYA


NUSANTARA

• Losses akan meningkat


• Pusingan potong buah semakin terlambat
• Biaya potong buah akan meningkat
• Biaya transport akan meningkat

26
DHANISTHA

Pentingan Menjaga Pusingan/Rotasi Panen SURYA


NUSANTARA

• Caranya menjaga Pusingan potong buah


supaya tetap normal (7 hari) yaitu dengan terus
menerus memantau DAFTAR PUSINGAN
POTONG BUAH dan segera mengambil tindakan
untuk menormalkan bila 6≤ hari atau 8≥ hari.

27
DHANISTHA

Persiapan Tenaga Panen/Potong Buah SURYA


NUSANTARA

Pertimbangan Utama

1. Anggaran/budget yang ada


1. Luasan Panen (Ha)
2. Total Produksi Setahun (kg)

2. Output pemanen
1. ha/HK
2. Kg/HK

3. Angka Kerapatan Panen (%)

28
DHANISTHA

Persiapan Tenaga Panen/Potong Buah SURYA


NUSANTARA

Pertimbangan Tambahan

1. Umur Tanaman
1. BJR
2. Tinggi pokok

2. Topografi
1. Datar dan bergelombang
2. Berbukit dan terasan

29
DHANISTHA

Perhitungan kebutuhan Tenaga Panen SURYA


NUSANTARA

1. Perhitungan kebutuhan tenaga panen harus berdasar anggaran/budget yang ada. Berdasarkan
luasan panen, secara rata-rata (umum) dapat dihitung dengan rumus :

( )=
6 × ( )

prestasi kerja panen untuk areal datar : 3 - 4 ha/HK per hari dengan 1,5 - 2 ha/ancak
prestasi kerja panen untuk areal bukit : 2 - 3 ha/HK per hari tergantung kondisi bukit dan luasan blok

Contoh Kasus:
Suatu afdeling memiliki luas 750 ha, dengan prestasi kerja panen adalah 2,5 ha/HK per hari. Tentukan
kebutuhan tenaga panen dan rasio pemanen/ha.
Jawab:
750
Kebutuhan tenaga panen =
6 × 2,5 /
= 50
50
Rasio pemanen/ha = = 0,067 /
750

30
DHANISTHA

Perhitungan kebutuhan Tenaga Panen SURYA


NUSANTARA

2. Berdasarkan out put pemanen, secara rata-rata (umum) dapat dihitung dengan rumus :
( )
=
× 300 ( )

Contoh Kasus:
Suatu afdeling memiliki total budget produksi setahun sebesar 18.000 ton. Bila rata-rata
output pemanen per hari adalah 1200 kg/HK per hari, tentukan kebutuhan tenaga panen dan
rasio pemanen/ha.
Jawab:
18.000.000
Kebutuhan tenaga panen =
1.200 × 300
= 50
Rasio pemanen/ha = 50 = 0,067 /
750

31
DHANISTHA

Ancak Panen SURYA


NUSANTARA

terbagi menjadi 2
yaitu: 1. Ancak tetap
• Suatu sistem organisasi panen dimana semua pemanenan
diberi di nomor ancak tetap di blok panen selama proses
panen berlangsung untuk menjadi kestabilan kecepatan
panen serta tidak ada ancak tertinggal.
2. Ancak giring
• Sistem ancak panen yang dilakukan dengan cara
mengiring atau memindahkan pemanen dari suatu ancak
ke ancak berikutnya dengan cara digiring. Ancak giring
hanya digunakan pada saat awal produksi (TM 1)

32
DHANISTHA

Ancak Tetap SURYA


NUSANTARA

Tanggung jawab karyawan +


terhadap ancak tinggi

Kondisi areal relatif bagus, karena kesalahan


karyawan dapat dideteksi dengan mudah

Penguasaan karyawan terhadap areal tinggi,


sehingga lebih mudah mencari solusi sendiri,
apabila menemukan kesulitan kerja

33
DHANISTHA

Ancak Tetap SURYA


NUSANTARA

Manajemen potong buah tidak


-
berdasarkan AKP (karyawan tetap)

Peran mandor mengecil, bukan


pembimbing tetapi pendenda

Distribusi buah menyebar

Transport kurang efektif karena


buah lambat keluar/menyebar

Kurang sesuai pada kondisi ancak heterogen


dan situasi turn over tinggi

34
DHANISTHA

Ancak Giring SURYA


NUSANTARA

Cocok untuk areal yang baru panen +


Dapat diterapkan kepada jumlah
pemanen berapapun

Distribusi buah mengumpul dan


cepat keluar

Memudahkan transport TBS

Kemungkinan ancak tertinggal kecil

35
DHANISTHA

Ancak Giring SURYA


NUSANTARA

Tanggung jawab ancak relatif rendah -

Susah ditelusuri karyawan yang


melakukan kesalahan

Output karyawan biasanya rendah,


banyak jalan-jalan

36
DHANISTHA

Pembagian ancak panen SURYA


NUSANTARA

• Jika pemanen tidak hadir maka


Mandor Panen harus
memperbantukan pemanen
ancak sebelahnya (supaya tidak
ada ancak tertinggal) atau
menggantikan pemanen tersebut
dengan pemanen pengganti.
• Nomor ancak harus ditulis secara
permanen di batang pokok kelapa
sawit di perbatasan ancak
masing-masing.
• Setiap pemanen melaksanakan
panen pad aarah yang smaa
dikerjakan seacar rutin, pemanen
harus bertanggung jawab
menyelesaikan sesuai dengan
luas yang ditentukan setiap hari
tanpa ada yang tertinggal.

37
DHANISTHA

Pembagian ancak panen di areal datar SURYA


NUSANTARA

• Pembagian ancak panen di areal datar diatur menggunakan sistem ancak tetap
harus dipastikan seluruh luasa afdeling selesai dipanen dalam 6 (enam) hari (6/7)

38
DHANISTHA

Pembagian ancak panen di areal berbukit dan teras SURYA


NUSANTARA

• Sistem pengaturan ancak


panen di areal berbukit dan
di teras berbeda dengan di
area datar.
• Arah panen di areal berbukit
diawali dari teras paling atas
sehingga membentuk pola
spiral. Pengancakan pemanen
di areal berbukit dilakukan
dengan SI. pengaturan ancak
panen tetap per sub blok
disesuaikan dengan luasan
sub blok dibagi kemampuan
luasan ha panen pemanen per
hari kerja

39
DHANISTHA

Contoh Kasus Pengaturan Ancak: SURYA


NUSANTARA

Suatu Afdeling memiliki luasan dan kondisi sebagai berikut:


• Luasan ha panen = 500 ha
• Kondisi areal
– 80% berbukit dan di teras
– 20% lebungan
• Kondisi blok
– 16 main blok dan terbagi menjadi 80 sub blok (bukit)
– Luasan kisaran 1 sub blok (bukit) = 5 – 10 ha
– Dudukan 1 sub blok dengan sub bolok yang lain tidak teratur
• Prestasi kerja panen adalah 2,5-3 ha
500
• Luasan kapveld/seksi panen = = 83,33 ℎ ~ 83 ℎ ℎ
6
83

• Kebutuhan tenaga panen = 2,5−3 / = 27-33 HK per hari


40
DHANISTHA

Contoh Kasus Pengaturan Ancak: SURYA


NUSANTARA

• Jumlah sub blok yang dipanen per hari


80
= = 13 − 14
6
• Pengaturan pemanen disesuaikan luasan sub blok, misalnya:
– Sub blok C30a = 5 ha maka pemanen hanya butuh 2 pemanen,
– Sub blok C30b = 6 ha maka pemanen hanya butuh 2 pemanen,
– Sub blok C30c = 7 ha maka pemanen hanya butuh 3 pemanen,
– Sub blok C30d = 7.5 ha maka pemanen hanya butuh 3 pemanen,
– Sub blok C30e =8 ha maka pemanen hanya butuh 3 pemanen,
– Sub blok C31a = 9 ha maka pemanen hanya butuh 3 pemanen,
– Sub blok C31b = 10 ha maka pemanen hanya butuh 4 pemanen.
• Penentuan pasangan pemanen per sub blok diusahakan
nomor urut panennya adalah berurutan. Misal: pemanen yang
panen di C30a adalah pemanen nomor 1 dan 2, sedangkan di
C30b adalah pemanen urut 3 dan 4, begitu seterusnya.

41
DHANISTHA
DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA

#3
PELAKSANAAN KERJA
PANEN
DHANISTHA

Sensus Angka Kerapatan Panen (AKP) (H-1) SURYA


NUSANTARA

Mandor Panen wajib melakukan


sensus AKP pada setiap blok
yang akan dipanen H-1 untuk
mendapatkan nilai AKP dan
melakukan taksasi panen.

Nilai AKP digunakan dalam


taksasi panen untuk menghitung
jumlah produksi esok hari
sehingga dapat ditentukan
jumlah tenaga kerja panen dan
kebutuhan alat pengangkutan.

Angka Kematangan Panen


diperoleh dari sensus AKP yaitu
Melihat langsung di lapangan
berapa buah masak yang ada di
pokok sampel yang diamati.
43
DHANISTHA

Sensus Angka Kerapatan Panen (AKP) (H-1) SURYA


NUSANTARA

• Jumlah sampel diambil sebesar 5%


dari total pokok dalam satu blok
atau minimal 6 baris tanaman.
• ada areal datar dan bergelombang
6 baris tersebut adalah baris ke-
10,11,60,61,110,111
• Pada areal berbukit/teras
berdasarkan dari nomor TPH.
• Kegiatan sensus AKP
menggunakan Form Sensus AKP.

Jumlah Janjang Masak


AKP = x 100%
Jumlah Pokok yang diperiksa

44
DHANISTHA

Taksasi Panen (H-1) SURYA


NUSANTARA

• Setelah mendapatkan nilai AKP, Mandor Panen melakukan


taksasi panen menggunakan form Taksasi Panen.
• Rumus perhitungan taksasi
= Nilai AKP (%) x Luas panen (ha) x SPH (pokok/ha) X BJR (kg/jjg)

45
DHANISTHA

Contoh Kasus SURYA


NUSANTARA

• Mandor panen Hardi di Afdeling I SSB akan melaksanakan panen di


blok A 10/A 11. Luas 2 blok tersebut 60 Ha dengan SPH 136 pokok/
ha. Setelah dilakukan sensus kerapatan buah/panen, diketahui
kerapatan buah adalah 40 %. BJR di 2 blok tersebut 15 Kg, dengan
out put rata-rata karyawan 120 janjang. Kemampuan 1 Unit Transport
(DT) mengangkut buah 7 Ton, dalam 1 hari mampu sebanyak 2 trip.
Berapa Jumlah Bagaimana Kebutuhan Tenaga Panen dan
Kebutuhan Unit Transport esok hari ?

46
DHANISTHA

Penyelesaian Kasus SURYA


NUSANTARA

• Jumlah pokok yang akan dipanen


– 60 ha x 136 pokok/ ha = 8160 pokok
• Jumlah janjang yang akan dipanen
– 8160 pokok x 40% = 3264 janjang
• Kebutuhan pemanen
– 3264 janjang : 120 janjang/ HK = 27, 2 HK ~ 27 HK
• Produksi Esok Hari
– 3264 janjang x 15 kg = 48960 Kg ~ 49 Ton
• Kebutuhan Unit
= 49 Ton/Hari .
7 Ton/rate x 2 rate/hari per unit
= 3,5 Unit ~ 3 - 4 unit transport (DT)

47
DHANISTHA

Tahapan Pekerjaan Panen (H-0) SURYA


NUSANTARA

Apel pagi di Kantor Afdeling

Absensi

Pengecekan kelengkapan APD dan peralatan kerja

Penyampaian hasil kerja kemarin oleh kerani buah

Pengarahan kerja oleh mandor panen

Pengucapan “Sapta disiplin potong buah” 48


DHANISTHA

Tahapan Pekerjaan Panen (H-0) SURYA


NUSANTARA

Berangkat Menuju Ancak

Pemanen berangkat ke
areal yang akan dipanen
menggunakan transportasi
yang sudah dipersiapkan
oleh perusahaan

Jika menggunakan kendaraan


pribadi, pemanen harus
segera berangkat ke areal dari
kantor afdeling dan tidak
diperkenankan untuk kembali
ke rumah terlebih dahulu

49
DHANISTHA

Tahapan Pekerjaan Panen (H-0) SURYA


NUSANTARA

Pengancakan di Areal Panen

Sesampai di areal, mandor mengatur


pemanen ke ancak masing-masing

Pemanen yang sudah mendapatkan


ancak diharuskan langsung bekerja
dan tidak diperkenankan melakukan
aktivitas lainnya, seperti sarapan pagi
50
DHANISTHA

Tahapan Pekerjaan Panen (H-0) SURYA


NUSANTARA

Memeriksa Setiap Pokok di Ancak

Berjalan masuk ke dalam ancak

Memeriksa tingkat kematangan buah

Kriteria buah matang siap panen


TM 1 –5 (panen 5 brondolan jatuh
menggunakan di piringan
dodos)
TM > 5 (panen 10 brondolan jatuh
menggunakan di piringan
egrek)

51
DHANISTHA

Tahapan Pekerjaan Panen (H-0) SURYA


NUSANTARA

Menurunkan Buah Matang…

Memotong buah

Memotong pelepah
(bila dibutuhkan)

Menyusun pelepah
di gawangan mati

52
DHANISTHA

Ketentuan jumlah pelepah yang harus dijaga SURYA


NUSANTARA

Umur Tanaman Lingkar Pelepah Jumlah Pelepah Rotasi Per Tahun


Per Pokok
Tidak diperbolehkan potong pelepah, kecuali pelepah
<4
kering pada saat dilakukan tunas buah pasir
4-7 6-7 48-56 (songgo 3) 1
8-14 5-6 40-48 (songgo 2) 1,3
>14 4 32-36 (songgo 1) 1,3

53
DHANISTHA

Tahapan Pekerjaan Panen (H-0) SURYA


NUSANTARA

Menurunkan Buah Matang…

Memotong gagang panjang


dengan potongan V
cut/cangkem kodok

Buah yang dipanen diletakkan di


pinggir piringan arah pasar pikul

Tangkai yang telah dipotong


harus dibuang ke gawangan mati

Pindah ke pokok selanjutnya

54
DHANISTHA

Tahapan Pekerjaan Panen (H-0) SURYA


NUSANTARA

Mengutip seluruh Buah dan Brondolan

Pemanen mengumpulkan hasil panen dan


dimasukkan ke dalam angkong menggunakan gancu

Mengutip seluruh berondolan (di ketiak pokok,


piringan, gawangan dan pasar pikul)
menggunakan tangan (hand picking)

55
DHANISTHA

Tahapan Pekerjaan Panen (H-0) SURYA


NUSANTARA

Mengangkut Buah dan Brondolan menuju TPH

Setelah angkong penuh buah


selanjutnya diangkut ke TPH.

Pengangkutan buah dimulai


dari pasar tengah/pasar
kontrol menuju ke TPH

56
DHANISTHA

Tahapan Pekerjaan Panen (H-0) SURYA


NUSANTARA

Menyusun Buah dan Brondolan TPH

Buah disusun rapi di TPH per


5 (lima) baris ke belakang.

brondolan ditumpuk di
atas alas karung dengan
takaran 8 kg/tumpukan

Setelah selesai pemanen


menuliskan nomor
pemanen di beberapa
tangkai buah yang
diantrikan di TPH tersebut

Pemanen pindah ke
ancak selanjutnya
57
DHANISTHA

Pengawasan Panen SURYA


NUSANTARA

• Untuk mencapai tingkat pengawasan


yang efektif, satu orang Mandor
Panen mengawasi 15 – 20 pemanen.
Mandor Panen harus memastikan
bahwa semua ancak yang ada di
bawah pengawasannya telah dipanen
dan brondolan dikutip seluruhnya.
• Mandor Panen harus melakukan
pengawasan setiap hari di lokasi
ancak panen sampai panen selesai.
• Mandor Panen bertanggu jawab
terhadap setiap pemanen yang
menjadi anggotanya termasuk juga
yang memberikan pertolongan
pertama bila terjadi kecelakaan kerja

58
DHANISTHA

Arah Pergerakan dan Pengawasan Panen SURYA


NUSANTARA

Pasar Tengah

CR

Pasar Tengah

59
DHANISTHA

Pemeriksaan Mutu Buah dan Ancak SURYA


NUSANTARA

• Untuk menjaga aspek mutu panen yang baik


dan berkesinambungan mulai dari pimpinan
tertinggi di kebun hingga mandor harus
memeriksa secara rutin ancak pemanen dari
kualitas panen yang dilakukan.
• Asisten dan Mandor 1 melakukan
pemeriksaan mutu buah dan ancak
bersama Mandor Panen setiap hari.
• Pemeriksaan mutu buah dilakukan pada
areal yang dipanen hari itu juga,
minimal 5% dari jumlah TPH untuk
setiap blok yang dipanen.
• Pemeriksaan mutu buah menggunakan
Form Pemeriksaan Mutu Buah.
• Pemeriksaan ancak dilakukan pada areal
yang sudah selesai dipanen (H+1) minimal
5% dari keseluruhan luasan areal.
• Pemeriksaan ancak menggunakan
Form Pemeriksaan Ancak.

60
DHANISTHA

Form Pemeriksaan Mutu Buah SURYA


NUSANTARA

61
DHANISTHA

Form Pemeriksaan Ancak SURYA


NUSANTARA

62
DHANISTHA
DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA

#4
PENGANGKUTAN HASIL PANEN
DHANISTHA

Pengangkutan Hasil Panen SURYA


NUSANTARA

• Panen, Transport dan Pengolahan/Pabrik


merupakan rangkaian mata rantai tertutup
• Keberhasilan salah satu faktor akan
dipengaruhi dan mempengaruhi faktor
yang lain

64
DHANISTHA

Diagram Interaksi (Potong buah, Transport & Pabrik) SURYA


NUSANTARA

Potong Buah

 Rotasi Panen

 
Pengutipan brondolan

 %-tase buah mentah (mutu buah)
 
Sistem panen & loses

Transport

 
Organisasi transport (panen)

 
Pola & perawatan jalan

 
Tipe & maintenance alat transport

 
Operasional & pengorganisasian

 
Loading ramp (kasus : double handling)

  Pengolahan/pabrik
Sistem premi transport
   
Keamanan/losses Jumlah & fluktuasi buah

Mutu pengolahan buah
Loading ramp & timbangan

Maintenance & instalasi

Efisiensi & kapasitas olah
65

Losses
DHANISTHA

5 Sasaran Kelancaran Transport TBS SURYA


NUSANTARA

1. Menjaga kualitas CPO agar tetap tinggi dengan FFA rendah

2. Meminimalkan losses dengan memastikan buah terangkut


semua hari itu juga (restan = 0)

3. Kapasitas dan kelancaran pengolahan di PKS

4. Keamanan TBS

5. Cost (Rp/Kg) Transport yang minimal

66
DHANISTHA

Pengangkutan Hasil Panen SURYA


NUSANTARA

• TBS yang sudah dipanen harus diangkat ke PKS pada hari


yang sama dan pengiriman pertama dimulai pada pukul 09.00
WIB, guna mendapatkan minyak dengan kualitas yang baik
(Asam Lemak Bebas/Free Fatty Acid (FFA) < 3%).
• Loading buah dapat dikerjakan apabila sudah terdapat TBS di TPH
• Buah di TPH harus dilengkapi dengan Bunch Counts
Chit (BCC) sehingga informasi yang diperlukan lengkap.
• Kebutuhan unit harus berdasarkan taksasi TBS yang dihitung
berdasarkan sensus Angka Kerapatan Panen (AKP).
• Kerani buah harus berkoordinasi dengan Mandor Panen
mengenai lokasi panen, jumlah buah yang sudah dipanen,
total jumlah pemanen dan kondisi jalan.
• Pengaturan unit dilakukan dengan sistem paket, yaitu 1
supir dan 2 tukang muat tergantung dari banyaknya buah.

67
DHANISTHA

Pengangkutan Hasil Panen SURYA


NUSANTARA

Pengiriman buah dari TPH menuju ke PKS


bergantung dari:
1. Kapasitas DT
2. Jarak afdeling ke PKS
3. Ketersediaan buah di TPH
4. Kecepatan muat
5. Waktu muat ke PKS

68
DHANISTHA

Contoh Perhitungan Kebutuhan Transport SURYA


NUSANTARA

Diketahui:
• Kecepatan DT rata-rata 20 km/jam
• Kapasitas 6 ton ton/trip
• Jarak 5 km (PP 10 km)
• Kecepatan muat 1 jam/trip
• Total buah yang akan dimuat 24 ton
• Antri dan loading PKS 0.5 jam

Tentukan Jumlah Unit (DT) yang dibutuhkan esok hari!

69
DHANISTHA

Penyelesaian Kasus SURYA


NUSANTARA

Waktu yang dibutuhkan untuk 1 trip muat buah dari TPH ke PKS adalah:
= waktu muat + waktu tempuh + antri dan loading PKS
= 1 jam + (10 km: 20 km/ jam) + 0.5 jam
= 1 jam + 0.5 jam + 0.5 jam
= 2 jam/trip

Untuk mengangkut 24 ton buah maka jumlah unit yang dibutuhkan


= total buah yang diangkut x waktu yang dibutuhkan/trip
kapasitas dump truck jam kerja per hari
= 24 ton/hari x 2 jam/trip/unit
6 ton/trip 8 jam/hari
= 1 unit

Dengan demikian, jumlah unit yang dibutuhkan adalah 1 unit dump truck.

70
DHANISTHA

Proses Grading dan Pencatatan Buah di TPH SURYA


NUSANTARA

• Kerani Buah melakukan


pengecekan kualitas buah
di TPH dan mencatat hasil
grading di lembar BCC.
• Kerani buah bertugas untuk
mencatat setiap janjang yang
ada di TPH, dan mengisi
BCC. Pastikan Kerani buah
mengecek dan mencatat
jumlah buah berdasarkan
kualitas dengan tepat.
• Pengecekan dapat dibantu
dengan menggunakan gancu

71
DHANISTHA

Kriteria grading buah di TPH SURYA


NUSANTARA

72
DHANISTHA

Kriteria grading buah di TPH SURYA


NUSANTARA

73
DHANISTHA

Kriteria grading buah di TPH SURYA


NUSANTARA

74
DHANISTHA

Proses Grading dan Pencatatan Buah di TPH SURYA


NUSANTARA

• Data grading diisi dilembar BCC


sesuai dengan kriteria buah
• Lembar BCC terdiri dari 3 lembar:
1. Lembar putih diletakkan di atas
tumpukan janjang di TPH, kemudian
dikumpulkan oleh supir dan
diserahkan ke Kerani buah untuk
pembuatan NAB. Semua lembar BCC
putih yang dikumpulkan sebagai
lampiran NAB putih akan diserahkan
ke kerani timbang PKS untuk disimpan
dan diambil oleh kerani data laporan di
H+1 panen bersama tiket timbang
2. Lembar merah diserahkan kepada
Mandor Panen oleh kerani buah.
BCC lembar merah akan dijadikan
lampiran laporan harian mandor
(LHM) panen dan
didokumentasikan di kantor afdeling
3. Lembar kuning diserahkan oleh kerani
buah kepada pemanen pada saat apel
pagi H+1 panen sebagai bukti
kegiatan panen yang telah dilakukan.
75
DHANISTHA

Proses Grading dan Pencatatan Buah di TPH SURYA


NUSANTARA

• Supir dan tukang muat mengangkut buah di


TPH serta mengambil lembar BCC putih
• Jika ditemukan buah di TPH tanpa BCC
(lembar putih):
– Supir tidak diperbolehkan mengangkut Lembar
buah tanpa BCC putih tersebut BCC Putih
– Saat supir menyerahkan BCC putih ke kerani buah
untuk pembuatan Nota Angkut Buah (NAB), supir
menginformasikan pada Kerani buah di TPH
mana saja ada buah tanpa BCC putih
– Kerani buah akan kembali ke TPH dimana terdapat
buah tanpa BCC putih. Jika BCC putih pada buah
memang hilang, buah akan diberi tanda dengan
BCC kuning (copy carbon dari BCC putih yang
hilang) dan kerani buah membuat berita acara
(BA) BCC putih hilang). Jika memang buah
terlewat belum dibuatkan BCC putih, kerani buah
akan melakukan grading dan mencatat jumlah
buah ke dalam form BCC serta meletakkan
lembar BCC putih di atas buah TPH tersebut
– Supir akan mengangkut buah yang
tertinggal karena belum ada BCC/hilang
pada trip berikutnya.
• Tidak boleh ada brondolan dan buah yang
tertinggal di TPH, semua buah yang ada di
TPH harus diangkut ke PKS (termasuk
janjang kosong dan buah busuk)

76
DHANISTHA

Pengangkutan Buah dari TPH ke PKS SURYA


NUSANTARA

• Pengangkutan buah menjadi tanggung jawab


supir truk dan tukang muat.
• Supir truk mengambil dan mengumpulkan
lembar BCC putih atau delivery ticket yang
berada di atas buah di TPH.
• Tukang muat akan memasukkan semua
buah dan brondolan di TPH ke dalam truk.
• Brondolan dan TBS harus diangkut secara
bersamaan dan harus dipastikan bersih, tidak
tercampur kotoran seperti sampah, tanah,
pasir, kerikil, goni, dan lain-lain. Dilarang
menggunakan alat seperti sekop, cangkul untuk
memuat brondolan ke truck guna menghindari
terikutnya sampah dan buah memar (Bruising)
• Pengangkutan TBS dikatakan penuh apabila 2
lapis buah sudah tersusun rapi di atas rata-rata
bak dump truck

77
DHANISTHA

Pengangkutan Buah dari TPH ke PKS SURYA


NUSANTARA

• Apabila afdeling jauh


dan melewati jalan
umum, tukang muat
wajib memasang
jaring pengaman dan
menyegel jaring
tersebut (segel harus
disertai dengan
nomor segel).

78
DHANISTHA

Pengangkutan Buah dari TPH ke PKS SURYA


NUSANTARA

• Supir menyerahkan form BCC


putih atau delivery ticket yang
sudah terkumpul kepada kerani
buah untuk dihitung ulang dan
kerani buah akan membuat NAB.
• NAB harus diisi dengan lengkap
dan ditandatangai oleh supir,
Kerani Buah dan Asisten.
• NAB yang telah dibuat, diserahkan
ke supir dan selanjutnya truck
berangkat ke PKS
• NAB terdiri dari 3 lembar:
1. Lembar putih diserahkan ke PKS
2. Lembar merah diserahkan ke
kantor kebun
3. Lembar kuning diserahkan ke supir
79
DHANISTHA

Pengangkutan Buah dari TPH ke PKS SURYA


NUSANTARA

• Waktu pengangkutan diatur sesuai ketentuan berikut;


– TBS harus diangkut ke pabrik secepat mungkin sejak panen
– Supir harus menginformasikan kepada kerani buah mengenai
estimasi waktu berangkat dan sampai di PKS
– Kerani buah harus berkoordinasi dengan Mandor Panen untuk
segera mengatur trip panen berikutnya, sehingga tidak ada
jeda waktu tunggu yang terlalu lama.
• Harus diperhatikan keselamatan tukang muat.
– Tidak boleh berada di atas truk saat mobil berjalan
– Penyimpanan tojok di unit truk
– Alat keselamatan kerja harus digunakan

80
DHANISTHA

Pengangkutan Buah dari TPH ke PKS SURYA


NUSANTARA

• Waktu pengangkutan diatur sesuai ketentuan berikut;


– TBS harus diangkut ke pabrik secepat mungkin sejak panen
– Supir harus menginformasikan kepada kerani buah mengenai
estimasi waktu berangkat dan sampai di PKS
– Kerani buah harus berkoordinasi dengan Mandor Panen untuk
segera mengatur trip panen berikutnya, sehingga tidak ada
jeda waktu tunggu yang terlalu lama.
• Harus diperhatikan keselamatan tukang muat.
– Tidak boleh berada di atas truk saat mobil berjalan
– Penyimpanan tojok di unit truk
– Alat keselamatan kerja harus digunakan

81
DHANISTHA

Administrasi pengangkutan TBS ke PKS eksternal SURYA


NUSANTARA

• Timbang TBS sebelum mengirim ke PKS eksternal (berlaku di


estate yang sudah memiliki timbangan), kemudian membawa
bukti timbang kebun dan lembar NAB tersebut ke PKS eksternal
• Toleransi perubahan angka timbang kebun dengan PKS
eksternal (penyusutan berat) adalah sebagai berikut
– 0 – 2 0 km maksimal 0.3%
– > 20 – 100 km maksimal 0.80%
– > 100 km maksimal 1%
• Supir membawa lembar NAB merah, kuning, dan tiket
timbang PKS eksternal ke kebun
• Menyerahkan lembar NAB merah dan tiket timbang ke
kerani, data laporan serta NAB kuning untuk arsip supir

82
DHANISTHA

Pengangkutan truk eksternal SURYA


NUSANTARA

• Pengangkutan TBS menggunakan truk eksternal dapat


dilakukan apabila mendapat persetujuan dari manejemen
dan telah ada SPK yang telah ditandatangani antar pihak
ketiga dengan manajemen perusahaan
• Pengangkutan buah menjadi tanggung jawab supir
truk dan tukang muat dari internal perusahaan
• Prosedur pengangkutan eksternal sama dengan
prosedur pengangkutan truk internal

83
DHANISTHA
DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA

#5
KUALITAS HASIL PANEN
DHANISTHA

Kriteria Matang Panen SURYA


NUSANTARA

• Berdasarkan jumlah brondolan yang lepas secara


alami dari janjang panen.

• Selain dari kriteria di atas dinyatakan mentah (tidak ada


istilah mengkal/kurang brondol)

85
DHANISTHA

Inti Pekerjaan Panen SURYA


NUSANTARA

Inti Pekerjaan
PANEN

“MEMINIMALKAN LOSES”

Losses apa saja ?

86
DHANISTHA

Sumber-Sumber Loses SURYA


NUSANTARA

1. Buah mentah
2. Brondolan tertinggal/tidak dikutip
3. Buah masak tidak dipanen/Buah tinggal
4. Buah/Brondolan di curi
5. Buah mentah diperam
6. Tangkai panjang
7. Buah partenocarpi, Buah Batu, Buah abnormal
8. Janjangan / buah busuk
9. Terikutnya kerikil / sampah
10. Administrasi yang tidak akurat….. Dsb

87
DHANISTHA

Buah Mentah SURYA


NUSANTARA

88
DHANISTHA

Berondolan Tidak Dikutip SURYA


NUSANTARA

89
DHANISTHA

Tangkai Panjang SURYA


NUSANTARA

90
DHANISTHA

Buah Busuk SURYA


NUSANTARA

91
DHANISTHA

Buah partenocarpi, Buah Batu, Buah Abnormal SURYA


NUSANTARA

92
DHANISTHA

Pelepah Tidak Disusun Rapi di Gawangan SURYA


NUSANTARA

93
DHANISTHA

Inti Pekerjaan Panen SURYA


NUSANTARA

“MEMINIMALKAN LOSES”

Apa yang harus dilakukan ?

94
DHANISTHA

SAPTA DISIPLIN PANEN SURYA


NUSANTARA

1. Buah matang panen (N) dipotong seluruhnya


2. Buah mentah (A) tidak ada
3. Brondolan dikutip seluruhnya
4. Buah disusun rapi di TPH
5. Pelepah disusun rapi di gawangan mati
6. Pelepah sengkleh tidak ada
7. Administrasi diisi dengan teliti dan
tepat waktu

95
DHANISTHA
DHANISTHAURYA
NUSANTARA
SURYA
NUSANTARA

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai